Menjauhkan diri dari Ghibah (Menggunjing)

Menjauhkan diri dari Ghibah (Menggunjing)
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ، وَ لاَ نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ. وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولئِكَ هُمُ الظّلِمُوْنَ. ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ. الحجرات:11-12
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim. (11)
Hai orang-orang yang beriman, jauhkanlah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (12) [QS. Al-Hujuraat : 11-12]

Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى بَكْرٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ فِى حَجَّةِ اْلوَدَاعِ: اِنَّ دِمَاءَكُمْ وَ اَمْوَالَكُمْ وَ اَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا فِى شَهْرِكُمْ هذَا فِى بَلَدِكُمْ هذَا، اَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟. البخارى و مسلم و غيرهما
Dari Abu Bakar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW dalam khutbahnya pada hajji wada’ beliau bersabda, “Sesungguhnya darah kalian, harta benda dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian seperti hari kalian ini di dalam bulan kalian ini dan di dalam negeri kalian ini. Ketahuilah, bukankah aku sudah menyampaikan ?”. [HR. Bukhari, Muslim dan lainnya]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. مسلم و الترمذى
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Setiap orang Islam atas orang Islam yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya dan harta bendanya”. [HR. Muslim dan Tirmidzi]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: الرّبَا اِثْنَانِ وَ سَبْعُوْنَ بَابًا. اَدْنَاهَا مِثْلُ اِتْيَانِ الرَّجُلِ اُمَّهُ. وَ اِنَّ اَرْبَى الرّبَا اِسْتِطَالَةُ الرَّجُلِ فِى عِرْضِ اَخِيْهِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling kecil (dosanya) seperti (dosanya) seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya, dan sesungguhnya sebesar-besar riba ialah seseorang yang terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan saudaranya”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ مِنْ اَرْبَى الرّبَا اْلاِسْتِطَالَةُ فِى عِرْضِ اْلمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقّ. ابو داود
Dari Sa’id bin Zaid RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya termsuk sebesar-besar riba ialah terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan orang Islam tanpa alasan yang benar”. [HR. Abu Dawud]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: تَدْرُوْنَ اَرْبَى الرّبَا عِنْدَ اللهِ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: فَاِنَّ اَرْبَى الرّبَا عِنْدَ اللهِ اِسْتِحْلاَلُ عِرْضِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ. ثُمَّ قَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. ابو يعلى
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para shahabat, “Tahukah kalian sebesar-besar riba di sisi Allah ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sebesar-besar riba di sisi Allah ialah menganggap halal (menjatuhkan) kehormatan orang Islam”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat : Walladziina yu’dzuunal-mu’miniin wal mu’minaati bi ghairi maktasabuu fodihtamaluu buhtaanaw wa itsmam mubiina [QS. Al-Ahzab : 58] (Dan orang-orang yang menyakiti orang mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguh mereka telah berbuat buhtan (kebohongan) dan dosa yang nyata). [HR. Abu Ya’la, para perawinya perawi shahih]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قُلْتُ لِلنَّبِيّ ص: حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَ كَذَا. قَالَ بَعْضُ الرُّوَاةِ: تَعْنِى قَصِيْرَةً. فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ لَوْ مُزِجَت بِمَاءِ اْلبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ. قَالَتْ: وَ حَكَيْتُ لَهُ اِنْسَانًا. فَقَالَ: مَا اُحِبُّ اَنّى حَكَيْتُ اِنْسَانًا وَ اِنَّ لِى كَذَا وَ كَذَا. ابو داود و الترمذى و البيهقى و قال الترمذى: حديث حسن صحيح
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Saya pernah berkata kepada Nabi SAW, “Cukup bagimu dari Shafiyah begini dan begitu”. Sebagian orang-orang yang meriwayatkan mengatakan : Yang dimaksud ‘Aisyah ialah, “Ia wanita yang pendek”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kamu telah mengatakan suatu kalimat seandainya dicamput dengan air laut sungguh air laut itu menjadi keruh”. Dan ‘Aisyah pernah berkata, “Saya pernah menceritakan tentang seseorang kepada beliau, maka beliau bersabda, “Aku tidak suka menceritakan (keburukan) seseorang meskipun akan mendapatkan upah sekian dan sekian”. [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Baihaqi, Tirmidzi berkata : Hadits, hasan shahih]
عَنْ عَائِشَةَ رض اَيْضًا اَنَّهُ اعْتَلَّ بَعِيْرٌ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيّ، وَ عِنْدَ زَيْنَبَ فَضْلُ ظَهْرٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص لِزَيْنَبَ: اَعْطِيْهَا بَعِيْرًا. فَقَالَتْ: اَنَا اُعْطِى تِلْكَ اْليَهُوْدِيَّةَ؟ فَغَضِبَ رَسُوْلُ اللهِ ص، فَهَجَرَهَا ذَا اْلحِجَّةِ وَ اْلمُحَرَّمَ وَ بَعْضَ صَفَرٍ. ابو داود
Dari ‘Aisyah RA juga, ia berkata : Sesungguhnya untanya Shafiyah binti Huyaiyyin sedang sakit, sedang Zainab mempunyai kelebihan kendaran. Maka Nabi SAW bersabda kepada Zainab, “Berikanlah onta kepadanya !”. Lalu (Zainab) menjawab, “Saya disuruh memberi kepada wanita Yahudi itu !”. Kemudian Nabi SAW meninggalkan Zainab pada bulan Dzulhijjah, Muharram dan sebagian bulan Shafar. [HR. Abu Dawud]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيّ ص فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا اَعْجَزَ فُلاَنًا! اَوْ قَالُوْا: مَا اَضْعَفَ فُلاَنًا! فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اغْتَبْتُمْ صَاحِبَكُمْ وَ اَكَلْتُمْ لَحْمَهُ. ابو يعلى و الطبرانى و لفظه: اِنَّ رَجُلاً قَامَ مِنْ عِنْدِ النَّبِيّ ص فَرَأَوْا فِى قِيَامِهِ عَجْزًا. فَقَالُوْا: مَا اَعْجَزَ فُلاَنًا! فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكَلْتُمْ اَخَاكُمْ وَ اغْتَبْتُمُوْهُ.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Dahulu ketika kami di sisi Nabi SAW, ada seorang laki-laki berdiri. Lalu orang-orang sama berkata, “Ya Rasulullah, alangkah sangat loyonya si fulan itu !”. Atau mereka berkata, “Alangkah sangat lemahnya orang itu”. Maka Nabi SAW bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepada teman kalian dan kalian telah makan dagingnya”. [HR. Abu Ya’la, dan Thabrani meriwayatkan dengan lafadhnya], sesungguhnya ada seorang laki-laki berdir di sisi Nabi SAW, maka orang-orang melihat ketika dia berdiri itu dalam keadan loyo. Mereka berkata, “Alangkah sangat loyonya si fulan itu”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Kalian telah makan saudaramu dan kalian telah berbuat ghibah kepadanya”.
