Keutamaan Berzikir
Tujuan Instruksional Setelah mendapatkan taujih ini seorang
peserta dapat: 1. Mengetahui keutamaan berzikir 2. Menyebutkan tiga keutamaan
berzikir 3. Menyebutkan tiga dalil dari Al-Qur’an ataupun Hadits tentang
anjuran berzikir 4. Termotivasi untuk senantiasa berzikir minimal pada setiap
selesai shalat 5. Melakukan zikir harian minimal pada setiap selesai shalat
Titik Tekan
Materi
Dalam
Wajibatul Akh
No.26: "Hendaklah engkau senantiasa merasa diawasi oleh Allah Taala.
Mengingat akhirat, dan bersiap-siap untuk menjemputnya, mengambil jalan pintas
untuk menuju ridha Allah Taala. Dengan tekad yang kuat, mendekatkan diri
kepada-Nya dengan ibadah sunnah seperti qiyamul lail, puasa tiga hari minimal
setiap bulan, memperbanyak zikir dan berusaha mengamalkan do'a yang diajarkan
pada setiap kesempatan".(Risalatul Ta'lim, Hasan
Al-Banna)
Selain
shalat sebagai sarana utama berzikir kepada Allah, terdapat banyak cara
berzikir yang lain dengan bacaan-bacaan yang sudah dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Terdapat berbagai macam zikir yang sebaiknya dibaca setelah
shalat dan bahkan di setiap waktu, keadaan, kegiatan selalu ada zikirnya. Maka
setiap kader seyogianya bahkan harus mampu mengamalkan zikir-zikir tersebut.
Tidak
ada alasan bahwa sulit menemukan bentuk-bentuk dan cara zikir, karena telah
terdapat banyak buku yang dapat dibaca, baik yang masih berbahasa Arab maupun
yang telah diterjemahkan. Namun demikian seorang kader, khususnya di bidang
hadits atau bahasa Arab harus dapat menanyakan orisinalitas zikir tersebut atau
maknanya, sehingga tidak terjebak kepada zikir-zikir yang tidak ma'tsur atau memiliki
makna yang bertentangan dengan tauhid ahlussunnah wal jama'ah. Agar seorang akh dapat mengerjakan
zikir secara rutin, dapat memberikan berkah dan mengerjakan dengan penuh
keikhlasan, maka perlu difahamkan akan: Dalil-dalil tentang berzikir, fadhilah
berzikir, adab berzikir. Macam-macam zikir, cara membiasakan diri agar
mencintai zikir dan melakukan zikir. Ancaman bagi yang tidak pernah berzikir
dan contoh-contoh dalam berzikir.
Pokok-pokok
Materi
1. Dalil-dalil tentang berzikir
2. Fadhilah berzikir
3. Adab berzikir
4. Macam-macam zikir
5. Cara membiasakan diri agar mencintai dan melakukan zikir
6. Ancaman bagi yang tidak berzikir
7. Contoh-contoh zikir
Maraji'
Riyadhus
Shalihin, Imam Nawawi; Majmu'atur Rasail, Hasan
Al-Banna..
Mukadimah
Åöäøó
Ýöí ÎóáúÞö ÇáÓøóãóæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö æóÇÎúÊöáóÇÝö Çááøóíúáö æóÇáäøóåóÇÑö
áóÂíóÇÊò áöÃõæáöí ÇáúÃóáúÈóÇÈö * ÇáøóÐöíäó íóÐúßõÑõæäó Çááøóåó ÞöíóÇãðÇ
æóÞõÚõæÏðÇ æóÚóáóì ÌõäõæÈöåöãú æóíóÊóÝóßøóÑõæäó Ýöí ÎóáúÞö ÇáÓøóãóæóÇÊö
æóÇáúÃóÑúÖö ÑóÈøóäóÇ ãóÇ ÎóáóÞúÊó åóÐóÇ ÈóÇØöáðÇ ÓõÈúÍóÇäóßó ÝóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó
ÇáäøóÇÑö
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran bagi kaum yang
berfikir, yakni mereka yang selalu mengingat Allah dalam keadaan berdiri,
duduk, atau berbaring seraya berfikir tentang penciptaan langit dan bumi
(kemudian berkata): Ya Rabb kami, tidaklah Engkau ciptakan segala sesuatu
dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari adzab api
neraka".(QS. Ali-Imran:190-191)
Suatu
saat ketika Rasulullah SAW tengah shalat tahajjud, turunlah ayat ini dan
beliaupun menangis. Bilal yang berada di dekat Rasulullah SAW melihat beliau
menangis bertanya: "Mengapa engkau menangis, ya Rasulullah?" "Celakalah orang yang membaca
ayat-ayat ini(QS.
