PERLAKUAN BAIK ISTERI ATAS SUAMINYA

PERLAKUAN BAIK ISTERI ATAS SUAMINYA 

 (وَيَنْبَغِيْ) أي يطلب لها (أَنْ تَعْرِفَ أَنَّهَا كَالْمَمْلُوْكَةِ) أي الأمة (لِلزَّوْجِ)
وكالأسير العاجز في يد الرجل (فَلاَ تَتَصَرَّفُ) أي تنفق (فِيْ شَيْءٍ مِنْ مَالِهِ إِلاَّ
بِإِذْنِهِ) أي الزوج (بَلْ قَالَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ: إِنَّهَا لاَ تَتَصَرَّفُ أَيْضًا فِيْ مَالِهَا
إِلاَّ بِإِذْنِهِ، لأَنَّهَا كَالْمَحْجُوْرَةِ لَهُ) أي إن المرأة لزوجها كالممنوع من تصرف
المال لأجل الغرماء.



Seyogyanya (sunah) seorang isteri mengetahui dan menempatkan dirinya seperti seorang Amat (hamba sahaya perempuan) terhadap suaminya, atau seperti tawanan dalam kekuasaan seseorang). Ia (isteri) tidak diperbolehkan menafkahkan harta suaminya tanpa seizinnya.
Ulama mengatakan : Bahkan seorang isteri tidak boleh mentashorufkan hartanya sendiri kecuali atas izin suaminya,karena seorang isteri laksana orang yang ditahan tashorufnya.


     (وَيَجِبُ عَلَى الْمَرْأَةِ دَوَامُ الْحَيَاءِ مِنْ زَوْجِهَا) وقلة المماراة له (وَغَضُّ
طَرْفِهَا) بسكون الراء أي خفض عينها (قُدَّامَه، وَالطَّاعَةُ) أي لزوجها (لأَمْرِه،
وَالسُّكُوْتُ عِنْدَ كَلاَمِه، وَالْقِيَامُ عِنْدَ قُدُوْمِهِ) أي مجيئه من السفر (وَخُرُوْجِه) أي من
المنزل، وإظهار الحب له عند القرب، وإظهار السر عند الرؤية له (وَعَرْضُ نَفْسِهَا)
أي إظهارها (لَهُ) أي الزوج (عِنْدَ)  إرادة (النَّوْمِ، والتَعَطُّرُ) أي طيب الرائحة له
(وَتَعَهُّدُهَا الْفَمَ) أي تجديد إصلاحه (بِالْمِسْكِ وَالطِّيْبِ) ونظافة الثوب (وَدَوَامُ
الزِّيْنَةِ بِحَضْرَتِه، وَتَرْكُهَا) أي الزينة (عِنْدَ غَيْبَتِهِ) قال الأصمعي: رأيت في
البادية إمرأةً عليها قميص أحمرُ، وهي مختضبة، وبيدها سبحة، فقلت: “ما أبعد
هذا من هذا ؟”، فقالت من بحر الطويل:
ولله مني جانب لا أضيعه >< وللهو مني والبطالة جانب



Dan wajib kepada seorang isteri memelihara rasa malu terhadap suaminya, dan menundukkan kepala meenurunkan pandangannya ketika berada didepan suami, dan menuruti semua perintah suami, dan diam ketika suami berbicara,dan berdiri serta menyambut ketika suami tiba dari perjalanan, Dan mengantarkan suami sampai pintu depan rumah ketika suami akan melaksanakan perjalanan,menampakkan sikap cinta ketika dekat suami, menyerahkan dirinya ketika suami hendak tidur,dan menggunakan wewangian farfum ketika berhadapan dengan suami, selalu menjaga dan membersihkan mulutnya ketika akan berbicara dengan suami,dan mengenakan pakaian yang bersih ketika bersama suami,dan selalu berhias mempercantik diri ketika bersama suami, dan meninggalkan berhias ketika suami sedang
tidak berada dirumah sedang bepergian,

