Seri Pengenalan Kitab-Kitab Tafsir-2 (Al-Khazin)

Seri Pengenalan Kitab-Kitab Tafsir-2 (Al-Khazin)
TAFSIR AL-KHAZIN

Nama Mufassir

Nama beliau adalah Abu al-Hasan, 'Aliy bin Muhammad bin Ibrahim asy-Syîhiy al-Baghdâdiy, asy-Syâfi'iy, seorang Sufi (ahli Tasawuf) yang lebih dikenal dengan nama al-Khâzin. Lahir tahun 678 H dan wafat tahun 741 H).

Nama Kitab

Namanya Lubâb at-Ta`wîl Fî Ma'âniy at-Tanzîl

'Aqidahnya

Beliau adalah seorang Mufassir yang banyak melakukan ta`wil (Mu`awwil), terutama terhadap kebanyakan ayat-ayat mengenai ash-Shifât (sifat-sifat Allah), dan terkadang menyebutkan pula madzhab Salaf dan Khalaf, tanpa menguatkan salah satu dari keduanya.

Spesifikasi Umum

Pengarang kitab ini meringkas kitabnya dari tafsir al-Baghawiy, mengoleksi semua tafsir-tafsir terdahulu dengan menukil atau meringkasnya. Dia tidak melakukan -sebagaimana dituturkannya sendiri- "Selain menukil dan meringkas, dengan cara menghindari pembahasan yang bertele-tele dan panjang membosankan" namun banyak sekali mengetengahkan wejangan-wejangan dan Raqâ`iq (penyucian diri/sentuhan-sentuhan kalbu).

Sikapnya Terhadap Hadits dan Sanad

Beliau mengetengahkan hadits-hadits nabawi ketika menafsirkan ayat-ayat atau menjelaskan hukum-hukumnya tanpa menyebutkan sanad-sanad (jalur trasmisi) -nya karena dia sudah membuangnya sebagaimana disebutkannya di dalam mukaddimah kitab, tetapi disertai penisbahan kepada Mukharrij (periwayat yang mengeluarkan hadits di dalam kitab yang dikarangnya), pensyarahan Gharîb al-Hadîts (ungkapan yang asing) dan hal yang berkenaan dengan faedah-faedah. Beliau juga interes terhadap penyebutan Ghazawât (peperangan) dan tarikhnya.

Sikapnya Terhadap Hukum-Hukum Fiqih

Beliau sangat interes terhadap aspek fiqih dan mengulasnya secara panjang lebar, khususnya di dalam menyebutkan madzhab-madzhab ulama dan dalil-dalil mereka namun begitu beliau juga banyak memasukkan di dalam tafsirnya hal-hal Furû' (cabang-cabang/sub-ordinat) yang terkadang tidak begitu terkait dengan keahlian seorang Mufassir.

Sikapnya Terhadap Qirâ`ât

Sama seperti Mufassir lainnya, Imam al-Baghawiy, yaitu menyinggung Qirâ`ât tanpa panjang lebar.

Sikapnya Terhadap Isrâ`îliyyât

Beliau menyebutkan sebagian Isrâ`îliyyât tetapi tidak mengomentarinya.

Sikapnya Terhadap Sya'ir, Kebahasaan Dan Nahwu

Beliau menghindari perluasan pembahasan tentang I'rab (uraian posisi kata per-kata) dan Balaghah namun menyebutkan sesuatu yang penting saja guna menyingkap makna ayat.

(SUMBER: al-Qawl al-Mukhtashar al-Mubîn Fî Manâhij al-Mufassirîn karya Abu 'Abdillah, Muhammad al-Hamûd an-Najdiy, Hal.28-29)

Tidak ada komentar