Ihtibaa'

 Ihtibaa




901/1182. Dari Sulaim bin Jabir Al Hujaimi berkata,

أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وهو محتب في بردة وإن هدابها لعلي قدميه فقلت يا رسول الله أوصني قال عليك باتقاء الله ولا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن تفرغ للمستسقي من دلوك في إنائه أو تكلم أخاك ووجهك منبسط وإياك وإسبال الإزار فإنها من المخيلة ولا يحبها الله وإن امرؤ عيرك بشيء يعلمه منك فلا تعيره بشيء تعلمه منه دعه يكون وباله عليه وأجره لك ولا تسبن شيئا قال فما سببت بعد دابة ولا إنسانا

"Saya mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedangkan beliau sedang duduk berselimut suatu kain, dan sesungguhnya ujung kain tersebut ada dibawah dua telapak kakinya. Saya berkata, 'Berilah Saya wasiat/nasihat wahai Rasulullah!' Beliau bersabda, 'Bertakwalah kepada Allah, dan janganlah engkau anggap remeh suatu kebaikan sekalipun engkau menuangkan air dari bejanamu untuk orang yang minta air, atau engkau berbicara dengan saudaramu dengan wajah berseri-seri. Hindarilah Isbal (menjulurkan) pakaian, karena hal itu merupakan suatu kesombongan dan tidak dicintai Allah. Apabila seseorang mencelamu dengan sesuatu yang ia ketahui darimu, maka janganlah engkau cela dengan sesuatu yang engkau ketahui darinya. Biarkanlah akibat jeleknya ditanggung olehnya, sedangkan pahalanya untukmu. Selain itu janganlah engkau mencela sesuatu apapun.'"
Dia berkata, "Setelah kejadian itu, Saya tidak pernah mencela binatang maupun manusia.

Shahih lighiarihi, di dalam kitab Ash-Shahihah (9827). [Abu Daud, 31- Kitab Al Libaas, 20- Bab fil Hudbi (ujung pakaian/ kain), hadits (4074). Abu Daud, 31- Kitab Al-Libaas, 24- Bab Maa Ja’a fi Isbalil Izar, hadits 4084].
902/1183. Dari Abu Hurairah berkata,
مارأيت حسنا قط إلا فاضت عيناي دموعا وذلك  : أن النبي صلى الله عليه وسلم خرج يوما فوجدني في المسجد فأخذ بيدي فانطلقت معه فما كلمني حتى جئنا سوق بني قينقاع فطاف فيه ونظر ثم انصرف وأنا معه حتى جئنا المسجد فجلس فاحتبى ثم قال أين لكاع ادع لي لكاع فجاء حسن يشتد فوقع في حجره ثم أدخل يده في لحيته ثم جعل النبي صلى الله عليه وسلم يفتح فاه فيدخل فاه في فيه ثم قال اللهم إني أحبه فأحببه وأحب من يحبه
"Saya melihat Hasan, pasti air mata Saya berlinang, mengingat pada suatu hari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar, lalu mendapatkan Saya di masjid. Lalu beliau menggenggam tangan Saya dan Saya berangkat bersamanya. Beliau tidak berbicara dengan Saya hingga kami tiba di pasar bani Qainuqa'. Lalu berkeliling dan mencari-cari, lantas berlalu dan Saya bersamanya, sampai kami tiba di masjid. Lalu duduk Ihtiba' (melipatkan paha dan betis ke perut), kemudian berkata, 'Di mana si anak kecil itu?, mana si anak kecil itu?1 Lalu Hasan pun datang dengan kegembiraan, kemudian menjatuhkan diri di pangkuan Nabi lalu memasukkan tangannya ke jenggotnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka mulutnya dan mengecupnya dan bersabda, 'Ya Allah!, Saya sangat mencintainya, maka cintailah dia dan cintai orang yang mencintainya."

Hasan, di dalam kitab Adh-Dhaifah (3486). [Bukhari, 34-Kitab Al Buyuu', 39- Bab Maa Dzukirafil-Aswaaq. Muslim, 44- Kitab Fadha’ilush-Shahabah, hadits 57].2

__________
1 Di sini tertera (lakaa'), sedang di hadits terdahulu (879/1152) "Luka" Ini yang lebih benar.
2 Takhrij ini sama dengan takhrij yang lalu (879/1152). Di sana benar Takhrijnya sedang di sini salah, karena tidak ada pada keduanya (Syaikhaini) selengkap ini yang ada di sini, dan tidak pula dengan sanad keduanya. Oleh karena itu Al Hakim melengkapi keduanya, sebab keduanya tidak ada kata linangan air mata, tidak pula Ihtiba' yang ada pada judul bab, tidak juga pangkuan, jenggot, dan mulut, dan Muallif telah mengeluarkannya dalam Al-Libaas (5774), seperti yang telah berlalu di sana dan menambahnya di bagian akhirnya.