 فعلمت أنها امرأة صالحة لها زوج تتزين له (وَتَرْكُ الْخِيَانَةِ لَهُ عِنْدَ غَيْبَتِهِ فِيْ
فِرَاشِهِ وَمَالِهِ) قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {لاَ يَحِلُّ لَهَا أَنْ تُطْعِمَ مِنْ
بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ إِلاَّ الرَّطْبَ مِنَ الطَّعَامِ الَّذِيْ يُخَافُ فَسَادُهُ، فَإِنْ أَطْعَمَتْ عَنْ رِضَاهُ
كاَنَ لَهَا مِثْلُ أَجْرِهِ، وَإِنْ أَطْعَمَتْ بِغَيْرِ إِذْنِهِ كَانَ لَهُ الأَجْرُ وَعَلَيْهَا الوِزْرُ}.
(وَإِكْرَامُ أَهْلِهِ) أي الزوج (وَأَقَارِبِهِ) ولو بالكلام الجميل (وَرُؤْيَةُ الْقَلِيْلِ مِنْهُ)
أي الزوج (كَثِيْرًا) وقبولُ فعله بالشكر، ورؤيةُ حاله بالفضل (وَأَنْ لاَ تَمْنَعَ
نَفْسَهَا) منه (وَإِنْ كَانَتْ عَلَى ظَهْرِ قَتَبٍ) بفت القاف والتاء أي سرج البعير، وذلك
إذا كان التمتع مباحا، بخلاف غير المباح كوطء حائض أو نفساء قبل لبغسل ولو
بعد انقطاع الدم عند الشافعي رضي اللع عنه.




Dan tidak berkhianat kepada suaminya ketika suami sedang bepergian (menjaga farjikehormatan serta harta suami).
Rosulullah bersabda : "Tidak halal (haram),bagi seorang isteri memberikan makanan dari rumah suaminya kecuali atas izinya dan kecuali memberikan makanan yang tidak tahan lama (makanan akan terbuang mubadzir
jika tidak di berikan). Jika isteri memberikan menshodaqohkannya dengan izin suami,maka ia mendapat pahala seperti yang diberikan kepada suaminya,namun jika ia memberikannya tanpa izin suaminya,maka suami
mendapatkan pahala sedangkan isteri akan mendapat dosa".
Selanjutnya yang harus dilakukan isteri adalah,memuliakan keluarga dan kerabat suami,walau hanya dengan bicara yang baik dan beradab.Pemberian
suami berapapun nilainya ia anggap besar karena rasa syukur.
Dan tidak boleh menahan dirinyamelarang,mencegah suaminya untuk
bersenang-senang atas dirinya,walaupun ia sedang berada dalam punggung unta,dengan catatan "tamattu" nya diperbolehkan agama.
Berbeda jika dilarang agama seperti suami menginginkan senggama sedangkan isteri dalam keadaan haidh atau nifas.Bahkan menurut Imam syafi'i r.a walaupun darah haidh atau nifas itu telah berhenti namun belum mandi besar


     وقال ابن عباس رضي الله عنهما، سمعت رسولَ الله صلى الله عليه وسلم:
{لَوْ أَنَّ امْرَأَةً جَعَلَتْ لَيْلَهَا قِيَامًا وَ نَهَارَهَا صِيَامًا وَ دَعَاهَا زَوْجُهَا إِلَى فِرَاشِهِ وَ
تَأَخَّرَتْ عَنْهُ سَاعَةً وَاحِدَةً جَاءَتْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُسْحَبُ بِالسَّلاَسِلِ وَ الأَغْلاَلِ مَعَ
الشَّيَاطِيْنَ إِلَىْ أَسْفَلِ السَّافِلِيْنَ}.



Ibnu Abbas berkata : Aku mendengar Rosulullah bersabda : Dan bahwa sesungguhnya jika ada seorang isteri yang seluruh malamnya ia gunakan untuk tahajjud,dan siangnya ia berpuasa sunah,namun ketika suaminya mengajak senggama ia mengakhirkan ajakan suaminya walau hanya satu saat saja, maka (jika tidak bertaubat) pada hari qiamat ia akan datang dengan digusurdi tarik dengan rantai dan seluruh badannya di belenggu,ia bersama-sama golongan syetan menuju tempat paling bawah dari yang paling
bawah (neraka).

Na'udzu billahi min dzalika.

