Menjauhi tempat-tempat maksiat


Menjauhi tempat-tempat maksiat

Muqoddimah
Salah satu syarat taubat adalah bertekad untuk tidak mengulangi dosa yang pernah dilakukan. Semangat ini tercermin dalam doa kita ketika setiap kali menjalankan sholat; “Ya Allah jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat”.

Semangat di atas tidak terealisir selama kita masih berhubungan dengan tempat-tempat maksiat. Dalam sebuah hadits yang panjang tentang seseorang yang telah membunuh 100 orang yang meminta fatwa kepada seorang alim tentang peluang untuk diterima taubatnya, yang dijawab "ya masih ada kesempatan dan siapakah yang dapat menghalanginya bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena disana terdapat orang-orang yang taat beribadah kepada Allah maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan janganlah kembali ke negerimu karena negerimu adalah negeri tempat penjahat" (HR Bukhari Muslim). 

Dalil-dalil yang memerintahkan menjauhi tempat maksiat
1.     Menjauhi majelis yang mengolok-ngolok ajaran Allah (pertunjukan yang melecehkan ayat-ayat Allah, pertunjukan sihir, akrobat dan forum kajian menentang Allah dan rasul-Nya).
Dan bila kamu melihat mereka mengejek ayat-ayat Kami maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka mengalihkan pembicaraannya. Dan jika kamu dilupakan oleh setan maka janganlah sekali lagi duduk setelah peringatan ini bersama orang-orang yang zhalim (QS Al An'am: 68)
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya dan mereka yang berpaling dari sesuatu yang tidak berguna" (QS Al Mu'minun: 1-3).
1. Menjauhi tempat-tempat pengumbar syahwat (pelacuran, diskotik, dansa, bioskop dan tempat khalwat).
Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya ia termasuk perbuatan fasihah dan seburuk-buruk jalan" (QS Al Isra:32)

Rasulullah bersabda:
Janganlah salah seorang diantara kamu berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya" (HR Bukhari Muslim).
Rasulullah bersabda: jauhilah olehmu duduk-duduk di jalan jika kalian tidak mau maka berikanlah hak-hak jalan itu yaitu menahan pandangan, menolak gangguan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi munkar" (HR Bukhari Muslim).
2.Menjauhi majelis ghibah dan menggunjing
Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin memberi judul dalam salah satu babnya: haram mendengar ghibah dan perintah kepada siapa saja yang mendengarnya untuk menolak atau membantah atau meninggalkan majelisnya. Berdasarkan hadits: barang siapa yang mempertahankan kehormatan saudaranya yang dicemarkan orang lain maka Allah menolak api neraka dari mukanya pada hari kiamat" (HR Tirmidzi)

3.Menjauhi majelis bid'ah
Rasulullah bersabda:
Jauhilah olehmu sesuatu yang baru (dalam ajaran agama) karena setiap yang baru itu bid'ah dan setiap yang bid'ah adalah sesat" (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

4. Menjauhi tempat perdukunan dan ramalan bintang (zodiak, astrologi atau horoskop)
Rasulullah bersabda:
Barang siapa yang mendatangi dukun (kahin) kemudian ia bertanya tentang sesuatu dan membenarkannya maka tidak diterima shalatnya 40 hari" (HR Muslim).
Rasulullah bersabda:
Barang siapa mengambil ilmu ramalan bintang maka ia berarti mengambil satu cabang dari sihir dan sihirnya akan bertambah jika penggunaan ilmu nujumnya bertambah (HR Abu Daud).

<b>Akibat mendatangi tempat maksiat</b>
Mendatangi tempat maksiat mengakibatkan kurang terkontrolnya pintu-pintu maksiat dalam diri  seseorang yang dapat meracuni hatinya. Para ulama mengatakan bahwa ada 4 faktor yang dapat meracuni hati:

1.Berlebihan dalam memandang
Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang beriman agar mereka menundukkan pandangan dan menjaga farji mereka, itulah yang lebih bersih bagi mereka. (QS An Nur: 24-25).
Pandangan yang berlebihan dapat  menjadikanyang dipandang terlihat baik dan akan terbayang-bayang di hatinya. Akibatnya terjadi kerusakan dalam hati, antara lain:
a) Masuknya setan bersama dengan pandangan  karena pada saat itu hati sedang kosong.

b) Hati menjadi sibuk memikirkan obyek pandangannya sehingga melupakan kemaslahatannya (hati). Para ulama berkata bahwa antara mata dan hati terdapat lorong dan jalan. Jika matanya rusak maka rusaklah hati sehingga seperti tempat sampah untuk menampung kotoran-kotoran dan najis yang berasal dari mata sehingga tidak mungkin lagi untuk berma'rifah kepada Allah, mencintai Nya, bertaubat kepada Nya, berinteraksi dengan Nya dan mendekatkan diri pada Nya.

c) Buta hati. Karenanya tidak mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil. Seorang shalih berkata, barang siapa yang memakmurkan lahiriahnya dengan mengikuti sunnah dan bathiniahnya selalu bermuraqabah (merasa diawasi Allah), menahan pandangannya dari yang haram dan menahan keinginannya dari subhat serta memakan makanan halal maka firasatnya tidak salah.

2.Berlebihan dalam ucapan
Rasulullah bersabda:
Barang siapa yang beriman pada hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam (HR Bukhari Muslim)

Dalam hadits yang lain,
Semua ucapan bani Adam akan membuat mudharat baginya tidak bermanfaat baginya kecuali amar ma'ruf nahi munkar dan dzikir kepad Allah (HR Tirmidzi)
Dan sabdanya lagi,
Barang siapa yang memberikan jaminan kepadaku apa yang ada di antara kumis dan jenggot dan antara kedua pahanya aku jamin masuk surga (HR Bukhari).
1.     Berlebihan dalam makan
Berlebihan dalam makan akan menyebabkan beberapa keburukan seperti menggerakkan anggota badan untuk bermaksiat dan membuatnya berat untuk beribadah dan taat. Betapa banyaknya maksiat yang disebabkan oleh berlebihan makan dan betapa banyak ketaatan yang terhalang olehnya. Maka barang siapa yang menjaga perutnya berarti ia telah menjaga diri dari keburukan yang banyak.
Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah bani Adam memenuhi kantong yang lebih jelek daripada kantong perutnya. Cukuplah baginya sesuap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya (HR Tirmidzi).
Ibrahim bin Adham berkata: barang siapa yang dapat mengendalikan perutnya maka ia bisa mengendalikan agamanya.
2.     Berlebihan dalam bergaul
Hendaknya seseorang berhati-hati dalam bergaul; bergaul dengan kadar yang tepat untuk tiap-tiap golongan manusia yang diajaknya bergaul.
a)   Ada yang harus didekati terus menerus seperti para ulama dan orang-orang shalih.
b)   Ada yang ditemui/didekati jika diperlukan seperti orang-orang yang mempunyai keakhlian khusus dalam masalah keduniaan (tehnik, ekonomi, kemasyarakatan dll).
c)   Ada yang diperlakukan seperti orang yang sakit, sesuai dengan tingkatan penyakitnya. Mereka tetap dipergauli dengan baik dan diobati dengan syarat tidak menularkan penyakitannya.
d)   Ada yang diperlakukan seperti racun yang tidak perlu didekati bahkan harus dimusuhi. Mereka itulah para penganjur kemaksiatan dan pemimpin yang durhaka.
Maraji'
An Nawawi, Riyadus Shalihin
Ahmad Faiz, Tazkiyatun Nufus