3:190-191) namun
tidak juga mengambil pelajaran darinya".
Digambarkan
dalam 2 ayat di atas keterpaduan antara ayat qauliyah
dan kewajiban mentadabburinya serta ayat-ayat kauniyah dan kewajiban mentafakkurinya.
Kemudian juga antara kegiatan berzikir dan berfikir.
Rasulullah
SAW sebagai pribadi mulia yang menjadi panutan digambarkan sebagai orang yang
diamnya fikir (senantiasa berfikir) dan bicaranya adalah zikir (senantiasa
berzikir). Beliau tidak pernah berdiam diri, melamun yang tidak berguna,
melainkan diamnya selalu dengan konteks berfikir. Begitu pula bila beliau
berkata-kata, seluruh kata-katanya mengandung zikir atau paling tidak
mengandung muatan zikir.
Dalam
QS. Ali-Imran:102,
Allah Taala berfirman,
íóÇÃóíøõåóÇ
ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó ÍóÞøó ÊõÞóÇÊöåö æóáóÇ ÊóãõæÊõäøó ÅöáøóÇ
æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæäó
"Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu dengan
sebenar-benar taqwa (haqqa tuqatih) dan janganlah engkau mati melainkan dalam
keadaan Islam".
Makna
taqwa yang "haqqa tuqatihi" dijabarkan dalam hadits sebagai berikut: "Allah senantiasa kau ingat
(dzikrullah) dan tidak kamu lupakan. Allah selalu kau syukuri (bersyukur
kepada-Nya) dan tidak mengkufuri nikmatnya. Dan Allah senantiasa kau taati dan
tidak kau kufuri".
Salah
satu ciri ketaqwaan yang hakiki ternyata adalah berzikir pada-Nya di mana saja
dan kapan saja. Artinya di dalam kondisi yang bagaimanapun kita tetap
mengingatnya, berzikir dengan hati, akal dan lisan kita.
Zikirullah
juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keimanan. Dan orang-orang
yang lalai dari mengingat Allah akan mudah terperosok atau terjerumus ke dalam
dosa dan kemaksiatan.
Imam
Asy-Syahid Hasan Al-Banna
ditaqdirkan Allah lahir ke dunia sebagai seorang mujtahid dan pejuang/mujahid. Ia seorang
imam dalam segala hal, demikian ungkap Syaikh Ramadhan Al-Buthi. Ia juga
pemimpin yang menyejarah, fenomenal, demikian ungkap Abul Hasan Ali An-Nadwi sedangkan komentar Al-Bahi
al-Khuli, ia adalah sebuah gagasan yang menyimpan kekuatan. Dan Robert Jackson,
pengamat asing menilai bahwa dalam diri Imam Hasan
Al-Banna terkumpul kecerdikan politisi, kekuatan para panglima, hujjah para ulama,
keimanan kaum sufi, ketajaman analisa para ahli matematika, analogi para
filosofi, kepiawaian para orator dan keindahan susunan kata para sastrawan.
Salah
satu bentuk kegenialan dan kecemerlangan Hasan
Al-Banna adalah konsepnya tentang sosok-sosok rijalud dakwah (pelopor-pelopor dakwah).
Bahwa dalam sosok rijalud
dakwah itu terkandung konsep ulul
albab yang memadukan antara unsur qalb dan ‘aql,
antara unsur zikir
dan fikir antara
unsur keikhlasan, kebersihan hati, ketajaman analisis dan kesempurnaan pemahaman.
Oleh
karena itu dalam buku Majmu'ah Rasail Al-Imam Asy-Syahid Hasan
Al-Banna yang diterjemahkan oleh penerbit Intermedia, Solo sebagai Risalah
Pergerakan Ikhwanul Muslimin selain dibahas secara tajam dan jernih berbagai
aspek yang krusial dan aktual, maka diulas pula masalah zikir secara lengkap
dan rinci beserta contoh-contohnya.
Hasan Al-Banna memuji Rasulullah
SAW sebagai sebaik-baik ahli zikir dan pemimpin orang-orang yang berzikir.