Wallahu A'lam

JIHADNYA SEORANG ISTERI

JIHADNYA SEORANG ISTERI

 (وَجَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَنَا
وَافِدَةُ النِّسَاءِ) أي رسولهن (إِلَيْكَ) لأسألك عن نصيبهن من الجهاد (هَذَا الْجِهَادُ
كَتَبَهُ اللهُ) أي أوجبه (عَلَى الرِّجَاِل، فَإِنْ يُصَيَّبُوْا) بتشديد الياء المفتوحة ميني
للمجهول أي إن أصابهم الجرح (أُجِرُوْا) أي أثيبوا ثوابا عظيما (وَإِنْ قُتِلُوْا) في
الجهاد (كَانُوْا أَحْيَاءً عِنْدَ رَبِّهِمْ) أي ذوى  منه.


Telah datang seorang kepada Rosulillah SAW,ia berkata pada Rosul :"Ya Rosulallah,aku adalah utusan dari para isteri datang kepadamu untuk menanyakan perihal jihad bagi para isteri,Jihad diwajibkan atas kaum laki-laki, bila mereka terluka,mereka diberikan ganjaran yang sangat
besar,dan bila mereka gugur,maka sungguh mereka tetap hidup disisi tuhannya

 وروي {أَنَّ اللهَ تَعَالى < ص 8 > يَطَّلِعُ عَلَيْهِْم، وَ يَقُولُ: سَلُوْنِي مَا شِئْتُمْ،
فَيَقُوْلُوْنَ: يَا رَبَّنَا كَيْفَ نَسْأَلُكَ، وَنَحْنُ نَسْرَحُ فِي الْجَنَّةِ فِيْ أَيُّهَا شِئْنَا ؟ فَلَمَّا رَأوْا
أَنْ لاَ يُتْرَكُوْا مِنْ أَنْ يُسْأَلُوْا شَيْئًا قَالُوْا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرُدَّ أَرْوَاحَنَا إِلَى أَجْسَادِنَا فِيْ
الدُّنْيَا نَقْتُلْ فِيْ سَبِيْلِكَ}. وذلك لما رأوا من النعيم. (يُرْزَقُوْنَْ) أي من ثمار الجنة.



Diriwayatkan bahwa allah mempersilahkan syuhada untuk memohon. Allah berfirman : "Mohonlah kalian padaku apa yang kalian inginkan", Syuhada menjawab : "Ya Robb...bagaimana kami akan memohon padaMU sementara kami sudah bisa berada dalam syurga kapan saja kami mau" (ketika syuhada menyadari bahwa mereka diberikan kesempatan untuk memohon pada Allah,maka mereka pun berkata),Syuhada berkata :"Kami memohon padaMU untuk mengembalikan ruh kami pada jasad-jasad kami didunia,hingga kami bisa berjihad kembali dijalanMU (para syuhada meminta demikian karena mereka telah menyaksikan dan mengalami betapa besar ni'mat yang mereka dapatkan karena gugur dimedan perang) Mereka diberikan rizqi dari buah-buahan syurga


روى ابن عباس أنه صلى الله عليه وسلم قال: {أَرْوَاحُ الشُّهَدَاءِ فِيْ أَجْوَافِ طُيُوْرٍ
خُضْرٍ تَرِدُ أَنْهَارَ الجَنَّةِ، وَتَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا، وَتَأْوِيْ إِلىَ قَنَادِيْلَ مُعَلَّقَةٍ فِيْ ظِلِّ
العَرْشِ}  (وَنَحْنُ مَعَاشِرَ النِّسَاءِ نَقُوْمُ عَلَيْهِمْ) أي بالخدمة ونعينهم على ما هم
عليه. فقوله: “نحن” مبتدأ، وجملة “نقوم” خبره. وقوله: “معاشر” منصوب على
الإختصاص أي أخص معاشر النساء (فَمَا لَنَا مِنْ ذَلِكَ ؟) أي أجر الجهاد بالجرح
والقتل



Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rosulallah telah bersabda : Arwah para syuhada itu berada dalam perutnya burung yang hijau,mereka dibawa melintasi sungai-sungai disyurga,mereka makan dari buah-buahan syurga,dan mereka diajak hinggap di lampu-lampu yang tergantung dibawah naungan Arsy.
Para isteri itu berkata lagi :" Dan kami,sekalian para isteri
mujahidin,kami membantu mereka untuk menyiapkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan perang,Lalu apa bagian kami dari ganjaran jihad tersebut".


(فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَبْلِغِيْ مَنْ لَقِيْتِ مِنَ النِّسَاءِ، أَنَّ طَاعَةَ
الزَّوْجِ وَاعْتِرَافاً بِحَقِّهِ) أي إقرارا به (يَعْدِلُ ذَلِكَ) أي يماثل الجهاد ويقوم مقامه
(وَقَلِيْلٌ مِنْكُنَّ مَنْ يَفْعَلُهُ) أي طاعة الزوج والإعتراف بحقه. رواه البزار والطبراني.



Maka Rosulullah menjawab :"Sampaikanlah perkataanku kepada mereka,Bahwa sesungguhnya taat kepada suami dan mengakui hak-haknya itu dapat mengimbangi/menyamai ganjaran jihadnya para suami.Dan hanya sedikit dari kalian yang mengerjakannya (taat dan mengakui hak suami)
HR Al-Bazzaari dan Imam Thobrony


قال الله تعالى في سورة النساء: {لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ
مِمَّا اكْتَسَبْنَ} أي للرجال ثواب بسبب ما عملوا من الجهاد، وللنساء ثواب مما
اكتسبن من حفظ فروجهن وطاعة الله وطاعة أزواجهن، فالرجال والنساء في الأجر
في الآخرة سواء، وذلك أن الحسنة تكون بعشر أمثالها، يستوى في ذلك الرجال
والنساء، وفضل الرجال على النساء إنما هو في الدنيا. كذا قاله الشربيني في
تفسيره.



Allah berfirman dalam surat An-Nisaa : "Bagi laki-laki adalah bagian dari apa yang mereka kerjakan,dan bagi wanita adalah bagian dari apa yang mereka kerjakan".
(bagi laki-laki mereka mendapat balasan serta ganjaran jihad,dan bagi para wanita/isteri mendapat ganjaran dari apa yang mereka kerjakan yaitu dari memelihara farjinya/kehormatannya,taat kepada Allah dan kepada
Suaminya.Ganjaran laki-laki dan wanita di akhirat adalah sama,demikian karena satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat,da itu sama bagi laki-laki dan wanita.
Dan fadhl atau kelebihan laki-laki atas wanita itu hanya terjadi di dunia.Demikian keterangan dalam tafsir Syirbiny.

    (وَكَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: شَرُّ خِصَالِ الرِّجَالِ) أي صفاتهم (خَيْرُ خِصَالِ
النِّسَاءِ: الْبُخْلُ) بفتح الباء والخاء المعجمة، أو بضم وسكون، وهو منع السائل
مما يفضل   (وَالزَّهْوُ) أي الإعجاب بالنفس (وَالْجُبْنُ) أي ضعف القلب



Sayyidina Ali k.w berkata : Seburuk-buruknya sifat laki-laki adalah sebaik-baiknya sifat wanita,yaitu :Bakhil,sombong dan malas/lemah hati

(فَإِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا كَانَتْ بَخِيْلَةً حَفِظَتْ مَالَهَا وَ مَالَ زَوْجِهَا،


Bila seorang isteri bakhil/pelit,maka ia memelihara/menjaga hartanya dan harta suaminya

وَإِذَا كَانَتْ مَزْهُوَّةً) أي متكبرة (اسْتَنْكَفَتْ) أي امتنعت من (أَنْ تُكَلِّمَ) أي المرأة
(كُلَّ أَحَدٍ بِكَلاَمٍ لَيِّنٍ مُرِيْبٍ) أي موقع في التهمة


Dan bila seorang isteri berlaku sombong, maka ia mencegah untuk berbicara pada setiap orang dengan kata-kata yang lembut

