Teknologi yang Dikalahkan: Kobe

Teknologi yang Dikalahkan: Kobe 

Tingkat kemajuan ilmu dan teknologi masa kini membuat manusia merasa bahwa mereka dapat menguasai alam. Meski demikian, mereka yang mempercayai pikiran semacam ini mungkin akan segera merasa kecewa. Teknologi adalah alat yang disediakan Allah untuk melayani manusia dan sepenuhnya berada dalam kekuasaan-Nya. Berbagai kejadian menunjukkan bahwa teknologi tercanggih sekalipun tak mampu mengendalikan alam.
Sebagai contoh, meski telah ada "teknologi antigempa" yang dikembangkan para ilmuwan Jepang, Kobe tetap menjadi korban dari kerusakan luas yang disebabkan oleh 20 detik guncangan hebat selama gempa tahun 1995. Struktur antigempa terkuat yang dibangun untuk menahan guncangan hebat ternyata runtuh begitu saja pada gempa berkekuatan 6,9 skala Richter. Selama tiga dasawarsa sebelumnya, pemerintah Jepang telah menanamkan 40 trilyun dolar dalam riset akademis untuk mengembangkan sistem peringatan atas gempa. Namun, segala upaya ini sama sekali tidak membawa hasil yang konklusif. Semakin mendekati pergantian milenium, para ilmuwan masih belum mampu merakit sistem peringatan yang mampu mengurangi dampak destruktif peristiwa seismik yang berbahaya. Kobe merupakan sebuah contoh terkini, di antara banyak lainnya, yang menunjukkan betapa rentan sebuah kota industri modern terhadap pola tak terduga dari serangan gempa.
Publik diyakinkan bahwa teknologi modern yang dikembangkan untuk memprediksi gempa besar akan menyelamatkan mereka dari kehancuran total. Namun, setelah bencana yang mereduksi Kobe menjadi tumpukan puing, jelaslah bahwa belum ada teknologi untuk memperingatkan masyarakat umum terhadap bahaya ini. Juga jelaslah bahwa apa yang disebut "struktur antigempa" tidak memiliki ketahanan apa-apa terhadap gempa yang episentrumnya berada 15 mil di barat daya pusat kota Kobe.
Wilayah yang terkena dampak gempa bumi termasuk kota-kota padat, Kobe dan Osaka. Karena itulah terjadi kehancuran yang mengerikan, membunuh 5.200 orang dan melukai 300.000 lainnya. Total kerugian diperkirakan 200 miliar dolar 2

Tentu saja ada pelajaran yang dapat diambil dari bencana seperti ini. Penghuni kota , yang terbiasa hidup senang, tiba-tiba dihadapkan kepada banyak kesulitan setelah bencana tersebut. Dalam keadaan terguncang, mereka tak dapat memperkirakan apa yang akan dilakukan dengan kehidupan mereka, jangankan membuat rencana untuk masa yang akan datang.

Tidak ada komentar