Cara-Cara Memakai Ihram



Cara-Cara Memakai Ihram



Mungkin diantara para jemaah haji/umrah masih ada yang belum faham cara memakai kain ihram.
Pertama yang perlu diperhatikan saat hendak mengenakan kain ihram, pastikan kain bahagian bawah adalah kain yang lebih tebal atau lebih panjang dari kain untuk bagian atas, kain yang terlalu panjang di bagian atas akan menyulitkan kita untuk sholat.

Kedua, sebelum memakai kain ihram, kita harus mandi besar/junub dan diniatkan untuk mandi berihram.

Ketiga, jangan lupa melepas ‘dalaman’, karena terlarang bagi kaum laki-laki mengenakan underwear saat mengenakan kain ihram.

Keempat, saat memakai kain ihram, posisi kedua kaki sebaiknya dibentangkan. Tidak terlalu lebar, namun kira-kira bila kita membentangkan kaki kain ihram masih bisa menutupi aurat kita. Bila dipakai ukuran pribadi, kira-kira sedikit lebih lebar dari bentangan bahu kita.

Kelima, pusat adalah batas atas aurat laki-laki. Sebaiknya mengenakan kain ihram ini meliputi pusat, jangan sampai pusat kita kelihatan. Batas bawahnya adalah lutut namun tidak menutupi mata kaki. Jadi ukuran ideal adalah dari atas pusat sampai betis
.
Keenam, boleh mengenakan sabuk(tali pinggang) untuk mengencangkan balutan kain bagian bawah
.
Ketujuh, saat thawaf, bahu sebelah kanan harus dibuka. Kain bahagian atas yang tadinya menutup kedua bahu, diselempangkan di bawah ketiak kanan dan dilampirkan di bahu kiri. Namun bila sholat, sebaiknya kedua bahu kembali ditutupi kain ihram.

Bila Hati Bercahaya


Bila Hati Bercahaya
Adakah diantara kita yang merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih segalanya : harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah menggenggam seluruh isi dunia ini? Marilah kita kaji ulang, seberapa besar sebenarnya nilai dari apa-apa yang telah kita raih selama ini.

Di sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong yang diberi nama telescope Hubble. Dengan teropong ini berhasil ditemukan sebanyak lima milyar gugusan galaksi. Padahal yang telah kita ketahui selama ini adalah suatu gugusan bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya terdapat planet-planet yang membuat takjub siapa pun yang mencoba bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja merupakan salah satu planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan galaksi di dalam tata surya kita. Nah, apalagi planet bumi ini sendiri yang besarnya hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lima milyar gugusan galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.

Sayangnya, seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apapun yang dirindukannya di bumi ini – dan dengan demikian merasa telah sukses – suka tergelincir hanya mempergauli dunianya saja. Akibatnya, keberadaannya membuat ia bangga dan pongah, tetapi ketiadaannya serta merta membuat lahir batinnya sengsara dan tersiksa. Manakala berhasil mencapai apa yang diinginkannya, ia merasa semua itu hasil usaha dan kerja kerasnya semata, sedangkan ketika gagal mendapatkannya, ia pun serta merta merasa diri sial. Bahkan tidak jarang kesialannya itu ditimpakan atau dicarikan kambing hitamnya pada orang lain.

Orang semacam ini tentu telah lupa bahwa apapun yang diinginkannya dan diusahakan oleh manusia sangat tergantung pada izin Allah Azza wa Jalla. Mati-matian ia berjuang mengejar apa-apa yang dinginkannya, pasti tidak akan dapat dicapai tanpa izin-Nya. Laa haula walaa quwwata illaabillaah! Begitulah kalau orang hanya bergaul, dengan dunia yang ternyata tidak ada apa-apanya ini.

Padahal, seharusnya kita bergaul hanya dengan Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Menguasai jagat raya, sehingga hati kita tidak akan pernah galau oleh dunia yang kecil mungil ini. Laa khaufun alaihim walaa hum yahjanuun! Samasekali tidak ada kecemasan dalam menghadapi urusan apapun di dunia ini. Semua ini tidak lain karena hatinya selalu sibuk dengan Dia, Zat Pemilik Alam Semesta yang begitu hebat dan dahsyat.

Sikap inilah sesungguhnya yang harus senantiasa kita latih dalam mempergauli kehidupan di dunia ini. Tubuh lekat dengan dunia, tetapi jangan biarkan hati turut lekat dengannya. Ada dan tiadanya segala perkara dunia ini di sisi kita jangan sekali-kali membuat hati goyah karena toh sama pahalanya di sisi Allah. Sekali hati ini lekat dengan dunia, maka adanya akan membuat bangga, sedangkan tiadanya akan membuat kita terluka. Ini berarti kita akan sengsara karenanya, karena ada dan tiada itu akan terus menerus terjadi.