Bila Ada Empat Orang

 Bila Ada Empat Orang 


892/1169. Dari Abdullah (Ibnu Mas'ud) berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إذا كنتم ثلاثة فلا يتناجى اثنان دون الثالث [حتى يختلطوا بالناس/۱۱٧۱] فإنه يحزنه ذلك

Bila engkau bertiga, maka janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa yang ketiga [sampai mereka berbaur dengan orang-orang/1171], karena itu membuatnya murung."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah.[Bvkhari, 79- Kitab Al Isti'dzaan, 47- Bab Idzaa Kaanuu Aktsara min Tsalatsatin. Muslim, 39-Kitab As-Salaam, hadits 38].
893/1170. Dari Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti ini. Kami berkata, 1°
عن بن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم  :  مثله قلنا فإن كانوا أربعة قال لا يضره (وفي روية: فلا بأس/۱۱٧٢)
"Bila mereka empat orang?" Beliau menjawab, "Tidak ada madharat baginya (dalam suatu riwayat, Tidak apa-apa/1172)."

____________
1       Yaitu (berkata) kepada Ibnu Umar seperti dalam Abu Daud (Adab -24), Ibnu Hibban (1/395/583), juga muallif dalam riwayat yang kedua. Ketahuilah, bahwa hadits Ibnu Umar ini dalam asalnya ada setelah hadits Abdullah bin Mas'ud yang sebelumnya. Muallif sudah menyebutnya dari jalan Hafsh: A'masy menceritakan kepada kami (berkata): Syaqiq menceritakan kepada Saya dari Abdullah, ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:... (lalu ia sebut), lalu menyambungnya dan berkata "Dan Abu Shalih menceritakan kepada
Saya dari Ibnu Umar seperti itu, kami berkata      " dan seterusnya. Perkataan:
"Dan menceritakan kepada Saya" adalah perkataan A'masy, yaitu bahwa ia mendengar dari Syaqiq, dari Ibnu Mas'ud, dan ia mendengamya dari Abu Shalih, dari Ibnu Umar. Ini sangat jelas sekali bagi orang yang mengerti bidang ini. Seandainya bukan dikarenakan pensyarah yang meragukan hal tersebut, dan ia menyebutkan kemungkinan adanya sesuatu yang Iuput dari juru tulisnya, serta hadits tersebut mursal munqathi', pasti Saya membahas keterangan ini. Anehnya, ia lupa sanad riwayat kedua, dalam asalnya datang dari jalan Sufyan, dari A'masy, dari Abu Shalih, dari Ibnu Umar! Pensyarah di sini terpeleset seperti apa yang terjadi pada Muhaqqaq dalam atsar Anas yang telah lewat (888/1165)!



Tidak Boleh Dua Orang Berbisik-bisik Tanpa Orang Ketiga

Tidak Boleh Dua Orang Berbisik-bisik Tanpa Orang Ketiga 

891/1168. Dari Abdullah (Ibnu Umar) bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
  إذا كانوا ثلاثة فلا يتناجى اثنان دون الثالث
"Bila ada tiga orang, maka janganlah dua orang berbisik-bisik dengan membiarkan orang yang ketiga."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (1402). [Bukhari, 79-Kitab Al Isti'dzaan, 45- Bab Laa Yatanajats Naani Dunats-Tsalits. Muslim, 39-Kitab As-Salam, hadits 36].

Bila Melihat Suatu Kaum Berbisik-bisik, Janganlah Ikut Bersama Mereka

Bila Melihat Suatu Kaum Berbisik-bisik, Janganlah Ikut Bersama Mereka 


889/1166. Dari Said Al Maqburi berkata,

  مررت على بن عمر ومعه رجل يتحدث فقمت إليهما فلطم في صدري فقال إذا وجدت اثنين يتحدثان فلا تقم معهما ولا تجلس معهما حتى تستأذنهما فقلت أصلحك الله يا أبا عبد الرحمن إنما رجوت أن أسمع منكما خيرا


"Saya melewati Ibnu Umar bersama seorang. Keduanya sedang bercakap-cakap, maka Saya menuju keduanya. Lalu Ibnu Umar menepuk dada Saya, sambil berkata,1 'Bila engkau mendapatkan dua orang bercakap-cakap, maka janganlah engkau ikut pada keduanya dan jangan duduk bersama keduanya sampai engkau meminta izin keduanya."
Lalu aku berkata, "Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu wahai Abu Abdurahman, aku hanya mengharapkan untuk mendengarkan dari engkau berdua suatu kebaikan."