MENJAUHI DOSA-DOSA BESAR


MENJAUHI DOSA-DOSA BESAR

Setelah mendapatkan materi ini, peserta diharapkan mampu:
1.Nmengetahui apa saja yang termasuk kategori dosa-dosa besar dan bagaimana hukumnya serta menyebutkan contoh-ontohnya.
2.Menjauhi dosa-dosa besar dan segera bertaubat jika pernah melakukannya.
<>
Titik Tekan Materi
Materi ini setidaknya menguraikan 5 dosa besar yang disebutkan oleh Rasulullah saw. Yakni syirk, sihir, durhaka pada orang tua, sumpah palsu, dan lari dari medan perang(desersi). Hukuman Allah yang berat terhadap para pelaku dosa besar.

Pokok-Pokok Materi
1. Dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits Nabawi tentang dosa-dosa besar.
2. Bahaya syirk.
3. Bahaya sihir.
4. Bahaya durhaka pada orang tua.
5. Bahaya berpaling dari medan jihad.
6. Bahaya sumpah palsu.

Dalil-Dalil

Hadis-Hadits
"Tidakkah aku ceitakan kepadamu tentang dosa-dosa yang besar (3x). Mereka menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah'. Beliau bersabda, ‘Yaitu menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua -pada waktu itu beliau bersandar kemudian duduk, kemudian bersabda- demikian juga persaksian palsu dan ucapan palsu'. Beliau selalu mengulang-ulangnya sehingga kami berkata, ‘Andaikan beliau diam'" (HR Bukhari Muslim)."Beliau bersabda, ‘Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan (7 dosa besar)'. Mereka berkata, ‘Apa saja, wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, ‘Menyekutukan Allah, sihir, membunuh, memakan riba, makan harta anak yatim, berpaling dari medan perang, dan menuduh keji wanita mu'minat baik-baik'" (HR Bukhari Muslim).

Definisi maksiyat (dosa) dan pembagiannya
1.  Maksiyat adalah ketidaktaatan baik mengerjakan hal-hal yang dilarang maupun mengabaikan perintah.
2.   Maksiayat meliputi dua bagian, yakni maksiyat yang tergolong dosa besar (kaba'ir) dan dosa kecil (shogho'ir).
One.   Kaba'ir adalah setiap dosa yang mengakibatkan hukuman di dunia atau diancam oleh Allah dengan ancaman yang khusus di akhirat; mendapatkan adzab, laknat dan kemarah-Nya. Sebagian ulama berpendapat, kaba'ir adalah dosa yang dilakukan seseorang dengan menganggap enteng dan merasa bangga. Contoh sebagaimana tercantum dalam hadits di atas.

Two.   
Shagha'ir adalah dosa-dosa yang tidak mengakibatkan hukuman di dunia dan tidak ada ancaman khusus di akhirat. Sebagian ulama berpendapat, shagha'ir adalah dosa yang ditimbulkan oleh kelalaian dan pelakunya senantiasa menyesal sehingga mengurangi rasa nikmatnya bermaksiyat. "Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda, ‘Telah ditetapkan atas manusia bagiannya dari zina yang pasti dilakukannya: zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga mendengar, zina lisan adalah berkata, zinanya tangan meraba, zinanya kaki melangkah, sedangkan zinanya hati adalah menginginkan dan berangan-angan, kermudian farjilah yang membenarkan atau mendustakannya'" (HR Muslim).

Diriwayatkan oleh Umar ibnu Abbas dan lainnya, mereka berkata, "Tidak ada dosa besar bila disertai istighfar dan tidak ada dosa kecil bila dilakukan terus-menerus".

Sikap Muslim terhadap dosa adalah sebagaimana diungkapkan oleh Abdullah ibnu Mas'ud, "Seorang mu'min melihat dosanya seolah-olah ia berada pada kaki gunung yang akan runtuh menimpanya, sedangkan orang durhaka (al-fajr) melihat dosanya sebagimana lalat hinggap pada hidungnya, kemudian ia menghalaunnya."

Enam macam dosa besar di antara dosa-dosa besar
1.  Syirik (menyekutukan Allah)

Syirik adalah menyamakan Allah dengan yang lain dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya.

Syirik dapat digolongkan menjadi dua macam: syirik besar (asy-syirku al-akbar) dan syirik kecil (asy-syirku al-asghar).
Syririk Besar
Syirik akbar adalah syirik dalam beribadah dengan menjadikan tuhan-tuhan selain Allah. Allah berfirman,

"Maha suci Allah yang telah menurunkan al-furqan kepada hanba-Nya agar dia menjadi peringatan bagi seluruh alam yang bagi-Nya kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak beranak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dialah yang menetapkan ukuran-ukurannya denan serapi-rapinya. Kemudian mereka menjadikan tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka itu diciptakan dan tidak mampu menolak kemadlartan dari dirinya dan tidak mampu megambil kemanfaatan untuk dirinya, dan tidak kuasa mamatikan, menghidupkan, dan tidak pula mampu membangkitkan" (QS Al-Furqan/25:1-3).
Fenomena syirik ibadah ini bisa dilihat, antara lain;
One.   Pemujaan dan do'a pada selain Allah seperti jin, berhala, taghut. Allah menjelaskan perilaku mereka dalam firman-Nya,
"Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo'a kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka ke daratan, tiba-tiba mereka kembali menyekutukan-Nya" (QS Al-Ankabut/29:65).

Two.   Hidup tanpa tujuan dan merasa tenang, tenteram, dan ridla dengan kehidupan dunia, tanpa mengingat akhirat sedikitpun.  Allah berfirman, "Sesungguhnya orsang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya) petemuan dengn Kami dan merasa puas denan kehidupan dunia serta merasa tenteran dengan itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya adalah neraka disaebabkan ulan mereka". (QS Yunus/10:7-8). "Allah menjelaskan perilaku orang-orang kafir, bahwa mereka itu berdsenang-senang di dunia da\n mereka makan seperti makannya binatang ternak dan neraka adalah tempat tinggal mereka" (QS Muhammad/47:12). Bahkan  mereka berkata, ‘Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah kami akan dibangkitkan lagi? Itu adalah pengembalian yang tidak mungkin'" (QS Qaaf/50:3).