(وَإِذَا كَانَتْ جَبَّانَةً) أي ضعيفة القلب. والأفصح: “جَبّان” بدون التاء (فَرِقَتْ )
بكسر الراء أي خافت (مِنْ كُلِّ شَيْءٍ، فَلَمْ تَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهَا) أي محل إقامتها (وَاتَّقَتْ)
أي تجنبت (مَوَاضِعَ التُّهَمِ) أي الظنون (خيْفَةً مِنْ زَوْجِهَا). وقال داود عليه السلام:
{المَرْأَةُ السُّوْءُ عَلَى بَعْلِهَا كَالحمل الثَّقِيْلِ عَلَى الشَيْخِ الْكَبِيْرِ. والمَرْأَةُ الصَالِحَةُ
كَالتَّاجِ الْمُرَصَّعِ بِالذَهَبِ، كُلّمَا رَآهَا قَرَّتْ عَيْنُهُ بِرُؤْيَتها}.


Dan bila seorang isteri sedang mengalami "down"/lemah hati,maka ia akan merasa takut dari semua perkara,hingga ia tidak berani keluar rumah/tempat tinggalnya,dan menjauhi hal-hal yang mengundang prasangka
buruk dari orang lain karena takut akan suaminya.
Nabi Dawud a.s berkata : "SEORANG ISTERI YANG BURUK BAGI SUAMINYA LAKSANA PIKULAN YANG SANGAT BERAT BAGI ORANG YANG SUDAH TUA RENTA,DAN ISTERI YANG SHOLIHAH LAKSANA MAHKOTA YANG BERTETESKAN EMAS,KETIKA SUAMI
MEMANDANGNYA,MAKA BAHAGIA DAN TENTRAM SERTA NYAMAN DENGAN MEMANDANGNYA"

 /Wallahu A'lam/

GANJARAN BAGI SUAMI PENYABAR

GANJARAN BAGI SUAMI PENYABAR

 وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {مَنْ صَبَرَ عَلىَ سُوْءِ خُلُقِ زَوْجَتِهِ أَعْطَاهُ
اللهُ تَعَالَى مِثْلَ مَا أَعْطَى أَيُّوْبَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ مِنَ الأَجْرِ وَالثَوَابِ. وَمَنْ صَبَرَتْ عَلَى
خُلُقِ زَوْجِهَا أَعْطَاهَا اللهُ تَعَالَى أَجْرَ مَنْ قُتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى. وَمَنْ ظَلمَتْ
زَوْجَهَا وَكَلَّفَتْهُ مَا لاَ يُطِيْقُ وَآذَتْهُ لَعَنَتْهَا مَلاَئِكَةُ الرَحْمَةِ وَمَلاَئِكَةُ الْعَذَابِ. وَمَنْ
صَبَرَتْ عَلَى أَذِيَّةِ زَوْجِهَا أَعْطَاهَا اللهُ تَعَالَى ثَوَابَ آسِيَةَ وَمَرْيَمَ بِنْتِ عِمْرَانَ}.كذا في
الجواهر للسمرقندي



Rosulullah bersabda : Barangsiapa (suami) yang sabar menghadapi sifatakhlak buruk isterinya,maka Allah SWT memberikan ganjaran seumpama ganjaran yang telah diberikan kepada Nabi Ayub a.s Dan barangsiapa (isteri) yang sabar menghadapi sifatakhlak buruk suaminya,Maka Allah SWT memberikan ganjaran seumpama ganjaran
orang-orang yang terbunuh fi sabilillah (mati syahid).
Dan barangsiapa (isteri) yang berbuat dzolim kepada suaminya,dan meminta sesuatu diluar kemampuannya, serta menyakitinya,maka isteri tersebut dilaknat oleh seluruh malaikaat rohmat dan seluruh malaikat adzab.
Dan barangsiapa (isteri) yang sabar atas perilaku suaminya yang menyakitkan, maka Allah memberikan ganjaran seperti ganjaran yang telah diberikan kepada Siti Asiyah (isterinys fir'aun) dan Maryam bin Imron
(ibundanya nabi Isa a.s)


وَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ، دَخَلَتِْ الْجَنّةَ}
أي مع السابقين أي مع إتيانها ببقية المأمورات وتجنب المنهيات. رواه
الترمذي وابن ماجه والحاكم عن أم سلة



Rosulullah bersabda : seorang isteri mana saja yang meninggal wafat,dan suaminya ridho atasnya (karena kesholihannya sewaktu hidup) maka ia masuk syurga (maksudnya beserta orang-orang terdahulu yang masuk
syurga,dan karena ia melaksanakan segala yang perintahkan agama dan menjauhi segala larangan agama).
H.R Turmudzi,Ibnu Majah dan Hakim dari Ummu Salamah.