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ اَنَّهُمْ ذَكَرُوْا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص رَجُلاً، فَقَالُوْا: لاَ يَأْكُلُ حَتَّى يُطْعَمَ، وَ لاَ يَرْحَلُ حَتَّى يُرْحَلَ لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اغْتَبْتُمُوْهُ، فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا حَدَّثْنَا بِمَا فِيْهِ. قَالَ: حَسْبُكَ اِذَا ذَكَرْتَ اَخَاكَ بِمَا فِيْهِ. الاصبهانى باسناد حسن
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya orang-orang menyebutkan tentang seorang laki-laki di sisi Rasulullah SAW. Mereka mengatakan, “Orang itu tidak makan sehingga ia diberi makan, dan ia tidak punya tempat tinggal hingga diberi tempat tinggal”. Maka Nabi SAW bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepadanya”. Lalu mereka menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami hanya menceritakan apa adanya”. Rasulullah SAW bersabda, “Cukup bagimu (dikatakan berbuat ghibah) apabila kamu menyebutkan saudaramu dengan apa yang ada padanya”. [HR. Al-Ashbihaniy dengan sanad hasan]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَ تَدْرُوْنَ مَا اْلغِيْبَةُ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ اَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ: اَرَأَيْتَ اِنْ كَانَ فِى اَخِى مَا اَقُوْلُ؟ قَالَ: اِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ اِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ. مسلم و ابو داود و الترمذى و النائى
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada para shahabatnya), “Tahukah kalian apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah kamu menyebut tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang bertanya kepada beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu memang betul-betul seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaan saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah berbuat ghibah kepadanya. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan) kepadanya”. [HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّهُ مَرَّ عَلَى بِغَالٍ مَيّتٍ فَقَالَ لِبَعْضِ اَصْحَابِهِ: َلاَنْ يَأْكُلَ الرَّجُلُ مِنْ هذَاِ حَتَّى يَمْـَلأَ بَطْنَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ رَجُلٍ مُسْلِمٍ. ابو الشيخ ابن حبان
Dari ‘Amr bin ‘Ash RA, bahwasanya dia pernah melewati seekor bangkai baghal, lalu dia berkata kepada sebagian shahabat-shahabatnya, “Sungguh seseorang makan bangkai ini sehingga memenuhi perutnya itu lebih baik baginya dari pada ia makan daging (menggunjing) seorang muslim”. [HR. Abusy-Syaikh Ibnu Hibban]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: جَاءَ اْلاَسْلَمِيُّ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَشَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ بِالزّنَا اَرْبَعَ شَهَادَاتٍ يَقُوْلُ: اَتَيْتُ امْرَأَةً حَرَامًا. وَ فِى كُلّ ذلِكَ يُعْرِضُ عَنْهُ رَسُوْلُ اللهِ ص. فَذَكَرْتُ اْلحَدِيْثَ اِلَى اَنْ قَالَ: فَمَا تُرِيْدُ بِهذَا اْلقَوْلِ؟ قَالَ: اُرِيْدُ اَنْ تُطَهّرَنِى. فَاَمَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُرْجَمَ، فَرُجِمَ. فَسَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ ص رُجُلَيْنِ مِنَ اْلاَنْصَارِ يَقُوْلُ اَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: اُنْظُرْ اِلَى هذَا الَّذِى سَتَرَ اللهُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَدَعْ نَفْسَهُ حَتَّى رُجِمَ رَجْمَ اْلكَلْبِ. قَالَ: فَسَكَتَ رَسُوْلُ اللهِ ص، ثُمَّ سَارَ سَاعَةً، فَمَرَّ بِجِيْفَةِ حِمَارٍ شَائِلٍ بِرِجْلِهِ، فَقَالَ: اَيْنَ فُلاَنٌ وَ فُلاَنٌ؟ فَقَالُوْا: نَحْنُ ذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَقَالَ لَهُمَا: كُلاَ مِنْ جِيْفَةِ هذَا اْلحِمَارِ! فَقَالاَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، غَفَرَ اللهُ لَكَ، مَنْ يَأْكُلُ مِنْ هذَا؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا نِلْتُمَا مِنْ عِرْضِ هذَا الرَّجُلِ آنِفًا اَشَدُّ مِنْ اَكْلِ هذِهِ اْلجِيْفَةِ. فَوَ اللهِ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ، اِنَّهُ اْلآنَ فِى اَنْهَارِ اْلجَنَّةِ يَنْغَمِسُ فِيْهَا. ابن حبان فى صحيحه
Dari Abu Huriarah, ia berkata : Telah datang seorang laki-laki (dari suku) Aslam kepada Rasulullah SAW lalu dia bersaksi atas dirinya sendiri bahwa dia berbuat zina. Dia bersaksi empat kali. Ia berkata, “Saya menyetubuhi wanita secara haram”. Setiap ia mengatakan yang demikian itu, Rasulullah SAW berpaling darinya. Lalu aku menyebutkan cerita itu sehingga beliau bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan cuapan ini ?”. Orang itu menjawab, “Saya menginginkan supaya engkau membersihkan diriku”. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan supaya ia dirajam. Lalu orang tersebut dirajam. Kemudian Rasulullah SAW mendengar ada dua orang laki-laki Anshar, salah satunya berkata kepada temannya, “Lihatlah kepada orang ini yang Allah telah menutupinya, tetapi ia tidak membiarkan dirinya, sehingga ia dirajam seperti anjing yang dilempari batu”. (Abu Hurairah) berkata : Rasulullah SAW diam saja. Sebentar kemudian beliau berjalan (bersama para shahabat), lalu melewati bangkai himar di dekat kaki beliau. Maka beliau bersabda, “Mana si fulan dan si fulan itu ?”. Mereka menjawab, “Ini kami ya Rasulullah”. Beliau bersabda kepada kedua orang itu, “Makanlah bangkai himar ini !”. Mereka berdua menjawab, “Ya Rasulullah, semoga Allah mengampuni engkau. Siapa yang mau memakan bangkai himar ini ?”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Apa-apa yang kamu dapat dari (menjelek-jelekkan) kehormatan orang laki-laki tadi adalah lebih buruk dari makan bangkai himar ini. Dan demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya (orang laki-laki yang telah dirajam itu) sekarang sedang berendam di sungai surga”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ الرَّجُلَ لَيُؤْتَى كِتَابَهُ مَنْشُوْرًا فَيَقُوْلُ: يَا رَبّ، فَاَيْنَ حَسَنَاتُ كَذَا وَ كَذَا عَمِلْتُهَا لَيْسَتْ بِصَحِيْفَتِى؟ فَيَقُوْلُ: مُحِيَتْ بِاغْتِيَابِكَ النَّاسَ. الاصبهانى