Rasulullah adalah hamba yang paling mengenal Rabbnya, memiliki lafal-lafal yang
indah, kedalaman makna zikir, do'a, syukur, tasbih dan tahmid di setiap waktu
dan kesempatan baik zikir yang kecil, maupun zikir yang besar.
Karena
Rasulullah SAW selalu berzikir di setiap kesempatan, maka jika ada pertanyaan
kapankah kita berzikir, jawabannya adalah di setiap waktu dan tempat. Dan Hasan Al-Banna menuntut agar setiap a'dlo Ikhwanul
Muslimin ber-ittiba' dan berqudwah kepada sunnah Nabi dengan cara menghafal
lafal-lafal zikirnya dalam rangka bertaqarrub kepada Allah.
Keutamaan
Atau Fadhilah Zikir
Dalam
Al-Qur'an ada begitu banyak ayat yang memerintahkan kita untuk memperbanyak
zikir. Dan penjelasan tentang keutamaannya juga ada di banyak ayat Al-Qur'an
dan hadits Rasulullah saw.
Bahkan
di dalam QS. 33:35 yang berisikan ciri-ciri orang-orang yang akan mendapat
ampunan dan pahala yang besar dimulai dari laki-laki dan perempuan yang muslim,
mukmin, taat, jujur, sabar, khusyu, bersedekah, berpuasa, menjaga kehormatannya
hingga akhirnya puncak kriterianya adalah orang yang banyak mengingat Allah.
Dan
di surat yang
sama (Al-Ahzab) tetapi di ayat 41 dan 42, tertera jelas firman Allah,
íóÇÃóíøõåóÇ
ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÐúßõÑõæÇ Çááøóåó ÐößúÑðÇ ßóËöíÑðÇ * æóÓóÈøöÍõæåõ ÈõßúÑóÉð
æóÃóÕöíáðÇ
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut
nama Allah) dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya
di waktu pagi dan petang".
Keutamaan zikir juga nampak dalam hadits-hadits ini, "Aku terserah kepada
persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika ia mengingat-Ku (berzikir) dalam
dirinya, Aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di dalam
sebuah jama'ah, Aku akan menyebutnya di dalam jama'ah yang lebih baik dari
mereka".(Hadits Qudsi, Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah).
Dan dalam hadits Hasan riwayat
Tirmidzi dari Abdullah bin Yusr r.a. Ada
seorang berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari'at Islam telah
banyak ada padaku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang aku bisa berpegang
teguh dengannya". Rasulullah pun bersabda: "Hendaklah lisanmu selalu basah karena
berzikir kepada Allah".
Paling tidak ada beberapa keutamaan zikrullah yang dapat disebut di antaranya
ialah:
1. Memperoleh
ketenangan hati dan ketenteraman jiwa. Iman dan kekuatan zikir serta hubungan
dengan Allah menjadi stabilisator jiwa, sehingga seseorang selalu diliputi
ketenangan dengan ketenteraman karena selalu ingat Allah. Seorang mukmin tak
akan bergembira berlebih-lebihan, melonjak-lonjak atau terhanyut dalam kedukaan
yang berkepanjangan. Seperti dalam hadits Nabi SAW: "Sungguh ajaiblah orang yang beriman.
Bila diberi karunia ia bersyukur ( mengembalikannya kepada Allah) dan itu baik
untuknya. Bila diberi musibah ia bersabar dan itu lebih baik lagi
untuknya".
2. Memberatkan
timbangan hasanat di Yaumul Mizan. Kata Rasulullah ada ucapan zikir yang ringan
diucapkan dan berat timbangan kebaikannya di antaranya ialah: Subhanallah,
walhamdulillah walaa ilaha illallah wallahu akbar.
3. Dijauhkan
dari segala tipu daya setan dan marabahaya. Dengan seseorang rajin membaca
zikir ma'tsurat misalnya di waktu pagi dan petang, maka ia terhindar dari
segala marabahaya yang datang dari syaitan jenis manusia maupun jin. Tidak akan
terkena terkena tipu daya setan, hipnotis, santet, pelet, dan ilmu hitam
lainnya.
4. Memperoleh
keberuntungan dan kemenangan.