      (وَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا) أي المكتوبات
الخمس (وَصَامَتْ شَهْرَهَا) أي رمضان غير أيام الحيض والنفاس إن كان (وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا)
أي من وطء غير حليلها (وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا) أي في غير معصية (قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِيْ
الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ) وذلك للإكرام لها. رواه اإمام أحمد.


Rosulullah bersada : Tetkala seorang isteri melaksanakan sholat lima waktu,dan menjalankan ibadah puasa romadhon (diluar hari haidh dan nifas) dan memelihara kehormatan diri dan farjinya,dan taat kepada suaminya (diluar perkara ma'syiat) Maka dikatakan kepada isteri tersebut : Masuklah engkau ke dalam syurga Allah melalui pintu yang mana saja yang engkau kehendaki. (Demikian... karena Allah memuliakan isteri dengan sifat dan akhlaq tersebut.
H.R Imam Ahmad

_wallahu A'lam _

HAK SUAMI ATAS ISTERINYA

HAK SUAMI ATAS ISTERINYA

 {الفَصْلُ الثَّانِيْ فِيْ حُقُوْقِ الزَّوْجِ) الْوَاجِبَةِ (عَلَى الزَّوْجَةِ}
     (قَالَ اللهُ تَعَالَى) في سورة النساء  (الرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ) أي
مسلطون على تأديبهن (بِمَا فَضَّلَ اللهُ) به (بَعْضَهُمْ) أي الرجال (عَلَى بَعْضٍ) أي
النساء (وَبِمَا أَنفَقُواْ) أي عليهن (مِنْ أَمْوَالِهِمْ) في نكاحهن كالمهر والنفقة.



Allah berfirman dalam surat an-nisaa : Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita (diberi kekuasaan untuk mengajarinya),karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta mereka (dalam menikainya seperti mahar dan memberikan nafaqoh)

     قال المفسرون: تفضيل الرجال عليهن من وجوه كثيرة، حقيقية وشرعية. فمن
الأول أن عقولهم وعلومهم أكثر، وقلوبهم على الأعمال الشاقة أصبر، وكذلك
القوة والكتابة غالبا، والفروسية، وفيهم العلماء، والإمامة الكبرى والصغرى،
والجهاد والأذان والخطبة والجمعة والإعتكاف والشهادة في الحدود والقصاص
والأنكحة ونحوها، وزيادة الميراث والتعصيب، وتحمل الدية، وولاية النكاح
والطلاق والرجعة وعدد الأزواج، وإليهم الإنتساب. ومن الثاني عطية المهر
والنفقة ونحوهما. كذا في الزواجر لابن حجر

Ulama ahli tafsir mengatakan: keunggulan laki-laki atas wanita bisa dilihat dari banyak sisi,baik secara hakikat maupun dalam hal beragama.
Dan dari sebagian yang awal adalah bahwa akal dan pengetahuan laki-laki lebih banyak,hati laki-laki lebih sabar ketika mengerjakan satu pekerjaan berat,juga tenaga dan ketika menulis pada kumumnya, pasukan penunggang kuda. Dan Ulama dari kalangan laki-laki lebih banyak,dan pemimpin ditingkat pusat maupun daerah, diseru untuk berperang, adzan, khutbah, jum'at, i'tikaf, menjadi saksi dalam had dan qishosh,dan dalam masalah pernikahan. memperoleh bagian yang lebih besardalam warisan,juga menjadi ashobah, menanggung diyat,menjadi wali pernikahan, berkuasa atas tholaq, dan ruju' dan mempunyai lebih dari satu isteri, dan nasab atau turunan yang di hitung adalah dari pihak laki-laki(bapak).
Dan sebagian dari yang kedua adalah dibebankan untuk memberi mahar dan


nafaqoh dll,demikian seperti yang ditulis Ibnu Hajar dalam kitab Jawaazir

(فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ) أي مطيعات لأزواجهن (حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ) أي لما يجب عليها
حفظه أي حال غيبة أزواجهن من الفروج وأموال الزوج وسرّه وأمتعة بيته (بِمَا
حَفِظَ اللهُ) أي بحفظ إياهن وبتوفيقه لهن، أو بالوصية منه تعالى عليهن، أو
بنهيهنّ عن المخالفة.