Shahih, sanadnya.


890/11l67. Dari Ibnu Abbas berkata,

من تسمع إلى حديث قوم وهم له كارهون صب في أذنه الآنك ومن تحلم بحلم كلف أن يعقد شعيرة

"Barang siapa yang mendengarkan pembicaraan suatu kaum, sedangkan mereka tidak menyukainya niscaya akan dituangkan timah panas ke dalam telinganya dan barang siapa yang mendakwa suatu mimpi dengan dusta, ia di..."

Shahih sanadnya dengan periwayatan yang mauquf, ada yang shahih marfu' dalam hadits yang telah lalu (883/1159).


_____________
1      Demikian yang ada dalam riwayat ini secara mauquf dengan deritanya, diriwayatkan Ahmad (2/114 dan 138) dari jalan Abdullah dari Said Al Maqburi, hanya saja ia berkata: "Apakah engkau tidak tahu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda?" Lalu ia menyebutnya. Para perawinya tsiqah selain Abdullah, yaitu Ibnu Umar Al Umari. Ia dhaif, tetapi ada yang menjadi syahid baginya, yaitu riwayat dari jalan sesudahnya, dan tampaknya karena itulah Al Hafizh tidak berkomentar apapun tentangnya, dalam Fathul Baari (11/84).

Duduk di Tempat Tidur

Duduk di Tempat Tidur 

884/1161. Dari Abul Aliyah berkata,
  جلست مع بن عباس على سرير
وفي روية عن أبي جمرة قال : أقم عندي حتى أجعل لك سهما من ما لي . قنت أقعد مع ابن عباس، فكان يقعدني على سريره، فقال لي: فأقمت عنده شهرين

"Soya duduk bersama Ibnu Abbas diatas tempat tidur."

Hadits shahih sanadnya.
Dalam riwayat dari Abu Jamrah berkata: "Tinggal di tempat Saya, sehingga Saya memberimu bagian dari harta Saya."
Saya duduk bersama Ibnu Abbas, ia mendudukkan Saya di atas tempat tidurnya, lalu berkata Saya tinggal padanya selama dua bulan.

Shahih, di dalam kitab Al Misykah (16/ pentahqiqan yang kedua), Bukhari.1
885/1162. Dari Khalid bin Dinar Abu Khalidah berkata,
سمعت أنس بن مالك وهو مع الحكم أمير بالبصرة على السرير يقول  :  كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا كان الحر أبرد بالصلاة وإذا كان البرد بكر بالصلاة

"Saya dengar Anas bin Malik berkata -sedangkan dia ada bersama Hakam Amir (gubernur) Bashrah di atas ranjang- "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila hari sedang panas, beliau mengakhirkan shalat (ketika panas reda), bila sedang dingin beliau menyegerakannya."

Hasan sanadnya, yang riwayatnya marfu' menjadi shahih. Di dalam kitab Al Misykah (620).
886/1163. Dari Anas bin Malik berkata,
دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم وهو على سرير مرمول بشريط تحت رأسه وسادة من آدم حشوها ليف ما بين جلده وبين السرير ثوب فدخل عليه عمر فبكى فقال له النبي صلى الله عليه وسلم ما يبكيك يا عمر قال أما والله ما أبكي يا رسول الله ألا أكون أعلم أنك أكرم على الله من كسرى وقيصر فهما يعيشان فيما يعيشان فيه من الدنيا وأنت يا رسول الله بالمكان الذي أرى فقال النبي صلى الله عليه وسلم أما ترضى يا عمر أن تكون لهم الدنيا ولنا الآخرة قلت بلى يا رسول الله قال فإنه كذلك


"Saya masuk kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang berada di tempat tidur yang dipintal dan ditenun, dan di bawah kepalanya ada bantal yang isinya serabut pohon kurma. Antara kulitnya (Nabi) dan ranjang terdapat kain, lalu Umar masuk dan menangis, Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya, 'Apa yang membuat engkau menangis wahai Umar?' la menjawab, 'Demi Allah wahai Rasulullah!, tidaklah Saya menangis melainkan karena Saya tahu bahwa engkau adalah hamba yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan Kisra dan Kaisar. Mereka berdua hidup bergelimang dengan gemerlapnya dunia, sedangkan engkau wahai Rasulullah di tempat seperti yang Saya lihat." Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Apakah engkau tidak rela wahai Umar!, bagi mereka kehidupan dunia sedangkan bagi kita adalah di akhirat?' Saya menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah' Nabi berkata, 'Memang seharusnya demikian.'"

