SEJATINYA MUSLIMAH


Seorang ibu adalah madrasah bagi para putranya Mempersiapkannya adalah mempersiapkan bangsa yang mulia Seorang ibu adalah taman Jika kau rawat dia , niscaya tumbuh subur menghijau Seorang ibu adalah guru dari guru yang pertama Gerak-geriknya mempengaruhi seluruh ufuk.
Membangun sebuah peradaban harus di mulai dengan membangun keluarga yang beradab. Keluarga kecil yang di dalamnya tercipta manusia-manusia yang setiap tindakannya bermanfaat. Dari keluarga kecil inilah peran ibu sangat penting dalam pembentukan karakter putra-putrinya.
Dalam Islam, posisi keluarga begitu diperhatikan, terlebih lagi peran ibu dalam pembentukan keluarga yang berberkah. Olehnya itu Rasulullah menuntunkan bagi setiap umatnya yang ingin menikah hendaknya memilih calon istri yang baik agamanya sebagai syarat utama, sehingga nantinya keluarga tersebut bisa bahagia di dunia terlebih lagi di Akhirat.
Muslimah menjadi Ibu
Sebaik-baik peran bagi muslimah adalah ibu. Melalui perannya itu, muslimah bisa mendapatkan kemuliaan dari Allah Subhanahu Wata'ala. sehingga mampu melahirkan generasi-generasi yang bertaqwa. Karena itu Muslimah yang mengikuti petunjuk agamanya mengetahui tugas pendidikan yang diembannya, juga tanggung jawab penuh dalam pendidikan anak-anaknya yang diungkapkan Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan dasarnya adalah manusia dan batu” (Tahrim:6)
Sedang Rasulullah shalallahu alahi wasalam mengungkapkan hal itu melalui sabdanya,
“Setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam (penguasa ) adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Dan orang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan pertanggungjawab atas kepemimpinannya. Dan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan kepemimpinannya. Dan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya........” ( Muttafaq Alahi)
Islam memandang keluarga merupakan masyarakat kecil tempat pembentukan jiwa, akal, kebiasaan dan kecenderungan individu. Anak-anak dalam keluarga ibarat bibit-bibit yang lunak, yang siap menerima petunjuk dan bimbingan. Olehnya peran orang tua khususnya ibu sangat besar dan menentukan dalam membentuk kepribadian putra-putrinya serta menunjukkan mereka ke jalan lurus, jalan yang penuh hidayah Allah Subhanahu Wata'ala. dan jalan menuju amal sholih.
Wanita muslimah yang menyadari ajaran agamanya mengetahui tanggungjawabnya dalam mendidik anak-anak sepanjang zaman. Dia sangat pandai mencetak generasi, memberikan pengaruh pada mereka dan menanamkan nilai-nilai luhur ke dalam diri mereka, sehingga dari peran itulah telah lahir pemuka dan tokoh umat ini.
Zubair bin Awwam bisa menjadi orang terkenal dan besar berkat jasa ibunya, Shafiyyah binti Abdul Muntalib yang telah mencetak kerakternya yang terpuji.
Abdullah bin Ja’far, tokoh pemuda Arab terkemuka dan terhormat. Di tangan ibunyalah ( Asma binti Umais), ia mendapat pewarnaan dan kemuliaan. Olehnya Asma menjadi salah satu tokoh wanita terkenal dalam sejarah Islam.
Sejarah telah mencatat dua laki-laki besar dari Bani Umaiyyah, salah satu diantara keduanya di kenal cerdas, bijak dan berkemauan keras. Sedang yang lainnya dikenal adil, baik, shalih dan takwa. Keduanya adalah hasil dari cetakan wanita cerdas dan agung.
Orang yang pertama adalah Abdul Malik bin Marwan, ibunya adalah Aisyah binti Mughirah yang terkenal dengan kepribadian kuat, berkemauan keras dan berotak cerdas. Sedangkan yang kedua adalah Umar bin Abdul Azis, khalifah kelima dari Khulafaur Rasyidin. Ibunya adalah Ashim binti Ashim bin Umar bin Khaththab yang merupakan wanita termulia saat itu dan mempunyai sifat terpuji.
Pada masa kerajaan Abasiyah, kita jumpai dua wanita agung yang telah menanamkan ruh kebesaran dan kemuliaan dalam jiwa putra-putranya. Pertama adalah ibu Ja’far bin Yahya, seorang menteri pada masa khalifah Harun Al-Rasyid dan kedua adalah ibu Imam Syafi’I, yang tidak pernah melihat bapaknya sama sekali kerena telah meninggal sejak ia masih menyusui. Ibunyalah yang membesarkan dan mendidik serta memberikan perhatian kepadanya,
Dalam sejarah, Islam telah mencatat banyak wanita yang telah memasukkan kebesaran dan kemuliaan ke dalam jiwa putera-puterinya dan menanamkan akhlak mulia kedalam diri mereka. dari Wanita-wanita inilah berasal kemuliaan dan kehormatan serta prestasi yang telah di ukir oleh putera-puterinya.
Ala kulli hal, tidak ada peran yang begitu konkret dan menentukan bagi seorang muslimah dalam membangun peradaban kecuali menjadi ibu yang sholihah. Dari rahimnyalah Generasi Islam akan lahir. Ditangannyalah pemuda akan membangun kejayaan, hingga Islam akan dimenangkan oleh Robbul alamin. Jadi, antunna siap untuk membangun peradaban Islam ini ? Allahu A’lam bishowabb.(Red.Af,Arf)
Maraji’:
•Jati Diri Wanita Muslimah, Dr Muhammad Ali Hasyimi
•Terjemahan Al-Qur’an

Tidak ada komentar