Three.   Ketaatan secara mutlak kepada selain Allah. Allah berfirman, "Mereka menjadikan orang alim dan rahib (pendeta) mereka sebagai tuhan selain Allah" (QS-Taubah/3:31).
Diriwayatkan, ketika Adi bin Hathib r.a. mendengarkan Rasulullah saw. membaca ayat di atas, ia berkata, "Wahai rasulullah, kami dahulu tidak pernah menyembah mereka". Kemudian Nabi saw, bersabda, "Bukankah mereka menghalalkan untukmu apa yang diharamkan oleh Allah kemudian kamu menghalalkannya, dan mereka mengharamkan untukmu apa yang dihahalkan oleh Allah kemudian kamu mengharamkannya?" Ia menjawab, "Memang ya". Rasulullah bersabda, "Yang demikian itu berarti menyembah mereka" (HR Tirmidzi).

Four.   Menjadikan tandingan-tandingan untuk Allah dengan mencintainya melebihi kecintaannya kepada Allah. "Dan diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandisngan selain Allah, merka mencintainya sebagimana mereka mencintai Allah" (QS Al-Baqarah/2:165). Saebagian ulama menjelaskan andaad (tandingan-tandingan) adalah apa saja yang bisa mencabut dari Islam, seperi harta, pangkat, keluarga, dll. (Lihat juga QS At-Taubah/9: 24).
Akibat Syirik Besar
Syirik adalah kedzaliman yang paling besar, karena yang didzalimi adalah Allah SWT. (QS Luqman/31:13). Akibat syirik sangat besar, yakni

1.  Tidak diampuni Allah SWT. "Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia" (QS An-Nuisa/4:116).
2.  Haram masuk surga. " Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah maka Allah mengharamkannya masuk surga, dan tempat kembalinya adalah neraka" (QS Al-Maidah/5:72).
3. Terhapusnya semua amal. "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelum kamu, ‘Jika kamu menyekutukan Allah, niscaya akan hapuslah seluruh amalmu, dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (QS Az-Zumar/39:65)
4.  Halal  darah dan hartanya.  (Hadits Arbain ..............)
Syirik Kecil
Adapun syirik kecil yang bersifat batiniyah seperti riak (memperlihatkan amal), sum'ah (memperdengarkan amal), dan yang bersifat lahiriah anatara lain bersumpah dengan selain Allah, mengatakan ‘Jika dikehendaki oleh Allah dan kamu', memakai jimat. Syirik kecil walaupun tidak menghilangkan keimanan seseorang, tetapi dapat amenggerogotinya sehingga semakin lama semakin berkurang tanpa disadari.

"Rasulullah bersabda, "Barang siapa beramal dengan menyekutukan Aku di dalamnya, maka amal itu diperuntukkan bagi sesuatu yang disekutukan dengan Aku, sedangkan Aku berlepas dirinya." (HR Muslim)"

1.  S i h i r

Sihir adalah mengungkap sesuatu yang sebabnya samar dan tersembunyi sehingga seolah-seolah mengetahui yang ghaib. Para ahli sihir mengungkapkannya dengan meminta bantuan jin (ruh-ruh jahat dan syaithan). Mereka mendatangkan jin untuk dimintai petunjuk dan pertolongan. Allah berfirman'
"Dan bahwasannya ada beberapa orang di antara manusia meminta perlindungan pada beberapa jin. Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan" (QS Al-Jin/72/:6).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan sihir, misalnya, perdukunan (kahanah), peramalan (‘arrafah), mantera-mantera (ruqyah yang terlarang), santet, pelet, sulap dan akrobat (telepati), jailangkung, dll.
Hukum sihir. Sihir termasuk syirik terhadap rubbubiyah Allah, karena mengaku-aku mengetahui yang ghaib, padahal yang mengetahui hal-hal yang ghaib itu hanya Allah saja. Di sisi lain, sihir juga termasuk syirik terhadap uluhiyatullah., karena mengabdi kepada jin dengan amalan-amalan tertentu.
Nabi bersabda, "Sesungguhnya mantera, jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik" (HR Imam Ahmad). Tiwalah adalah sejenis sihir yang digunakan untuk membuat seorang wanita mencintai suaminya.
Allah mengungkapkan sihir dengan kata ‘kufur' dalam firman-Nya,
"Dan mereka, orang-orang Yahudi dan ahli kitab mengikuti apa-apa yang dibaca oleh syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), pada hal Sulaiman tidak kufur (mengerjakan sihir), tetapi syetan-syetan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir itu kepada manusia' (QS Al-Baqarah/2:102).
Ungkapan ‘kufur' dalam ayat di atas bertujuan untuk membuat manusia menjahui dan membenci sihir, dan menjelaskan bahwa sihir termasuk dosa besar.
Hukuman bagi para tukang sihir adalah dibunuh jika diketahui bahwa ia tukang sihir sebagaimana yang ditetapkan Umar bin Khaththab r.a. pada masa kekhalifahannya, "Hendaknya kalian membunuh tukang-tukang sihir baik laki-laki maupun perempuan".
Tentang orang-orang yang datang pada tukang sihir, Rasulullah saw. bersabda, "Tiga orang yang tidak masuk surga, yaitu peminum khamr, pemutus silaturrahim, dan  orang yang memebenarkan sihir" (HR Imam Ahmad).
Dalam kenyataan, orang-orang yang menggunakan sihir tidak pernah mendapatkan kemenangan dan keberhasilan. Firman Allah, "Dan tidak akan menang para tukang sihir itu dari mana ia datang" (QS Thaha/20:69).
2.  Durhaka Kepada Orang Tua
Allah berfirman,"Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya; ibunya telah  mengandungnya dalam keadaan lemah yang yang berlipat-lipat dan menyapihnya dalam dua tahun. Besyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepadak-Kulah tempat kembali" (QS Luqman/31:14).

Dalam ayat ini Allah merangkaikan bersyukur kepada kedua orang tua dengan bersyukur kepada Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua. Abdullah ibnu Abbas berkata, "Ada tiga ayat dalam Al-Qur'an yang merangkaikan satu perintah dengan perintah yang lain, yang tidak diterima tampa mengamalkan rangkaian tersebut, yaitu (1) ayat ‘taati Allah dan taatilah Rasul', Barang siapa yang mentaati Allah tetapi tidak mentaati Rasul, maka tidak diterima; (2) ‘Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat'. Barang siapa yang menjalankan shalat tetapi tidak menjalankan zakat, maka tidak akan diterima; dan (3) ‘Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu'. Barang siapa yang bersyukur kepada Allah tetapi tidak bersyukur kepada orang tua, maka tidak akan diterima'".
Rasulullah saw. bersabda, "Ridla Allah terletak pada ridla kedua orang tua, dan kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua" (HR Tirmidzi).
"Tidak akan masuk surga orang yang  durhaka kepada orang tua, orang mengungkit-ungkit, dan peminum khamr" (HR Bukhari Muslim).
"Allah melaknat orang yang mengumpat bapaknya, Allah mencaci orang yang mengumpat ibunya' (HR Ibnu Hibban).

"Semua dosa diakhirkan balannya oleh Allah apa yang Ia kehendakisampai hari kiamat kecuali durhaka kepada orang tua. Saesungguhnya Allah menyegerakan siksaan orang yang durhaka kepada kedua orang tua di dunia" (HR Hakim).