Hasan shahih, di dalam kitab Takhrijut-Targhiib (4/114). Muttafaqun 'alaihi- Umar, [tidak tercantum dalam Kutubus-Sittah].2

887/1164. Dari Abu Rifa'ah Al Adawi berkata,
انتهيت إلى النبي صلى الله عليه وسلم وهو يخطب فقلت يا رسول رجل غريب جاء يسأل عن دينه لا يدري ما دينه فأقبل إلي وترك خطبته فأتى بكرسي خلت قوائمه حديدا قال حميد أراه خشبا أسود حسبه حديدا فقعد عليه فجعل يعلمني مما علمه الله ثم أتم خطبته آخرها

"Saya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau sedang berkhutbah. Saya berkata, 'Wahai Rasulullah, seorang asing datang untuk menanyakan tentang agamanya, karena ia tidak tahu tentang agamanya.' Lalu beliau menghampiri Saya dan meninggalkan khutbahnya. Lalu dibawakan kursi yang Saya kira penyangganya dari besi (Humaid berkata: Saya melihatnya kayu hitam, yang ia kira besi) dan Nabi pun duduk di atasnya. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengajari Saya apa yang telah diajarkan Allah kepadanya, dan beliau meneruskan khutbahnya serta menyempurnakannya sampai selesai.3
Shahih, [Muslim, 7- Al Jum'ah, hadits 60].4

888/1165. Dari Imran bin Muslim berkata,

رأيت بن عمر جالسا على سرير عروس عليه ثياب حمر


"Saya melihat Anas duduk di atas tempat tidur dengan meietakkan salah satu kakinya ke atas kaki yang lain."
Hadits hasan sanadnya.5

_______________________
1          Inilah yang dicantumkan oleh Muhqqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi.
2          Demikian perkataannya. Ini termasuk kejanggalannya; hadits tersebut ada di Sunan Ibnu Majah nomor (4153) pada cetakannya yang ia buat nomornya dengan tangannya sendiri, dan ia yang mengerjakannya. Ia susun daftar sisi menurut abjad, dan ia sebut di dua tempat darinya (halaman: 1496 dan 1513)! dan dari jalan yang ada pada Ibnu Majah, diriwayatkan oleh Muslim juga (4/188-190) dalam kisah Nabi menjauhi istri-istrinya dengan memberikan pilihan kepada mereka. Di riwayat Ibnu Abbas dari Umar Radliyallahu Anhu dengan panjang, lalu diriwayatkan juga olehnya (Muslim) dan Muallif sendiri di Shahihnya (4913) dari jalan lain dari Ibnu Abbas.
3          Asalnya Tsumma Atamma Khuthbatahu wa Aakharahaa sedang yang ditetapkan (di atas) dalam Shahih Muslim (3/15), Musnad (5/80), dan Kunna Ad-Dulabi (1/29). Ia meriwayatkannya dari jalan guru (Syaikh) Muallif.
4          Hadits yang ada padanya (Muslim) dan lainnya seperti Muallif dari jalan Humaid bin Hilal dari Abu Rifa'ah, Ibnul Madini dalam I'laalul Hadits (halaman 106) berkata: "Ibnu Hilal, menurut Saya tidak berjumpa dengan Abu Rifa'ah." Al Hafizh Ibnu Hajar menukil darnya salah At-Tahdziib dan darinya Saya mengoreksi sebagian Iafazh yang ada pada cetakan Al 'Hal". Saya berkata: Humaid ini kata Qatadah: Ia orang yang paling utama disbanding ahli ilmu lainnya menurut pandangan mereka. Ibnu Hajar dalam Muqaddimah Al Fath (halaman 400) berkata,
........ “…Termasuk  pembesar Tabi'in  sekelompok ulama menjadikannya sebagai hujjah."

