Terjadinya Perang Saudara dan Dua dari Tiga Do’a Yang di Qabulkan Allah




Terjadinya Perang Saudara dan Dua dari Tiga Do’a Yang di Qabulkan Allah
عَنْ ثَوْبَانِ، قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّ اللهَ زَوَى لِيَ اْلأَرْضَ. فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا. وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زَوَى لِي مِنْهَا. وَأُعْطِيْتُ الْكَنْزَيْنِ اْلأَحْمَرَ وَاْلأَبْيَضَ. وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي ِلأُمَّتِي أَنْ لاَ يُهْلِكُهَا بِسَنَةٍ عَامَةٍ. وَأَنْ لاَ يُسَلِّطُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ. فَيَسْتَبِيْحَ بَيْضَتَهُمْ. وَإِنَّ رَبِّي قَالَ: يَا مُحَمَّدُ! إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ قَضَاءً فَإِنَّهُ لاَ يُرَدُّ. وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ ِلأُمَّتِكَ أَنْ لاَ أُهْلِكُهُمْ بِسَنَةٍ عَامَةٍ. وَأَنْ لاَ أُسَلِّطُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ. يَسْتَبِيْحُ بَيْضَتَهُمْ. وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا - أَوْ قَالَ مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا - حَتَّى يَكُوْنَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا، وَيُسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda : Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi dalam bentuk kecil, lalu aku dapat melihat negeri-negeri timur dan barat. Dan sesungguhnya umatku akan sampai kekuasaannya kenegeri-negeri yang diperlihatkan kepadaku. Dan diberikan kepadaku dua gudang penyimpanan yang berwarna merah dan putih. Dan sesungguhnya aku meminta kepada Tuhanku supaya umatku tidak dibinasakanNya dengan kemarau yang merata dan tidak dikuasakan kepada mereka musuh dari luar bangsa mereka sendiri lalu musuh itu menghancurkan kekuatan (kekuasaan) mereka. Dan sesungguhnya Tuhanku berfirman: “Hai Muhammad! Sesungguhnya Aku, apabila sudah mengambil keputusan, maka sesungguhnya itu tidak dapat ditolak. Dan sesungguhnya Aku memberikan memberikan untuk umatmu bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan kemarau yang merata dan tidak akan menguasakan kepada mereka musuh dari luar bangsa mereka sendiri yang akan menghancurkan kekuatan mereka, walaupun telah berkumpul menghadapi mereka dari segala penjuru. Hanyalah mereka akan membinasakan sesamanya dan mereka menawan sesamanya (perang saudara)
عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيْهِ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الْعَالِيَةِ. حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَةَ، دَخَلَ فَرَكَعَ فِيْهِ رَكْعَتَيْنِ. وَصَلَّيْنَا مَعَهُ. وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيْلاً. ثُمَّ اِنْصَرَفَ إِلَيْنَا. فَقَالَ صلى الله عليه وسلم: سَأَلْتُ رَبِّي ثَلاَثًا. فَأَعْطَانِي ثَنَتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً. سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيْهَا. وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرْقِ فَأَعْطَانِيْهَا. وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا
Hadits riwayat Amir bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhuma , dari bapaknya, ia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pada suatu hari datang dari tempat ketinggian. Setelah sampai di Masjid Mu’awiyah beliau masuk dan sholat dua rekaat dan kami juga melakukan sholat bersama beliau. Beliau berdo’a dengan do’a yang panjang, lalu beliau menghadap kepada kami, dan bersabda: Aku meminta kepada Tuhan tiga hal, tetapi diberiNya dua dan yang satu tidak di kabulkanNya. Aku memohon kepada Tuhanku supaya umatku tidak dibinasakan dengan kemarau lalu dikabulkanNya. Dan aku memohon kepada Tuhanku supaya umatku tidak dibinasakan dengan ditenggelamkan (banjir), lalu dikabulkanNya. Aku memohon kepada Tuhanku jangan terjadi peperangan antara sesame umatku dan itu tidak diperkenankanNya. []