"Tiga do'a yang selalu dikabulkan, yaitu do'anya orang yang teraniaya, do'anya orang yang sedang bepergian, dan do'a (buruk)  orang tua atas anaknya" (HR Tirmidzi).
Said Hawwa rahimahullah berkomentar dalam kitabnya, Jundullah, "Kita sekarang hidup dalam satu generasi yang mendurhakai bapak ibunya dan lebih mendahulukan/mengutamakan berbuat baik pada teman dan isterinya. Ini adalah sikap dan pemahaman yang terbalik. Seorang muslim adalah tuan bagi isterinya, sedangkan orang tuanya adalah tuan baginya (seorang muslim) sehingga kedua orang tua itu tuan bagi isterinya. Dengan demikian jika ia menjadikan kedua orang tuanya harus mengikuti kehendak isterinya, maka ia telah memutar balik ajaran agamanya. Demikian juga dengan temannya".
Hak ibu untuk dihurmati lebih besar daripada ayah, karena ibu lebih berat menanggung penderitaan sejak mengandung hingga mengasuh anaknya. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, ada seorang datang kepada Rasulullah saw. lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakan manusia yang paling berhak saya pergaulidengan baik?' Belia amenjawab, ‘Ibumu'. Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa'. Belioau menjawab, ‘Ibumu'. Ia abertanya lagi, ‘Kemudian siapa?' Belioau menjawab, ‘Ibumu'. Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, ‘Kemudian bapakmu' (HR Bukhari Muslim).
Dalam kisah disebutkan bahwa Al-Qomah menjelang wafatnya, lisannya terkunci, tidak mampu melafalkan laa ilaah illallah. Setelah diselidiki, ternyata ibunya yang telah tua tidak meridlainya. Kemudian ketika ibunya berhasil dibujuk dan memaafkan Al-Qomah, maka lancarlah ia mengucapkan laa ilaaha illallah dan akhirnya meninggal dunia dengan tenang.
Contoh lain durhaka terhadap orang tua adalah tidak mengajak musyawarah dalam urusan rumah tangga, tidak mendahulukan mereka dalam pemberian, menyia-nyiakan keduanya khususnya di masa tuanya, tidak mengikuti keinginannya yang baik, selalu memprotes dengan keras, dll.
3.  Lari dari Medan Perang (Desersi)
Allah berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka di waktu itu kecuali berbelok untuk siasat perang, atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, mak sesungguhnya ia kem,bali dengan membawa kemurlkaan Allah, dan tempatnya adalah neraka jahanam dan amat buruklah tempat kembalinya" (QS Al-Anfal/8:15-16).

Dari ayat di atas dapat diambil beberapa ibrah sebagai berikut:
One.   Seorang mu'min yang berjihad di jalan Allah wajib menanggung penderitaan karena sebenarnya umur ada di tangan Allah.
Two.   Lari dari medan tempur merupakan dosa besar karena dapat mendatangkan bahaya bagi tentara Islam dan kaum muslimin. Rasulullah besabda, "Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan..." yang salah satunya adalah lari dari medan perang.
Three.   Boleh lari dari medan perang jika merupakan strategi untuk mengecoh musuh, bergabung dengan pasukan lain, dan dalam keadaan darurat.
Four.    Pertolongan ada di tangan Allah, maka wajib bagi setiap mu'min untuk bertawakkan kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal.
1.  Persaksian Palsu
Allah dan rasul-Nya mensejajarkan persaksian palsu dengan syirik. Allah berfirman, "Maka jauhilah oplehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan dusta" (QS Al-Hajj/22:30).

Dan dalam hadits, Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, tidak akan bergeser kedua kaki orang yang bersaksi palsu sehingga wajib baginya neraka" (HR Ibnu Majjah dan Hakim).
Orang yang bersaksi palsu berarti telah melakukan beberapa dosa besar sekaligus:
One.  Dosa menipu, Rasulullah bersabda, "Seorang mu'min bisa diberi watak apa saja kecuali khiyanat dan dusta" (HR Al-Bazar dan Abu Ya'la).
Two.  Dosa berbuat aniaya kepada orang yang mendapatkan hukuman karena persaksian palsunya, sehingga ada seseorang yang diambil hartanya, direndahkan martabatnya, dan dihilangkan nyawanya tanpa haq.
Three.  Dosa berbuat aniaya kepada seseorang  yang mendapatkan keuntungan karena kesaksian palsunya, sehingga orang tersebut masuk neraka. Raulullah bersabda. "Barang siapa yang mendapatkan harta saudaranya tanpa haq, karena keputusan saya, maka hendaknya jangan ia mengambilnya, karena aku memberikan kepadanya sepotong api neraka' (Muttafaq ‘alaih).
Four.   Dosa menghalalkan apa-apa yang diharamkan dan dijaga oleh Allah, baik berupa harta, harga diri maupun darah.

Memenuhi Janji


Memenuhi Janji

TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti materi ini pemirsa diharapkan mampu :
1. Menunjukkan dalil syar\'iy tentang memenuhi janji
2. Menunjukkan bahwa tapat janji adalah bagian dari akhlak Islam.
3. Membentuk sistem nilai dalam diri sendiri dengan membiasakan beberapa hal asasi, seperti tertib, bersih dan disiplin.

POKOK-POKOK MATERI
1.      Dalil-dalil tentang tepat janji

1.     Perintah Allah: "Wahai orang-orang beriman, tepatilah janji..." QS. Al Maidah/5:1
2.     Perintah Allah : " ...dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya" Qs. Al Isra'/17:34
3.     Allah memuji orang-orang yang menepati janji, sebagai orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS. Al Baqarah/2: 177
4.     Sabda Nabi : "Barang siapa yang menipu maka ia tidak termasuk umatku" HR. AtTirmidziy
2.      Kewajiban tepat janji dan ancaman bagi yang todak menepatinya
1.     Tidak menepati janji adalah salah satu ciri kemunafikan. Rasulullah bersabda : "Ada empat hal jika ada pada seseorang maka jadilah ia munafik tulen, dan jika ada sebagainnya maka ia memiliki ciri-ciri kemunafukan, hingga ia bisa meninggalkannya. 1). Jika dipercaya ia berkhianat, 2). Jika berbicara ia berdusta, 3). Jika berjanji mengingkari, 4). Jika berdebat ia curang." Muttafaq alaih
2.     Menjadi musuh Allah di hari kiamat. Sabda Nabi : Allah berfirman "Ada tiga orang yang menjadi musuhku di hari kiamat:1). Orang yang menjanjikan pemberian lalu mengingkari, 2). Orang yang menjual orang merdeka lalu ia makan hasilnya, 3). Orang yang mempekerjakan seseorang dan telah memenuhi permintaannya lalu tidak dibayrakan upahnya." HR. Al Bukhariy.
3.     Salah satu bentuk kezaliman. Sabda Nabi : "Orang kaya yang menunda-nunda pembayaran hutang adalah perbuatan zalim...."Muttafaq alaih.
3.      Janji-janji yang sering dibuat oleh seseorang
1.     Janji kepada keluarga, (anak dan  istri)
2.     Janji kepada bawahan atau orang yang levelnya lebih rendah dari dirinya dalam suatu unit pekerjaan, dsb.
3.     Janji kepada teman sejawat/sebaya
4.     Janji kepada rekanan bisinis
5.     Janji kepada orang-orang tertentu sesuai profesi atau lingkungan masing-masing. 
4.      Kisah tepat janji
Rasulullah berkisah: Ada seorang Bani Israil (A) yang meminjam 1000 dinar kepada salah seorang dari Bani Israil (B).
Si B meminta A untuk mendatangkan saksi. Si A berkata : Cukuplah Allah sebagai saksi. Si B meminta ditunjukkan kafil (penjamin). Si A menjawab cukuplah Allah sebagai penjamin.