........ Saya katakan: ketika Muslim meriwayatkan hadits ini artinya itu muttashil (bersambung sanadnya). Jika tidak, pasti ia tidak akan meriwayatkan sebagaimana yang ada dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah juga (1457) dan disebutkan AI ' Ala'i dalam Ahkammul Marasil, dan ia sertakan dengan perkataan Ibnu Al Madini yang telah tersebut, kemudian ia tidak memberi keputusan yang pasti tentang dirinya, sedang Al Hafizh walaupun telah menyebutnya dalam At-Tahdziib sebagaimana yang telah terdahulu, tapi ia tidak memberikan keterangan lebih lanjut, bahkan tidak memberi isyarat kepadanya. Ia berkata dalam terjemah Humaid dari At-Taqriib, "Tsiqah, 'Alim, Ibnu Sirin tawaqquf tentang dirinya (tidak memberi keputusan [abstain]) karena ikut campur dalam masalah Sulthan." Wallahu a'lam, topik ini masih perlu dikaji lebih lanjut
5 ......... Saya katakan: Sanadnya dalam bab tersebut sesudah atsar lain, yang dalam akhir bagian kitab seperti ini: "Wa 'an Abiihi 'an 'imran bin Muslim " Hal ini membuat musykil (dilema) bagi Muhaqqiq asal Muhammad FuaclAl Baqi -semoga Allah memaafkannya- ia berkomentar atas perkataan; "Wa 'an Abiihi" ( dan dari Bapaknya). Maka ia berkata: "Tidak, tidak ada takhrif. Itu hanyalah kekurang matangan! karena dhamir (kata ganti) Abiki (bapaknya) kembali pada Waki', yang sudah disebut dalam sanad atsar sebelumnya yang sudah diisyaratkan." Muallif berkata: Tamim menceritakan kepada kami, ia berkata telah menceritakan kepada kami Waki' dari Musa bin Dahqan ia berkata: Saya melihat" (lalu ia menyebut atsar, kemudian berkata:) "Wa'an Abihi 'an Umran." dan dari bapaknya dari Umran…."
Saya berkata: Maka dhamir tersebut kembali pada Waki' sebagaimana yang dzahir, ia adalah Waki' bin Jarrah bin Malih Ar-Ru'asy Al Hafizh Ats-Tsiqah, penyusun kitab Az-Zuhd yang dicetak dengan tahqiq saudara Saya yang mulia Abdurrahman Abdul Jabbar Al Faryawai. Dia meriwayatkan dari bapaknya, Jarrah, dan ia ada gilirannya meriwayatkan dari Umrah bin Muslim, dia adalah Al Qasir Syaikhnya dalam atsar ini. Waki' meriwayatkan dari bapaknya lebih dari sepuluh hadits marfu' dan mauqufdi dalam Zuhudnya, engkau cari dengan daftar isinya.

Bila Menengok, Menengok Semua

 Bila Menengok, Menengok Semua 


882/1155. Dari Said bin Al Musayyab, ia mendengar Abu Hurairah menceritakan sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
كان ربعة وهو إلى الطول أقرب شديد البياض أسود شعر اللحية حسن الثغر أهدب أشفار العينين بعيد ما بين المنكبين مفاض الخدين يطأ بقدمه جميعا ليس لها أخمص يقبل جميعا ويدبر جميعا لم أر مثله قبل ولا بعد

"Beliau SAW berperawakan sedang, mendekati tinggi semampai, (kulitnya) sangat putih, jenggotnya hitam, gigi seri beliau rapi, bulu mata yang panjang dan lentik, kedua dadanya bidang, pipi yang halus,1 jika berjalan beliau menapakkan telapak kakinya secara keseluruhan, tidak terdapat bagian yang menggantung dari tanah, dan semua (anggota badannya) ikut bila menghadap dan menengok. Tidak pernah Saya melihat seseorang yang lebih sempurna dari beliau, baik sebelumnya maupun sesudahnya."

Hasan lighairihi, di dalam kitab Mukhtasharus-Syama'il (1-4). Adh-Dhaifah (4161). Ash-Shahihah (2095).


___________
1    Pensyarah berkata: (2/570): Sifat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di antaranya: perut dan dada yang rata Taajul 'Aruus.
Saya katakan: makna ini tidak cocok di sini. Yang kuat adalah berarti dua sisi pipi yang halus seperti dalam Asy-Syama'ilnya Tirmidzi dari riwayat Hasan bin Ali, dalam haditsnya yang panjang tentang sifat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Silahkan lihat Mukhtasharus Syama'il (hadits ke-6) (halaman 19 (baris 3) (4) dan (5) dan (6) Ahmad menambahkan (1/359) di tiga tempat tersebut, Yaumul Qiyamah juga di Tirmidzi pada bagian hadits yang ketiga yang terakhir. la juga telah meriwayatkan bagian tersebut dengan bagian yang pertama dalam Al-Libaas, sedangkan bagian tengah dalam kitab Ar-Ru'ya ia meriwayatkannya dengan lafazh Man Tahallama kaadziban Kullifa fil Qiyamah. Dan seterusnya (barang siapa mendakwa suatu mimpi akan dibebankan di hari kiamat. Ia berkata di 'Al Maudhiain', "Hadits hasan shahih". Kalimat in dibuang begitu saja dari perkataan Tirmidzi oleh orang yang mendhalimi dirinya, dan diriku pada kitab yang dinamakan: Shahih Sunan Tirmidzi dengan sanad yang diringkas, karya Muhammad Nashiruddin Al Albani.
Ini dusta belaka, Saya katakan: Saya bukanlah yang meringkas sanad atau lainnya. Itu hanyalah karya dirinya atau orang yang menjalankan titahnya. Banyak ringkasannya yang cacat, dan sebaliknya. Banyak yang seharusnya ia ringkas tapi tidak ia ringkas, seperti perkataannya di akhir kitab Al-Libaas: "41-bab, 42-bab, 43-bab"! Perhatikanlah para pembaca apa faidah dari bab-bab ini yang tidak menunjukkan sesuatu apapun, selain menggoreskan tiga baris dengan sia-sia?! Juga membuat ukuran kitab lebih tebal? Maka kepada Allahlah tempat kita mengadu.