Kejadian-Kejadian Sebelum Datang Hari Kiamat




Kejadian-Kejadian Sebelum Datang Hari Kiamat


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيْمَتَانِ. وَتَكُوْنُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيْمَةٌ. وَدَعْوَاهُمَا وَاحِدَةٌ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah dua golongan besar saling berperang sehingga pecahlah peperangan hebat antara keduanya padahal dakwah mereka adalah satu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ. قَالُوْا: وَمَا الْهَرَجُ؟ يَا رَسُوْلَ اللهِ! قَالَ: اَلْقَتْلُ. اَلْقَتْلُ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah banyak peristiwa haraj. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah haraj itu? Beliau menjawab: Pembunuhan, pembunuhan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يُحْسِرُ الْفُرَّاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ. يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ. فَيَقْتُلُ مِن كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ. وَيَقُوْلُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُوْنُ أَنَا الَّذِي أَنْجُوْ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum sungai Euphrat menyingkap gunung emas, sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapatkannya. Lalu terbunuhlah dari setiap seratus orang sebanyak sembilan puluh sembilan dan setiap orang dari mereka berkata: Semoga akulah orang yang selamat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجُ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ، تُضِئُ أَعْنَاقَ اْلإِبِلِ بِبُصْرى
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum api muncul dari tanah Hijaz yang dapat menerangi leher-leher unta di Basrah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَضْطَرِبَ أَلْيَاتُ نِسَاءِ دَوْسٍ. حَوْلَ ذِي الْخَلَصَةِ. وَكَانَتْ صَنَمًا تَعْبُدُهَا دَوْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ بِتَبَالَةَ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum pinggul-pinggul kaum wanita suku Daus bergoyang di sekeliling Dzul Khalashah, yaitu sebuah berhala yang disembah suku Daus di Tabalah pada zaman jahiliah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرُّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُوْلُ: يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain lalu berkata: Alangkah senangnya bila aku menempati tempatnya!.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ قَحْطَانَ يَسُوْقُ النَّاسُ بِعَصَاهُ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seorang lelaki muncul dari Qahthan menggiring manusia dengan tongkatnya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوْا قَوْمًا كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الْمَجَانُ الْمُطْرِقَةُ. وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوْا قَوْمًا نِعَالُهُمُ الشَّعْرُ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian memerangi suatu kaum yang wajahnya seperti perisai dan kiamat tidak akan tiba sebelum kalian memerangi suatu kaum yang sandalnya terbuat dari bulu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : قَدْ مَاتَ كِسْرَى فَلاَ كِسْرَى بَعْدَهُ. وَإِذَا هَلَكَ قَيْصَرُ فَلاَ قَيْصَرَ بَعْدَهُ. وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ! لَتُنْفَقَنَّ كُنُوْزُهُمَا فِي سَبِيْلِ اللهِ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya Kisra (Raja Persia) telah meninggal maka tiada lagi Kisra setelahnya. Apabila seorang Kaisar (Raja Romawi) meninggal, maka tiada lagi kaisar setelahnya. Demi Tuhan yang diriku didalam kekuasanNya, sesungguhnya perbendaharaan keduanya akan dibelanjakan (diinfaqkan) di jalan Allah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلُ الْمُسْلِمُوْنَ الْيَهُوْدَ. فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُوْنَ. حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُوْدُ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ. فَيَقُوْلُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ! يَا عَبْدَاللهِ! هَذَا يَهُوْدِي خَلْفِي. فَتَعَالِ فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ الْغَرْقَدُ. فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُوْدِ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu kaum muslimin dapat mengalahkan (membunuh) mereka, sampai-sampai seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon itu berseru: Hai orang muslim, hai hamba Allah, ini seorang Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad (sejenis pohon cemara atau pohon berduri), karena pohon itu adalah pohon orang Yahudi
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لَتُقَاتِلَنَّ الْيَهُوْدَ. فَلَنُقَتِّلَنَّهُمْ حَتىَّ يَقُوْلَ الْحَجَرُ: يَا مُسْلِمُ! هَذَا يَهُوْدِيٌّ. فَتَعَالِ فَاقْتُلْهُ
Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kamu sekalian pasti akan memerangi orang-orang Yahudi, lalu kamu akan membunuh mereka, sehingga batu berkata: Hai muslim, ini orang Yahudi, kemari dan bunuhlah dia!
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ قَرِيْبٌ مِنْ ثَلاَثِيْنَ. كُلُّهُمْ يَزْعَمُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan dajjal-dajjal pendusta yang berjumlah sekitar tiga puluh, semuanya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah

Turunnya fitnah bagaikan turunnya air hujan




Turunnya fitnah bagaikan turunnya air hujan


عَنْ أُسَامَةَ؛
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَشْرَفَ عَلَى أُطُمٍ مِنْ آطَامِ الْمَدِيْنَةِ. ثُمَّ قَالَ: هَلْ تَرَوْنَ مَا أَرَى؟ إِنِّي َلأَرَى مَوَاقِعَ الْفِتَنِ خَلاَلَ بُيُوْتِكُمْ، كَمَوَاقِعِ الْقَطْرِ
Hadits riwayat Usamah Radhiyallahu’anhu :
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam menaiki salah satu bangunan tinggi di Madinah, kemudian beliau bersabda: Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di antara rumah-rumahmu bagaikan tempat turunnya air hujan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: سَتَكُوْنُ فِتَنٌ، اَلْقَاعِدُ فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ، وَالْقَائِمُ فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي. مَنْ تَشَرَّفَ لَهَا تَسْتَشْرِفُهُ. وَمَنْ وَجَدَ فِيْهَا مَلْجَأً فَلْيَعُذْ بِهِ
Hadtis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Akan terjadi fitnah di mana orang yang duduk (menghindar dari fitnah itu) lebih baik daripada yang berdiri dan orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik daripada yang berlari (yang terlibat dalam fitnah). Orang yang mendekatinya akan dibinasakan. Barang siapa yang mendapatkan tempat berlindung darinya, hendaklah ia berlindung.
عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: إِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتَنٌ. أَلاَ ثُمَّ تَكُوْنُ فِتْنَةٌ اَلْقَاعِدُ فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي فِيْهَا. وَالْمَاشِي فِيْهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي إِلَيْهَا. أَلاَ، فَإِذَا نَزَلَتْ أَوْ وَقَعَتْ، فَمَنْ كَانَ لَهُ إِبِلٌ فَلْيَلْحَقْ بِإِبِلِهِ. وَمَنْ كَانَتْ لَهُ غَنَمٌ فَلْيَلْحَقْ بِغَنَمِهِ. وَمَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَلْحَقْ بِأَرْضِهِ. قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَرَأَيْتَ مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ إِبِلٌ وَلاَ غَنَمٌ وَلاَ أَرْضٌ؟ قَالَ: يَعْمِدُ إِلَى سَيْفِهِ فَيَدُقُّ عَلَى حَدِّهِ بِحَجَرٍ. ثُمَّ لَيُنْجِ إِنِ اسْتَطَاعَ النَّجَاءَ. اَللّهُمَّ! هَلْ بَلَّغْتُ؟ اَللّهُمَّ! هَلْ بَلَّغْتُ؟ اَللّهُمَّ! هَلْ بَلَّغْتُ؟. قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَرَأَيْتَ إِنْ أُكْرِهْتُ حَتَّى يُنْطَلَقَ بِي إِلَى أَحَدِ الصَّفَّيْنِ، أَوْ إِحْدَى الْفِئَتَيْنِ، فَضَرَبَنِي رَجُلٌ بِسَيْفِهِ، أَوْ يَجِئُ سَهْمٌ فَيَقْتُلُنِي؟ قَالَ: يَبُوْءُ بِإِثْمِهِ وَإِثْمِكَ. وَيَكُوْنُ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Hadtis riwayat Abu Bakrah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya akan terjadi beberapa fitnah (kekacauan). Ketahuilah sesudah itu terjadi pula fitnah. Orang yang duduk dimasa fitnah tersebut lebih baik dari pada orang yang berjalan kepadanya. Orang yang berjalan lebih baik baik daripada orang yang berlari kepadanya. Ketahuilah, apabila fitnah itu telah terjadi, maka barang siapa yang mempunyai onta hendaklah dia menghubungi ontanya dan siapa yang mempunyai kambing hendaklah dia menghubungi kambingnya dan barang siapa mempunyai tanah hendaklah menghubungi tanahnya! Seorang laki-laki bertanya: Ya Rasulullah!, Bagaimana pendapatmu tentang orang yang tidak mempunyai onta, kambing dan tanah? Beliau menjawab: Diambilnya pedang lalu diasahlah pedangnya dengan batu. Kemudian dia menyelamatkan dirinya kalau bias selamat. Ya Allah! Telah kusampaikan, Ya Allah! Telah kusampaikan, Ya Allah! Telah kusampaikan. Seorang laki-laki bertanya: Ya Rasulullah! Bagaimana jika sekiranya saya dipaksa sehingga saya terlibat kepada salah satu dua barisan yang bertentangan, atau salah satu golongan, lalu seorang laki-laki memukulkan pedangnya padaku atau datang panah membunuh saya? Beliau menjawab : Orang itu akan kembali membawa dosanya dan menanggung dosamu dan dia menjadi isi neraka.

