Tokoh-tokoh Muslim Beberapa Disiplin Ilmu.


Tokoh-tokoh  Muslim Beberapa Disiplin Ilmu.

I.ILMU KEDOKTERAN.

a.Al-Rozi ( Rhases, 865 – 925 M ), menulis sekitar 200 jilid buku yang paling terkenal berjudul Al-Hawi tentang ilmu kedokteran. Raja Charles I memerintahkan untuk menterjemahkan Al-Hawi ke dalam Bahasa latin pada tahun 1279 M dg judul Liber Continens ( buku yang dapat dipakai untuk seluruh benua ). Sampai tahun 1542 M Al Hawi masih diterjemahkan dalam bahasa-bahasa Eropa . Tulisan Al-Razi tentang campak ( gabak, measles ) dan cacar ( small pox ) diterjemahkan dalam bahasa Inggris sudah 40 kali cetak ulang sampai tahun 1866 M.

b. Ali Abbas ( wafat 944 M ), menulis encyeclopedia kedokteran dengan judul Al-Kitab Al-Maliki yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan judul The Whole medical art. Terjemahan bahasa latin dengan judul Liber Regius.

c. Ibnu Sina ( Avicenna, 980 – 1037 M ). Bukunya Al-Qonun fit Thib ( Canon of  Medicine ) diterjemahkan dalam berbagai bahasa Eropa. Buku ini menjadi buku induk mahasiswa kedikteran waktu itu. Buku ini tak henti-hentinya dibaca, dipelajari, diterjemahkan, diterbitkan, didiskusikan sampai abad ke-18 M. Selama 4 abad, Alqonun fit Thib adalah text book dari ilmu kedokteran Eropa. Bahkan sampai tahun 1930 masih diterjemahkan  dalam bahasa Inggris dalam bentuk fragmen-fragmen. Beliau mendapat julukan Father of Doctors. Donald Campbell mengatakan : “ Eropa pada abad pertengahan memandang ilmu pengobatan Arab dengan rasa takut bercampur hormat dan Cordova dipandang dengan rasa kagum oleh orang-orang Eropa yang terpelajar. Sampai akhir abad ke-16, rencana pengajaran dalam ilmu pengobatan pada universitas-universitas Eropa membutuhkan pengetahuan tentang Canon Avicema ( Alqonun fit Thib ) “. 

d. Ali bin Isa ( Jesu Haly ). Bukunya tentang ophthalmology menjadi text book di fakultas-fakultas kedokteran Eropa  sampai tahun 1900 M.

e. Al-Hasan Ibnu Haytam ( Al-Hazen, lahir 965 M ), ahli matematika dan fisika. Salah satu bukunya tentang optics, menjadi pedoman sarjana-sarjana  Eropa, diantaranya adalah Roger Bacon dan Johan Kepler. Al-Hazen sudah membahas  tentang lensa sspheris dan lensa cylinder, tentang dioptri, focus, magnify, inversi gambar, spectrum cahaya, tentang gerhana dan sebagainya dengan analisa dan uraian matematis yang akurat. Kacamata, lensa untuk microscope dan lensa telescope adalah hasil pemikiran Al-Hazen.

f. Ibnu Rusd ( avenrroes wafat 1198 M ). Ahli filsafat yang mengantarkan Eropa ke pintu gerbang Renaisance. Buku kedokterannya “ Kulliyat Fitthib “, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Colliget dan dalam bahasa Inggris dengan judul General Rulles of Medicine.

Demikian  pula sederet nama-nama penting, misalnya Al-Biruni, Ibnu Zuhr, Al-Baytar, Ali Ibnu Ridwan, Abul Cassis, Jabir dll.

 Prof Charles Singer berkomentar : “ Ilmu anatomi dan ilmu kedokteran yang sebenarnya tidak ada. Ilmu mengenal penyakit, dipergunakan dengan cara yang bukan-bukan, dengan jengkalan jari. Orang hanya menggunakan tumbuh-2an  dan menjadi tukang jual obat. Tahayul adalah masuk salah satu obat-obatan. Obat2-an terdiri dari kumpulan ramu-ramuan, diperkuat dengan mantera. Ilmu pengetahuan yang menjadi urat nadi ilmu pengobatan, sama sekali tidak ada. Ilmu kedokteran Eropa adalah pelajaran yang diperoleh dari orang Islam. “ *)

Dr. Max Mayerhof mengatakan : “ Kedokteran Islam dan Ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme hingga pudar cahanya. Kemudian, ilmu Islam menjadi bulan di malam gelap Eropa abad pertengahan. Cahaaaya bulan ditaburi cahaya bintang dimalam gelap Eropa  iiitu mengantar ke jalan Renaisance. Karena itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang. Dengan demikian, pantas kita menyatakan Islam harus tetap bersama kita.”*)

Rom Landau mengatakan : “ Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang terpenting di Eropa belum tentu dilahirkan, jika tidak karena dorongan ilmu pengetahuan Arab. Ketika sekolah-sekolah  tinggi  yang seperti itu didirikan di Paris ( 1110 M ), Bologna ( 1113 M ), Montpellier ( 1181 M ), Padua ( 1222 M ) dan Naples ( 1224 M ), rencana pengajarannya seluruhnya dikuasai oleh ilmu pengobatan Arab ( Muslim ) “.

II. ILMU MATEMATIKA


  1. Al-Khawarismi

Algorithm ( Logaritma ) adalah berasal dari Al-Khawarismi. Karangan Khawarismi dianggap dasar asasi bagi matematika yang kita kenal  dewasa ini. Beliaulah yang menemukan aljabar. Kitabnya yang berjudul Hisabaljabarwal Muqabalah ( The Mathematic of integration and equation ) adalah buku pertama/tertua dibidang aljabar. Gerad of Cremona menterjemahkan buku ini dan memasukkan aljabar ke Eropa hingga menjadi referensi utama bidang aljabar pada universitas-universitas Eropa sampai abad XVI. Dia menemuka angka “nol” yang  dengan angka itu matematika dan ilmu pengetahuan alam lainnya dimungkinkan untuk bergerak melaju dengan pesat. Tanpa angka nol, ilmu pengetahuan dan peradaban akan sangat sulit untuk maju. Dua setengah abad sesudah  bangsa-bangsa  Arab menggunakan angka nol, barulah bangsa-bangsa Barat menggunakannya.

  1. AlBattani ( 858 – 929 M )

Beliau penemu “Trigonometri” Prof. Carra de Vaux menyatakan : “ Teori ini sudah lebih jauh dari apa yang didapat ahli bintang Yunani “*) . Teori Al-Battani-lah yang mengatarkan kita ke abad ilmu pengetahuan modern sekarang.

  1. Abul Wafa ( 940 – 998 M )

Abul Wafa yang pertama menemukan rumus Sinus, Tangens, Cotangens, Secans dan Cosecans. Beliau menyempurnakan teori trigonometri dari Al-Battani.
 Prof. Carra de Vaux menyatakan pula : “ Selama dua abad belakangan ini, bentuk akhir teori Abul Wafa telah kita peroleh. Dengan inilah kita sekarang membentuk peradaban kita. Pendapat-pendapat yang telah menciptakan dan membuat jalan baru ini, sebenarnyalah orang-orang yang mempunyai otak  maha perkasa, baik dalam ilmu filsafat, pengetahuan umum, maupun dalam pengetahuan rohani dan ilmu alam “ .*).

Selain tiga tokoh peletak dasar –dasar matematika  tersebut, perlu dicatat pula tokoh-tokoh lainnya, seperti : Omar al-Khayyam, Tsabit bin Qurro, Abu Jakfar al-Khurasani, Jaber, Al-Farghoni ( Al-Fraganus ), Banu Musa, Alzarkali ( Alzachel ), Nasiruddin Tusi dan lain-lain. Tokoh-tokoh ini selain sebagai para ahli pendahulu dibidang matematika, aljabar, trigonometry, geometry, ilmu ukur analitis dan sebagainya, merekapun ahli-ahli astronomi ( sebagian mempunyai observatorium sendiri ). Sebagai kesimpulan, Prof Carra de Vaux menyatakan : “ Sebenarnya, orang Islam telah memperoleh kemajuan pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan. Mereka mengajar kita berhitung, sehingga kita dapat berhitung. Mereka mendapat ilmu aljabar dan ilmu pasti. Mereka memacu dan melanjutkannya, sehingga diperolehnya pula ilmu ukur analytic. Tidak ada pertikaian faham, merekalah pertama kali mendapat ilmu Planimetri dan trigonometry. Ilmu-ilmu ini belum pernah diketahui orang Yunani sebelumnya. “*)

*) Kultur Islam, cetakan I, 1964, oleh dr Oemar Amin Husin.