Si B percaya dan ia berikan 1000 dinar itu, sesuai dengan batas waktu yang disepakati bersama.
Lalu si A pulang ke kampungnya di seberang sana. Ia kumpulkan uang hingga cukup jumlahnya samapai batas waktu pembayarannya.
Ketika jatuh tempo itulah si A mencari kapal penyebrangan untuk membayar hutangnya. Tetapi tidak ada kapal penyebrangan hari itu.
Akhirnya si A mengambil sebatang kayu, ia lubangai kayu itu dania masukkan 1000 dinar pinjamannya itu disertai pesan kepada saudaranya di seberang. Ia ceburkan kayu itu ke laut, disertai doa:

"Ya Allah Engkau Yang Maha Mengetahui, bahwa saya pernah berhutang 1000 dinar kepada seseorang, ketika ia meminta jaminan, saya katakan : "Cukuplah Allah sebagai penjamin" dan ia menerima. Ketika ia meminta saksi, saya katakan : "Cukuplah Allah sebagai saksi" dan iapun menerima. Dan sekarang saya sudah berusaha mencari penyebrangan untuk membayarkannya, tetapi saya tidak menemukannya, maka sekarang saya titipkan ini kepadamu Ya Allah".

Setelah itu ia pergi sambil mencari kapal yang bisa menyeberangkannya.
Si B yang dijanjikan dibayar pada hari itupun keluar ke pantai menunggu kapal yang datang, menjemnput Si A yang meminjam uang kepadanya.
Kapal tidak ada yang merapat. Akhirnya ia memutuskan pulang.

Ketika hendak pulang itulah ia melihat kayu mengapung. Daripada pulang dengan tangan kosong ia ambil kayu itu, siapa tahu berguna untuk kayu bakar.

Sesampai di rumah kayu itu ia belah untuk dijadikan kayu bakar. Ketika dibelah, ditemukanlah 1000 dinar dan catatan dari si A diseberang.
si A yang terus berusaha mencari kapal penyebrangan akhirnya menemukannya. Dan berhasil menyebrang ke rumah si B.
Sesampainya di rumah B, si A menyodorkan 1000 dinar, dengan mengatakan : "Demi Allah, saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kapal penyebrangan guna membayar hutang, dan saya tidak menemukannya kecuali hari ini.

Kata si B. "Tidakkah kamu telah mengirimkannya kepadaku?
Kata A: " Bukankan telah saya katakan bahwa saya tidak mendapatkan  kapal penyebrangan.

Kata si B:"Sesungguhnya Allah telah menyampaikan kepadaku apa yang engkau letakkan di dalam kayu bakar. (Ibn Katsir, 1: 447)

Wallahu a'lam

Keutamaan Berzikir


Keutamaan Berzikir

Tujuan Instruksional Setelah mendapatkan taujih ini seorang peserta dapat: 1. Mengetahui keutamaan berzikir 2. Menyebutkan tiga keutamaan berzikir 3. Menyebutkan tiga dalil dari Al-Qur’an ataupun Hadits tentang anjuran berzikir 4. Termotivasi untuk senantiasa berzikir minimal pada setiap selesai shalat 5. Melakukan zikir harian minimal pada setiap selesai shalat

Titik Tekan Materi

Dalam Wajibatul Akh No.26: "Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah Taala. Mengingat akhirat, dan bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas untuk menuju ridha Allah Taala. Dengan tekad yang kuat, mendekatkan diri kepada-Nya dengan ibadah sunnah seperti qiyamul lail, puasa tiga hari minimal setiap bulan, memperbanyak zikir dan berusaha mengamalkan do'a yang diajarkan pada setiap kesempatan".(Risalatul Ta'lim, Hasan Al-Banna)
Selain shalat sebagai sarana utama berzikir kepada Allah, terdapat banyak cara berzikir yang lain dengan bacaan-bacaan yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Terdapat berbagai macam zikir yang sebaiknya dibaca setelah shalat dan bahkan di setiap waktu, keadaan, kegiatan selalu ada zikirnya. Maka setiap kader seyogianya bahkan harus mampu mengamalkan zikir-zikir tersebut.
Tidak ada alasan bahwa sulit menemukan bentuk-bentuk dan cara zikir, karena telah terdapat banyak buku yang dapat dibaca, baik yang masih berbahasa Arab maupun yang telah diterjemahkan. Namun demikian seorang kader, khususnya di bidang hadits atau bahasa Arab harus dapat menanyakan orisinalitas zikir tersebut atau maknanya, sehingga tidak terjebak kepada zikir-zikir yang tidak ma'tsur atau memiliki makna yang bertentangan dengan tauhid ahlussunnah wal jama'ah. Agar seorang akh dapat mengerjakan zikir secara rutin, dapat memberikan berkah dan mengerjakan dengan penuh keikhlasan, maka perlu difahamkan akan: Dalil-dalil tentang berzikir, fadhilah berzikir, adab berzikir. Macam-macam zikir, cara membiasakan diri agar mencintai zikir dan melakukan zikir. Ancaman bagi yang tidak pernah berzikir dan contoh-contoh dalam berzikir.

Pokok-pokok Materi

       1. Dalil-dalil tentang berzikir
       2. Fadhilah berzikir
       3. Adab berzikir
       4. Macam-macam zikir
       5. Cara membiasakan diri agar mencintai dan melakukan zikir
       6. Ancaman bagi yang tidak berzikir
       7. Contoh-contoh zikir

Maraji'

Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi; Majmu'atur Rasail, Hasan Al-Banna..