Dari Abu Umamah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada orang yang diberi kitab catatannya dengan terbuka”. Maka orang itu bertanya, “Ya Tuhanku, mana catatan kebaikan ini dan itu yang telah saya kerjakan, koq tidak ada di sini ?”. Kemudian Allah menjawab, “(Kebaikan-kebaikanmu) terhapus oleh perbuatan ghibahmu kepada orang lain”. [HR. Al-Ashbihaniy]
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اْلغِيْبَةُ وَ النَّمِيْمَةُ يَحُتَّانِ اْلاِيْمَانَ كَمَا يَعْضِدُ الرَّعِى الشَّجَرَةَ. الاصبهانى

Dari ‘Utsman bin ‘Affan RA, ia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ghibah dan Namimah (adu-adu) itu bisa meruntuhkan iman sebagaimana seorang penggembala yang menebang pohon”. [HR. Al-Ashbihaniy]


Menjauhkan Diri Dari Dengki

Menjauhkan Diri Dari Dengki
Firman Allah SWT :
وَدَّ كَـثِـيْرٌ مِّنْ اَهْلِ اْلكِـتبِ لَـوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْ بَعْدِ اِيـْمَانِكُمْ كُـفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنــْفُسِهِمْ مِّنْ بَعْدِ مَا تَـبَـيَّنَ لَـهُمُ اْلحَقُّ، فَاعْفُوْا وَ اصْفَحُوْا حَتّى يَـأْتــِيَ اللهُ بِأَمْرِه، اِنَّ اللهَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَـدِيـْرٌ. البقرة:109
Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al-Baqarah : 109]
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النـَّاسَ عَلى مَآ اـتـهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلـِه، فَـقَدْ اتَـيْنَآ الَ اِبـْرَاهِيْمَ اْلكِـتبَ وَ اْلحِكْمَةَ وَ اتَـيْنـهُمْ مَّلَكًا عَظـِيْمًا. فَمِنْـهُمْ مَّنْ امَنَ بِه وَ مِنْهُمْ مَّنْ صَدَّ عَنْهُ وَ كَـفى بِجَهَـنَّمَ سَعِيْرًا. النساء:54-55
Ataukah mereka dengki kepada manusia lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya ? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. Maka diantara mereka, ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan diantara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya. [An-Nisa' : 54 - 55]
اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَـسُؤْهُمْ وَ اِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَّـفْرَحُوْا بِـهَا، وَ اِنْ تَصْبِرُوْا وَ تَـتَّـقُوْا لاَ يَضُرُّكُمْ كَـيْدُهُمْ شَيْئًا، اِنَّ اللهَ بِمَا يَـعْمَلُـوْنَ مُحِيْطٌ. ال عمران:120
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bershabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. [Ali 'Imran : 120]

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَـلَـقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَـقَ. وَ مِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَ مِنْ شَرِّ النَّـفّـثـتِ فِى اْلعُـقَـدِ. وَ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.الفلق:1-5
Katakanlah : "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Shubuh, dari kejahatan makhluq-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. [Al-Falaq : 1 - 5]
وَ الَّذِيـْنَ تَـبَوَّؤُ الدَّارَ وَ اْلاِيـْمَانَ مِنْ قَـبْلـِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَـيْهِمْ وَ لاَ يَجـِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُـوْا وَ يُـؤْثـِرُوْنَ عَلى اَنــْفُسِهِمْ وَ لَـوْ كَانَ بِـهِمْ خَصَاصَةُ، وَ مَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَـفْسه فَاُولـئِكَ هُمُ اْلمُفْلـِحُوْنَ. وَ الَّذِيـْنَ جَآءُوْ مِنْ بَعْدِهِمْ يَـقُوْلُـوْنَ رَبــَّنَا اغْفِرْلَـنَا وَ ِلاِ خْوانـِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَـا باِلاْيِـْمَانِ وَ لاَ تَجْعَلْ فِي قُـلُـوْبِـنَا غِلاًّ لِلَّذِيـْنَ امـَنُوْا رَبــَّنَا اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. الحشر:9-10
Dan orang-orang (Anshar) yang telah mendiami kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan kaum) Muhajirin, mereka mencintai orang yang berhijrah ke negeri mereka. Dan mereka tiada merasa iri dan dengki dalam hatinya terhadap apa-apa yang diberikan kepada orang Muhajirin itu dan mereka mengutamakan (kepentingan) orang-orang Muhajirin atas (kepentingan) diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan orang-orang yang datang sesudah kaum Muhajirin dan Anshar mereka berdo'a : "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian (bersemi) dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. [Al-Hasyr : 9 - 10]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِيـَّاكُمْ وَ الظَّنَّ فَاِنَّ الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيـْثِ وَ لاَ تَحَسَّسُوْا وَ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ تَـنَافَسُوْا وَ لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَـبَاغَضُوْا وَ لاَ تَـدَابَـرُوْا وَ كُـوْنُـوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا كَمَا اَمَرَكُمْ. اَلـْمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ لاَ يَظْلـِمُهُ وَ لاَ يَخـْذُلـُهُ  وَ لاَ يَحْقِرُهُ.  