Tibanya fitnah dan terbukanya dinding Ya’juj dan Ma’juj




Tibanya fitnah dan terbukanya dinding Ya’juj dan Ma’juj


عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ؛
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم اِسْتَيْقَظَ مِنْ نَوْمِهِ وَهُوَ يَقُوْلُ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرِّ قَدْ اِقْتَرَبَ. فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلَ هَذِهِ. وَعَقَدَ سُفْيَانُ بِيَدِهِ عَشْرَةً. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَنَهْلِكُ وَفِيْنَا الصَّالِحُوْنَ؟ قَالَ: نَعَمْ. إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
Hadits riwayat Zainab binti Jahsy Radhiyallahu’anha:
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam bangun dari tidurnya sambil bersabda: Laa ilaaha illallaah, celakalah orang-orang Arab karena suatu bencana akan terjadi, yaitu hari ini dinding (bendungan) Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi Hadits ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya: Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang saleh? Beliau menjawab: Ya, jika banyak terjadi kemaksiatan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فُتِحَ اَلْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مِثْلَ هَذِهِ. وَعَقَدَ وُهَيْبُ بِيَدِهِ تِسْعِيْنَ
Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: Hari ini dinding Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka sebesar ini. Wuhaib (perawi Hadits) melingkarkan jarinya membentuk angka sembilan puluh (menekuk jari telunjuk sampai ke pangkal ibu jari).

Pribadi Muslim Berprestasi




Pribadi Muslim Berprestasi


Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaannya, ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka. Tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, shalat, zakat, dan haji. Begitupun jikalau kita berbicara tentang peninggalan Rasulullah SAW, maka tidak cukup hanya mengingat indahnya senyum beliau, tidak hanya sekedar mengenang keramah-tamahan dan kelemah-lembutan tutur katanya, tetapi harus kita lengkapi pula dengan bentuk pribadi lain dari Rasulullah, yaitu : beliau adalah orang yang sangat menyukai dan mencintai prestasi!
Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi.
Ya, beliau adalah pribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yang sanggup dilakukannya. Tidak heran kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..." (QS. Al Ahzab [33] : 21)
Kalau ada yang bertanya, mengapa sekarang umat Islam belum ditakdirkan unggul dalam kaitan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi ini? Seandainya kita mau jujur dan sudi merenung, mungkin ada hal yang tertinggal di dalam menyuritauladani pribadi Nabi SAW. Yakni, kita belum terbiasa dengan kata prestasi. Kita masih terasa asing dengan kata kualitas. Dan kita pun kerapkali terperangah manakala mendengar kata unggul. Padahal, itu merupakan bagian yang sangat penting dari peninggalan Rasulullah SAW yang diwariskan untuk umatnya hingga akhir zaman.
Akibat tidak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut, kita pun jadinya tidak lagi merasa bersalah andaikata tidak tergolong menjadi orang yang berprestasi. Kita tidak merasa kecewa ketika tidak bisa memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Lihat saja shalat dan shaum kita, yang merupakan amalan yang paling pokok dalam menjalankan syariat Islam. Kita jarang merasa kecewa andaikata shalat kita tidak khusyuk. Kita jarang merasa kecewa manakala bacaan kita kurang indah dan mengena. Kita pun jarang kecewa sekiranya shaum Ramadhan kita berlalu tanpa kita evaluasi mutunya.
Kita memang banyak melakukan hal-hal yang ada dalam aturan agama tetapi kadang-kadang tidak tergerak untuk meningkatkan mutunya atau minimal kecewa dengan mutu yang tidak baik. Tentu saja tidak semua dari kita yang memiliki kebiasaan kurang baik semacam ini. Akan tetapi, kalau berani jujur, mungkin kita termasuk salah satu diantara yang jarang mementingkan kualitas.
Padahal, adalah sudah merupakan sunnatullah bahwa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualitas dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan ada dalam episode kehidupan dunia ini. Baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, Allah Azza wa Jalla selalu mementingkan penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan.
Misalnya saja shalat, "Qadaflahal mu'minuun. Alladziina hum fii shalaatihim" (QS. Al Mu'minuun [23] : 1-2). Amat sangat berbahagia serta beruntung bagi orang yang khusyuk dalam shalatnya. Artinya, shalat yang terpelihara mutunya, yang dilakukan oleh orang yang benar-benar menjaga kualitas shalatnya. Sebaliknya, "Fawailullilmushalliin. Alladziina hum'an shalatihim saahuun" (QS. Al Maa'uun [107] : 4-5). Kecelakaanlah bagi orang-orang yang lalai dalam shalatnya!
Amal baru diterima kalau benar-benar bermutu tinggi ikhlasnya. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS. Al Bayyinah [98] : 5). Allah pun tidak memerintahkan kita, kecuali menyempurnakan amal-amal ini semata-mata karena Allah. Ada riya sedikit saja, pahala amalan kita pun tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Ini dalam urusan ukhrawi.
Demikian juga dalam urusan duniawi produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Para pemuda yang unggul juga bisa bermamfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tidak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya.
Pendek kata, siapapun yang ingin memahami Islam secara lebih cocok dengan apa-apa yang telah dicontohkan Rasul, maka bagian yang harus menjadi pedoman hidup adalah bahwa kita harus tetap tergolong menjadi orang yang menikmati perbuatan dan karya terbaik, yang paling berkulitas. Prestasi dan keunggulan adalah bagian yang harus menjadi lekat menyatu dalam perilaku kita sehari-hari.
Kita harus menikmati karya terbaik kita, ibadah terbaik kita, serta amalan terbaik yang harus kita tingkatkan. Tubuh memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia sementara hati memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama. Insya Allah, di dunia kita akan memperoleh tempat terbaik dan di akhirat pun mudah-mudahan mendapatkan tempat dan balasan terbaik pula.
Tubuh seratus persen bersimbah peluh berkuah keringat dalam memberikan upaya terbaik, otak seratus persen digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu dan paling mutakhir, dan hati pun seratus persen memberikan tawakal serta ikhlas terbaik, maka kita pun akan puas menjalani hidup yang singkat ini dengan perbuatan yang Insya Allah tertinggi dan bermutu. Inilah justru yang dikhendaki oleh Al Islam, yang telah dicontohkan Rasulullah SAW yang mulia, para sahabatnya yang terhormat, dan orang-orang shaleh sesudahnya.
Oleh sebab itu, bangkitlah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menjadi seorang pribadi muslim yang berprestasi, yang unggul dalam potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada setiap diri hamba-hambanya. Kitalah sebenarnya yang paling berhak menjadi manusia terbaik, yang mampu menggenggam dunia ini, daripada mereka yang ingkar, tidak mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah SWT, Zat Maha Pencipta dan Maha Penguasa atas jagat raya alam semesta dan segala isinya ini!
Ingat, wahai hamba-hamba Allah, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ...!' (QS. Ali Imran [3] : 110).