III.             ILMU FILSAFAT

a.       Ibnu Sina ( 980 – 1037 M )

Selain mendapat julukan father of doctors, beliau juga diakui sebagai seorang filsuf  besar yang amat berpengaruh. Selain Al-qonum Fitthib yang sangat dikenal, karya tulis beliau yang berjudul : “ As-Syifaa “, merupakan encyclopedia  besar tentang ilmu kedokteran, filsafat dan ilmu pasti. As-Sifaa terdiri dari 18 jilid dan masih dicetak di Leiden sampai tahun 1982 M. Pengaruh Ibnu Sina   ( Avicenna ) sangat besar dikalangan para filsuf barat. Dante meletakkan Ibnu Sina sdi satu kedudukan antara Hipocrates dan Galenus. Scalinger berpendapat, bahwa Ibnu Sina adalah tandingan Galenus dalam ilmu kkedokteran dan melebihinya dalam ilmu filsafat.

“ Sejak awal abat 13, pengajaran di Universita Paris dipengaruhi oleh karya-karya filsafat yang baru ditemukan. Dari pihak gereja beberapa kali dilarang untuk membahas karya-karya Aristoteles ( yang diperkenalkan oleh filsif-filsuf Muslim ) dalam kuliah. Tapi larangan ini tidak dapat menghindarkan bahwa pengaruh Aristoteles dan filsuf Arab semakin bertambah. Perkembangan yang sama terdapat juga di Universitas Oxford. Demikian Dr. Kees Bertens dalam “Ringkasan Sejarah Filsafat, yayasan Kanisius edisi II, 1979, hal. 33.

b.      Al-Rusyd ( Averoes, benroyst, liverays, 1126 – 1198 )

Filsuf dan dokter kelahiran cordova ini nama lengkapnya adalah Abul Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu Rusyd. Beliaulah penganalisa dan pengulas filsafat Aristoteles yang paling mendalam hingga dijuluki “Sang Komentator “. Komentar-2 nya sangat dihargai dalam dunia Skolastik dikemudian hari dan digunakan secara intensif.Oleh karenanya dalam dunia skolastik waktu abad pertengahan Ibnu Rusyd  biasanya diberi gelar “ Sang Komentator “. Dr. Kees Bertens : “ Aliran filsafatnya yang disebut  Averoisme telah mengantarkan Eropa ke pintu gernag Renaissance. Alam pikiran seluruh universitas di Eropa terpengaruh oleh Averoisme  karena mmereka mempelajari filsafat Aristoteles atas dasar komentar, tafsiran dan analisa dari Ibnu Rusyd “. Dr Philips mengatakan : “ Barat bersandar dalam banyak keadaan kepada terjemahan Latin yang disalin dari bahasa Hebrew. Dan terjemahan inipun disalin pula dari ulasan bahasa Arab atas terjemahan yang ada, yang tadinya disalin pula dari bahasa Suryani. Salinan kedalam bahasa Suryani diambil dari bahasa Yunani. Tetapi sekalipun demikian, ahli filsafat Masehi telah terpengaruh dengan Aristo dan Ibnu Rusyd lebih daripada pengaruhnya pengarang-pengarang lain. Filsafat Ibnu Rusyd senantiasa berkuasa atas alam pikiran dari mulai akhir abad XII sampai akhir abad XVI.
Pengikut gereja segaja kembali kepada tulisan-tulisan  Ibnu Rusyd. Tetapi mereka membuang dari ajaran-ajaran itu apa yang tidak mereka sukai menurut pendapat mereka. Kmudian setelah pembersihan itu, barulah mereka jadikan pelajaran di Universitas2dan perguruan2 tinggi di Eropa.” **)

Dalam pada itu Renan berkata : “ Filsafat Ibnu Rusyd itu adalah satu filsafat resmi yang semua para intelek di Italia berhutang budi kepadanya. Telah jelas bahwa pikiran-pikiran Ibnu Rusyd senantiasa mempunyai pengaruh diatas alam pikiran Eropa sepanjang masa empat  abad lamanya. Dan ia telah meletakkan dasar azasi bagi kebangkitan Eropa “.**)

Ket : **) MM Sharif, Muslim thought, its origin and achievement, terjemahan Prof. Fuad M. Fachrudin, Alam Pikiran Islam, hal, 161.
c.       Al-Ghozali ( 1058 – 1109 M )

Beliau digelari sebagai Hujjatul Islam. Al-Ghozali seorang ahli fiqih, filsuf dan ahli tasawuf. Terdapat 70 buah karanagn beliau yang menyangkut bidang fiqih, filsafat dan tassawuf yang banyak diterjemahkan  kedalam bahasa-bahasa Latin, Perancis, Inggris, Jerman. Filsafat Al-Ghozali lebih banyak bertentangan dengan aliran filsafat masa itu. Bukunya Tahafutul Falasifa,  banyak diterjemahkan kedalam bahasa-bahasa Eropa dan dipergunakan oleh kaum gereja/Kristen sebagai bahan dan resensi utama dalam mempertahankan diri dari arus gelombang filsafat Averroisme yang menguasai alam pikiran Eropa pada waktu itu.

Adapun di Timur, terutama Indonesia, sampai saat ini hampir tidak ada seorang Muslim yang terpelajar yang belum kenal dengan Ihya’Al-Ghozali ( Ihya Ulumiddin ) atau bagian-bagiannya. Alam pikiran Al-Ghozali sangat dominan mempengaruhi alam pikiran sebagian besar pemimpin umat/ulama.

d.      Ibnu Khaldun ( 1332 – 1406 M )

Beliau adalah konseptor pertama historiografi dan filsafat sejarah . Ibnu Khaldun memandang sejarah tidak hanya kumpulan  kisah secara kkronologis yang fakta sejarahnya sering dicemari oleh sibjektivitas dan khayalan pengarangnya. Ibnu Khaldun meneliti sejarah  dengan kaidah-kaidah yang bersifat obyektif ilmiah dalam pengumpulan fakta, pengamatan fakta, pengujian dan analisa fakta serta interaction antara fakta-kakta, perilaku social/kemasayrakatan, tradisi-tradisi dan lingkungan alamiah, kemudian menyimpulkannya secara logical induktif. Muqodimah Ibnu Khaldun sangat dikenal  dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman dan Perancis. Terjemahan bahasa Inggris terbaru  dilakukan oleh Prof Frans Rosenthal dari Yale University ( 1958 ). Muqodimah sebagai suatu introduksi lebih popular daripada judul bukunya yang panjang dan disingkat Al’ibar sebanyak tujuh jilid.

e.       Bersama filsuf lain  yang lain misalnya, Al-Kindi ( Alchenddius 873 M ), Al-Farabi ( Al Farabius 950 M ), Ibnu Maskawaih ( 1030 M ), Ibnu Al-Haitam ( Al Hazen 1039 M ), Ibnu Bajah ( Avenpace 1138 M ), MM Syarif dalam bukunya “ A History of Muslim Philosophy, book two, Cahpter LXVIII, Influence of muslim thought on the west, Wiesbaden  1966, hal 1349, dengan data-data authentic memberikan uraian dan analisa panjang lebar serta membuat resume sebagai berikut :

Pemikiran Failasuf-failasuf Muslim mempengaruhi alam pikiran barat dalam beberapa jalan/bentuk  :
1.Dimulainya gerakan-gerakan kemanusiaan
2.Memperkenalkan ilmu sejarah
3.Memperkenalkan metode-metode ilmiah
4.Membantu para cendekiawan barat untuk menemukan  harmonisasi antara filsafat dengan keimanan
5.Merangsang gerakan mistik barat
6.Meletakkan dasar-dasar renaissance Italy dan dalam tingkat tertentu membentuk alam pikiran barat modern sampai masa Immanuel Kant, dalam beberapa hal tertentu sampai sesudahnya.


IV.             ILMU-ILMU TEKNIK, ARSITEKTUR, ASTRONOMI, KIMIA, SOSIOLOGI

Ilmu-ilmu Teknik, arsitektur, astronomi, kimia, sosiologi dan sebagainya tidak ( red : belum ) dapat dikemukakan karena memerlukan  buku tersendiri yang lebih besar. Namun akan dikutipkan dari bahasan para sarjana yang berwenang.
-          Stephen Briffault dalam bukunya The maaaking of Humanity, London, 1928, hal 190 mengatakan sb :
“ Walaupun pengaruh yang menentukan  dari kebudayaan Islam terhadap pertumbuhan Eropa  tidak hanya dapat dilacak dari satu aspek tunggal, namun ilmu pengetahuan alam dan semangat ilmiah adalah aspek yang begitu nyata dan penting pengaruhnya dalam pembentukan kekuatan, yang membentuk puncak kemampuan tertentu dari dunia modern dan menjadi sumber utama dari keunggulannya, di mana hal ini tidak berlangsung dinegeri manapun ( red : di-luar Eropa ).”