Amanah

 Amanah 

881/1154. Dari Anas,
خدمت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما حتى إذا رأيت أنى قد فرغت من خدمته قلت يقيل النبي صلى الله عليه وسلم فخرجت من عنده فإذا غلمة يلعبون فقمت أنظر إليهم إلى لعبهم فجاء النبي صلى الله عليه وسلم فانتهى إليهم فسلم عليهم ثم دعاني فبعثني إلى حاجة فكان في فيء حتى أتيته وابطأت على أمي فقالت ما حبسك قلت بعثني النبي صلى الله عليه وسلم إلى حاجة قالت ما هي قلت إنه سر للنبي صلى الله عليه وسلم فقالت احفظ على رسول الله صلى الله عليه وسلم سره فما حدثت بتلك الحاجة أحدا من الخلق فلو كنت محدثا حدثتك بها

Saya melayani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di suatu hari sampai Saya merasa sudah selesai melayaninya, Saya berkata, "Nabi tidur Qailulah." Lalu Saya keluar1 darinya. Tiba-tiba anak-anak sedang bermain. Lalu Saya melihat permainan mereka, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang dan sampai pada mereka, dan mengucapkan salam kepada mereka, lantas memanggil Saya. Kemudian Saya diutus untuk suatu keperluan. Beliau menunggu di tempat yang teduh2 sampai Saya kembali padanya, Saya terlambat pulang kepada ibu Saya,3 maka ia berkata, "Apa yang membuat engkau terlambat?" Saya menjawab, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus Saya untuk suatu keperluan." Ia bertanya, "Keperluan apa itu?" Saya menjawab, "Ini rahasia Nabi shallallahu 'alaihi loasallam." Ia berkata, "Jagalah rahasia Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Jadi Saya tidak menceritakan itu kepada siapapun. Kalau Saya mau bercerita, pasti Saya sudah ceritakan."4
Shahih sanadnya.5

_________
1      Asalnya Fa Kharaja Man Indahu (Lalu keluar orang yang ada di sisinya), tapi itu salah, Saya koreksi dari Musnad.
2          Dalam rwvayat Ahmad yang shahih "Dan duduk di naungan dinding", dalam rwvayat Iain ada tambahan, "Ketika Saya pulang, beliau berkata, 'Jangan beritahu siapapun.'" Tapi dalam sanadnya ada Muammal, yaitu Ibnu Ismail dan ada kelemahan padanya.

3                    Dalam riwayat lain pada Ahmad (3/228) "Lalu Saya pulang kekeluarga Saya selepas kembali kepada mereka." Sanadnya jayyid (bagus), sedangkan maknanya dalam riwayat Ahmad yang shahih, akan ditunjukkan sebentar lagi.


4                    Ahmad menambahkan "Ya Tsabit".

5      Muhaqqiq (kitab) asal mengalihkannya dengan menunjuk hadits yang lalu (868/1139) Disana ia menisbatkannya pada Muslim, tapi susunan redaksi yang di sini berbeda dengan yang di Sana. Yang ada di sini: Qailulah wal Fii (tidur qailulah dan naungan), yaitu dari riwayat Sulaiman, Ibnul Mughirah, dari Tsabit, dari Anas, dari jalan ini juga diriwayatkan Ahmad (3/195), Shahih sesuai dengan syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).