(Sumber : Tabloid MQ EDISI 07/TH.1/NOVEMBER 2000)

AMILATUN NASIBAH : Amalan Yang melelahkan (alghosiyah: 3)




AMILATUN NASIBAH : Amalan Yang melelahkan (alghosiyah: 3)

‪Ternyata salah satu penyebab orang dimasukan ke neraka adalah sebab amalan yg banyak dan beragam tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya,maupun kaifiyat yg tidak sesuai dengan sunnah Rasul saw AstaghfiruLlahal'adzhim…
‪Alkisah juga, suatu hari Atha As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan, "Ya, Atha sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya."
‪Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis. Melihat Atha menangis, sang penjual kain berkata, "Atha sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya, kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas."
‪Tawaran itu dijawabnya, "Wahai sahabatku,engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya? ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya,tetapi di mata engkau sebagai ahlinya ternyata ada cacatnya. "
‪Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, tetapi mungkin di mata Allah sebagai ahli-Nya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku menangis."
‪Semoga kita menyadari sedini mungkin tentang amal yang kita lakukan apakah sudah sesuai ataukah tidak. Hanya dengan ilmulah kita akan mengetahui dimana letak kekurangan amal kita.
‪Maka bukan hanya dengan beramal sebanyak-banyaknya tapi juga beramal dengan .
‪Aku adalah tempat yang paling gelap diantara yang gelap, maka terangilah aku dengan ‪#‎tahajud‬‬
‪Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan ‪#‎silaturahim‬‬
‪Aku adalah tempat yang paling sepi, maka ramaikanlah aku dengan memperbanyak membaca ‪#‎Al_Quran‬‬
‪Aku adalah tempatnya binatang-binatang menjijikan, maka racuni ia dengan ‪#‎sedekah‬‬
‪Aku yang menjepitmu hingga hancur bilamana tidak sholat, bebaskan jepitan itu dengan ‪#‎sholat‬‬
‪Aku adalah tempat untuk merendammu dengan cairan yang sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dengan ‪#‎puasa‬‬
‪Aku adalah tempat Munkar dan Nakir bertanya, maka bersiaplah jawabanmu dengan memperbanyak mengucapkan kalimat ‪#‎Laailaahaillallah‬‬.