-          Prof. Slamet Iman Santoso, menguraikan dalam bukunya “ Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan “  1977 – hal 64 sbb :
“ Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam hal ilmu pengetahuan, jasa para sarjana zaman Islam adalah sebagai berikut :
1.Menterjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya sedemikian rupa, sehingga pengetahuan ini menjadi dasar perkembangan kemajuan di dunia barat hingga saat ini.
2. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, ilmu obat-2an, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan tumbuh-2an. Dalam lapangan tsb mereka mengikuti dasar pemikiran yang diwariskan oleh bangsa Yunani.
3. Menegaskan system decimal dan dasar2 aljabar. Dalam hal ini sumbangan para sarjana dari zaman Islam lebih maju daripada para pendahulunya di zaman Yunani. 


Herbert A. Davies, dalam bukunya “ An Outline History of the world “ Oxford University Press, 1969, menulis sebagai berikut :
“ Mereka ( orang-2 Muslim ) mendirikan universitas-universitas besar yang selama beberapa abad melebihi apa yang dijumpai oleh Eropa Kristen. Universitas-universitas di Baghdad, Cairo dan Cordova khususnya termashur. Universitas Al-Qohiroh punya mahasiswa sebanyak 12000 orang. Perpustakaan2 besar dibangun, beberapa buah diantaranya berisi beratus ribu jilid buku yang semuanya  terdaftar dan tersusun rapi. Banyak orang Kristen yang belajar pada universitas Cordova membawa ilmu dan kebudayaan kenegeri-negeri asal  mereka serta pengaruh Universitas Spanyol atas universitas Oxford dan universitas2 yang  mereka bangun  di Italia Utara tentunya besar. Salah seorang mahasiswa Kristen yang paling termashur pada universitas Kurthubah ( Cordova ) adalah Gilbert, kemudian hari Paus Sylvester II, yang berbuat banyak  untuk memperkenalkan ilmu pasti kepada Eropa. Selain itu Herbert A. Davies juga bekomentar :
“Dunia ilmu pengetahuan banyak berhutang budi kepada kaum Muslimin. Barangkali merekalah yang menemukan apa yang disebut angka-angka Arab ( system desimal ); aljabar secara practical ciptaan mereka;mereka memajuka ilmu ukur ssudut, optika dan ilmu bintang. Merekalah yang menemukan lonceng gantung ( pendulum ); dan dibidang pengobatan mereka telah mencapai kemajuan isstimewa, mereka menyelidiki ilmu faal dan ilmu kesehatan, mereka melakukan pembedahan-pembedahan tersulit yang pernah diketahui ) red : pada zaman itu );mereka telah mengetahui cara membius;serta beberapa cara mereka mengobati orang2 sakit sampai sekarang masih dipakai. Ketika di Eropa secara praktikal gereja melarang praktek pengobatan, ketika upacara agama  seperti mengusir setan-setan, reka-rekaan dianggap sebagai penyembuhan bagi penyakit-penyakit, ketika tukang-tukang obat palsu dan badut-badut amat banyaknya, dikala itu kaum Muslimin telah mempunyai ilmu kedokteran yang sesungguhnya.”

Demikian gambaran umum dari semangat umat Islam ( tempo dulu, abad VII sampai abad XIV ) dibidang ilmu pengetahuan serta posisi dan peran mereka yang mendasar dalam mengembangkan peradaban manusia. Begitulan secara sekilas gambaran dari salah satu segi apa yang disebut “Zaman Keemasan Islam”. Mereka berhasil memainkan peran spektakuler tersebut karena merak melaksanakan petunjuk-petunjuk serta berpegang teguh kepada ajaran Al-Qur’an yang mereka pahami dan hayati dengan seutuhnya. Jiwa dan semangat Al-Qur’an ( beserta sunnah Rosulnya ) itu yang mereka  baca dibibir, mereka baca dihati, mereka jalankan  dalam action tangan dan kaki serta memenuhi alam pikiran mereka, telah mmembawa mereka maju dan memimpin peradaban manusia. ( Dikutip dari buku : “ Kedudukan Ilmu Dalam Islam “ oleh Dr. H. Muhammad Th. ).

Para Aktifis Gerakan Islam Harus Menjauhi Dari Sikap Ekstrem Dalam Beragama


Para Aktifis Gerakan Islam Harus Menjauhi Dari Sikap Ekstrem Dalam Beragama


Tanda-Tanda Ekstremitas dalam Beragama
1. Ta’ashub (fanatisme buta) pada satu pendapat dan menyalahkan pendapat yang berbeda dengannya walaupun pendapat yang lain itu terdapat dalil yang kuat.
Hal ini misalnya dengan menuduh fasik dan durhaka kepada orang yang berbeda pendapat dengannya. Yang sangat mengherankan adalah di antara mereka hanya menerima ijtihad bagi dirinya dan kelompoknya dalam masalah-masalah yang sangat pelik dan rumit istinbath hukumnya, tetapi menolak ijtihad para ulama spesialis baik perorangan maupun kelompok untuk berijtihad berbeda dengan pendpt mereka tersebut. Seolah-olah mereka berkata pada anda: “Hakku untuk berbicara dan berpendapat dan kewajibanmu hanyalah mendengarkan dan taat. Pendapatku benar dan tidak pernah salah sementara pendapatmu salah dan tidak pernah benar.” Yang lebih berbahaya lagi jika sikap ini diikuti dengan membawa tongkat pemukul, yang bukan terbuat dari besi atau kayu melainkan berupa tuduhan seperti bid’ah, kufur, sesat, dan sebagainya. Kita berlindung kepada ALLAH SWT dari yang demikian…
2. Mewajibkan kepada manusia sesuatu yang tidak diwajibkan ALLAH SWT atas mereka.
Tidak ada larangan bagi seseorang untuk mewajibkan untuk dirinya tentang suatu pendapat sepanjang berdasarkan dalil, tetapi syariat tidak dapat menerima jika ia lalu mewajibkannya juga kepada orang lain, karena kemampuan dan keinginan ummat berbeda-beda, bukankah ALLAH SWT berfirman tentang sifat Nabi SAW: “…menghalalkan segala yang baik bagi mereka mengharamkan segala yang buruk, serta membuang beban-beban berat dan melepaskan belenggu yang ada pada diri mereka.”  (QS al-A’raaf: 157)
Termasuk dalam hal ini adalah juga mengkafirkan hanya karena mereka berbeda dalam hal-hal yang masih diperselisihkan dan memungkinkan terjadinya perbedaan dalam penafsiran dan istinbath hukumnya.
3. Selalu memperberat saat ada kesempatan untuk memilih.
Seperti memperlakukan negara bukan Islam sebagai negara Islam, atau memperlakukan aturan Islam secara ketat bagi semua kaum muslimin tanpa melihat tingkat keimanan dan pengetahuan mereka tentang Islam. Hendaknya pendekatan fiqh dakwah digunakan saat mensikapi dan menyampaikan dakwah, yaitu memusatkan pada hal-hal yang ‘ushul’ (pokok, dasar) dalam agama, dan pendekatan fiqh dakwah ini merupakan ketetapan sunnah Nabi SAW, sebagaimana pesan Nabi SAW saat mengutus Mu’adz untuk berdakwah ke Yaman (HR Bukhari Muslim).
Seperti sikap bersikeras melarang duduk di atas kursi dengan alasan hal tersebut bukan sunnah Nabi SAW, melarang wanita berbicara dalam diskusi karena takut terkena fitnah, melarang menggunakan celana karena merupakan cara orang Barat, mewajibkan memakai gamis, dan sebagainya.
4. Mudah memvonis dan mengkafirkan.
Padahal ALLAH SWT menyebutkan dalam al-Qur’an: “Serulah manusia kepada jalan RABB-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS an-Nahl: 125). Dalam ayat yang lain disebutkan: “Maka karena rahmat ALLAH kepadamu maka kamu bersikap lemah-lembut kepada mereka, dan jika sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar maka mereka akan lari dari sekelilingmu.”  (QS ali-Imran: 153).
Bahkan kepada Fir’aun saja untuk dakwah pertamanya ALLAH SWT memerintahkan Musa as untuk bersikap lembut: “Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun sesungguhnya ia telah durhaka. Bicaralah kamu berdua kepadanya dengan lembut, mudah-mudahan ia menjadi ingat dan takut” (QS Thaha: 43-44). Barulah setelah Fir’aun menolak dan mengabaikan dakwah, maka Musa as mendoakan kecelakaan untuknya.
5. Buruk sangka (su’uzhan) kepada para Ulama Islam.
Yaitu memandang mereka selalu dengan kacamata hitam, selalu menyembunyikan kebenaran dan kebaikan mereka dan membesar-besarkan keburukan dan kesalahan mereka. Mereka menganggap kesalahan kecil dalam masalah ijtihad sekalipun sebagai sebuah dosa besar dan menabuh genderang perang terhadap pelakunya.
Jika ada sebuah fatwa yang mengandung 2 kemungkinan yaitu kebaikan dan keburukan, maka mereka serta-merta mengambil sisi buruknya, hal ini sangat berbeda dengan sikap salafus-shalih yang selalu berkata: “Sungguh aku selalu mencarikan alasan pembenaran bagi pendapat saudaraku sampai 70 kali, setelah itu akupun masih berkata: Mungkin masih ada alasan lain yang belum kuketahui..” Nabi SAW bersabda: “Jika kalian mendengar seorang menyatakan: Manusia lainnya telah celaka, maka orang itulah yang paling celakan diantara mereka.” (HR Muslim)
6. Bahaya pengkafiran.
Akumulasi dari ekstremitas mencapai puncaknya jika seorang sudah bermain dengan label pengkafiran. Sikap inilah yang telah membinasakan kaum Khawarij, sekalipun mereka adalah kaum paling hebat dalam pelaksanaan berbagai ibadah dalam sejarah Islam, tetapi mereka celaka karena telah terjerumus kepada jurang pengkafiran kepada ummat Islam yang lain bahkan pada para ulama ummat seperti khalifah Ali ra.
Kelompok ini karena kerendahan ilmunya tidak mengetahui bagaimana kemarahan Rasul SAW yang luar biasa terhadap anak dari anak angkatnya yang paling disayanginya yaitu Usamah bin Zaid ra, ketika mendengar Usamah membunuh seorang kafir yang telah mengucapkan syahadah saat terdesak dalam peperangan. Walaupun Usamah ra telah memberikan argumentasi: “Wahai RasuluLLAH ia hanya mengucapkan itu karena takut dengan pedang.” Maka jawab Nabi SAW: “Mengapa tidak engkau belah dadanya (jika bisa mengetahui isi hatinya)?” Maka jawab Usamah ra: “Ya RasuluLLAH, mohonkan ampun bagi saya.”  Maka jawab Nabi SAW: “Apakah yang akan engkau perbuat jika nanti di hari Kiamat berhadapan dengan La ilaha illaLLAH??” Selanjutnya kata Usamah ra: “Tidak henti-hentinya Nabi SAW mengulang-ulang pertanyaannya itu, sampai aku menginginkan alangkah inginnya jika saat itu aku baru masuk Islam karena takutnya.”