Isteri yang taat kepada suaminya,dan memelihara diri serta kehormatan ketika suami pergi/tidak berada di rumah



وعن أب هريرة رضي الله تعالى عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
{خَيْرُ النِّسَاءِ امْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا
حَفِظَتْكَ فِيْ مَالِكَ وَنَفْسِهَا}


Dari Abi Hurairoh r.a beliau berkata,Rosulullah SAW bersabda :
"Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang ketika engkau memandangnya, ia mampu memberikan kebahagian padamu,ketika engkau menyuruhnya, ia taat, dan ketika engkau tidak sedang berada di rumah, ia memelihara harta dan kehormatanmu.

(وَاللاَّتِي تَخَافُونَ) أي تظنون (نُشُوزَهُنَّ) أي بغضهن لكم ورفع أنفسهن عليكم تكبرا
(فَعِظُوهُنَّ) أي فخوّفوهن الله، وهو مندوب كأن يقول الرجل لزوجته: اتقي اللهَ في
الحق الواجب لي عليكِ، واحذري العقوبة، ويبين أن النشوز يسقط النفقة والقسم،
وذلك بلا هجر ولا ضرب، فلعلها تبدى عذرا، أو تتوب عما جرى منها بغير عذر.


Dan wanita yang engkau takutkan (khawatir) berlaku nusyuz,maka nasihatilah (karena memberikan nasihat dan mengabarinya dengan ancaman Allah bagi wanita nusyuz adalah disunahkan . seperti suami mengucapkan kepada isterinya : bertaqwalah engkau kepada Allah atas kewajibanmu padaku,dan takutlah engkau akan siksa Allah Dan terangkan/sampaikan pada isteri bahwa nusyuz dapat menggugurkan nafakoq dan giliran.
dan cara-cara demikian dilakukan suami tanpa hajr (menjauhi isteri baik dalam ucapan maupun ketika tidurnya) dan tanpa memukulnya. Diharapkan/semoga dengan cara yang paling lembut ini,isteri menyadari kekhilafannya dan memohon maaf atau ia bertaubat

ويستحب أن يذكّر لها ما في الصحيحين من قوله صلى الله عليه وسلم: {إِذَا بَاتَتِْ
الْمَرْأَةُ هَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا، لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتّى تُصْبِحَ}،

Dan disunahkan menyampaika hadits dari rosulillah SAW : Ketika seorang isteri tidur dalam keadaan dan maksud menjauhi tempat tidur suaminya,maka seluruh malaikat mela'natnya hingga datang waktu shubuh.

وما في الترمذي من قوله صلى الله عليه وسلم: {أَيّمَا امْرَأَةٍ بَاتَتِْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ
عَنْهَا، دَخَلَتِْ الْجَنّةَ}. كذا في شرح النهاية على الغاية

Dan hadits yang diriwayatkan Imam turmudzi : Dan seorang isteri mana saja yang tidur dan suami ridho atasnya, maka ia akan masuk syurga.



(وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ) أي اعتزلوهن في الفراش دون الهجر في الكلام، ولا
يضربها، لأن في الهجر أثرا ظاهرا في تأديب النساء

Dan jauhilah isteri-isteri kamu dalam tempat tidurnya (namun tidak menjauhinya dalam berbicara/tidak memutuskan komunikasi dengan tidak mengajaknya bicara),dan tidak memukulnya,karena dalam Hijr ada efek atau pengaruh bagi isteri secara dhohir


(وَاضْرِبُوهُنَّ) ضربا غير مبرّح إن أفاد الضرب، وإلا فلا ضرب. ولا يجوز الضرب على
الوجه والمهالك، بل يضرب ضرب التعزير. والأولى له العفو،


Dan pukullah isteri-isterimu (dengan pukulan yang tidak membuatnya memar atau terluka,jika dengan memukulnya memberikan faidah (menghentikan nusyuznya).Dan bila dengan memukulnya tidak berpengaruh apa-apa, maka tidak diperbolehkan memukulnya.
Dan tidak diperkenankan memukul wajah dan anggota yang berbahaya jika dipukul,akan tetapi denngan pukulan ta'zir (cara memukul dalam maksud memberi pelajaran). Dan yang paling utama adalah memaafkannya.