Hati‬‬ Yang Mati (QALBUN MAYYIT)




Hati‬‬ Yang Mati (QALBUN MAYYIT)

‪ Ada 2 ciri utama hati yang mati, yaitu:
‪1. Selalu menolak akan kebenaran dari Allah.
‪2. Selalu melakukan kerusakan / berlaku zhalim kepada sesama makhluk hidup bahkan terhadap dirinya sendiri.
‪Hati yang mati secara tersirat disinggung dalam surat Al-Baqarah ayat 7 yang artinya “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang berat”.
Serta dalam riwayat Ibrahim bin Adam atau dikenal juga dengan nama Abu Ishaq, yang sedang berjalan dipasar Bashrah, lalu orang-orang mengerumuninya dan seraya bertanya: "Wahai Abu Ishaq, sudah sejak lama kami memanjatkan do'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a-do'a kami tidak di kabulkan? Padahal Allah telah berfirman dalam kitab-Nya; "Berdo'alah kalian kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do'a kalian." (QS.Ghoofir : 60).
‪Lalu Abu Ishaq menjawab, "Hal itu dikarenakan hati kalian telah mati dengan sepuluh perkara berikut :
1. Kalian mengenal Allah tetapi kalian tidak menunaikan kewajibannya.
2. Kalian mengakui mencintai Rasulullah, tapi kalian meninggalkan sunnahnya.
3. Kalian membaca Al-Qur’an, tapi kalian tidak mengamalkan isi kandungannya.
4. Kalian sangat banyak diberi nikmat karunia, tapi kalian tidak mensyukurinya.
5. Kalian selalu mengatakan bahwa syetan itu musuh kalian, tetapi kalian mengikuti langkahnya.
6. Kalian mempercayai surga itu ada, tetapi kalian tidak berbuat amal untuk mengantarkannya kesana.
7. Kalian mempercayai neraka itu ada, tetapi kalian tidak lari dari panas siksanya.
8. Kalian mengakui bahwa kematian itu benar adanya, tetapi kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
9. Kalian sibuk mengurusi kekurangan orang lain, akan tetapi lupa pada kekurangan diri sendiri.
10. Kalian mengubur jenazah, akan tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut.
Wallahu'alam...

Keutamaan Membaca, Mempelajari Dan Mengamalkan Al-Qur’an




Keutamaan Membaca, Mempelajari Dan Mengamalkan Al-Qur’an

1. Manusia yang terbaik
Dari `Utsman bin `Affan, Nabi bersabda : "Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya." H.R. Bukhari.
2. Dikumpulkan bersama para Malaikat
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : "Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." Muttafaqun `Alaihi.
3. Sebagai syafa`at di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda: "Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya)." H.R. Muslim.
4. Ladang pahala
Dari Abdullah bin Mas`ud, Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." H.R. At Tirmidzi dan berkata : "Hadits hasan shahih".
5. Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota surga
Dari Muadz bin Anas, bahwa Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. " H.R. Abu Daud.
Walluhu'alam...

3 Pesan (Nasihat) Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wassalam




3 Pesan (Nasihat) Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wassalam

“Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.” [HR. Tirmidzi].
1. BERTAQWA DIMANA SAJA
Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika Umar bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”
2. KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN DOSA [KESALAHAN]
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda “Sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api”.
3. AKHLAQ YANG TERPUJI
Akhlaq terpuji harus dimiliki oleh seorang muslim. Salah satunya adalah akhlaq terhadap orang lain, misalnya akhlaq terhadap tetangga. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah) Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
Wallahu'alam...

Ujian Ciri Manusia Disayang Allah




Ujian Ciri Manusia Disayang Allah

Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui setiap kemampuan hamba-hamba-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja, ataupun masalah-masalah lainnya.
Allah SWT berfirman,” Dan sungguh, Kami benar-benar menguji kalian dengan sedikit dari rasa takut, lapar, krisis moneter, krisis jiwa dan krisis buah-buahan.Sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innalilahi wa ina ilaihi rajiun (Kami milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali)’. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan kasih sayang dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” (QS. Al Baqarah:155-157).
Bahkan Nabi SAW bersabda: “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya,” (HR. At Tirmidzi). ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila kita ditimpa musibah atau ujian hidup:
1. Berdasarkan hadits Nabi SAW diatas yang berbunyi, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. ..”. Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian manusia terima adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.
2. Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT : “Adakah kalian mau bersabar?”,(QS. Al Furqon : 20). Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar bersabar.
3. Melatih kita untuk belajar bersyukur. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT (QS. Ibrahim [14]: 7).
Wallahu’alam