اَلتَّـقْوَى ههُنَا، اَلتَّـقْوَى ههُنَا، اَلتَّـقْوَى ههُنَا. وَ اَشَارَ اِلَى صَدْرِهِ. بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ.مالك و البخارى و مسلم و اللفظ له، و ابو داود و الترمذى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Jauhkanlah dirimu dari berburuk sangka, karena berburuk sangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan (hati). Jangan mendengarkan pembicaraan orang lain (untuk mencari kesalahannya), jangan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan bersaing (yang tidak sehat), jangan saling mendengki, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi, dan jadilah kamu semua hamba-hamba Allah yang bersaudara sebagaimana Allah telah memerintahkan kepadamu. Orang Islam itu adalah saudaranya orang Islam yang lain, tidak boleh menganiayanya, tidak boleh membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya) dan tidak boleh menghinakannya. Taqwa itu disini. Taqwa itu di sini. Taqwa itu disini. Rasulullah SAW mengisyaratkan ke dada beliau. Cukuplah seseorang itu berbuat jahat apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam yang lain. Tiap-tiap orang Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram; darahnya, kehormatannya dan harta bendanya. [HR. Malik, Bukhari, Muslim dan lafadh baginya, Abu Dawud dan Tirmidzi]
عَنْ اَنــَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلـْحَسَدُ يَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ اْلحَطَبَ. وَ الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ اْلخَطِـيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ اْلمَـاءُ النَّـارَ. وَ الصَّلاَةُ نُـوْرُ اْلمُؤْمـِنِ وَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّـارِ. ابن ماجه و البيهقى
Dari Anas RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. Shadaqah itu bisa menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api, shalat itu adalah cahayanya orang mukmin dan puasa itu adalah perisai (bisa menjauhkan) dari neraka". [HR. Ibnu Majah dan Baihaqi]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ كَـعْبٍ عَنْ اَبِـيْهِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا ذِئـْبَانِ جَائِـعَانِ اُرْسِلاَ فِى زَرِيْـبَةِ غَنَمٍ بِـاَفْسَدَ لَـهَا مِنَ اْلحِرْصِ عَلَى اْلمَالِ وَ اْلحَسَدِ فِى دِيـْنِ اْلمُسْلِمِ وَ اِنَّ اْلحَسَدَ لَـيَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَـأْكُلُ النَّـارُ اْلحَطَبَ. الترمذى
Dari Abdullah bin Ka'ab dari ayahnya RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Dua serigala lapar yang dilepaskan di tengah-tengah sekelompok kambing tidaklah lebih berbahaya dari pada rakusnya terhadap harta dan kedengkian bagi agama seorang Muslim. Dan sesungguhnya dengki itu bisa memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar". [HR. Tirmidzi]
عَنِ الزُّبـَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: دَبَّ اِلَـيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ قَـبْلَكُمْ. اَلـْحَسَدُ وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالـِـقَةُ. اَمَّا اِنِّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَ لكِنْ تَحْلِقُ الدِّيـْنَ. البزار باسناد جيد و البيهقى
Dari Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Akan menjalar kepadamu penyakitnya ummat-ummat sebelummu, yaitu dengki dan kebencian yang sangat. Dan kebencian yang sangat itu adalah pencukur. Adapun saya tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi mencukur agama. [HR. Al-Bazzar dengan sanad yang baik, dan Baihaqi]
عَنْ اَنــَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: كُـنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: يَطْلُعُ اْلآنَ عَلَـيْكُمْ رَجُلٌ مِنْ اَهْلِ اْلجَنَّةِ. فَطَـلَعَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنـْصَارِ تَنْطُفُ لِحْيَتُهُ مِنْ وَضُوْئـِهِ قَدْ عَلَّقَ نَعْلَـيْهِ بِيَدِهِ الشِّمَالِ. فَـلَمَّا كَانَ اْلغَدُ قَالَ: النَّبِيُّ ص مِثْـلَ ذلِكَ، فَطَـلَعَ ذلِكَ الرَّجُلُ مِثْـلَ اْلمَرَّةِ اْلاُوْلَى، فَـلَمَّا كَانَ اْليَوْمُ الثَّالِثُ قَالَ النَّبِيُّ ص مِثْلَ مَقَالَـتِهِ اَيـْضًا، فَطَـلَعَ ذلِكَ الرَّجُلُ عَلَى مِثْلِ حَالِهِ اْلاَوَّلِ، فَـلَمَّا قَامَ النَّبِيُّ ص تَبِعَهُ عَبْدُ اللهِ بـْنُ عَمْرٍو، فَقَالَ: اِنـــِّى لاَحَيْتُ اَبِى، فَـأَقْسَمْتُ اَنــِّى لاَ اَدْخُلُ عَلَـيْهِ ثَلاَثًا، فَاِنْ رَاَيـْتَ اَنْ تُـؤْوِيَنـِى اِلَـيْكَ حَتَّى تَمْضِيَ فَعَلْتَ: قَالَ: نَعَمْ. قَالَ اَنــَسٌ: فَكَانَ عَبْدُ اللهِ يُحَدِّثُ اَنــَّهُ بَـاتَ مَعَهُ تِلْكَ الثَّلاَثَ اللَّيَالـِى فَـلَمْ يَرَهُ يَقُوْمُ مِنَ اللَّـيْلِ شَيْئًا غَيْرَ اَنــَّهُ اِذَا تَعَارَّ تَـقَـلَّبَ عَلَى فِرَاشِهِ ذَكَرَ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ، وَ كَـبَّرَ حَتَّى لـِصَلاَةِ اْلفَجْرِ. قَالَ عَبْدُ اللهِ: غَيْرَ اَنــِّى لَمْ اَسْمَعْهُ يَقُوْلُ اِلاَّ خَيْرًا، فَـلَمَّا مَضَتِ الثَّلاَثُ اللَّيَالـِى، وَ كِـدْتُ اَنْ اَحْتَقِرَ عَمَلَهُ قُـلْتُ: يَا عَبْدَ اللهِ لَمْ يَكُنْ بَـيْنـِى وَ بَيْنَ اَبِى غَضَبٌ وَ لاَ هُجْرَةٌ، وَ لكِنْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ لَكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ: يَطْـلُعُ عَلَـيْكُمْ رَجُلٌ مِنْ اَهْلِ اْلجَنَّةِ، فَطَـلَعْتَ اَنـــْتَ الثَّلاَثَ اْلمَرَّاتِ، فَـاَرَدْتُ اَنْ آوِيَ اِلَـيْكَ، فَـاَنــْظُرَ مَا عَمَلُكَ، فَـأَقْـتَدِيَ بِكَ، فَـلَمْ اَرَكَ عَمِلْتَ كَـبِيْرَ عَمَلٍ، فَمَا الَّذِى بَـلَـغَ بِكَ مَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص؟قَالَ: مَا هُوَ اِلاَّ مَا رَأَيـْتَ، فَـلَمَّا وَلَّـيْتُ دَعَانِى فَقَالَ: مَا هُوَ اِلاَّ مَا رَأَيـْتَ غَيْرَ اَنــِّى لاَ اَجـِدُ فِى نَفْسِى ِلاَحَدٍ مِنَ اْلمُسْلِمِـيْنَ غِشًّا وَ لاَ اَحْسُدُ اَحَدًا عَلَى خَيْرٍ اَعْطَاهُ اللهُ اِيـَّاهُ. فَقَالَ عَبْدُ اللِه: هذِهِ الَّـتِى بَـلَـغَتْ بِكَ. احمد باسناد على شرط البخارى و مسلم و النسائى