بخلاف ولي الصبي، فالأولى له عدم العفو لأن ضربه للتأديب مصلحة له، وضرب
الرجل زوجته مصلحة لنفسه.


Berbeda dengan wali dari anak kecil/shobiy,maka yang lebih utama adalah tidak dulu memaafkannya. karena memukul ta'zir pada shobiy lebih maslahat pada si anak,sedang dalam kasus memukulnya suami pada isterinya, kemashlahatan itu kembali pada suami


 حمل الوعظ في هذه الآية على حالة عدم التحقق، والهجر على التحقق من غير
تكرر، والضرب على ما إذا تكرر النشوز. هو ما صححه الرافعي،


Mahmul memberi nasihat pada ayat tersebut ketika nusyuz itu belum nyata (la'alla showab:mungkin baru disinyalir atau ada gelagat). Dan melakukan HIjr ketika perilaku nusyuz telah nyata walaupun baru pertama isteri melakukannya, dan kebolehan memukul ketika nusyuz dilakukan sudah terulang.qoul ini dishohihkan oleh Imam Rofi'i.

لكن صحح النووي جواز الضرب وإن لم يتكرر النشوز إن أفاد الضرب.


Namun qoul shohih yang ditarjih oleh Imam Nawawi adalah boleh memukul walaupun nusyuz belum terulang/nusyuz untuk pertama kalinya, tapi dengan catatan jika dengan cara memukulnya memberi faidah.


وتقدير الآية عليه: واللاتي تخافون نشوزهن، فإن نشزن فاهجروهن في المضاجع،
واضربوهن. فمعنى تخافون حينئذ تعلمون.



Ma'na dan maksud ayat "menakut-nakutinya" adalah "mengajarinya dengan menyampaikan ancaman Allah bagi isteri palaku nusyuz"


وخرج بالعلم بالنشوز ما إذا ظهرت أماراته، إما بقول كأن صارت تجيبه بلام
خشن بعد أن كان بليّنٍ،


Dikecualikan "dengan nyata nusyuznya" yaitu ketika baru ada tanda-tanda atau gelagat nusyuz seperti berbicara dengan bahasa yang kasar dan sebelumnya tidak pernah berkata kasar.

وإما بفعل كأن يجد منها إعراضا وعبوسا بعد تلطف وطلاقة وجه فإنه يعظها بلا
هجر وبلا ضرب


Atau tanda nusyuznya melalui perbuatan,seperti acuh dan cemberut, yang sebelumnya ia lemah lembut dan selalu bermuka manis.Maka suami boleh menasihatinya tanpa hajr dan tanpa memukul

(فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ) أي فيما يراد منهن (فَلاَ تَبْغُواْ) أي تطلبوا (عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً} أي
طريقا إلى ضربهن كأن توبخوهنّ على ما مضى، فينجر الأمر إلى الضرب ويعود
الخصام، بل اجعلوا ما كان منهن كأن لم يكن، فإن التائب من الذنب كمن لا ذنب ل


Apabila isteri-isterimu kembali taat ,maka jangan melewati batas atas isteri-isterimu (dengan membuka jalan atau mencari sebab untuk memukulnya, seperti menjelekkan dan mencela perbuatannya (nusyuz) yang telah lalu,hingga terbuka kembali masalah lalu dan kembali membuka ruang
permusuhan (Jangan mengungkitnya), Dan anggaplah tidak pernah terjadi, karena sesungguhnya orang yang bertaubat dari satu dosa laksana orang yang tidak melakukan dosa itu.

Wallahu A'lam