Betapa tidak! Tabiat dunia itu senantisa dipergilirkan. Datang, tertahan, diambil. Mudah, susah. Sehat, sakit. Dipuji, dicaci. Dihormati, direndahkan. Semuanya terjadi silih berganti. Nah, kalau hati kita hanya akrab dengan kejadian-kejadian seperti itu tanpa krab dengan Zat pemilik kejadiannya, maka letihlah hidup kita.

Lain halnya kalau hati kita selalu bersama Allah. Perubahan apa saja dalam episode kehidupan dunia tidak akan ada satu pun yang merugikan kita. Artinya, memang kita harus terus menerus meningkatkan mutu pengenalan kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Di antara yang penting yang kita perhatikan sekiranya ingin dicintai Allah adalah bahwa kita harus zuhud terhadap dunia ini. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, niscaya Allah mencintainya, dan barangsiapa yang zuhud terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya manusia mencintainya."

Zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang ada di tangan kita. Bagi orang-orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun yang dimiliki sama sekali tidak akan membuat hati merasa tentram karena ketentraman itu hanyalah apa-apa yang ada di sisi Allah.

Rasulullah SAW bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah." (HR. Ahmad, Mauqufan)

Andaikata kita merasa lebih tentram dengan sejumlah tabungan di bank, maka berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seharusnya kita lebih merasa tentram dengan jaminan Allah. Ini dikarenakan apapun yang kita miliki belum tentu menjadi rizki kita kalau tidak ada izin Allah.

Sekiranya kita memiliki orang tua atau sahabat yang memiliki kedudukan tertentu, hendaknya kita tidak sampai merasa tentram dengan jaminan mereka atau siapa pun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali dengan izin Allah.

Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak menjadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita.jangan ukur kemuliaan seseorang dengan adanya dunia di genggamannya. Sebaliknya jangan pula meremehkan seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita tidak menghormati seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita menghormati seseorang karena kedudukan dan kekayaannya, kalau meremehkan seseorang karena ia papa dan jelata, maka ini berarti kita sudah mulai cinta dunia. Akibatnya akan susah hati ini bercahaya disisi Allah.

Mengapa demikian? Karena, hati kita akan dihinggapi sifat sombong dan takabur dengan selalu mudah membeda-bedakan teman atau seseorang yang datang kepada kita. Padahal siapa tahu Allah mendatangkan seseorang yang sederhana itu sebagai isyarat bahwa Dia akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita.

Hendaknya dari sekarang mulai diubah sistem kalkulasi kita atas keuntungan-keuntungan. Ketika hendak membeli suatu barang dan kita tahu harga barang tersebut di supermarket lebih murah ketimbang membelinya pada seorang ibu tua yang berjualan dengan bakul sederhananya, sehingga kita mersa perlu untuk menawarnya dengan harga serendah mungkin, maka mulailah merasa beruntung jikalau kita menguntungkan ibu tua berimbang kita mendapatkan untung darinya. Artinya, pilihan membeli tentu akan lebih baik jatuh padanya dan dengan harga yang ditawarkannya daripada membelinya ke supermarket. Walhasil, keuntungan bagi kita justru ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain.

Lain halnya dengan keuntungan diuniawi. Keuntungan semacam ini baru terasa ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain. Sedangkan arti keuntungan bagi kita adalah ketika bisa memberi lebih daripada yang diberikan oleh orang lain. Jelas, akan sangat lain nilai kepuasan batinnya juga.

Bagi orang-orang yang cinta dunia, tampak sekali bahwa keuntungan bagi dirinya adalah ketika ia dihormati, disegani, dipuji, dan dimuliakan. Akan tetapi, bagi orang-orang yang sangat merindukan kedudukan di sisi Allah, justru kelezatan menikmati keuntungan itu ketika berhasil dengan ikhlas menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain. Cukup ini saja! Perkara berterima kasih atau tidak, itu samasekali bukan urusan kita. Dapatnya kita menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain pun sudah merupakan keberuntungan yang sangat luar biasa.

Sungguh sangat lain bagi ahli dunia, yang segalanya serba kalkulasi, balas membalas, serta ada imbalan atau tidak ada imbalan. Karenanya, tidak usah heran kalau para ahli dunia itu akan banyak letih karena hari-harinya selalu penuh dengan tuntutan dan penghargaan, pujian, dan lain sebagainya, dari orang lain. Terkadang untuk mendapatkan semua itu ia merekayasa perkataan, penampilan, dan banyak hal demi untuk meraih penghargaan.