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Dahulu ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Sekarang akan muncul ditengah-tengah kalian seorang laki-laki ahli surga". Lalu muncullah seorang laki-laki dari kaum Anshar yang dari jenggotnya masih menetes air wudlunya sambil menenteng dua sandalnya dengan tangan kirinya. Kemudian pada hari berikutnya Nabi SAW bersabda seperti itu lagi, lalu muncul orang laki-laki itu lagi seperti pada kali yang pertama. Kemudian pada hari yang ketiga, Nabi SAW bersabda seperti sabdanya itu lagi, lalu muncullah orang laki-laki itu lagi seperti keadaannya yang semula. Maka setelah Nabi SAW bangkit, Abdullah bin 'Amr lalu mengikuti orang tersebut dan berkata : "Sesungguhnya aku sedang berselisih dengan ayahku,lalu aku bersumpah tidak akan datang padanya selama tiga hari, maka jika engkau bisa memberikan tempat kepadaku, aku akan ikut kamu singgah di rumahmu dan kamupun bisa melakukan kegiatanmu seperti biasa". Orang tersebut menjawab : "Ya, boleh". Anas berkata : "Maka adalah Abdullah bin 'Amr menceritakan bahwa ia bermalam bersama orang laki-laki tersebut selama tiga malam, maka iapun tidak melihatnya bangun shalat malam, hanya saja apabila ia terbangun dari tidurnya, berbolak-balik pada tempat tidurnya selalu menyebut Allah 'Azza wa jalla dan bertakbir, hingga datang waktu shalat Shubuh. Abdullah (bin 'Amr) berkata : "Hanya saja aku tidak pernah mendengarnya ia berkata kecuali kebaikan. Maka setelah berlalu tiga malam itu dan hampir-hampir aku meremehkan amalan orang tersebut, lalu aku berkata : "Wahai hamba Allah, sesungguhnya antara ku dan antara ayahku tidak ada kemarahan dan tidak pula pemutusan hubungan, akan tetapi karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda tertuju kepadamu sampai tiga kali (yaitu) : "Sekarang akan muncul ditengah-tengah kalian seorang laki-laki ahli surga", lalu engkau muncul pula tiga kali. Maka aku ingin singgah dirumahmu supaya aku bisa melihat amalanmu sehingga aku bisa mencontohmu, tetapi aku tidak melihat engkau mengamalkan suatu amalan yang besar, lalu apa yang menyebabkan kamu sampai Rasulullah SAW bersabda demikian ?" Orang laki-laki tersebut menjawab : "Tidak ada itu semua kecuali apa yang engkau telah melihatnya". Maka setelah aku berpaling akan pulang, dia memanggilku lalu berkata : "Tidak ada itu semua kecuali apa yang engkau telah melihatnya. Hanya saja tidak ada pada diriku perasaan dendam kepada seorangpun dari kaum Muslimin, dan tidak ada pula perasaan dengki pada diriku kepada seorangpun atas kebaikan yang Allah berikan kepadanya".  Berkata Abdullah (bin 'Amr) : "Inilah yang menyebabkan (kelebihan) kamu". [HR. Ahmad, dengan sanad atas syarath Bukhari - Muslim, dan Nasai]
عَنْ ضَمُرَةَ بْنِ ثَعْلَـبَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا لَمْ يَـتَحَاسَدُوْا. الطبرانى و رواته ثقات
Dari Dlomuroh bin Tsa'labah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Senantiasalah manusia itu dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki". [HR. Thabarani, dan para perawinya dapat dipercaya]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ بُسْرٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: لَـيْسَ مِنِّى ذُوْ حَسَدٍ وَ لاَ نَمِيْمَةٍ وَ لاَ كَهَانَةٍ وَ لاَ اَنـَا مِنْهُ. ثُمَّ تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِيـْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمـِنِـيْنَ وَ اْلمُؤْمـِنَاتِ بِـغَـيْرِ مَا اكْـتَسَبُوْا فَـقَدِ احْتَمَلُـوْا بُـهْتَانـًا وَّ اِثْمًا مُّبِـيْنًا. الطبرانى
Dari Abdullah bin Busr RA dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Bukan dari golonganku orang yang dengki, namimah (adu-adu) dan orang yang percaya kepada dukun, dan saya bukan pula dari golongannya". Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang artinya) : Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [Al-Ahzab : 58, HR. Thabrani]
عَنْ اَنــَسِ بـْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص: يَـا بُـنَيَّ اِنْ قَدَرْتَ عَلَى اَنْ تُصْبِحَ وَ تُمْسِيَ لَـيْسَ فِى قَـلْـبِكَ غِشٌّ ِلاَحَدٍ فَـافْعَلْ. الترمذى

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepadaku : "Wahai anakku, jika engkau bisa diwaktu pagi maupun sore di dalam hatimu tidak ada dendam (atau dengki) kepada seseorangpun maka lakukanlah. [HR. Tirmidzi]


Menyingkirkan Gangguan di Jalan

Menyingkirkan Gangguan di Jalan