3 Cara Allah Swt Untuk Mengawasi Manusia




3 Cara Allah Swt Untuk Mengawasi Manusia

1. Pengawasan langsung.
” Dan, Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya ” ( QS. Qaaf :16)
Maka, masihkah kita ingin berbuat kemaksiatan terus menerus? tidak malukah kita ? padahal Allah swt mengawasi kita begitu dekatnya, tanpa lengah selama 24 jam penuh kapanpun dan dimanapun .
2. Pengawasan melalui malaikatNYA.
” Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan seorang lagi disebelah kiri” (QS. Qaaf :17)
Kedua malaikat ini akan mencatat segala amal perbuatan kita yang baik maupun yang buruk, yang besar maupun yang kecil, tidak ada yang tertinggal. “Catatan itu kemudian dibukukan dan diserahkan pada kita di hari akhir nanti”(QS. Al_Kahfi:49) Jadi, masihkan kita berfikir, bahwa kita bisa menipu Allah swt dengan segala tingkah kita? Masihkah kita berharap untuk lolos dari pengawasan Sang Maha Segala ?
3. Pengawasan melalui diri kita sendiri.
” Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka, dan kaki mereka memberikan kesaksian terhadap apa yang dulu mereka usahakan ” ( QS. Yaasin :65)
Disaat nanti ketika kita meninggal dunia, maka anggota tubuh kita seperti kaki dan tangan akan menjadi saksi bagi segala perbuatan kita selama hidup.Kita takkan memiliki kontrol terhadap anggota tubuh kita ini. Ketahuilah Saudaraku, kita takkan pernah bisa lepas dari pengawasan Allah swt , dimanapun dan kapanpun, apakah saat kita berbuat kebaikan maupun berbuat kemaksiatan, Allah swt selalu berada didekat kita.
Yakinlah, sekecil apapun perbuatan kita semasa hidup, kebaikan atau keburukan, ketaatan maupun kemaksiatan, akan dicatat dan dipertanyakan kelak oleh Allah swt di Hari Perhitugan kelak.
Wallahu’alam...

Bakti‬‬ Pada Kedua Orang Tua




Bakti‬‬ Pada Kedua Orang Tua

‪‎ Salah satu ibadah teragung di dalam Islam setelah mentauhidkan Allah adalah berbakti kepada orang tua. ALLAH SWT berfirman. "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman, 31:14)
‪‎Ingatlah bahwa, ridholloohi fii ridhol walidaini, wa sakhotullohi fii sakhotil waalidaini. Keridhaan Allah ada pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua. (HR. Tirmidzi)
‪‎Alloh yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Qs.Al Isro’: 23)
‪‎ Dalam hadits Abi Bakrah, Rosullah SAW bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)
‪‎ Wallahu'alam...

Perintah Allah Untuk Sholat Malam




Perintah Allah Untuk Sholat Malam

Firman Allah Subhanahu wa ta’alaa:
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)
Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya,“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Wallahu'alam...

Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan




Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan

‪#‎TAKBIRATUL_IHRAM‬‬
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke s! eluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
‪#‎RUKUK‬‬
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulangbelakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat. ‪
#‎ITIDAL‬‬
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar. ‪
#‎SUJUD‬‬
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisamengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan. ‪
#‎DUDUK‬‬
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
#‎SALAM‬‬
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.

Kiat-Kiat Melembutkan Hati




Kiat-Kiat Melembutkan Hati

1. Perbanyak Baca Al-Quran dengan Mentadabburinya. Di antara sebab lembutnya hati adalah dengan membaca Al Qur’an. Karna Al Qur’an adalah kalamullah.
2. Perbanyak Dzikir Mengingat Allah. Sebagaimana Allah firmankan dalam surah Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya, “Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.”
3. Berteman Dengan kawan yang Baik Agamanya. Tujuan untuk saling mengingatkan, menasihati dalam ketaatan. Sehingga ketika kondisi iman melemah ada yang mengingatkan.
4. Menyayangi Anak Kecil Terutama anak kecil yang yatim. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Sayanginlah semua yang ada di bumi, niscaya Dzat yang ada dilangi akan menyayangi kalian" (HR. Tirmidzi no. 1924 dan Abu Dawud no 4941).
5. Berdoa kepada Allah. Perbanyak berdoa kepada allah agar dimudahkan dalam ketaantan dan diberikan kelembutan hati. Doa yang diajakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Wallohu'alam.