Bagi ahli zuhud tidaklah demikian. Yang penting kita buat tatanan kehidupan ini seproporsional mungkin, dengan menghargai, memuliakan, dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Inilah keuntungan-keuntungan bagi ahli-ahli zuhud. Lebih merasa aman dan menyukai apa-apa yang terbaik di sisi Allah daripada apa yang didapatkan dari selain Dia.

Walhasil, siapapun yang merindukan hatinya bercahaya karena senantiasa dicahayai oleh nuur dari sisi Allah, hendaknya ia berjuang sekuat-kuatnya untuk mengubah diri, mengubah sikap hidup, menjadi orang yang tidak cinta dunia, sehingga jadilah ia ahli zuhud.

"Adakalanya nuur Illahi itu turun kepadamu," tulis Syaikh Ibnu Atho’illah dalam kitabnya, Al Hikam, "tetapi ternyata hatimu penuh dengan keduniaan, sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula. Oleh sebab itu, kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan memenuhinya dengan ma’rifat dan rahasia-rahasia."

Subhanallaah, sungguh akan merasakan hakikat kelezatan hidup di dunia ini, yang sangat luar biasa, siapapun yang hatinya telah dipenuhi dengan cahaya dari sisi Allah Azza wa Jalla. "Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing (seorang hamba) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki ..." (QS. An Nuur [24] : 35).

HARI KEBANGKITAN

HARI KEBANGKITAN

Pendahuluan

Barangsiapa pernah hidup di dunia, dia akan meninggalkannya dan pergi menuju dunia lain. Setelah menghembuskan nafas terakhir serta melewati kematian yang menyakitkan, dia akan menuju alam barzakh. Ada siksa, derita, kesenangan dan kenikmatan dialam barzakh. Di barzakh, orang akan melewati pengalaman yang berbeda-beda, sesuai dengan amal perbuatan yang ia lakukan di dunia. Siapa yang pernah mengecap kehidupan didunia, ia akan merasakan kehidupan di barzakh. Dengan kata lain, seseorang yang pernah hidup akan merasakan kematian. ”Semua kemegahan akan ditinggalkan disini, ketika sang pengembara pergi menempuh perjalanan kealam baka.”

Sebagaimana usia manusia dan jin yang memiliki akhir, demikian juga usia dunia. Ketika usia dunia beakhir, seluruh isi dunia mengalami kepunahan. Waktu akhir bagi manusia adalah ” kematian”. Sedangkan hancurnya dunia disebut ” kebangkitan”. Allah SWT.telah menjelaskan filosofi kematian dalam firman-Nya yang berikut :

”Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS.Al-Mulk :1-2)

Dengan kata lain, hidup dan mati yang diciptakan Allah semata-mata bertujuan menguji amal-amalmu dan bersksi siapa diantara kamu yang beramal buruk dan siapa yang beramal baik. Allah memberikan ujian kepada manusia dengan cara memberinya kesempatan di dunia untuk dipertanggung jawabkan kelak di akhirat. Berita tentang akhirat dikabarkan kepada manusia lewat nabi Muhammad s.a.w : ” Wahai manusia, kalian akan meninggal dan setelah itu akan dibangkitkan untuk kemudian bertanggung jawab kepada Penciptamu”.

Setelah barzakh, Tuhan mengumpulkan semua umat manusia bersama-sama, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Inilah yang disebut ” kebangkitan kembali”. Kehidupan disini sangat berbeda dari kehidupan sebelumnya. Tidak ada amal appun, tidak ada balasan kepada siapapun dan catatan perilaku manusia sudah ditutup. Masjid yang pernah ada kini sudah hancur, sekolah sudah rata dengan tanah dan buku-bukunya telah lebur. Semua keluarga, anak-anak, pengikut dan teman-teman yang punah, dikumpulkan lagi. Setiap jenis kebajikan dihentikan dan semua harapan akan sirna. Perbuatan baik yang dilakukannya atau yang dihadiahkan orang kepadanya akan diserahkan kepada Allah. Semuanya tergantung kepada keputusan Allah . Allah tidak menerapkan hukuman atau  ganjaran kepada manusia ketika mereka masih hidup, karena ketika itu, manusia masih sibuk mengumpulkan amal perbuatannya. Mungkin saja pada masa mudanya dia pernah melakukan perbuatan dosa akibat gejolak masa mudanya atau karena kebodohannya, tetapi kemudian bertobat dan menyesali perbuatannya. Kemudian Allah mengampuninya.