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َاْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ اَوْ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً، اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Iman itu ada enam puluh cabang lebih atau tujuh puluh cabang lebih. Yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan yang paling tinggi ialah ucapan ~Laa ilaaha illallooh~ (Tidak ada Tuhan selain Allah)". [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: َاْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سَبْعُوْنَ اَوْ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ شُعْبَةً فَاَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اْلحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ اْلاِيْمَانِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama ialah ucapan ~Laa ilaaha illallooh~ (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan di jalan, dan malu adalah salah satu cabang dari iman". [HR. Bukhari dan Muslim]

عَنْ اَبِى ذَرٍّ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص: عُرِ ضَتْ عَلَيَّ اَعْمَالُ اُمَّتِى حَسَنُهَا وَ سَيِّئُهَا، فَوَجَدْتُ فِى مَحَاسِنِ اَعْمَالِهَا اْلاَذَى يُمَاطُ عَنِ الطَّرِيْقِ وَ وَجَدْتُ فِى مَسَاوِى اَعْمَالِهَا النُّخَامَةَ تَكُوْنُ فِى اْلمَسْجِدِ لاَ تُدْفَنُ. مسلم و ابن ماجه
Dari Abu Dzarr RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda, "Diperlihatkan kepadaku amalan-amalan ummatku yang baik maupun yang buruk, maka aku dapati pada kebaikan-kebaikan amalnya itu ialah gangguan yang disingkirkan dari jalan dan aku dapati pada keburukan-keburukan amalnya ialah berdahak di masjid dan tidak ditanam". [HR. Muslim dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى بَرْزَةَ رض قَالَ، قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ اِنِّى لاَ اَدْرِى نَفْسِى تَمْضِى اَوْ اَبْقَى بَعْدَكَ فَزَوِّدْنِى شَيْئًا يَنْفَعُنِى اللهُ بِهِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِفْعَلْ كَذَا، اِفْعَلْ كَذَا، وَ أَمِرَّ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ. و فى رواية قال ابو برزة، قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللهِ عَلِّمْنِى شَيْئًا اَنْتَفِعُ بِهِ، قَالَ: اِعْزِلِ اْلاَذَى عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ. مسلم و ابن ماجه
Dari Abu Barzah RA, ia berkata : Aku berkata, "Ya Nabiyyallah, sesungguhnya aku tidak mengetahui diriku sudah mati atau masih hidup sesudahmu, maka berilah sesuatu bekal untukku yang dengannya Allah memberi manfaat kepadaku". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Kerjakanlah demikian, kerjakanlah demikian, dan singkirkanlah gangguan dari jalan". Dan dalam satu riwayat, Abu Barzah berkata : Aku berkata, "Ya Nabiyyallah, ajarkanlah sesuatu kepadaku yang dengannya aku bisa mengambil manfaat". Rasulullah SAW bersabda, "Singkirkanlah gangguan dari jalannya kaum muslimin". [HR. Muslim dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ، قَالَ: تَعْدِلُ بَيْنَ اْلاِثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَ تُعِيْنُ الرَّجُلَ فِى دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا اَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، قَالَ: وَ اْلكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَ كُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيْهَا اِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ، وَ تُمِيْطُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ. البخارى و مسلم و اللفظ له
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap persendian manusia wajib bersedeqah pada setiap hari dimana matahari terbit padanya". Beliau SAW bersabda pula, "Kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedeqah, kamu menolong seseorang pada kendaraannya, yaitu membantu untuk menaikkannya atau mengangkatkan barang-barangnya diatas kendaraannya adalah sedeqah". Beliau SAW bersabda lagi, "Ucapan yang baik adalah sedeqah, dan setiap langkah kamu berjalan untuk shalat adalah sedeqah, dan kamu menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedeqah". [HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh ini bagi Muslim]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَى كُلِّ مِيْسَمٍ مِنَ اْلاِنْسَانِ صَلاَةٌ كُلَّ يَوْمٍ، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلقَوْمِ: هذَا مِنْ اَشَدِّ مَا اَنْبَأْتَنَا بِهِ. قَالَ: اَمْرُكَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ نَهْيُكَ عَنِ اْلمُنْكَرِ صَلاَةٌ، وَ حَمْلُكَ عَلَى الضَّعِيْفِ صَلاَةٌ، وَ اِنْحَاؤُكَ اْلقَذَرَ عَنِ الطَّرِيْقِ صَلاَةٌ، وَ كُلُّ خَطْوَةٍ تَخْطُوْهَا اِلَى الصَّلاَةِ صَلاَةٌ. ابن خزيمة فى صحيحه
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anggota badan manusia setiap hari wajib shalat (sedeqah)". Seseorang dari suatu kaum berkata, "Ini adalah seberat-berat apa yang engkau khabarkan kepada kami". Beliau bersabda, "Kamu beramar ma'ruf adalah sedeqah, kamu nahi munkar adalah sedeqah, kamu membawa (memboncengkan) orang yang lemah adalah sedeqah, kamu menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedeqah, dan setiap langkah yang kamu langkahkan berjalan untuk shalat adalah sedeqah". [HR. Ibnu Khuzaimah, dalam shahihnya]