íóÇÃóíøõåóÇ
ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ÅöÐóÇ äõæÏöíó áöáÕøóáóÇÉö ãöäú íóæúãö ÇáúÌõãõÚóÉö
ÝóÇÓúÚóæúÇ Åöáóì ÐößúÑö Çááøóåö æóÐóÑõæÇ ÇáúÈóíúÚó Ðóáößõãú ÎóíúÑñ áóßõãú Åöäú
ßõäúÊõãú ÊóÚúáóãõæäó * ÝóÅöÐóÇ ÞõÖöíóÊö ÇáÕøóáóÇÉõ ÝóÇäúÊóÔöÑõæÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö
æóÇÈúÊóÛõæÇ ãöäú ÝóÖúáö Çááøóåö æóÇÐúßõÑõæÇ Çááøóåó ßóËöíÑðÇ áóÚóáøóßõãú
ÊõÝúáöÍõæäó
"Hai orang-orang yang beriman jika sudah ada
adzan/panggilan untuk shalat Jum'at, bersegerahlah untuk zikir kepada Allah dan
tinggalkan jual beli, itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Maka jika sudah
menunaikan shalat itu, bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah bagian dari
karunia Allah dan berzikirlah kepada Allah banyak-banyak agar kalian
beruntung/sukses".(QS. Al-Jumu'ah:9-10)
Jadi
berzikir kepada Allah banyak-banyak adalah kunci keberuntungan dan kemenangan.
1. Sebagai
alat kontrol dan pengendali diri jika sudah berhasil meraih kemenangan dan
kesuksesan. Dalam QS. 110, Allah berfirman: "Ketika
pertolongan Allah, dan kemenangan sudah datang dan kamu lihat orang-orang
berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah (Islam) keseluruhannya, maka
bertasbihlah memuji Rabbmu dan beristigfarlah. Sesungguhnya Ia
Maha Pengampun". Ayat itu mengingatkan kita agar tetap
berzikir seandainya kemenangan sudah kita raih karena zikir akan jadi
pengendali agar kita tidak lupa diri, ghurur
atau takabbur.
Adab
Berzikir
Menurut
Imam Hasan Al-Banna di dalam buku
"Majmu'atu Rasail" yang diterjemahkan menjadi Risalah Pergerakan
Ikhwanul Muslimin bab Ma'tsurat hal 272, yang dimaksud zikir bukanlah sebatas
zikir ucapan saja melainkan segala sesuatu yang ada unsur taqarrub dan muraqabatullah. Oleh
karena itu taubat juga dapat disebut zikir, begitu pula tafakkur, menuntut ilmu
dan mencari ma'isyah yang
halal. Sehingga seorang Muslim dapat berzikir di setiap waktu dan tempat sepanjang
ia selalu dalam rangka mendekatkan diri pada Allah dan senantiasa merasa
diawasi oleh Allah.
Namun
jika kita berzikir tanpa memperhatikan adab-adabnya, maka ia sekedar gumaman
kata-kata yang terucap tanpa menimbulkan makna atsar, bekas dan pengaruhnya dalam jiwa.
Memang
banyak ulama yang menyebut adab-adab dan tata cara berzikir, namun Hasan Al-Banna menyebutkan 5 adab yang terpenting
dan paling utama untuk dijaga dan diperhatikan yakni:
1. Khusyu' atau
menghadirkan hati dan pikiran dalam memahami makna lafal yang terucap. Kemudian
berusaha terwarnai oleh zikir tersebut dan berusaha menjalani maksud dan
tujuannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.
2. Merendahkan
suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah (kemauan) yang
besar sehingga tidak terganggu atau mengganggu yang lain. Terkait dengan ini,
Allah Taala berfirman,
æóÇÐúßõÑú ÑóÈøóßó Ýöí äóÝúÓößó ÊóÖóÑøõÚðÇ æóÎöíÝóÉð æóÏõæäó
ÇáúÌóåúÑö ãöäó ÇáúÞóæúáö ÈöÇáúÛõÏõæøö æóÇáúÂÕóÇáö æóáóÇ Êóßõäú ãöäó
ÇáúÛóÇÝöáöíäó
"Dan sebutlah (nama)
Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang. Dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai".(QS. Al-A'raaf:205)
1. Sesuai
atau seirama dengan jama'ah (baik dalam nada dan volume suara) agar tercipta
harmoni dan kebersamaan, jika kita kebetulan berzikir bersama jama'ah. Usahakan
agar tidak mendahului, lebih lambat atau lebih keras dari bacaan yang lain.
Bahkan seandainya datang terlambat sementara yang lain sudah memulai berzikir,
hendaknya kita langsung mengikuti bacaan mereka. Baru kemudian di akhir zikir,
kita mengqadha' bacaan zikir yang belum sempat kita baca. Tidak diperkenankan
kita membaca yang lain dengan bacaan yang tengah dibaca jama'ah agar tidak
mengacaukan bacaan yang lain dan mengganggu harmoni kebersamaan.