PENYAKIT-PENYAKIT DA’WAH


PENYAKIT-PENYAKIT DA’WAH

Ternyata penyakit itu tidak hanya terdapat ditubuh manusia saja, tapi didalam medan da’wah pun ada.  Kalau kita   mengetahui penyakit tersebut, ada dua hal yang bisa kita lakukan : Pertama, kalau sekiranya kita terserang penyakit tersebut, tentulah kita akan segara mengobatinya. Kalau penyakit tersebut didiamkan bisa jadi akan semakin parah. Bahkan mengganggu organ tubuh lainnya yang masih sehat. Kedua, kalau penyakit tersebut tidak menyerang kita, berarti kita harus  melakukan tindakan preventif, bagaimana kiranya agar penyakit tersebut tidak menyerang kita (bisa kita hindari).

PENYAKIT INFIRADIYAH (Menyendiri – singgle fighter)

Tabiat da’wah Islamiah itu Syamillah Al Mutakamillah (menyeluruh dan sempurna). Sedangkan kita sebagai pribadi atau manusia itu mempunyai sifat dan kemampuan sifat dan kemampuan Juz’iyah Mahmudah (parsial serta terbatas). Persoalannya, bagaimana agar amanat da’wah yang menyeluruh serta sempurna itu bisa dipikul (oleh kita) yang punya kemampuan terbatas dan parsial ini. Maka tidak ada alternatif lain, kita harus bersatu dalam lembaga Islam. Karena dengan begitu, segala kekurangan dan keterbatasan kita akan tertanggulangi, dimana-mana segalapotensi kita yang terbatas terhimpun menjadi satu, menjadi kekuatan pengerak sebagaimana halnya yang dikehendaki Allah di dalam Qur’an :

“Dan siapkanlah olehmu (untuk menghadapi musuh) apa saja yang kamu mampui dari kekuatan dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang yang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya ………”. (8 : 60)

Islam itu ibarat sebuah bangunan yang besar dan megah. Seorang insinyur bisa saja mendesain bentuk bangunan tersebut. Tetapi setelah dihadapkan pada kenyataan, bangunantersebut tidak bisa didirikan sendirian, tetapi membutuhkan tenaga bantuan orang lain. Demikian juga halnya  dengan kerja-kerja Islam. Hal itu tidak akan pernah terselenggara kalau sekiranya dilakukan dengan cara sendirian.
Betapa banyaknya  ayat-ayat Qur’an yang memerintahkan bagaimana agar kita sebagai umat untuk bersatu. Hal tersebut bisa dilihat diantaranya pada Qur’an :

“Dan perpeganglah kamu sekalian dengan tali Allah, dan janganlah kamu berpisah-pisah dan berpecah belah”. (3 : 103)

Di ayat lain :

“Sesungguhnya Allah cinta kepada orang-orang yang berperang dijalannya dengan barisan seolah-olah   mereka satu bangunan yang kokoh”. (61 : 4)

Perkataan sahabat Nabi, Ali r.a. :

“Bahwa kebatilan yang terkoordinir dengan rapi akan mampu mengalahkan kebenaran yang tidak terkoordinir dengan rapi”