عَنْ اَبِى ذَرٍّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَيْسَ مِنْ نَفْسِ ابْنِ آدَمَ اِلاَّ عَلَيْهَا صَدَقَةٌ فِى كُلِّ يَوْمٍ طَلَعَتْ فِيْهِ الشَّمْسُ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مِنْ اَيْنَ لَنَا صَدَقَةٌ نَتَصَدَّقُ بِهَا؟ فَقَالَ: اِنَّ اَبْوَابَ اْلخَيْرِ لَكَثِيْرَةٌ: التَّسْبِيْحُ، وَ التَّحْمِيْدُ، وَ التَّكْبِيْرُ، وَ التَّهْلِيْلُ، وَ اْلاَمْرُ بِاْلمَعْرُوْفِ، وَ النَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَ تُمِيْطُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ تُسْمِعُ اْلاَصَمَّ، وَ تَهْدِى اْلاَعْمَى، وَ تَدُلُّ اْلمُسْتَدِلَّ عَلَى حَاجَتِهِ، وَ تَسْعَى بِشِدَّةِ سَاقَيْكَ مَعَ اللَّهْفَانِ اُلمُسْتَغِيْثِ، وَ تَحْمِلُ بِشِدَّةِ ذِرَاعَيْكَ مَعَ الضَّعِيْفِ، فَهذَا كَلُّهُ صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى نَفْسِكَ. ابن حبان فى صحيحه و البيهقى مختصرا. و زاد فى رواية: وَ تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ اَخِيْكَ صَدَقَةٌ، وَ اِمَاطَتُكَ اْلحَجَرَ وَ الشَّوكَةَ وَ اْلعَظْمَ عَنْ طَرِيْقِ النَّاسِ صَدَقَةٌ، وَ هَدْيُكَ الرَّجُلَ فِى اَرْضِ الضَّالَّةِ صَدَقَةٌ.
Dari Abu Dzarr RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Pada diri anak Adam harus bersedeqah pada setiap hari, dimana matahari terbit padanya". Beliau SAW ditanya, "Ya Rasulullah, dari mana kami mempunyai sesuatu untuk bersedeqah ?". Beliau SAW menjawab, "Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak sekali : bertasbih, tahmid, takbir, tahlil, amar ma'ruf, nahi munkar, menyingkirkan gangguan dari jalan, memperdengarkan (menjelaskan) kepada orang yang tuli, menunjukkan orang yang buta, menunjukkan orang yang minta petunjuk kepada keperluannya, dengan sekuat kakimu kamu menolong orang yang sedang mengeluh dan minta tolong, dengan sekuat tanganmu kamu menolong orang yang lemah, maka ini semua adalah sedeqah dari dirimu pada dirimu". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, dan Baihaqi secara ringkas, dan ia menambahkan di dalam riwayatnya], "Dan senyummu kepada saudaramu adalah sedeqah, kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan manusia adalah sedeqah, dan kamu menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat jalan adalah sedeqah".
عَنْ بُرَيْدَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: فِى اْلاِنْسَانِ سِتُّوْنَ وَ ثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ، فَعَلَيْهِ اَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةٌ، قَالُوْا: فَمَنْ يُطِيْقُ ذلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلنُّخَامَةُ فِى اْلمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا، وَالشَّيْءُ تُنَحِّيْهِ عَنِ الطَّرِيْقِ، فَاِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تَجْزِى عَنْكَ. احمد و اللفظ له و ابو داود و ابن خزيمة و ابن حبان فى صحيحهما
Dari Buraidah RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Pada manusia ada tiga ratus enam puluh persendian, dan setiap persendian wajib bersedeqah". Para shahabat bertanya, "Lalu siapa yang mampu melaksanakan yang demikian itu, ya Rasulullah ?". Rasulullah SAW menjawab, "Jika ada dahak di masjid, lalu kamu menanamnya adalah sedeqah. Sesuatu yang mengganggu di jalan lalu kamu menyingkirkannya adalah sedeqah. Dan jika kamu tidak mampu maka dua rekaat shalat Dluha, apabila kamu melaksanakannya, mencukupi semuanya itu". [HR. Ahmad dan lafadh itu baginya, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنِ اْلمُسْتَنِيْرِ بْنِ اَخْضَرَ بْنِ مُعَاوِيَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنْتُ مَعَ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رض فِى بَعْضِ الطُّرُقَاتِ، فَمَرَرْنَا بِأَذًى فَاَمَاطَهُ، اَوْ نَحَّاهُ عَنِ الطَّرِيْقِ، فَرَأَيْتُ مِثْلَهُ، فَاَخَذْتُهُ، فَنَحَّيْتُهُ فَاَخَذَ بِيَدِى وَ قَالَ: يَا ابْنَ اَخِى مَا حَمَلَكَ عَلَى مَا صَنَعْتَ؟ قُلْتُ: يَا عَمُّ رَأَيْتُكَ صَنَعْتَ شَيْئًا، فَصَنَعْتُ مِثْلَهُ، فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَمَاطَ اَذًى مِنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ، وَ مَنْ تُقُبِّلَتْ مِنْهُ حَسَنَةٌ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. الطبرانى فى الكبير و رواه البخارى فى كتاب الادب المفرد،
Dari Mustanir bin Akhdlar bin Mu'awiyah dari bapaknya, ia berkata : Dahulu saya bersama Ma'qil bin Yasar RA, kami berjalan di sebagian jalan-jalan. Lalu kami melewati sesuatu yang mengganggu di jalan, maka dia menyingkirkannya atau membuangnya dari jalan tersebut. Lalu ketika aku melihat seperti itu, maka aku mengambil dan membuangnya. Kemudian ia memegang tanganku dan bertanya, "Hai anak saudaraku, apa yang mendorong kamu melakukan perbuatan itu ?". Aku menjawab, "Wahai paman, aku melihat kamu berbuat sesuatu, maka akupun berbuat seperti itu". Kemudian dia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, akan dicatat baginya satu kebaikan. Dan barangsiapa yang diterima kebaikannya, dia masuk surga". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan Bukhari di dalam kitab Al-Adabul Mufrad]
عَنْ اَبِى شَيْبَةَ اْلهَرَوِيِّ قَالَ: كَانَ مُعَاذٌ يَمْشِى وَ رَجُلٌ مَعَهُ، فَرَفَعَ حَجَرًا مِنَ الطَّرِيْقِ فَقَالَ: مَا هذَا؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص. يَقُوْلُ: مَنْ رَفَعَ حَجَرًا مِنَ الطَّرِيْقِ كُتِبَتْ لَهُ حَسَنَةٌ، وَ مَنْ كَانَتْ لَهُ حَسَنَةٌ دَخَلَ اْلجَنَّةَ. الطبرانى فى الكبير و رواته ثقات، و رواه فى الاوسط من حديث ابى الدرداء، الا انه قال: مَنْ اَخْرَجَ مِنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ شَيْئًا يُؤْذِيْهِمْ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهِ حَسَنَةً، وَ مَنْ كَتَبَ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً اَدْخَلَهُ بِهَا اْلجَنَّةَ.
