MENJADI MUKMIN YANG MENGAGUMKAN


MENJADI MUKMIN YANG MENGAGUMKAN

الله أكبر الله أكبر الله أكبر 3X

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Jamaah Sekalian Rahimakumullah.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang banyak, salah satunya adalah nikmat Iman dan Islam sehingga bisa kita nikmati ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati dan ibadah shalat Idul Fitri pada pagi ini. Semoga apa yang kita laksanakan selalu mendapat ridha dari Allah Swt, amin.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

Berakhirnya bulan Ramadhan kemarin sore membuat pada jiwa kita muncul dua perasaan sekaligus yakni sedih dan gembira. Kita sedih karena Ramadhan terasa begitu cepat berlalu, padahal belum banyak rasanya amal shalih yang seharusnya kita lakukan. Sedangkan tahun depan belum tentu Ramadhan bisa kita masuki kembali, bukan karena dia tidak akan datang lagi, tapi persoalannya belum tentu usia kita sampai pada Ramadhan tahun yang akan datang.

Meskipun demikian kita juga gembira karena dengan ibadah Ramadhan yang kita laksanakan, ada harapan besar yang bisa kita raih, yakni ampunan dosa dari Allah dan dikembalikan kita seperti saat baru dilahirkan sehingga bukan hanya dosa terhapus, tapi juga memiliki tauhid atau aqidah yang mantap.

Pada pagi ini, kita pun bertekad untuk memanfaatkan sisa waktu dalam kehidupan ini untuk meningkatkan ketaqwaan dan pengabdian kepada Allah Swt, hari ini 1 Syawal yang artinya peningkatan merupakan start atau saat memulai kembali langkah-langkah peningkatan itu.

Sejak merdeka hingga hari ini, bangsa kita selalu dihantui oleh berbagai persoalan. Satu masalah belum selesai diatasi sudah muncul masalah baru yang lebih banyak dan lebih berat mengatasinya. Berbagai bangsa di dunia juga mengalami begitu banyak masalah, baik negara kecil maupun negara besar, bahkan negara miskin maupun negara kaya.

Berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir hingga badai serta Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) diakui bahkan dirasakan sebagai persoalan amat berat dari sisi ekonomi, orang yang miskin menjadi bertambah miskin dan orang yang semula tidak tergolong miskin bisa jadi akan terasa menjadi orang miskin.

Kemiskinan yang semakin besar dikhawatirkan akan menimbulkan masalah-masalah baru, termasuk penurunan kualitas iman yang tercermin dalam bentuk munculnya kepribadian dengan akhlaq yang rendah dan kekhawatiran ini sudah mulai kita rasakan.
Di samping itu, di antara kita juga masih banyak orang yang mampu dan berkecukupan, ini pun tidak boleh membuatnya menjadi orang yang hanya mementingkan diri sendiri dan melupakan orang lain.


Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah.

Ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati pada hakikatnya adalah tarbiyah untuk imaniyah (pembinaan iman) agar keimanan itu menjelma menjadi ketaqwaan kepada Allah Swt, karenanya ibadah Ramadhan khususnya ibadah puasa diwajibkan kepada mereka yang beriman sebagaimana firman-Nya:

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).

Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt menyebut dan memuji umat Islam yang telah beriman kepada-Nya sebagai umat yang terbaik. Namun yang perlu kita renungi lagi adalah apakah sudah sesuai antara sebutan terhadap kita dengan kenyataan sehari-hari. Rasanya masih terjadi kesenjangan yang sangat tajam antara idealita seorang mukmin dengan realitanya.

Di samping itu, di dalam hadits, Rasulullah Saw juga memuji umat yang beriman kepada Allah Swt sebagai orang yang mengagumkan atau menakjubkan.
Oleh karena itu, kita pun harus merenungi lagi, apakah sebutan dari Rasul yang mulia itu telah nampak dalam kepribadian kita sehari-hari. Menjadi seorang mukmin merupakan sebuah pilihan yang tepat, persoalannya adalah bagaimana agar kita dapat menunjukkan kepribadian diri kita yang mengagumkan.

Ibadah Ramadhan yang baru kita lalui sebenarnya mendidik kita untuk menjadi mukmin yang mengagumkan itu. Lebih lanjut Rasulullah Saw menyebutkan ciri-ciri mukmin yang mengagumkan sehingga hal ini harus kita miliki, beliau bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ ِإنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَالِكَ ِلأَحَدٍ ِإلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصاَبَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ وَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَاِنْ أَصاَبَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Menakjubkan urusan orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik baginya dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mu’min. Kalau ia memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Kalau ia tertimpa kesusahan, ia sabar dan itu baik baginya (HR. Ahmad dan Muslim).

Dari hadits di atas, ada tiga sifat yang harus kita miliki agar pribadi kita sebagai mukmin bisa menjadi pribadi yang mengagumkan, dan situasi serta kondisi sekarang amat menuntut lahirnya pribadi-pribadi seperti ini.

Pertama, Berorientasi Pada Kebaikan. Pada dasarnya, setiap manusia senang pada kebaikan dan mereka pun telah mengenalnya, karenanya Al-Qur’an menyebutkan satu istilah untuk kebaikan yang disebut dengan ma’ruf.