IMAN SENJATA UTAMA DAN TAQWA BEKAL UTAMA


IMAN SENJATA UTAMA DAN TAQWA BEKAL UTAMA

Iman dan Pertolongan Allah

Sesungguhnya keadaan umat Islam menimbulkan rasa belas dan takut .. kelemahan, perselisihan, penguasaan musuh dan tipu daya mereka terhadap Islam dan Muslimin …. semua faktor-faktor ini mungkin menimbulkan sedikit rasa putus asa atau kecewa di dalam jiwa, tetapi keimanan kepada Allah dan merasa mulia dengan agamanya, jihad pada jalannya serta cinta kepada mati syahid tetap menimbulkan harapan yang besar terhadap pertolongan Allah. Adapun Allah adalah maha suci, maha kuat lagi berkuasa. Dialah penolong bagi hamba-hambanya yang beriman dan penunduk orang orang yang bongkak daripada musuh-musuhNya. Adapun kita di dalam bulan Ramadhan ini yang merupakan bulan kemenangan di mana peperangan Badar adalah sebaik-baik saksi terhadap pertolongan Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman walaupun mereka sedikit. Allah berfirman
“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah berserta dengan orang-orang yang sabar” (al-Baqarah: 249)
dan lagi                                                          
“(yang sebenarnya) bukanlah kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar” (al Anfal: 17)
Benar, sesungguhnya musuh zionis bermegah-megah dan mengiklankan permusuhannya serta niatnya yang keji terhadap orang-orang Palestin bahkan terhadap Muslimin seluruhnya, dan apa yang disembunyikan di sebalik hati-hati mereka adalah lebih besar. Sesungguhnya ia telah merampas satu cebisan yang begitu mulia daripada tanah air Islam kerana padanyalah al Masjidil Aqsa, qiblat yang pertama dan “Haram” yang ketiga. Berita-berita tentang penyambungan terowong di bawah masjidil Aqsa menunjukkan niat mereka untuk mendedahkan kepada kemusnahan. Dia juga berterusan untuk menyahudikan al Quds dan mengeluarkan orang-orang Palestin daripada timur al Quds. Mereka juga menuduh Siria membantu Hizbullah di Lubnan yang mempertahankan bumi Lubnan yang terjajah. Begitulah mereka bertindak seolah-olah merekalah tuan punya tanah dan tuan-tuan yang sebenar merupakan perampas. Kita juga mendapati Amerika dan beberapa negara barat menyokongnya dalam pencerobohannya dan kesombongannya. Begitu juga kita melihat perangkap ke atas Muslimin pada berbagai penjuru, dan kelemahan bumi Islam serta tiadanya bantuan terhadap saudara-saudaranya sesama Islam yang terdedah kepada perangkap dan penderitaan ini. Tapi disebalik gambaran yang menyedihkan ini kita mestilah memulakan dengan diri kita untuk menjadi mukmin yang sebenar serta melazimkan diri kita dengan sifat-sifat mukmin, mendokong hak-hak ukhuwwah di antara kita dan memohon pertolongan daripada Allah niscaya Allah akan menolong kita ke atas semua musuh-musuh. Adapun masa depan adalah untuk Islam.
“Dan perangilah mereka supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah” (al Anfal: 39).
dan benarlah Allah berfirman:
“Dialah yang mengutuskan RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci” (as-Saff: 9)
ke atas Muslimin seluruhnya perlulah membetulkantawakal kepada Allah kerana Allahlah sebaik-baik pelindung dan pemberi pertolongan. Dan hendaklah mereka menjadi seperti mereka yang telah disifatkan oleh Allah dalam firmannya:
“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah lepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar” (Ali Imran: 173-174).
Fenomena Penyembahan Syaitan (berita di Mesir: pent)
Sesungguhnya fenomena ini perlu kita selidik dan analisa maka kita berpendapat sesungguhnya Allah swt memberi amaran pada kita terhadap tipu daya syaitan dan perangkapnya seperti firman Allah:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), kerana syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala” (Faathir: 7)
dan firmannya lagi: “Bukankah Aku telah memerintahkan padamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. dan hendaklah kamu menyembahKu. Inilah jalan yang lurus” (Yasin: 60 61)
Oleh itu ia menjadi satu kewajiban terhadap Muslimin untuk berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran serta tolong menolong di dalam perkara kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong di dalam perkara dosa dan permusuhan. dan firmannya lagi: “Inilah jalanKu yang lurus, maka hendaklah kamu ikuti. Janganlah kamu ikut jalan-jalan (cara hidup) yang lain, kelak kamu akan bercerai berai dari JalanNya. Inilah yang dipesankan oleh Tuhanmu kepada kamu mudah-mudahan kamu bertaqwa” (al-An`am: 153).
Sepatutnyalah kita mengambil tahu sebab-sebab munculnya fenomena yang buruk ini agar kita dapat melindungi pemuda-pemuda kita daripada tergelincir ke dalamnya. Adapun saya mengira bahawa sebab utama berpuncanya daripada musuh zionis dan barat dan sesungguhnya Camp David telah membantu membawa penyakit ini. Zionism telah membawa kerosakan ini kepada negara kita. Mereka telah membantu kemasukan dadah dan kaset-kaset yang mengandungi penyelewengan serta lucah. Kita juga tidak lupa bahawa Yahudilah bertanggungjawab disebalik atisme yang lahir di dalam sosialisme dan merekalah yang memerangi selain daripada Yahudi terutamanya Islam. Dan merekalah manusia yang paling kuat permusuhannya terhadap orang-orang mukmin.
Di antara sebab-sebab yang membantu kewujudan fenomena ini kerana tiadanya perasaan kewatanan di kalangan para pemuda dan keadaan kelemahan politik, kemewahan yang tidak syari dan kekosongan masa serta ketiadaan matlamat yang boleh menyibukkan pemuda-pemuda untuk membina masa depannya dan memperbaiki watannya serta banyak mengembara keluar negara lalu terpengaruh dengan fasad ini. Dan di antara faktor yang lain adalah tindakan kerajaan memerangi semangat keugamaan dan gambaran mereka terhadap setiap Muslim adalah seperti Rahib (meninggalkan dunia) di samping penyempitan ini, dan begitu juga pemenjaraan dan mahkamah tentera dsbnya. Juga kosongnya silibus-silibus pelajaran daripada bekalan spritual dan pendidikan agama serta penambahan media-media yang merosakkan yang membantu menyesatkan dan membentangkan budaya-budaya asing untuk menjadi contoh kepada pemuda dan pemudi. Begitu juga galakan beberapa buku puak sekular dan kiri terhadap memerangi agama dan tujuan mereka untuk mengasingkan agama dari negara. Semua ini menggalakkan kepada penyelewengan. Di samping toleransi dalam memerangi dadah dan kekejian dan meninggalkan masyarakat menjadi mangsa pada media-media kerosakan dan undang-undang juga tidak menjanjikan balasan yang boleh menghalang perkara tersebut.
Beberapa Tanggungjawab Keluarga dan Kerajaan
Di sana terdapat satu tanggungjawab yang besar ke atas institusi keluarga dan pentarbiahan terhadap anak-anak. Setiap penjaga (ibubapa) adalah bertanggungjawab terhadap penjagaannya serta wajiblah ke atas ayah dan ibu untuk mengambil berat terhadap didikan anak-anak, bukan untuk membantu mereka melakukan kerosakan dengan memberi mereka harta benda, kereta, dan kurangnya pengawalan terhadap tindak tanduk mereka. Para bapa hendaklah mengetahui bahawa Allah akan mempersoalkan mereka tentang penjagaan.
Wajiblah ke atas kerajaan untuk mendidik bangsanya melalui tauladan dan amalan yang serius serta produktif, di samping mengembeling tenaga pemuda ke arah pengeluaran yang produktif dan mendidik mereka berjihad dan menjaga tanah air daripada sebarang pencerobohan. Kami berharap daripada pemuda-pemuda untuk mengambil iktibar daripada fenomena ini. Maka janganlah mereka mengabaikan urusan agamanya dan hendaklah mencari benteng pertahanan dariapada tergelincir kedalam jurang yang bahaya ini. Hendaklah mereka mempersenjatakan diri dengan senjata iman dan taqwa serta mengambil berat terhadap masa depan yang hakiki agar mereka berjaya di hari akhirat dengan syurga dan nikmatnya serta selamat daripada neraka dan apinya. Sesungguhnya kami melihat bahawa fenomena penyembahan syaitan adalah satu fenomena sosial dan pendidikan pada peringkat yang pertama sebelum dia menjadi satu jenayah. Oleh itu mestilah setiap ahli masyarakat dan pendidikan untuk mengkajinya dan meletakkan jalan penyelesaian yang sesuai untuk mengubatinya serta membersihkan masyarakat daripadanya dan kesannya. Media massa terutamnya television hendaklah mengadakan topik-topik perbincangan untuk memperingatkan para pemuda dan ketua-ketua serta tunggak negara kepada faktor faktor yang membawa kepada fenomena tersebut serta cara yang boleh menutup jalan yang membawa para pemuda jatuh ke dalam jurang ini. Metod-metod kekerasan sahaja bukanlah metod yang terbaik untuk penyembuhan tetapi hendaklah khidamt peranan pasukan keamanan serta kehakiman untuk menumpukan perhatian terhadap siapa yang telah sabit jenayahnya dan memberi balasan yang sepatutnya. 

AL-AQA’ID


AL-AQA’ID

Definisi :

Al-Aqa’id : Perkara dalam hati (keyakinan), sehingga jiwa menjadi tentram karenanya tanpa adanya keraguan dan kebimbangan.


Tingkatannya :
1.            Ada dari mereka yang mentalaqqi aqidah itu begitu saja dan meyakininya, karena adat istiadat.  Model pemahaman ini sangat rawan untuk diserang kebimbangannya, terutama jika menemui berbagai macam syubhat.

2.            Adapula yang sampai menganalisa dan berpikir, sehingga bertambah keimanannya dan makin kuat imamnya.

3.            Sementara adapula yang terus menerus menganalisa dan proses perenungan, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk taat kepada Allah SWT, dan melaksanakan perintah-Nya.  Sehingga lantera hidayah memancar dalam kalbunya, sehingga dia dapat memandang dengan cahaya bashirahnya.  Maka sempurnalah Imanya.



Penghargaan Islam kepada Akal


Allah SWT sangat memuliakan akal, dengan menjadikannya sebagai salah satu syarat mukallaf ( pemikul beban syariat).  Islam menjadikannya sebagai faktor adanya taklif (kewajiban menjalankan agama), dan memerintahkannya untuk selalu meneliti, menganalisa, dan berfikir.

Firman Allah : ( Yunus:101, Qaaf: 6-11, Ali Imran: 190)

Allah sangat mencela jika umatnya tidak  mau berfikir dan menganalisa
( Yusuf:105,  Hr. Ibnu Abid Dunya dalam kitap At Tafakkur)






Bagian-Bagian Aqidah Islamiah


1.                    AL-Ilahiyat :

Bagian ini membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah swt, dari segi sifat-sifat, asma, dan perbuatan-Nya, ditambah dengan apa yang harus diyakini seorang hamba perihal Tuhannya.


2.            An-Nubuwwat :

Bagian yang membahas segala sesuatu yang terkait dengan para nabi, dari sisi sifat-sifat mereka, kema’shuman, tugas, dan urgensi kebutuhan kepada risalah mereka. Yang termasuk dibagian ini adalah apa yang berhubungan dengan para wali, mukjizat, karamah, serta kitap-kitap samawi.


3.            Ar-Ruhanniyah :

Bagian yang membahas apa saja yang berhubungan dengan alam supranatural, seperti malaikat, jin, dan ruh.


4.            As-Sam’iyyaat :

Bagian yang membahas kehidupan yang berkaitan dengan alam barzakh dan kehidupan akherat, kondisi dialam kubur, tanda-tanda hari kiamat, hari kebangkitan, perhitungan, dan pembalasan.


















MADZHAB ULAMA SALAF DALAM MEMAHAMI AYAT DAN HADIST SIFAT


Menurut ulama salaf :
           
Kita beriman kepada ayat-ayat dan hadist-hadist sebagaimana adanya, dan menyerahkan penjelasan tentang maksudnya hanya kepada Allah SWT.  Mereka menetapkan adanya “ tangan, mata, bersemayam, tertawa, takjub, dan sebagainya dengan maksud yang tidak kita ketahui, maka kita serahkan kepada Allah SWT cakupan dan kandungannya.

Rasulullah berkata:
Berfikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan berfikir tentang dzat Allah, karena kalian tidak bakal menjangkaunya.