Mukadimah

Åöäøó Ýöí ÎóáúÞö ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö æóÇÎúÊöáóÇÝö Çááøóíúáö æóÇáäøóåóÇÑö áóÂíóÇÊò áöÃõæáöí ÇáúÃóáúÈóÇÈö * ÇáøóÐöíäó íóÐúßõÑõæäó Çááøóåó ÞöíóÇãðÇ æóÞõÚõæÏðÇ æóÚóáóì ÌõäõæÈöåöãú æóíóÊóÝóßøóÑõæäó Ýöí ÎóáúÞö ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö ÑóÈøóäóÇ ãóÇ ÎóáóÞúÊó åóÐóÇ ÈóÇØöáðÇ ÓõÈúÍóÇäóßó ÝóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran bagi kaum yang berfikir, yakni mereka yang selalu mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring seraya berfikir tentang penciptaan langit dan bumi (kemudian berkata): Ya Rabb kami, tidaklah Engkau ciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari adzab api neraka".(QS. Ali-Imran:190-191)
Suatu saat ketika Rasulullah SAW tengah shalat tahajjud, turunlah ayat ini dan beliaupun menangis. Bilal yang berada di dekat Rasulullah SAW melihat beliau menangis bertanya: "Mengapa engkau menangis, ya Rasulullah?" "Celakalah orang yang membaca ayat-ayat ini(QS. 3:190-191) namun tidak juga mengambil pelajaran darinya".
Digambarkan dalam 2 ayat di atas keterpaduan antara ayat qauliyah dan kewajiban mentadabburinya serta ayat-ayat kauniyah dan kewajiban mentafakkurinya. Kemudian juga antara kegiatan berzikir dan berfikir.
Rasulullah SAW sebagai pribadi mulia yang menjadi panutan digambarkan sebagai orang yang diamnya fikir (senantiasa berfikir) dan bicaranya adalah zikir (senantiasa berzikir). Beliau tidak pernah berdiam diri, melamun yang tidak berguna, melainkan diamnya selalu dengan konteks berfikir. Begitu pula bila beliau berkata-kata, seluruh kata-katanya mengandung zikir atau paling tidak mengandung muatan zikir.
Dalam QS. Ali-Imran:102, Allah Taala berfirman,
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó ÍóÞøó ÊõÞóÇÊöåö æóáóÇ ÊóãõæÊõäøó ÅöáøóÇ æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæäó
"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu dengan sebenar-benar taqwa (haqqa tuqatih) dan janganlah engkau mati melainkan dalam keadaan Islam".
Makna taqwa yang "haqqa tuqatihi" dijabarkan dalam hadits sebagai berikut: "Allah senantiasa kau ingat (dzikrullah) dan tidak kamu lupakan. Allah selalu kau syukuri (bersyukur kepada-Nya) dan tidak mengkufuri nikmatnya. Dan Allah senantiasa kau taati dan tidak kau kufuri".
Salah satu ciri ketaqwaan yang hakiki ternyata adalah berzikir pada-Nya di mana saja dan kapan saja. Artinya di dalam kondisi yang bagaimanapun kita tetap mengingatnya, berzikir dengan hati, akal dan lisan kita.
Zikirullah juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keimanan. Dan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah akan mudah terperosok atau terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan.
Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna ditaqdirkan Allah lahir ke dunia sebagai seorang mujtahid dan pejuang/mujahid. Ia seorang imam dalam segala hal, demikian ungkap Syaikh Ramadhan Al-Buthi. Ia juga pemimpin yang menyejarah, fenomenal, demikian ungkap Abul Hasan Ali An-Nadwi sedangkan komentar Al-Bahi al-Khuli, ia adalah sebuah gagasan yang menyimpan kekuatan. Dan Robert Jackson, pengamat asing menilai bahwa dalam diri Imam Hasan Al-Banna terkumpul kecerdikan politisi, kekuatan para panglima, hujjah para ulama, keimanan kaum sufi, ketajaman analisa para ahli matematika, analogi para filosofi, kepiawaian para orator dan keindahan susunan kata para sastrawan.
Salah satu bentuk kegenialan dan kecemerlangan Hasan Al-Banna adalah konsepnya tentang sosok-sosok rijalud dakwah (pelopor-pelopor dakwah). Bahwa dalam sosok rijalud dakwah itu terkandung konsep ulul albab yang memadukan antara unsur qalb dan ‘aql, antara unsur zikir dan fikir antara unsur keikhlasan, kebersihan hati, ketajaman analisis dan kesempurnaan pemahaman.
Oleh karena itu dalam buku Majmu'ah Rasail Al-Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna yang diterjemahkan oleh penerbit Intermedia, Solo sebagai Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin selain dibahas secara tajam dan jernih berbagai aspek yang krusial dan aktual, maka diulas pula masalah zikir secara lengkap dan rinci beserta contoh-contohnya.
Hasan Al-Banna memuji Rasulullah SAW sebagai sebaik-baik ahli zikir dan pemimpin orang-orang yang berzikir. Rasulullah adalah hamba yang paling mengenal Rabbnya, memiliki lafal-lafal yang indah, kedalaman makna zikir, do'a, syukur, tasbih dan tahmid di setiap waktu dan kesempatan baik zikir yang kecil, maupun zikir yang besar.
Karena Rasulullah SAW selalu berzikir di setiap kesempatan, maka jika ada pertanyaan kapankah kita berzikir, jawabannya adalah di setiap waktu dan tempat. Dan Hasan Al-Banna menuntut agar setiap a'dlo Ikhwanul Muslimin ber-ittiba' dan berqudwah kepada sunnah Nabi dengan cara menghafal lafal-lafal zikirnya dalam rangka bertaqarrub kepada Allah.