Namun meskipun manusia sudah mengetahui tentang kebaikan, ternyata mereka masih belum mau juga berbuat baik, karenanya harus ada upaya memerintah manusia untuk melakukan kebaikan, inilah yang disebut dengan amar ma’ruf.

Manakala manusia telah menjadi mukmin yang sejati, maka manusia akan sangat senang melakukan kebaikan, dia akan memberi kontribusi dalam kebaikan bahkan berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu ingin menjadi yang terbaik, ini semua disadari karena hidup di dunia hanyalah salah satu fase kehidupan, sedangkan fase akhirnya adalah kehidupan akhirat, Allah Swt berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَاتَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيْعًا إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat kebaikan). Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu (QS 2:148).

Manakala seorang mukmin telah berorientasi pada kebaikan, maka seluruh aktivitas yang dijalaninya tidak akan mengandung kesia-siaan, semua memberi manfaat, baik bagi dirinya, keluarga maupun orang lain, bahkan bermanfaat bagi alam semesta, mukmin seperti inilah yang akan memperoleh banyak keberuntungan dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat, Allah Swt berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ فِى صَلاَ تِهِمْ خَاشِعُوْنَ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ

Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (QS 23:1-3).

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Ciri kedua dari mukmin yang mengagumkan adalah selalu Bersyukur Atas Kesenangan yang diperolehnya. Bersyukur kepada Allah Swt atas kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan yang diperoleh merupakan sikap yang sangat mulia.

Hal ini karena dengan begitu, seorang mukmin menyadari bahwa segala kenikmatan merupakan anugerah atau pemberian dari Allah Swt. Manusia memang seharusnya menyadari bahwa usaha yang dilakukannya sebenarnya tidak seberapa besar, tapi Allah Swt memberikan balasan dengan balasan yang besar.

Sifat seorang mukmin yang menunjukkan rasa syukur atas segala kenikmatan itu menunjukkan bahwa ia tidak akan lupa diri bila kenikmatan diperolehnya dalam kehidupan ini.

Cara bersyukur yang ditunjukkan oleh seorang mukmin adalah. Pertama, bersyukur dengan hati, yakni mengakui bahwa kenikmatan yang diperolehnya berasal dari Allah Swt, apa yang dilakukannya hanyalah sebab untuk mendapatkan kenikmatan yang banyak.

Kedua, bersyukur dengan lisan, yakni mengucapkan hamdalah atas segala kenikmatan yang telah diperoleh, karenanya hamdalah itu diucapkan seorang mukmin yang mengagumkan saat sesudah makan, bangun tidur hingga buang air besar, karena semua itu merupakan kenikmatan.

Ketiga, bersyukur dengan amal, yakni apapun yang dilakukannya merupakan wujud dari rasa syukurnya sehingga amal itu dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.

Dengan menunjukkan rasa syukur itulah, kenikmatan yang diperoleh seorang mukmin akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sehingga kenikmatan itu tidak hanya dirasakan oleh diri dan keluarganya, tapi juga oleh orang lain sehingga kenikmatan itu bertambah banyak, baik dari segi jumlahnya atau paling tidak rasanya, Allah Swt berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّكُمْ وَ لَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيْدٌ
Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).

Ketiga yang merupakan ciri mukmin yang mengagumkan adalah Bersabar Atas Kesusahan. Sabar atas segala musibah atau kesusahan yang menimpa merupakan ciri yang melekat pada pribadi orang yang beriman, karenanya seorang mukmin itu menjadi manusia yang mengagumkan.

Kesabaran seorang mukmin dalam menghadapi kesusahan membuatnya menjadi tidak mudah berputus asa, sesulit apapun keadaan yang menimpa dirinya, dia tetap optimis akan ada hari esok yang lebih baik, baginya yang penting adalah berusaha dan bertawakal kepada Allah Swt.

Orang yang berputus asa bukan hanya menjadi apatis, tidak memiliki semangat hidup hingga bunuh diri, tapi juga orang yang menghalalkan segala cara dalam meraih sesuatu, karena ia merasa menggunakan cara yang wajar untuk mendapatkan sesuatu hanya akan memperpanjang kesusahan.

Berbagai kasus dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita menunjukkan bahwa kesabaran telah hilang dari kepribadian kita. Karena itu, dalam kehidupan ini kesabaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi keberhasilan dan kebaikan hidup yang kita jalani. Kesabaran akan membawa kegembiraan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat, Allah Swt berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS 2:155).

Dari uraian di atas, bisa kita ambil sebuah pelajaran bahwa bagi seorang mukmin, kesenangan dan kesengsaraan hidup merupakan ujian dari Allah Swt, senang tidak akan membuatnya menjadi lupa diri dan susah tidak akan membuatnya menjadi putus asa, ini merupakan bekal yang amat penting untuk kembali kepada Allah Swt sebagaimana firman-Nya:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS 21:35).
***

Akhirnya marilah kita tutup shalat dan khutbah Id kita hari ini dengan sama-sama berdoa:

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
***

Tidak ada komentar