Dari Abu Syaibah Al-Harawiy, ia berkata : Dahulu Mu'adz berjalan dengan seorang laki-laki, lalu dia mengangkat (menyingkirkan) batu dari jalan. Maka orang laki-laki tersebut bertanya, "Apakah ini ?". Mu'adz menjawab, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mengangkat (menyingkirkan) batu dari jalan, maka dicatat baginya satu kebaikan. Dan barangsiapa yang ada kebaikan baginya, dia masuk surga". [HR. Thabrani di dalam Al-Kabir dan para perawinya kuat. Dan dia meriwayatkan juga di dalam Al-Ausath dari hadits Abu Darda', hanya saja dia menyebutkan], "Barangsiapa yang mengeluarkan (menyingkirkan) sesuatu yang mengganggu dari jalan kaum muslimin, maka dengannya Allah mencatat kebaikan baginya. Dan barangsiapa yang Allah mencatat kebaikan di sisi-Nya, dengannya Allah memasukkannya ke surga".
عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: خُلِقَ كُلُّ اِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّيْنَ وَ ثَلاَثِمِائَةِ مَفْصِلٍ، فَمَنْ كَبَّرَ اللهَ، وَحَمِدَ اللهَ وَ هَلَّلَ اللهَ، وَ سَبَّحَ اللهَ وَ اسْتَغْفَرَ اللهَ، وَ عَزَلَ حَجَرًا عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ، اَوْ شَوْكَةً، اَوْ عَظْمًا، عَنْ طَرِيْقِ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَ اَمَرَ بِمَعْرُوْفٍ، اَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ السِّتِّيْنَ وَ الثَلاَثِمِائَةِ، فَاِنَّهُ يُمْسِى يَوْمَئِذٍ وَ قَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنِ النَّارِ. مسلم و النسائى
Dari 'Aisyah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Setiap manusia dari bani Adam diciptakan atas tiga ratus enam puluh persendian. Maka barangsiapa yang telah mengagungkan Allah (bertakbir), bertahmid, bertahlil, bertasbih, istighfar kepada Allah, menyingkirkan batu dari jalan kaum muslimin atau menyingkirkan duri atau tulang dari jalan kaum muslimin, amar ma'ruf atau nahi munkar sebanyak tiga ratus enam puluh, maka sesungguhnya dia memasuki waktu sore pada hari itu telah menjauhkan dirinya dari api neraka". [HR. Muslim dan Nasai]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ فَاَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ، فَغَفَرَ اللهُ لَهُ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : Pada suatu hari ada seorang laki-laki berjalan di suatu jalan. Kemudian mendapati sebuah dahan yang berduri, lalu dia menyingkirkannya. Maka Allah berterima kasih kepadanya (menerima amalnya) sehingga Allah mengampuninya". [HR. Bukhari dan Muslim]
و فى رواية لمسلم قال: لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِى اْلجَنَّةِ فِى شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيْقِ كَانَتْ تُؤْذِى اْلمُسْلِمِيْنَ.
Dan di dalam satu riwayat dari Muslim, disebutkan : Beliau bersabda, "Aku telah melihat seorang laki-laki bersenang-senang di surga disebabkan dia memotong sebuah pohon di jalan yang mengganggu kaum muslimin".
و فى أخرى له: مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ الطَّرِيْقِ، فَقَالَ: وَ اللهِ َلأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ اْلمُسْلِمِيْنَ لاَ يُؤْذِيْهِمْ، فَاُدْخِلَ اْلجَنَّةَ.
Dan di dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan : Ada seorang laki-laki berjalan lalu mendapati dahan pohon di tengah jalan. Lalu dia berkata, "Demi Allah, saya akan menyingkirkannya agar tidak mengganggu kaum muslimin, maka ia dimasukkan ke surga". [HR. Muslim]
عَنْ اَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَتْ شَجَرَةٌ تُئْذِى النَّاسَ، فَاَتَاهَا رَجُلٌ فَعَزَلَهَا عَنْ طَرِيْقِ النَّاسِ. قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَتَقَلَّبُ فِى ظِلِّهَا فِى اْلجَنَّةِ، احمد و ابو يعلى

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, "Ada sebuah pohon yang mengganggu orang-orang. Kemudian datang seorang laki-laki, lalu memotongnya dari jalan umum itu. (Anas) berkata : Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya aku telah melihat dia bersenang-senang di bawah naungan pohon di surga". [HR. Ahmad dan Abu Ya'la]