Keutamaan Atau Fadhilah Zikir

Dalam Al-Qur'an ada begitu banyak ayat yang memerintahkan kita untuk memperbanyak zikir. Dan penjelasan tentang keutamaannya juga ada di banyak ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah saw.
Bahkan di dalam QS. 33:35 yang berisikan ciri-ciri orang-orang yang akan mendapat ampunan dan pahala yang besar dimulai dari laki-laki dan perempuan yang muslim, mukmin, taat, jujur, sabar, khusyu, bersedekah, berpuasa, menjaga kehormatannya hingga akhirnya puncak kriterianya adalah orang yang banyak mengingat Allah.
Dan di surat yang sama (Al-Ahzab) tetapi di ayat 41 dan 42, tertera jelas firman Allah,
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÐúßõÑõæÇ Çááøóåó ÐößúÑðÇ ßóËöíÑðÇ * æóÓóÈøöÍõæåõ ÈõßúÑóÉð æóÃóÕöíáðÇ
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama Allah) dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang".
Keutamaan zikir juga nampak dalam hadits-hadits ini, "Aku terserah kepada persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika ia mengingat-Ku (berzikir) dalam dirinya, Aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam sebuah jama'ah, Aku akan menyebutnya di dalam jama'ah yang lebih baik dari mereka".(Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah).
Dan dalam hadits Hasan riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Yusr r.a. Ada seorang berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari'at Islam telah banyak ada padaku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang aku bisa berpegang teguh dengannya". Rasulullah pun bersabda: "Hendaklah lisanmu selalu basah karena berzikir kepada Allah".
Paling tidak ada beberapa keutamaan zikrullah yang dapat disebut di antaranya ialah:
1.     Memperoleh ketenangan hati dan ketenteraman jiwa. Iman dan kekuatan zikir serta hubungan dengan Allah menjadi stabilisator jiwa, sehingga seseorang selalu diliputi ketenangan dengan ketenteraman karena selalu ingat Allah. Seorang mukmin tak akan bergembira berlebih-lebihan, melonjak-lonjak atau terhanyut dalam kedukaan yang berkepanjangan. Seperti dalam hadits Nabi SAW: "Sungguh ajaiblah orang yang beriman. Bila diberi karunia ia bersyukur ( mengembalikannya kepada Allah) dan itu baik untuknya. Bila diberi musibah ia bersabar dan itu lebih baik lagi untuknya".
2.     Memberatkan timbangan hasanat di Yaumul Mizan. Kata Rasulullah ada ucapan zikir yang ringan diucapkan dan berat timbangan kebaikannya di antaranya ialah: Subhanallah, walhamdulillah walaa ilaha illallah wallahu akbar.
3.     Dijauhkan dari segala tipu daya setan dan marabahaya. Dengan seseorang rajin membaca zikir ma'tsurat misalnya di waktu pagi dan petang, maka ia terhindar dari segala marabahaya yang datang dari syaitan jenis manusia maupun jin. Tidak akan terkena terkena tipu daya setan, hipnotis, santet, pelet, dan ilmu hitam lainnya.
4.     Memperoleh keberuntungan dan kemenangan.
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÅöÐóÇ äõæÏöíó áöáÕøóáóÇÉö ãöäú íóæúãö ÇáúÌõãõÚóÉö ÝóÇÓúÚóæúÇ Åöáóì ÐößúÑö Çááøóåö æóÐóÑõæÇ ÇáúÈóíúÚó Ðóáößõãú ÎóíúÑñ áóßõãú Åöäú ßõäúÊõãú ÊóÚúáóãõæäó * ÝóÅöÐóÇ ÞõÖöíóÊö ÇáÕøóáóÇÉõ ÝóÇäúÊóÔöÑõæÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö æóÇÈúÊóÛõæÇ ãöäú ÝóÖúáö Çááøóåö æóÇÐúßõÑõæÇ Çááøóåó ßóËöíÑðÇ áóÚóáøóßõãú ÊõÝúáöÍõæäó
"Hai orang-orang yang beriman jika sudah ada adzan/panggilan untuk shalat Jum'at, bersegerahlah untuk zikir kepada Allah dan tinggalkan jual beli, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maka jika sudah menunaikan shalat itu, bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah bagian dari karunia Allah dan berzikirlah kepada Allah banyak-banyak agar kalian beruntung/sukses".(QS. Al-Jumu'ah:9-10)
Jadi berzikir kepada Allah banyak-banyak adalah kunci keberuntungan dan kemenangan.
1.     Sebagai alat kontrol dan pengendali diri jika sudah berhasil meraih kemenangan dan kesuksesan. Dalam QS. 110, Allah berfirman: "Ketika pertolongan Allah, dan kemenangan sudah datang dan kamu lihat orang-orang berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah (Islam) keseluruhannya, maka bertasbihlah memuji Rabbmu dan beristigfarlah. Sesungguhnya Ia Maha Pengampun". Ayat itu mengingatkan kita agar tetap berzikir seandainya kemenangan sudah kita raih karena zikir akan jadi pengendali agar kita tidak lupa diri, ghurur atau takabbur.

Adab Berzikir

Menurut Imam Hasan Al-Banna di dalam buku "Majmu'atu Rasail" yang diterjemahkan menjadi Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin bab Ma'tsurat hal 272, yang dimaksud zikir bukanlah sebatas zikir ucapan saja melainkan segala sesuatu yang ada unsur taqarrub dan muraqabatullah. Oleh karena itu taubat juga dapat disebut zikir, begitu pula tafakkur, menuntut ilmu dan mencari ma'isyah yang halal. Sehingga seorang Muslim dapat berzikir di setiap waktu dan tempat sepanjang ia selalu dalam rangka mendekatkan diri pada Allah dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah.
Namun jika kita berzikir tanpa memperhatikan adab-adabnya, maka ia sekedar gumaman kata-kata yang terucap tanpa menimbulkan makna atsar, bekas dan pengaruhnya dalam jiwa.
Memang banyak ulama yang menyebut adab-adab dan tata cara berzikir, namun Hasan Al-Banna menyebutkan 5 adab yang terpenting dan paling utama untuk dijaga dan diperhatikan yakni:
1.     Khusyu' atau menghadirkan hati dan pikiran dalam memahami makna lafal yang terucap. Kemudian berusaha terwarnai oleh zikir tersebut dan berusaha menjalani maksud dan tujuannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.
2.     Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah (kemauan) yang besar sehingga tidak terganggu atau mengganggu yang lain. Terkait dengan ini, Allah Taala berfirman,
æóÇÐúßõÑú ÑóÈøóßó Ýöí äóÝúÓößó ÊóÖóÑøõÚðÇ æóÎöíÝóÉð æóÏõæäó ÇáúÌóåúÑö ãöäó ÇáúÞóæúáö ÈöÇáúÛõÏõæøö æóÇáúÂÕóÇáö æóáóÇ Êóßõäú ãöäó ÇáúÛóÇÝöáöíäó
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai".(QS. Al-A'raaf:205)
1.     Sesuai atau seirama dengan jama'ah (baik dalam nada dan volume suara) agar tercipta harmoni dan kebersamaan, jika kita kebetulan berzikir bersama jama'ah. Usahakan agar tidak mendahului, lebih lambat atau lebih keras dari bacaan yang lain. Bahkan seandainya datang terlambat sementara yang lain sudah memulai berzikir, hendaknya kita langsung mengikuti bacaan mereka. Baru kemudian di akhir zikir, kita mengqadha' bacaan zikir yang belum sempat kita baca. Tidak diperkenankan kita membaca yang lain dengan bacaan yang tengah dibaca jama'ah agar tidak mengacaukan bacaan yang lain dan mengganggu harmoni kebersamaan.
2.     Bersih pakaian dan tempat serta memperhatikan/memilih tempat-tempat yang terhormat seperti masjid dan waktu-waktu yang sesuai. Semua itu dimaksudkan agar semakin menambah pengkristalan iradah, kejernihan hari dan ketulusan niat.
3.     Mengakhiri zikir dengan penuh adab dan kekhusyu'an, menjauhi kesalahan dan main-main. Karena hal itu dapat menghilangkan faedah dan pengaruh zikir. Jika kesemua adab berzikir tersebut diperhatikan, dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, insya Allah kita akan bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari zikir yang kita baca. Kemudian akan terasa lezatnya di hati, menjadi cahaya bagi ruhani dan melapangkan dada agar dicurahi dengan limpahan rahmat Allah Taala.