2. Bersih
pakaian dan tempat serta memperhatikan/memilih tempat-tempat yang terhormat
seperti masjid dan waktu-waktu yang sesuai. Semua itu dimaksudkan agar semakin
menambah pengkristalan iradah,
kejernihan hari dan ketulusan niat.
3. Mengakhiri
zikir dengan penuh adab dan kekhusyu'an, menjauhi kesalahan dan main-main.
Karena hal itu dapat menghilangkan faedah dan pengaruh zikir. Jika kesemua adab
berzikir tersebut diperhatikan, dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
insya Allah kita akan bisa mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari zikir yang
kita baca. Kemudian akan terasa lezatnya di hati, menjadi cahaya bagi ruhani
dan melapangkan dada agar dicurahi dengan limpahan rahmat Allah Taala.
Zikir
Berjamaah
Ada
banyak hadits yang mengisyaratkan disunnahkannya berzikir berjama'ah. Misalnya
hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah suatu kaum
duduk-duduk bersama (untuk) berzikir kepada Allah, melainkan para malaikat
mengitari mereka, rahmat memayunginya, ketenangan turun kepadanya, dan Allah
menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang berada di sisi-Nya".
Di
banyak hadits juga diterangkan bahwa Rasulullah SAW, keluar untuk shalat
berjamaah sementara mereka sedang menunggu sambil berzikir di mesjid. Lalu
beliau memberikan kabar gembira dan tidak melarang mereka (melakukan hal itu).
Pada
dasarnya berjamaah dalam segala kebaikan dan ketaatan dianjurkan bila
membuahkan banyak manfaat, seperti bersatunya hati, menguatkan ikatan,
menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat, dan mengajarkan kepada orang
awam yang belum baik bacaannya serta mengumandangkan syiar Allah Taala.
Namun
berzikir berjamaah dapat terlarang jika di dalamnya terdapat hal-hal yang
terlarang secara syar'i, seperti mengganggu orang yang sedang shalat, diselingi
senda gurau dan tawa, menyelewengkan lafal, mengeraskan dan saling mengungguli
atau mendahului dalam berzikir dan hal yang serupa itu. Bila terjadi hal-hal
seperti itu maka zikir secara jama'i dilarang karena adanya kerusakan-kerusakan
atau keburukan-keburukan. Jadi yang dilarang bukan berjama'ahnya. Apalagi jika
zikir jama'ai itu dilakukan dengan lafal-lafal yang ma'tsur dan shahih, sebagaimana dalam wazhifah kubra dan sugra (zikir Al
Ma'tsurat yang kita kenal, baca dan hafalkan)
Alangkah
baiknya apabila para aktivis ikhwan
sering berkumpul untuk membacanya bersama-sama di waktu pagi dan
sore di tempat-tempat berkumpul mereka atau di masjid dengan tetap menjauhi
hal-hal yang dilarang oleh syari'at. Dan barangsiapa yang tidak bisa atau tidak
sempat berzikir berjama'ah, hendaknya membacanya sendiri serta jangan sampai
meninggalkannya sama sekali.
Dalam
sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i dari Abu Sa'id al-Khudri
r.a, ia berkata: "Muawiyah keluar (menuju) sebuah halaqah di masjid. Ia
bertanya, "Apa yang membuat kalian duduk-duduk (di sini)?". Mereka
menjawab, "Kami duduk untuk berzikir kepada Allah". Muawiyah
menyanggahnya, "Demi Allah, kalian tidak duduk di sini untuk hal
itu". Mereka menjawab lagi, "Demi Allah, kami tidak duduk di sini
melainkan untuk itu (berzikir)". Muawiyah berkata lagi, "Saya tidak
meminta kalian bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian. Karena tidak
seorangpun di antara kalian yang setara denganku, di mata Rasulullah SAW dan
yang lebih sedikit dariku dalam menukil hadits dari beliau (artinya Muawiyah
merendah bahwa sahabat-sahabat tersebut jauh lebih mulia dan lebih banyak
menukil hadits Nabi dibanding dirinya). Dan sesungguhnya Rasulullah SAW keluar
menuju ke sebuah halaqah para sahabat seraya bertanya, "Apa yang menjadikan kalian
duduk di sini?" Mereka menjawab, "Kami duduk untuk
berzikir kepada Allah, memanjatkan puji dan syukur kepada-Nya, karena Dia telah
memberikan hidayah kepada Islam dan menganugerahkannya kepada kami". Rasulullah
saw. bersabda, "Saya
tidak meminta kalian untuk bersumpah karena ketidakpercayaanku kepada kalian.