Pendapat Al-Iraqi,
Diriwayatkan dari Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dengan sanad lemah, diriwayatkan oleh Al-Asnahani dalam At Targhib wat Tarhib dengan sanad yang lebih baik, juga diriwayatkan oleh Abu Syaikh, dengan kesepakatan mereka. (Semoga Allah meridhoi mereka) – akan penafian adanya persamaan antara apa yang ada pada Allah dan apa yang ada pada makhluknya.

Pendapat Qasim Al-Lalikai dalam Ushulus Sunnah dari Muhammad bin Hassan, sahabat Abu Hanifah.
Para ahli fiqih, seluruhnya dari timur hingga barat, sepakat tentang kepada keimanan kepada ayat-ayat al-Quran dan hadist nabi yang diriwayatkan dari Rasululllah saw, tentang sifat Allah tanpa tafsir (interprestasi), washf  ( menyifati, dalam pengertian tidak pada tempatnya), dan tasybih. Barang siapa yang melakukan interpretasi, maka telah keluar dari jamaah.

Pendapat Harmalah bin Yahya,
Barang siapa menyifati sesuatu dzat Allah, seperti dalam firman Allah. “ Berkatalah orang-orang Yahudi, tangan Allah terbelenggu, dengan menyilangkan leher dan seperti firman Allah, dan Dia maha mendengar dan maha melihat, dengan petunjuk telinga, mata atau sebagian dari kedua tangannya, maka dia jatuh dari kesalahan, karena menyamakan Allah dengan dirinya.

Pendapat Al-Khalal, dalam buku As-Sunnah dari Hambal.
Kita beriman kepadanya dan membenarkannya, tanpa bertanya bagaimana maknanya, tanpa menolak sesuatu pun darinya.





Diriwayatkan dari Abu Bakar Al-Atsram, dan Abu Abdullah bin Abu Salamah Al-Majisyun,
Apapun yang yang Allah sifatkan untuk diri-Nya, dan yang disifat secra lisan oleh Rasul-Nya, kita menyifati dengan itu juga.

Ketahuilah, bahwa keterlidungan dalam agama adalah jika engkau berhenti (dalam pembahasan) pada sebuah titik dimana engkau dihentikan dan tidak melampui suatu batas yang telah ditetapkan untukmu.  Sedangkan apapun yangengkau ingkari, tidak kau dapatkan dalam kitap Tuhanmu, dan tidak pula dalam hadits nabimu, janganlah engkau membebani dirimu untuk mencari-cari kandungan maknanya dengan pikiranmu dan kau sifati itu dengan lisanmu.

Jika engkau mencari-cari ma’rifat akan sesuatu yang tidak Allah sebutkan untuk diri-Nya, seperti menolaknya, membesar-besarkan apa-apa yang telah diingkari oleh para pengingkar, mwembesar-besarkan keterangan para penyifat terhadap apa-apa yang Allah sifatkan atas diri-Nya, maka demi Allah, telah terhormatlah kaum muslimin tanpanya. Yakni , mereka yang berma’rifat kepada yang ma’ruf, yang dengan ma’rifatnya dia dikenal, merekalah yang mengingkari kemungkaran. Yang dengankemungkarannya itulah ia diingkari.

QS. An-Nisa:115
Barang siapa menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami barkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahanam dan seburuk-buruk tempat kembali.










MADZHAB ULAMA KHALAF DALAM MEMAHAMI AYAT DAN HADIST SIFAT

Ulama khalaf berkata “Kami menetapkan bahwa makna-makna kata dalam ayat-ayat dan ahdits-hadits ini tidak dikehendaki lahirnya. Atas dasar itu, boleh-boleh saja dita’wil dan tidak ada larangan.” Mereka pun menta’wil “wajah” dengan dzat, “tangan” dengan kekuasaan, dan semisalnya, dengan tujuan memalingkannya dari tasybih.

Contohnya, berkata Abu fajr bin Al jauzi Al hambali dalam bukunya Daf’u Syu’batit Tasybih, Allah berfirman. “Dan tetaplah wajah Tuhanmu.” (Ar Rahman:27) Berkata para ahli tafsir,”Yakni tetaplah Tuhanmu.” Mereka juga berkata tentang firman Allah, “Mereka menginginkan wajah-Nya” (Al An’am:52) sebagai menginginkan-Nya”. Berkata Adh Dhahhak dan Abu ubaidah tentang ayat,”Segala sesuatu iu hancur kecuali wajah-Nya,” (Al Qashash:88) bahwa ia berarti:”Segala sesuatu hancur, kecuali Dia”.

Dahulu, dua pandangan ini menjadi objek pembahasan dan penyebab perselisihan yang sangat serius di kalangan apra ulama ilmu kalam. Masing-masing pendukung menyodorkan dalil dan argumentasinya.
Sebearnya, jika engkau membahasnya dengan teliti, jarak perbedaan antara dua pandangan ini tidaklah demikian leabrnya, jika saja masing-masing pihak melepaskan sikapnya yang berlebihan, maka akan ada pada satu eksimpulan: tafwidh (penyerahan) kepada Allah swt.

ANTARA SALAF DAN KHALAF

1.       Kedua kelompok ini sepakat dalam menyucikan Allah dari penyamaan dengan mahluk-Nya.
2.       Semua sepakat bahwa kata-kata dalam Al Quran dan hadits tentang hak-hak Allah bukanlah apa yang tersirat dilahirnya, sebagaimana dinisbatkan kepada mahluk.
3.       Semua pihak mengetahui bahwa lafal itu diletakkan untuk mengungkapkan sesuatu yang membersit dalam benak hal-hal yang berhubungan dengan pemilik bahasa. Hakikat lafal yang berhubungan dengan lafal dzat Allah termasuk dalam kategori ini.

Jika demikian maka antara salaf dan khalaf sebenarnya sepakat-secara prinsip- atas keharusan ta’wil. Perbedaan keduanya hanya bahwa khalaf emnambahkan permbatasan makna yang dikandungd engan tetap menjaga kesucian Allah dengan maksud menjaga aqidah orang awam dari keterjerumusan dalam tasybih.

Tarjih Madzhab Salaf

Kami berkeyakinan bahwa pendapat salaf-yakni diam dan menyerahkan kandungan kepada Allah- itu lebih utama, dengan memotong habis ta’wil dan ta’thil (penafian).  Bersamaan dengan itu , kami juga meyakini bahwa ta’wil-ta’wil kaum khalaf tidak mengharuskan jatuhnya vonis kekafiran dan kefasikan atas mereka dan tidka pula menjadikan munculnya pertikaian secara berlarut-larut antara mereka dan selainnya, dahulu maupun sekarang.

Ringkasnya, ulama khalaf dan salaf telah sepakat bahwa kandungan maksud itu bukan lahirnya lafal sebagaimana yang dikenal untuk disandarkan kepada mahluk. Ia adalah ta’wil secara global. Mereka juga sepakat bahwa semua bentuk ta’wil yang bertentangan dengan ushul syari’ah itu tidak boleh.

Persoalan penting yang semestinya harus ditegakkan oleh kaum muslimin adalah tauhidush shuhuf (penyatuan barisan) dan jam’ul kalimah (menghimpun kata) sedapat yang kita lakukan.