Sekilas Tentang Hari Kebangkitan

Israfil akan meniupkan sangkakala (terompet khusus) untuk pertama kalinya sekitar empat puluh tahun, atau empat puluh bulan, atau empat puluh minggu sebelum dimulainya hari kebangkitan. Suaranya sangat menakutkan sehingga semua manusia, binatang, burung-burung, semua yang hidup diatas permukaan bumi, ketakutan. Tubuh manusia akan menggigil dan gemetar, wajah-wajah menjadi pucat, jantung-jantung berdetak dengan cepat (karena kesakitan), mata-mata akan masuk kedalam kelopaknya dan semua makhluk hidup akan mati. Ketika sangkakala pertama menggema , jantung-jantung berdetak kesakitan dan mata-mata tertunduk layu. ”Hari ketika bumi bergetar, suara keras akan mengikutinya. Jantung berdetak sangat cepat dan mata melihat hal-hal yang sangat menakutkan.”

Akan terjadi gempa bumi yang sangat keras sehingga gedung-gedung, gunung-gunung, dan pohon-pohon yang ada dipermukaan bumi, semuanya tercerabut dari dasarnya. Bumi akan menjadi rata.

”Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah : 20 )

Matahari dan bintang-bintang akan jatuh. Sinarnya terus memudar hingga akhirnya lenyap. Sungai-sungai akan terbakar. Manusia akan beterbangan diudara seperti layang-layang. Singkatnya, akan terjadi perubahan yang sangat besar dilangit dan di bumi. Seluruh sistem yang ada akan kacau. Tak ada lagi gunung, pohon mupun manusia. Setelah itu akan turun hujan yang sangat lebat dari langit.

Kemudian Israfil diperintah Tuhan meniup sangkkala lagi. Pada tiupan kali ini, semua jiwa akan kembali keraganya dan sebuah dunia baru diciptakan.”Di tangan-Mu terletak segala kebaikan. Sesungguhnya, Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” Israfil, sangkakala dan suara yang dikeluarkan sama. Pada kali pertama, terjadi penghancuran dan pemusnahan. Namun pada kali yang kedua, muncul kehidupan lain. ”Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.
Kini, orang-orang yang mematuhi Tuhan dan berjuang melawan hawa nafsunya akan bangkit dengan penuh kehormatan, kesenangan dan kenyamanan tanpa rasa takut.
”Sesungguhnya para wali Allah adalah orang-orang yang tidak cemas dan tidak pula bersedih. Pada hari itu banyak wajah yang tenang, merasa tenang karena amal salehnya  dan mereka yang bertindak menurut ambisinya , merasa takut . Pada wajah-wajah mereka terdapat tanda kepucatan. Mata mereka tidak bercahaya , pudar dan tampak mengerikan”.
Mereka akan berteriak :“Celakalah kita, siapa yang telah membangunkan kita dari tidur.”
Ketika semua manusia telah dihidupkan , mereka akan diatur dalam kelompok terpisah. Orang-orang Yahudi akan diatur dalam satu baris, orang-orang Kristen diletakkan dibaris yang lain, demikian juga orang-orang yang menyekutukan Allah akan ditempatkan pada baris yang berbeda, ada juga barisan untuk orang-orang beriman.

Orang-orang yang saleh dikumpulkan disatu tempat dan para pendosa ditempat yang lain. Mereka yang menunaikan shalat dan puasa akan dibawa bersama dalam satu tempat, sedangkan para pelaku kejahatan berada ditempat yang lain. Para peminum arak dikumpulkan terpisah, para pencuri dan para perampok disatukan ditempat yang terpisah pula. Dengan kata lain, setiap jenis manusia akan diatur dalam barisan yang terpisah dan berbeda.  Dan dalam pengaturan itu polisi Allah (malaikat) terus bersiaga hingga ke pengadilan Allah Yang Maha Besar.
   

”yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok”. (QS.An Naba : 18 )

Setelah itu, langit akan dibuka sehingga para malaikat turun dengan membawa catatan-catatan amal manusia dan memperlihatkannya.


”dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu” (QS.An Naba : 19)

Langit adalah jalan menuju surga, dan penyebab terbukanya langit, sebagaimana ditulis para ulama, adalah karena Allah memberikan cahaya kepada-Nya. Lalu para malaikat akan menyerahkan daftar perbuatan (catatan masa lampau) kepada mereka yang telah mengerjakan perbuatan baik dan buruk di dunia. Cara catatan perbuatan itu diserahkan seperti berikut : Jika catatan itu diberikan kepada hamba-hamba Allah yang taat, ia akan di berikan dari sebelah kanan, sedangkan bagi para pembangkang akan diberikan dari sebelah kiri.

”Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.” (QS.Al Waqi’ah: 8-9).

Dalam ayat yang lain, penjelasannya adalah sebagai berikut :
019. Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)".
020. Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.
021. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,
022. dalam surga yang tinggi.
023. Buah-buahannya dekat,
024. (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS. Al Haaqqah : 19 -24)

Akan tetapi, orang-orang yang kitabnya diterima dengan tangan kiri, mereka berkata dengan bersedih :
025. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),
026. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. ” (QS.Al-Haaqqah : 25-26)
Hal ini terjadi karena orang-orang itu akan teringat amal buruk mereka , dan karenanya, jiwa mereka mengalami kejutan yang luar biasa. Kemudian mereka akan berteriak dengan kesedihan yang mendalam : ” Wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu dan aku tidak dibangkitkan lagi dalam malapetaka yang menyakitkan ini. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku ! Apa yang harus aku lakukan ? Telah hilang kekuasaan dariku !

Pada hari kiamat, Allah akan membuat lidah mereka terkunci :
”Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin : 65 )
Tangan dan kaki mereka secara otomatis akan memberi keksaksian terhadap mereka. Dengan memberi mereka kemampuan berbicara, seakan-akan Tuhan menjadikan tangan dan kaki kita sebagai saksi melawan diri kita sendiri.

Hari kebangkitan itu akan berlangsung lima puluh tahun. Tetapi Tuhan akan terbebas dari penghitungan makhluk-Nya yang mengira berlangsung tujuh sampai delapan jam. Adapun orang-orang dari golongan kanan, yaitu mereka yang menolak kejahatan dan berbuat baik, akan diseru :

” Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr : 27 – 30 ).

Kemudian orang-orang ini akan berbaris ke depan, agar dapat mencapai surga. Ketika itu, mereka menyaksikan surga, tetapi tidak menemukan jalan yang dapat menghantar mereka masuk kesana . Karenanya, mereka mendatangi Adam dan memohon kepadanya : ”Wahai bapak kami, tolong beritahu kami jalan menuju surga.” Adam berkata :” Saudara-saudaraku, aku tidak dalam posisi mengatakan itu. Pergilah kepada Ibrahim.” Akhirnya dengan syafaat Muhammad , sebuah jembatan ditempatkan disana, diantara surga dan neraka, yang disebut shiratal mustaqiim, sebuah jembatan dimana orang-orang muslim yang bertakwa menyeberang menuju surga. Mereka menyeberanginya, karena ketika itu syafaat Nabi diberikan. Nabi Muhammad SAW . adalah orang pertama yang akan menyeberang diatas jembatan itu. Kemudian diikuti para pengikutnya. Pada hari itu, tak seorangpun yang berani berbicara, kecuali para Rasul. Para Rasul mengucapkan : ” Ya Allah, Izinkanlah mereka menyeberang dengan selamat!, Ya Allah, hanya Engkaulah yang dapat menuntun kapal kami ke pantai yang aman. Hanya Engkau yang dapat menguatkan kami menyeberanginya.” Maka, orang-orang yang taat kepada para Nabi akan menyeberangi jembatan ini. Sebagian dari mereka akan menyeberang jembatan itu dalam sekejap mata, sebagian lainnya seperti kilat, sebagian lainnya secepat angin dan ada juga yang menyeberang diatasnya seperti burung-burung.” (H.R. Bukhari)
Seorang muslim dari maqam yang paling rendah akan menyeberang jembatan ini dengan langkah terhuyung-huyung, selama tujuh ribu tahun. Fazil bin Ayyaz berkata : ” Panjang shirotal mustaqim adalah tiga ratus ribu tahun, jalan pendakiannya seribu tahun, jalan turunnya seribu tahun dan jalan kepuncaknya juga seribu tahun. Dia memiliki permukaan yang rata. ” Singkat kata, ia adalah tempat yang mengerikan, sehingga para nabi pun tanpa daya akan mengucapkan : ” Ya Allah. Keselamatan, keselamatan, ....... ” .
( Kitab Jawahirul Tafaasir)  
Dari sana, orang-orang itu akan pergi menuju surga. Ketika mereka sampai didekat surga, pintu-pintu surga terbuka, menanti kedatangan mereka. Kemudian malaikat-malaikat penjaga sudah berada disana menyambut mereka, memberi salam secara Islam : ”Assalamu’alaikum,” setelah menyalami, mereka berkata : ”Masuklah kesurga selama-lamanya.”