Orang yang Menjulurkan Dua Kakinya ke Sumur Bila Duduk dan Membuka Dua Betisnya

Orang yang Menjulurkan Dua Kakinya ke Sumur Bila Duduk dan Membuka Dua Betisnya 

878/1151. Dari Abu Musa Al Anshari berkata,
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوما إلى حائط من حوائط المدينة لحاجته وخرجت في إثره فلما دخل الحائط جلست على بابه وقلت لأكونن اليوم بواب النبي صلى الله عليه وسلم ولم يأمرني فذهب النبي فقضى حاجته وجلس على قف البئر وكشف عن ساقيه ودلاهما في البئر فجاء أبو بكر رضي الله عنه ليستأذن عليه ليدخل فقلت كما أنت حتى أستأذن لك فوقف وجئت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت يا رسول الله أبو بكر يستأذن عليك فقال ائذن له وبشره بالجنة فدخل فجاء عن يمين النبي صلى الله عليه وسلم فكشف عن ساقيه ودلاهما في البئر فجاء عمر فقلت كما أنت حتى أستأذن لك فقال النبي صلى الله عليه وسلم ائذن له وبشره بالجنة فجاء عمر عن يسار النبي صلى الله عليه وسلم فكشف عن ساقيه ودلاهما في البئر فامتلأ القف فلم يكن فيه مجلس ثم جاء عثمان فقلت كما أنت حتى أستأذن لك فقال النبي صلى الله عليه وسلم ائذن له وبشره بالجنة معها بلاء يصيبه فدخل فلم يجد معهم مجلسا فتحول حتى جاء مقابلهم على شفة البئر فكشف عن ساقيه ثم دلاهما في البئر فجعلت أتمنى أن يأتي أخ لي وأدعو الله أن يأتي به فلم يأت حتى قاموا قال بن المسيب فأولت ذلك قبورهم اجتمعت ها هنا وانفرد عثمان

"Nabi slwllallahu 'alaihi wasallam suatu hari ke luar ke suatu dinding Madinah untuk satu keperluan, Saya pun ke luar mengikutinya. Ketika beliau masuk dinding tersebut, Saya duduk di pintunya dan berkata, 'Hari ini Saya akan menjadi penjaga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.' Sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak menyuruh Saya.'1 Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pergi menyelesaikan hajatnya dan duduk di pinggir sumur dengan menyingkap dua betisnya serta menjulurkannya di sumur lalu datang Abu Bakar radhiallahu 'anhu meminta izin masuk, lalu Saya bilang, 'Tetap di tempatmu sampai Saya mintakan izin.' Lalu iapun berhenti, lalu Saya datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah! Abu Bakar meminta izin kepadamu.' Jawab Nabi, 'Izinkan dia, dan berikan kabar gembira dia dengan surga.'
Lalu ia pun masuk, kemudian datang2 dari sebelah kanan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian dia menyingkap dua betisnya dan menjulurkannya di sumur.
Kemudian datang Umar. Saya berkata, 'Tetap di tempatmu sampai Saya memintakan izin untukmu.' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Izinkan dia dan beri berita gembira dengan surga.' Lalu Umar datang3 dari sebelah kiri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia menyingkap dua betisnya dan menjulurkannya ke sumur. Jadilah dinding sumur penuh sesak tidak ada lagi tempat duduk.
Lalu datang Utsman, Saya berkata, 'Tetaplah di tempatmu, sampai Saya meminta izin untukmu.' Nabi pun bersabda, 'Persilahkan dia dan beri kabar gembira dengan surga yang diwarnai dengan musibah yang telah dirasakannya.' Lalu ia masuk, tapi tidak mendapatkan tempat duduk bersama mereka... Kemudian dia mencari tempat sehingga berhadapan dengan mereka di pinggir sumur, lalu dia menyingkap dua betisnya dan dijulurkannya ke sumur. Saya pun berharap agar saudara Saya datang dan Saya berdoa kepada Allah agar dia datang. Tetapi dia tak kunjung datang sampai mereka bangun."
Ibnu Musayyab berkata, "Maka Saya menafsirkan itu adalah kuburan mereka. Bersatu di sini sedangkan Utsman terpisah sendirian.

Shahih, [Bukhari, 62- Kitab Al Fadhailu Ashhabin-Nabiyyi shallallahu 'alaihi wasallam, 5- Bab Qaulun-Nabiyyi shallallahu 'alaihi wasallam, Lau Kunta Muttakhidzan Khalilan. Muslim, 44- Kitab Fadha’ilush Shahabah, hadits 29].4


879/1152. Dari Abu Hurairah,
  خرج النبي صلى الله عليه وسلم في طائفة من النهار لا يكلمني ولا أكلمه حتى أتى سوق بني قينقاع فجلس بفناء بيت فاطمة فقال أثم لكع أثم لكع فحبسته شيئا فظننت أنها تلبسه سخابا أو تغسله فجاء يشتد حتى عانقه وقبله وقال اللهم أحببه وأحبب من يحبه

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke luar di suatu (siang hari), beliau tidak berbicara kepada Saya dan begitu juga sebaliknya, hingga sampai ke pasar bani Qainuqa.' Lalu duduk di halaman rumah Fatimah kemudian bersabda, "Apa ada anak di situ? Apa ada anak di situ?". Lalu ia (Fatimah) menahannya sejenak dan Saya mengira ia memakaikannya untaian tumbuh-tumbuhan kepadanya atau memandikannya. Lalu dia datang tergesa-gesa hingga Nabi memeluknya dan mencium anak tersebut dan Nabi bersabda, "Ya Allah, cintailah dia5 dan cintailah orang yang mencintainya."