38 Kewajiban


38 Kewajiban


  1.  Usahakan agar anda punya wirid harian yang diambil dari kitabulloh minimal satu juz dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al Qur-an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.
  2.  Usahakanlah agar anda memperbaiki bacaan Al Qur-an, mendengarkannya dan mentadabburi (merenungi) ayat-ayatNya. Usahakan juga supaya anda mempelajari sekaligus menghayati siroh Rosululloh saw. Dan sejarah para salaf (pendahulu-pendahulu ummat ini) di waktu senggang anda, minimal anda baca buku Humaatul Islam (pembela-pembela Islam) memperbanyak membaca hadits-hadits Nabi Muhammad saw. Setidaknya hafal 40 hadits Nawawi (yang tercantum dalam kitab Hadits Al Arba’in An Nawawiyah) mempelajari dan mengkaji buku yang membahas dasar-dasar aqidah dan masalah-masalah cabang fiqh.
  3.  Bersegeralah melakukan pemeriksaan kesehatan umum dan mengobati penyakit yang sedang menimpa diri anda, memperhatikan kekuatan dan kekebalan tubuh serta menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan tubuh lemah.
  4.  Jauhkan diri anda dari berlebih-lebihan dalam kelezatan minum kopi dan the atau jenis-jenis minuman yang meningkatkan (merangsang) gairah, jangan anda meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan jangan sekali-sekali merokok.
  5.  Perhatikan masalah kebersihan dalam segala hal, dalam rumah, berpakaian, makanan, badan dan tempat kerja, sebab agama ini dibangun atas dasar kebersihan.
  6.  Jadilah orang yang selalu jujur dan jangan sekali-kali berbuat bohong.
  7.  Jadilah orang yang selalu setia dengan janji dan jujur dalam ucapan, jangan mengingkarinya walau bagaimanapun kondisinya.
  8.  Jadilah seorang pemberani yang besar tanggung jawabnya dan sebaik-baik bentuk keberanian adalah tegas dalam kebenaran dan pandai menyimpan rahasia, mengakui kesalahan, adil terhadap diri dan mampu mengendalikannya ketika sedang marah.
  9.  Jadilah orang yang memiliki kharisma dan selalu serius dan tidak mengurangi kharisma anda jika diselingi dengan canda yang benar (tidak melampaui batas) dan senyum yang menawan.
10.Jadilah orang yang banyak memiliki rasa malu, perasaannya peka, besar perhatiannya terhadap yang baik maupun yang buruk, merasa senang terhadap kebaikan dan merasa sakit (menderita) terhadap kejelekan. Jadilah orang yang rendah hati, tapi bukan untuk dihina dan selalu menunduk serta jangan sampai harga diri anda diinjak-injak.
11.Jadilah seorang yang adil yang mencerminkan kebenaran hukum dalam setiap situasi dan kondisi, jangan sampai kemarahan anda melalaikan segala kebaikan, keridloan  anda menutupi segala kejelekan, jangan sampai perseteruan atau permusuhan itu membawa anda lupa kepada kebaikan, ucapkan kebenaran walau pahit rasanya, baik terhadap diri anda sendiri maupun terhadap orang yang paling dekat dengan anda.
12.Jadilah anda sebagai orang yang banyak kegiatan atau aktifitas dengan membiasakan  dan melatih melakukan kegiatan yang bersifat umum yang anda akan merasakan kesenangan dan kebahagiaan saat anda bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Anda jenguk yang sakit, membantu kepada yang butuh, mengangkat yang lemah, anda hibur yang terkena musibah walau hanya dengan ucapan yang baik dan usahakanlah selalu untuk bersegera berbuat kebaikan.
13.Jadilah anda orang yang belas kasihan, dermawan, lembut hati, suka memaafkan kesalahan orang lain dan menyayangi sesama manusia, juga kepada binatang sekalipun. Berperilaku dan bermoral yang baik, bergaul kepada semua orang dengan baik dengan tetap menjaga tata aturan sosial yang diajarkan oleh syari’at Islam. Tidak mengintai-intai perbuatan orang lain, tidak menggunjing orang, tidak arogan, dan meminta idzin ketika masuk maupun keluar dari pertemuan dan sebagainya.
14.Tekuni dan kuasai lagi seni baca tulis, dengan memperbanyak membaca buku-buku ikhwan, koran, majalah dan media cetak lainnya. Perkaya wawasan baca anda dengan membuat perpustakaan pribadi walaupun sederhana sekali. Pertajam lagi dan tekuni ilmu serta keahlian yang anda miliki jika memang anda seorang yang ahli. Kuasai benar masalah-masalah keislaman yang bersifat umum yang memungkinkan bagi anda untuk menyebarkan buah pikiran dan sekaligus memberikan suatu hukum syar’i yang sesuai dengan alam pikiran anda.
15.Anda selingi kekosongan waktu anda dengan kerja ekonomis (bisnis) walaupun anda orang kaya, bikin usaha kecil-kecilan yang sifatnya tidak mengekang (bebas) libatkan diri anda dan tekuni masalah-masalah itu walau bagaimanapun ilmu yang anda miliki.
16.Jangan terlalu ambisi untuk memperoleh jabatan di pemerintahan dan anggaplah itu sebagai peluang rizki yang paling sempit. Tetapi jika anda diberi kesempatan maka jangan bener-benar anda tolak dan jangan dilepas, kecuali kalau memang pekerjaan tadi bertentangan dengan kewajiban-kewajiban da’wah.
17.Bersemangatlah dalan menunaikan tugasanda dengan sebaik-baiknya dengan tetap menjaga mutu dan kualitas kerja tanpa harus main suap-suapan dan harus tepat janji.
18.Lakukan dengan cara baik ketika anda menuntut hak bagi diri anda pribadi, tunaikanlah segera hak-hak orang lain dengan sempurna tanpa mengurangi dan minta imbalan apapun dan sekali-kali jangan mengulur-ulurnya.
19.Jauhilah bentuk-bentuk perjudian walaupun ada iming-iming di belakangnya dan tinggalkanlah segala bentuk dan sarana yang haram dalam mencari rezeki walaupun ada untung di belakangnya.
20.Jauhi riba dalam segala usaha dan bersihkanlah benar-benar diri anda dari riba tersebut.
21.Membantu mengembangkan sumber kekayaan Islam yang bersifat umum dengan memotivasi pembangunan pabrik-pabrik dan tempat-tempat industri Islam lainnya. Jagalah selalu walau sepeserpun jangan sampai uang jatuh ke tangan non muslim walau bagaimanapun keadaannya. Jangan anda memakai baju dan memakan makanan kecuali dari buatan negerimu sendiri, yaitu negeri Islam.
22.Sebagian harta anda ikut sertakan dalam kancah da’wah, tunaikan zakat dan simpanlah sebagian harta tersebut untuk anda sumbangkan kepada yang meminta dan yang melarat walaupun penghasilan anda sangat minim.
23.Anda simpan sebagian dari penghasilan itu untuk keperluan-keperluan yang tak terduga walaupun jumlahnya tak terlalu banyak dan sekali-kali jangan berfoya-foya hanya ingin memenuhi kebutuhan sampingan belaka.
24.Berusahalah sekuat kemampuan anda untuk menghidup-hidupkan kembali tradisi Islam dan menghilangkan budaya serta tradisi asing dalam setiap aspek kehidupan. Di antara bentuk-bentuk tradisi tersebut adalah ucapan salam, bahasa, sejarah, pakaian, perabot rumah tangga, jam-jam kerja dan istirahat, makanan, minuman, waktu datang dan pergi, ungkapan sedih dan bahagia serta lain-lainnya dengan memasukkan sunnah Rosululloh saw. Dalam setiap tradisi dan aktivitas tersebut.
25.Tinggalkan dan jauhi mahkamah-mahkamah daerah dan seluruh keputusan hakim yang tidak mencerminkan Islam, lembaga-lembaga dan sekolah-sekolah yang bertentangan dengan fikroh yang selama ini anda yakini kebenarannya. Jauhilah semua itu.
26.Selalu bermuroqobah kepada Alloh Ta’ala mengingat dan sekaligus menyiapkan bekal untuk hari qiamat. Habiskanlah seluruh jenjang kehidupan ini untuk meraih ridlo Alloh Ta’ala dengan cita-cita dan tekad yang kuat. Dekatkanlah diri anda kepada Alloh Ta’ala dengan media ibadah-ibadah sunnah diantaranya adalah qiyamul lail, minimal puasa tiga hari dalam sebulan, memperbanyak dzikir secara lisan dan hati dengan syarat memakai do’a-do’a yang ma’tsur.
27.Kita perbaiki cara hidup bersih dan selalu punya wudlu dalam segala keadaan.
28.Lakukanlah sholat dengan baik dan usahakan terus untuk menunaikannya tepat pada waktunya serta usahakan selalu agar berjama’ah di masjid yang mungkin bisa dilakukan.
29.Berpuasalah di bulan Romadlon, berangkatlah menunaikan ibadah haji jika mampu dan bekerjalah untuk bisa menunaikan ibadah haji tersebut jika saat ini belum bisa melaksanakannya.
30.Usahakanlah selalu untuk punya niatan jihad dan senang meraih syahadah (mati syahid) serta bersiaplah untuk itu dengan persiapan yang matang.
31.Perbaharuilah taubat dan istighfar kepada Alloh, berhati-hati terhadap dosa-dosa kecil apalagi yang besar. Sisihkanlah waktu untuk diri anda sebelum tidur yang di dalamnya anda mengintrospeksi segala apa yang telah anda perbuat selama sehari, dari yang paling baik sampai yang paling jelek sekalipun. Jaga dan manfaatkanlah waktu anda sebaik-baiknya, sebab ia ibarat kehidupan, jangan anda buang sebagian waktu itu untuk berbuat yang tak ada manfaatnya. Serta berhati-hati dalam hal-hal yang subhat sehingga anda tidak terjerumus dalam apa yang diharamkan.
32.Perangilah hawa nafsu anda dengan sungguh-sungguh sehingga anda dapat mengendalikannya,  tundukkan pandangan, tahan perasaan anda, bendunglah gairah seksual anda, carilah yang halal dan yang baik dan bentengilah antara gairah seksual dengan perbuatan haram (zina, dalam hal ini) dengan perbuatan yang halal tadi.
33.Benar-benar jauhilah minuman keras dan yang sejenisnya.
34.Jangan berteman dengan orang-orang yang akhlaqnya bejat dan jelek serta jauhilah tempat-tempat maksiat dan dosa.
35.Berantas tempat-tempat mesum dan berbau maksiat apalagi untuk mendekatinya, jauhilah semua penampilan glamor dan serba mewah.
36.Kenalilah anggota brigade anda satu persatu secara baik dan betul-betul kenal serta kenalkanlah diri pribadi anda kepada mereka dengan baik pula, tunaikanlah hak-hak ukhuwwah mereka sepenuhnya di antaranya dengan rasa cinta, hormat, suka membantu dan itsar. Hadirilah perkumpulan mereka dan jangan sampai tidak hadir kecuali bila ada udzur yang sangat mendesak. Pengaruhilah mereka dengan pergaulan anda yang baik.
37.Putuskan hubungan anda dengan kelompok atau organisasi manapun yang tak ada hubungan dengan kemaslahatan fikroh anda, apalagi kalau hal itu diperintahkan kepada anda.
38.Bekerjalah anda untuk selalu menyebarkan da’wah di setiap tempat, mampu menguasai leadership dengan mengetahui segala kondisi, kekurangan dan kelebihan pribadi anda. Jangan mengerjakakn kerja atau amal yang punya dampak dan kesan yang menyolok kecuali dengan idzin, selalu berinteraksi dengan da’wah anda secara batin dan kerja di lapangan. Ibaratkan diri anda itu seperti seorang perwira dalam sebuah tangsi tentara yang selalu siap menunggu perintah dan komando atasan.