Janganlah‬‬ Menunda Taubat Mu




Janganlah‬‬ Menunda Taubat Mu

Dari Abu Sa’id (Sa’ad bin Malik bin Sinan) al-Khudry berkata: Rasululla Saw bersabda, “Pernah terjadi pada umat terdahulu seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa kemudian ingin bertaubat maka ia pun mencari seorang alim lalu ditunjukkan kepadanya seorang pendeta maka ia pun bertanya, “Sesungguhnya saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat?” Jawab pendeta, “Tidak ada” Seketika pendeta itupun dibunuhnya sehingga genaplah seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian ia mencari orang alim lainnya dan ketika telah ditunjukkan iapun menerangkan bahwa ia telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk bertaubat? Jawab si alim, “Ya, ada dan siapakah yang dapat menghalangimu untuk bertaubat? Pergilah ke dusun itu karena di sana banyak orang-orang yang taat kepada Allah. Maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu ini karena negerimu ini adalah tempat penjahat.” Maka pergilah orang itu tetapi di tengah perjalanan mendadak ia mati. Maka bertengkarlah Malaikat rahmat dengan Malaikat siksa. Malaikat rahmat berkata, “Ia telah berjalan untuk Bertaubat kepada Allah dengan sepenuh hatinya.” Malaikat siksa berkata, “Ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali.” Maka datanglah seorang Malaikat berupa manusia yang menjadi juru penengah (hakim) diantara mereka. Ia berkata, “Ukur saja jarak antara dusun yang ditinggalkan dan yang dituju maka kemana ia lebih dekat, masukkanlah ia kepada golongan orang sana. Maka diukurlah kedua jarak itu dan ternyata lebih dekat kepada dusun orang-orang baik yang dituju, kira-kira terpaut sejengkal. Maka dipeganglah ruhnya oleh Malaikat rahmat.” (Bukhari – Muslim)
Sungguh Allah maha Pengasih & penerima taubat hambanya dan tidak sedikitpun mendzoliminya.
Wallohu'alam.

Tentang Satu Amal




Tentang Satu Amal

Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah,ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!” Rasulullah saw menjawab, ‘Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam.’ Lalu Rasulullah saw membaca ayat betikut: ‘Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam macam nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’ (As Sajdah16-17).
Lalu beliau bersabda, ‘Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?’ Aku menjawab,“Tentu, wahai Rasulullah!” Maka beliau berkata, ‘Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!’ ‘Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?’tanya beliau lagi. “Ya,” jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, ‘Peliharalah ini!’ Kemudian aku bertanya, “Wahai Nabiyullah,apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?” Maka Rasulullah bersabda, ‘Hai … ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'”(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)
Wallohu'alam...

Iman Teguh,Ilmu Bertambah




Iman Teguh,Ilmu Bertambah

ALLAH SWT telah menganugerahkan akal dan pikiran kepada kita selaku manusia ciptaan-Nya. Hal ini bukan hanya untuk penghias diri dan pembeda saja, melainkan untuk digunakan semaksimal mungkin. Salah satunya untuk mencari ilmu. Ya, ilmu adalah sesuatu yang sangat penting bagi diri kita.
Untuk dapat melakukan segala sesuatu, maka diperlukan ilmunya. Oleh sebab itu, tidak salah lagi bahwa ilmu harus lebih dahulu daripada amal atau perbuatan. Yaitu bekas yang terlukis di otak orang yang berilmu di dalam perkara yang telah diketahuinya. Ibarat seorang tukang gambar yang hendak memulai melukiskan gambarnya, lebih dahulu telah ada rupa gambar itu di dalam otaknya, barulah dilukiskannya.
Tetapi iman atau kepercayaan lebih tua pula dari ilmu. Iman adalah menjadi dasar dari ilmu. Itulah sebabnya, nabi-nabi lebih dahulu menanamkan iman daripada menyiarkan ilmu. Ayat-ayat yang diturunkan Allah di Mekkah lebih banyak mengandung rasa iman, dan yang diturunkan di Madinah lebih banyak mengandung ilmu.
Setelah sempurna iman, mereka disuruh membenarkan, setelah itu dikemukakan segala macam alasan dan dalil, disuruh pula mengiaskan kepada perkara-perkara yang lain. Perkataa ini dikuatkan oleh sahabat Juandab. Dia berkata bahwa sebelum mereka dewasa, lebih dahulu mereka diajarkan iman dan setelah itu baru diajarkan Quran, dan barulah pelajaran iman itu bertambah-tambah.
Permulaan iman itu didengarkan dengan telinga. Setalah mafhum pendengaran, barulah diikrarkan dengan lidah. Apabila telah diikrarkan dengan lidah, maka iman yang telah ada di dalam hati itu bertambah teguhlah. Apabila iman telah teguh, ilmupun bisa pula bertambah, bertambah lama bertambah banyak. Karena pendengaran dengan telinga dan ucapan dengan mulut tidaklah akan bermanfaat kalau urat keyakinan dan makrifat yg ada dalam hati tidak terhujam kuat.
wallahu a'lam