Zikir Berjamaah

Ada banyak hadits yang mengisyaratkan disunnahkannya berzikir berjama'ah. Misalnya hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah suatu kaum duduk-duduk bersama (untuk) berzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengitari mereka, rahmat memayunginya, ketenangan turun kepadanya, dan Allah menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang berada di sisi-Nya".
Di banyak hadits juga diterangkan bahwa Rasulullah SAW, keluar untuk shalat berjamaah sementara mereka sedang menunggu sambil berzikir di mesjid. Lalu beliau memberikan kabar gembira dan tidak melarang mereka (melakukan hal itu).
Pada dasarnya berjamaah dalam segala kebaikan dan ketaatan dianjurkan bila membuahkan banyak manfaat, seperti bersatunya hati, menguatkan ikatan, menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat, dan mengajarkan kepada orang awam yang belum baik bacaannya serta mengumandangkan syiar Allah Taala.
Namun berzikir berjamaah dapat terlarang jika di dalamnya terdapat hal-hal yang terlarang secara syar'i, seperti mengganggu orang yang sedang shalat, diselingi senda gurau dan tawa, menyelewengkan lafal, mengeraskan dan saling mengungguli atau mendahului dalam berzikir dan hal yang serupa itu. Bila terjadi hal-hal seperti itu maka zikir secara jama'i dilarang karena adanya kerusakan-kerusakan atau keburukan-keburukan. Jadi yang dilarang bukan berjama'ahnya. Apalagi jika zikir jama'ai itu dilakukan dengan lafal-lafal yang ma'tsur dan shahih, sebagaimana dalam wazhifah kubra dan sugra (zikir Al Ma'tsurat yang kita kenal, baca dan hafalkan)
Alangkah baiknya apabila para aktivis ikhwan sering berkumpul untuk membacanya bersama-sama di waktu pagi dan sore di tempat-tempat berkumpul mereka atau di masjid dengan tetap menjauhi hal-hal yang dilarang oleh syari'at. Dan barangsiapa yang tidak bisa atau tidak sempat berzikir berjama'ah, hendaknya membacanya sendiri serta jangan sampai meninggalkannya sama sekali.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i dari Abu Sa'id al-Khudri r.a, ia berkata: "Muawiyah keluar (menuju) sebuah halaqah di masjid. Ia bertanya, "Apa yang membuat kalian duduk-duduk (di sini)?". Mereka menjawab, "Kami duduk untuk berzikir kepada Allah". Muawiyah menyanggahnya, "Demi Allah, kalian tidak duduk di sini untuk hal itu". Mereka menjawab lagi, "Demi Allah, kami tidak duduk di sini melainkan untuk itu (berzikir)". Muawiyah berkata lagi, "Saya tidak meminta kalian bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Karena tidak seorangpun di antara kalian yang setara denganku, di mata Rasulullah SAW dan yang lebih sedikit dariku dalam menukil hadits dari beliau (artinya Muawiyah merendah bahwa sahabat-sahabat tersebut jauh lebih mulia dan lebih banyak menukil hadits Nabi dibanding dirinya). Dan sesungguhnya Rasulullah SAW keluar menuju ke sebuah halaqah para sahabat seraya bertanya, "Apa yang menjadikan kalian duduk di sini?" Mereka menjawab, "Kami duduk untuk berzikir kepada Allah, memanjatkan puji dan syukur kepada-Nya, karena Dia telah memberikan hidayah kepada Islam dan menganugerahkannya kepada kami". Rasulullah saw. bersabda, "Saya tidak meminta kalian untuk bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Namun Jibril telah datang kepadaku seraya memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan malaikat".(HR. Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i).

Al-‘Aadah (Pembiasaan) agar kita cinta dan senang berzikir.

Salah satu upaya agar kita cinta dan senang berzikir adalah dengan senantiasa mengingat manfaat zikir, keutamaan zikir, dan ancaman bagi orang yang tak pernah berzikir, sehingga kita senantiasa termotivasi untuk berzikir.
Selain itu kita memang harus membiasakan diri kita dan anak kita sejak dini agar selalu berzikir, sehingga setiap ayunan langkah, helaan nafas, denyut nadi dan gumaman bibir kita terwarnai oleh dzikrullah.
Seperti dalam gambaran indah saat seorang salafusshaleh yang masyhur: Abdullah Ibnu Mubarrak bersama saudara-saudaranya diajak ayahnya rihlah (piknik) sambil riyadhah (berolahraga) dengan mengendarai kuda di dataran yang luas dan dipenuhi pohon-pohon, "Hai anak-anakku lihatlah pohon di sebelah sana, bertasbihlah kalian hingga ke pohon itu". Maka berderaplah langkah-langkah kuda-kuda Abdullah Ibnu Mubarrak dan saudara-saudaranya menuju pohon itu sementara mereka terus bertasbih.
Kemudian begitu sampai sang ayah kembali berteriak lantang, "Anak-anakku, lihat pohon yang di depan sana, ayo tahmid". Mereka pun semua bertahmid sambil menderap kuda-kuda mereka. Berikutnya sang ayah menyuruh mereka agar bertakbir hingga ke pohon yang lebih jauh lagi dan akhirnya bertahlil hingga ke pohon yang di ujung. Subhanallah, betapa anak-anak menjadi terbiasa berzikir dengan senang hati dan penuh keridhaan.

Macam-macam zikir dan contoh-contohnya

Ada dua jenis zikir yakni zikir yang terikat waktu dan tempat serta tata cara yang baku seperti bacaan dalam ibadah shalat dan haji, begitu pula zikir sesudah shalat. Dan ada pula yang tidak tertentu bisa di waktu pagi dan petang, kapan saja dan di mana saja seperti wadzifah ma'tsurat. Makalah singkat ini dilengkapi lampiran wirid-wirid Qur'an dan keutamaan-keutamaannya serta do'a-do'a sehari-hari yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan dinukil oleh Hasan Al-Banna dalam Majmu'ah Rasailnya.

Khatimah

Di dalam khatimah pembahasan tentang zikir di Majmu'ah Rasail, Imam Hasan Al-Banna menegaskan bahwa wadzifah baik kubra maupun sughra yang kita kenal sebagai ma'tsurat adalah bukan wadzifah khusus untuk a'dho atau ikhwan saja, melainkan, juga untuk seluruh kaum muslimin.
Dengan harapan, zikir tersebut dapat membantu semuanya untuk taat kepada Allah dan menghindarkan mereka dari kelalaian mengingat Allah yang menyebabkan mereka mendapat ancaman Allah. Wadzifah tersebut dibaca di waktu pagi, dari Shubuh hingga Zhuhur dan sore hari dari Ashar hingga ba'da Isya., baik berjamaah maupun sendiri-sendiri.
Barang siapa sibuk dan melalaikannya, hendaknya tidak melalaikannya sama sekali melainkan tetap membacanya sebagian agar tidak terbiasa mengabaikannya.
Sedangkan wirid-wirid Al-Qur'an untuk dibaca siang dan malam juga adzkar yang lain dibaca pada waktunya yang tepat.
Akhirnya kita memohon kepada Allah agar Ia mencurahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua dan juga memohon kepada Allah petunjuk-Nya agar kita tidak lalai, lupa dan malas. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. keluarga dan para sahabatnya

Kematian Hati


Kematian Hati
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.
Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa,tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu.Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.
Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.
Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa.Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.
Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka", ucapnya lirih.
Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana,lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim malnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal,lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidak-sesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang.
Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?
Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.
Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu.
Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci)berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan "

Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil.
Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar.
Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.

Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.
Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiyai"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua?"

Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (‘alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?
Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "western-nya". Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.