Zodiak dalam Pandangan Islam



Zodiak dalam Pandangan Islam




Karakteristik orang tidak ditentukan dari tanggal kelahirannya, melainkan ditentukan oleh banyak faktor lainnya.
Misalnya faktor genetis, di mana karakter orang tua biasanya memang menurun kepada anaknya. Juga dimungkinkan pembentukan karakter dari faktor lingkungan (bi'ah), di mana memang terbukti bahwa lingkungan itusangat berperan dalam membentuk karakter seseorang.
Bahkan tidak jarang bahw faktor kejadian penting yang membekas, seperti trauma dan sejenisnya, mungkin saja membelokkan atau paling tidak akan berpengaruh pada perangai seseorang.
Tapi sama sekali tidak ada pengaruhnya bila dikaitkan dengan tanggal, bulan atau tahun kelahiran. Apalagi dikaitkan dengan zodiak yang pada hakikatnya tidak lain adalah kepercayaan syirik kepada benda-benda langit.
Kesyirikan masalah zodiak ini semakin terasa kalau kita cermati istilah-istilah zodiak. Ternyata nama-nama bintang itu mengacu kepada nama-nama berhala. Padahal Islam diturunkan justru untuk memberantas berhala-berhala itu serta kepercayaan bahwa berhala dan konstalasi bintang itu berpengaruh pada nasib dan peruntungan manusia.
Kalau pun ada pengaruh benda-benda langit atas apa yang terjadi di muka bumi, hanya sebatas ilmu astoronomi, yang bermanfaat untuk mengetahui musim tanam buat petani, atau untuk para pelayar dalam menentukan arah.
Namun tidak ada kaitannya dengan karakter, sifat apalagi nasib seseorang.

ZAKAT PROFESI


ZAKAT PROFESI

PENGERTIAN
Profesi yang dimaksud adalah mencakup profesi sebagai pegawai negeri, karyawan/pegawai swasta dan wiraswasta (jasa ketrampilan/keahlian).
Zakat profesi adalah yang dikeluarkandari penghasilan profesi jika mencapai nisab zakat. Profesi wajib dikeluarkan zakatnya karena termasuk dalam cakupan firman Allah Swt yang termaktub dalam surat Al Baqarah 267 :
"Wahai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (keluarkan zakat) dari hasil usahamu yang halal dan dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu ...."

Memang dalam Mazahib Al Arba'ah berpendapat bahwa penghasilan profesi tidak dizakatkan sekalipun sudah sampai nisab dan haulnya. Sedangkan pendapat selain Ash Syafi'iyah bahwa semua harta yang disimpan (diinvestasikan) kalau sudah sampai nisabnya mesti dikeluarkan zakatnya sekalipun belum sampai haulnya.
Namun sebelumnya menurut Ibnu Abbas, Ibnu mas'ud dan Mu'awwiyah (fakar para sahabah), Az Zuhri Hasan Al Bashri dan Makhul (Tabi'in), kemudian khalifah Umar Bin Abdul Aziz, AL Bakir, Ash-Shadiq, An-Nashir dan Daud Az-zahiri bahwa hasil profesi/jasa wajib dizakatkan ketika menerimanya manakala telah sampai nisabnya meskipun belum sampai haulnya. Karena termasuk dari ummul ayat QS.2 ayat 267. Dan kadar zakatnya 2,5% sesuai ketentuan umum Nash ukuran zakat emas dan perak.

Jadi bisa disimpilkan bahwa seorang muslim wajib mengeluarkan zakat dari hasil usahanya (profesi dan jasa) bila sampai kadar nisabnya diwaktu ia menerima/gajian. Dan apabila ia telah mengeluarkan setiap menerima/gajian maka ia tidak perlu lagi mengeluarkan di akhir tahun kalender.

PERHITUNGAN NISHAB
Nishab zakat profesi ada yang mengqiyaskan dengan nisab zakat azzaru'watsimar (tanaman dan buah-buahan) yaitu lima watsaq, Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
"Tidak ada zakat pada hasil tanaman yang kurang dari lima watsaq" (HR Muslim).

Keterangan : Lima watsaq itu bila dikalkulasikan sama dengan 300 sha' atau 635 kg gabah atau 520 kg beras.

Kemudian ada yang mengqiyaskan dengan nisab naqdain (emas dan perak), sebab hasilnya itu diterima dalam bentuk uang, masa nisabnya sebagaimana hadits Rasulullah yang artinya :
"Bila engkau memiliki 20 dinar emas dan sudah mencapai satu tahun maka zakatnya setengah dinar (2,5%)". HR Ahmad. Abu Dawud dan Abaihaqi Bukhari mengatakan shahih.

Dr. Yusuf AL Qardawi dalam bukunya Fatwa Kontemporer menjelaskan "20 dinar (nisab zakat emas)" ditemukan dalam museum yang menyimpan dinar sejak zaman khalifah Abdul Malik bin Marwan--merupakan dinar pertama yang diciptakan dan disebarluaskan umat Islam bahwa bobot satu dinar itu sama dengan 4,25 gram. Jika 20 dinar beratnya sama dengan 85 gram atau senilai 96 gram emas (lihat Tabel Ketentuan Wajib Zakat Bazis Pusat).

WAKTU MENGELUARKAN
Zakat penghasilan yang telah mencapai nisabnya dikeluarkan pada setiap kali menerima/gajian, diqiyaskan dengan waktu pengeluaran zakat tanaman setiap kali panen. Sebagaimana Allah Swt berfirman :
"... dan tunaikanlah haknya (zakatnya) di hari memetik hasilnya ..." (QS. Al-An'am:141)
Untuk penghaislan harian atau pekanan (mingguan) yang belum mencapai nisab diakumulasikan selama satu bulan, bilamana mencapai, dikeluarkan zakatnya setaip bulan.

KADAR ZAKAT YANG DIKELUARKAN
Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini berbeda dengan hasil tanaman, dan lebih dekat dengan naqdain (emas dan perak). Oleh karena itu maka kadar zakanya yang dikeluarkan diqiyaskan dengan kadar zakat emas dan perak, yaitu rub'ul usyru atau 2,5% dari seluruh penghasilan bruto. Nash yang menjelaskan kadar zakat naqdain sebanyak sebanyak 2,5% adalah sabda Rasulullah Saw :
"Bila engkau memiliki 20 dinar (emas) dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah dinar ..."HR Ahmad.

ZAKAT HADIAH
1. Jika hadiah itu terkait dengan gaji, maka digabungkan dengan gaji. Dan zakat yang dikeluarkan 2,5%.
2. Jika berupa komisi :
  a). Dari komisi perhitungan persentase keuntungan perusahaan kepada pegawai, zakat yang dikeluarkan 10% seperti tanaman. Dan dikeluarkan setiap kali memperolehnya.
 b). Dari hasil profesinya seperti makelar, maka digolongkan dengan zakat profesi dengan segala keuntungannya.
3. Jika berupa hadiah :
  a). Sumber hadiah tidak terduga duga sebelumnya maka zakatnya 20% seperti rikaz. Rasulullah bersabda yang artinya :
   "Zakat rikaz adalah seperlimanya (20%)". HR Muttafaqun 'Alaih.
 
  b). Sumber hadiah diduga dan diharap, hadiah tersebut digabungkan dengan harta kekayaan yang ada, dikeluarkan 2,5 % sebagai zakat.

Demikianlah uraian seputar zakat profesi, mudah-mudahan Allah Swt senantiasa memberikan taufiq dan hidayah-Nya. Amiin.

Referensi :
1. Alquranul Karim
2. Fiqul Islami Waadillatuhu, Dr. Wahbah Zuhaily Jilid 2
3. Fiqh Zakat, Dr Yusuf Al Qaradhawi.
4. Fiquh Sunnah, Said Sabiq
5. Zakat Profesi, Lembaga Kajian Fiqh AL Khairat Jakarta
6. Buklet Bazis Pusat