Shahih, di dalam kitab Adh-Dha'ifah pada hadits (3486). [Bukhari, 34- Kitab Al Buyu', 49- Bab Ma Dzukirafil Aswaqi. Muslim, 44- Kitab FadhaHlush-Shahabah, hadits 57].

___________
1      Saya berkata: Ini bertentangan dengan riwayat yang telah lalu dalam komentar hadits (742/965) dengan kata: Wa'mumii bi Hifdhi Baabil Haaith (Dan Nabi menyuruh Saya untuk menjaga pintu dinding/kebun). Ini lebih shahih dari yang tersebut di sini, karena di situ ada Syuraik bin Abdullah, yaitu Ibnu Abu Namr, ia walaupun termasuk perawi Bukhari dan Muslim, tapi sebagian ulama telah memperbincang-kan tentangnya, karena beberapa kesalahannya pada hadits Mi'raj oleh karena itulah Al Hafizh Ibnu hajar dalam At-Taqriib berkata, "Shaduq (jujur), tapi ada kesalahan."
Walaupun demikian ia berusaha untuk mengkompromikan antara riwayatnya yang meniadakan perintah Nabi kepadanya, dan riwayat shahih tersebut yang menetapkannya dalam Al Fath (7/36-37) Tetapi sudah sepantasnya untuk dimasukkan dalam kesalahan-kesalahannya yang telah diisyaratkan tadi. Mungkin karena itulah Muslim sengaja menghapusnya dari riwayatnya (7/118) atau memang seperti itu adanya. Yang jelas, sama saja apakah karena itu atau satunya, itu termasuk yang membuatnya tidak valid. Wallahu a'lam.

2      Demikian dalam asalnya Fa Jaa'a di dua tempat, juga di Shahihnya pengarang (7097/Al Fitan), dan di riwayat Muslim (7/118): Fa Jalasa (lalu duduk) ini riwayat muallif di tempat yang diisyaratkan/ ditunjukkan muhaqqiq pada "Al Fadlaail" (3674).
3       Lihat komentar sebelumnya
4       Saya katakan: Dalam sanad keduanya Syuraik bin Abdullah bin Abu Namr dan sudah diketahui keadaannya dikomentar sebelumnya, dan secara global/umum, hadits ini ada tabi'innya. Di dalamnya ada sebagian perincian yang berbeda dan ada perbedaan dalam perkataannya "Dan ia (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) tidak menyuruh Saya." Sebagian telah lalu karena itu adalah Syadz. Wallahu a'lam.
5      Demikian dalam teks ini (Ahbibhu) sedang dalam Shahihain dengan lafazh Ahibbahu wa Ahabba dengan idghatn.
      Catatan: Sanad hadits ini pada teks asal: Ali bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan telah menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin Abu Yazid dari Nafi' bin Jubair dari Abu Hurairah. Maka ketahuilah bahwa Sufyan di sini adalah Ibnu Uyainah. Adapun Ali bin Muhammad telah disebut Al Mizzi dalam daftar perawi dari Ibnu Uayainah, dia adalah At-Thanafisi. Tetapi ia tidak disebut baik olehnya (Mizzi) maupun oleh Ibnu Hajar dalam daftar guru-guru muallif. Mereka juga tidak memberi pertanda hal tersebut, sebagaimana kebiasaan mereka, maka hal tersebut berkisar antara kelupaan mereka berdua, atau ada kesalahan di teks asalnya sampai Saya melihat pensyarah berkata, "Dalam naskah tulisan tangan Ali tanpa kunyah (demikian) dan dalam cetakan Ali bin Muhammad. Tapi yang mendekati kebenaran dia adalah Ali bin Abdullah bin Al Madini, sebagaimana dalam Ash-Shahih: Ali bin Abdullah." Saya berkata: Apa yang dikatakannya sebagai mendekati kebenaran itulah yang benar, berdasarkan yang telah Saya nyatakan dari dua Hafizh (Al Mizzi dan Ibnu Hajar) Kemudian juga berdasarkan apa yang ia (Syarik) sebut tentang Ash-Shahih. Tetapi perkataannya "Yang dicetak" kalau yang dimaksud adalah selain cetakan India, itu mungkin. Kalau tidak, maka di situ Ali tanpa nisbatnya seperti dalam naskah tulisan tangan.