Namun Jibril telah datang kepadaku seraya memberitahukan bahwa Allah
membanggakan kalian di depan malaikat".(HR. Muslim, Tirmidzi
dan Nasa'i).
Al-‘Aadah (Pembiasaan) agar
kita cinta dan senang berzikir.
Salah
satu upaya agar kita cinta dan senang berzikir adalah dengan senantiasa
mengingat manfaat zikir, keutamaan zikir, dan ancaman bagi orang yang tak
pernah berzikir, sehingga kita senantiasa termotivasi untuk berzikir.
Selain
itu kita memang harus membiasakan diri kita dan anak kita sejak dini agar
selalu berzikir, sehingga setiap ayunan langkah, helaan nafas, denyut nadi dan
gumaman bibir kita terwarnai oleh dzikrullah.
Seperti
dalam gambaran indah saat seorang salafusshaleh yang masyhur: Abdullah Ibnu
Mubarrak bersama saudara-saudaranya diajak ayahnya rihlah (piknik) sambil riyadhah (berolahraga)
dengan mengendarai kuda di dataran yang luas dan dipenuhi pohon-pohon,
"Hai anak-anakku lihatlah pohon di sebelah sana, bertasbihlah kalian hingga ke pohon
itu". Maka berderaplah langkah-langkah kuda-kuda Abdullah Ibnu Mubarrak
dan saudara-saudaranya menuju pohon itu sementara mereka terus bertasbih.
Kemudian
begitu sampai sang ayah kembali berteriak lantang, "Anak-anakku, lihat
pohon yang di depan sana, ayo tahmid". Mereka pun semua bertahmid sambil
menderap kuda-kuda mereka. Berikutnya sang ayah menyuruh mereka agar bertakbir
hingga ke pohon yang lebih jauh lagi dan akhirnya bertahlil hingga ke pohon
yang di ujung. Subhanallah,
betapa anak-anak menjadi terbiasa berzikir dengan senang hati dan penuh
keridhaan.
Macam-macam
zikir dan contoh-contohnya
Ada dua
jenis zikir yakni zikir yang terikat waktu dan tempat serta tata cara yang baku seperti bacaan dalam
ibadah shalat dan haji, begitu pula zikir sesudah shalat. Dan ada pula yang
tidak tertentu bisa di waktu pagi dan petang, kapan saja dan di mana saja
seperti wadzifah ma'tsurat.
Makalah singkat ini dilengkapi lampiran wirid-wirid Qur'an dan
keutamaan-keutamaannya serta do'a-do'a sehari-hari yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW dan dinukil oleh Hasan
Al-Banna dalam Majmu'ah Rasailnya.
Khatimah
Di
dalam khatimah pembahasan tentang zikir di Majmu'ah Rasail, Imam Hasan Al-Banna menegaskan bahwa wadzifah baik kubra maupun
sughra yang kita kenal sebagai ma'tsurat adalah bukan wadzifah khusus untuk
a'dho atau ikhwan saja, melainkan, juga untuk seluruh kaum muslimin.
Dengan harapan, zikir tersebut dapat membantu semuanya untuk
taat kepada Allah dan menghindarkan mereka dari kelalaian mengingat Allah yang
menyebabkan mereka mendapat ancaman Allah. Wadzifah
tersebut dibaca di waktu pagi, dari Shubuh hingga Zhuhur dan sore
hari dari Ashar hingga ba'da Isya., baik berjamaah maupun sendiri-sendiri.
Barang siapa sibuk dan melalaikannya, hendaknya tidak melalaikannya sama sekali
melainkan tetap membacanya sebagian agar tidak terbiasa mengabaikannya.
Sedangkan wirid-wirid Al-Qur'an untuk dibaca siang dan malam juga adzkar yang lain dibaca
pada waktunya yang tepat.
Akhirnya
kita memohon kepada Allah agar Ia mencurahkan taufik dan hidayah-Nya kepada
kita semua dan juga memohon kepada Allah petunjuk-Nya agar kita tidak lalai,
lupa dan malas. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw. keluarga dan para sahabatnya