Kesalahan Ibu Dalam Mendidik Anak,Yang Dapat Menimbulkan Dampak Buruk Pada Anak

Kesalahan Ibu Dalam Mendidik Anak,Yang Dapat Menimbulkan Dampak Buruk Pada Anak

   Mungkin banyak diantara kita yang kurang tahu, bahkan ada sebagian ibu yang tidak tau mengenai kesalahannya dalam mendidik anak yang dapat menimbulkan dampak buruk pada anaknya.

 Baik dalam perbuatan maupun perkataan walaupun terkadang seringkali terlihat sepele padahal sebenarnya memiliki efek yang berbahaya untuk psikologis anak., sebenarnya apa saja sih kesalahan ibu dalam mendidik anak yang sering kali dianggap sepele yang di ambil dari majalah ummi. Mari kita simak bersama:
Tidak memperhatikan ketika anak bicara, ini adalah kesalahan fatal. Ibu asyik menonton ketika anak mengajak bicara. Atau, ibu seru dengan gadget ketika anak ingin diperhatikan. Malah terkadang menghardik anak karena merasa mereka sungguh mengganggu.
Sahabat Ummi, sebaiknya ketika anak mengajak ibu berbicara, tataplah matanya dan beri ia perhatian dengan benar-benar menyimak perkataannya. Beri sentuhan dan pelukan jika diperlukan.
Memang anak-anak sering kali terlalu cerewet dan terus-menerus mengulang pertanyaan yang sama, mungkin ibu merasa jengkel, tapi sadarilah bahwa waktu itu tak akan kembali. Mereka akan segera tumbuh dewasa dan kita kehilangan momen kecil mereka.
Maka, hentikan dulu kegiatan menonton, mendengar musik, atau bermain sosmed ketika anak mengajak kita untuk bercerita. Seorang ibu yang mau mendengarkan anak-anaknya kelak akan merasakan manfaatnya.
Ketika anak tumbuh remaja, mereka akan merasa nyaman untuk bercerita pada ibunya ketimbang teman di sekolah. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang cukup kasih sayang dan perhatian, sert menjadi anak yang percaya diri karena mendapat sokongan penuh dari ibunda tercint sejak kecil.
Maka mulai sekarang, beri perhatian ketika anak mengajak mengobrol.
Membantu anak mencari ‘kambing hitam’“Uuuh, dedek jatuh yaa, ini lantainya nakal, mama pukul nih lantainya!”
Cara seperti ini mungkin terlihat lucu dan membuat anak berhenti menangis, tapi secara psikologis anak akan segera menirunya.
Anak cepat belajar bahwa ketika ada sesuatu yang tidak beres, carilah kambing hitam untuk dipersalahkan!
Tidak mengherankan ketika ia tumbuh besar, anak akan menjadi pribadi yang selalu mencari-cari kesalahan pada orang lain ketimbang diri sendiri.
Jadi, daripada berbuat demikian, lebih baik ibu langsung memeluk anak dan mengatakan padanya untuk berhati-hati, “Kalau adik lebih hati-hati berlarinya, in syaa Allah tidak akan terjatuh! Lain kali lebih hati-hati ya sayang…”
Merapikan barang yang habis dimainkan anakMemang cara ini lebih cepat dan efektif membuat rumah rapi, tapi sadarilah bahwa terus-terusan membereskan mainan anak yang bergelimpangan di lantai sama saja membentuk kebiasaan anak untuk tidak disiplin.
Sebagai ibu, kita perlu mendidik anak agar memiliki karakter disiplin. Boleh mainan dengan berantakan, tapi setelah itu harus dirapikan sendiri. Ajari anak untuk membereskan barang-barangnya dengan cara yang menyenangkan.
Jangan selalu menjadikan diri ibu sebagai super hero yang selalu membereskan masalah anak-anak. Makanan berantakan, ibu yang membereskan. Mainan berhamburan, ibu juga yang membereskan. Kapan anak-anak diajarkan untuk mandiri dan bertanggungjawab?
Kita perlu menyadari bahwa suatu saat kita tidak akan ada lagi di dunia ini, jangan sampai meninggalkan anak-anak yang lemah dan tidak bisa apa-apa tanpa ibu mereka.
Menyelak antrianBanyak ibu yang justru mengajarkan anak untuk menyelak antrian, misalnya ketika memasuki kereta, ketika sedang antri membeli tiket, antri membayar di kasir, antri di SPBU, atau bahkan ada juga ibu yang menyelak lampu merah di jalan raya padahal sedang membonceng anak.
Sesungguhnya ini adalah hal yang terlihat lumrah di Indonesia, tapi menjadi akar ketertinggalan kita dibandingkan negara maju. Anak-anak di negara maju justru diajarkan untuk tertib mengantri, mereka malahan malu jika menyelak antrian.
Maka, sadarilah ibu bahwa mendidik anak perlu dengan mencontohkan langsung. Katakan pada mereka untuk belajar bersabar dan menghargai hak orang lain dengan mengantri dan menunggu giliran.
Hampir selalu meminta kakak mengalah pada adikSatu hal lagi yang terlihat sepele padahal berdampak besar adalah kebiasaan ibu menyuruh kakak untuk mengalah pada adik.
Ketika kakak sedang asyik bermain boneka dan kemudian adik memintanya, biasanya ibu akan memenangkan adik dan sang kakak harus merasa dongkol karena ia selalu dikalahkan.
Cobalah untuk membuat aturan baru, siapa pun yang sudah duluan bermain, maka yang ingin memakai mainan tersebut harus sabar menunggu giliran. Hal ini justru lebih adil daripada terus-menerus menyuruh sang kakak mengalah tanpa ia paham mengapa dirinya harus selalu mengalah, padahal ia tidak pernah meminta dilahirkan duluan.
Biarkan kakak dan adik saling menyayangi dan berbagi, juga ajarkan mereka untuk saling menghormati dan menghargai. Kakak tidak harus selalu mengalah, adik tidak harus selalu kolokan, semuanya tergantung didikan dari ibu dan ayah.

Kekuatan Iman

Kekuatan Iman

    taukah bahwa Dalam kitab al-Mustadrak, Imam hakim meriwayatkan sebuah hadis dari ‘Aisyah RA yang berkisah tentang peristiwa setelah Isra’ Mi’raj. Orang-orang musyrikin datang menemui Abu Bakar as-Shiddiq.

Mereka mengatakan, “Lihatlah apa yang telah diucapkan temanmu (yakni Muhammad SAW)!” Abu Bakar berkata, “Apa yang beliau ucapkan?” Orang-orang musyrik berkata, “Dia menyangka bahwasanya dia telah pergi ke Baitul Maqdis dan kemudian dinaikkan ke langit, dan peristiwa tersebut hanya berlangsung satu malam.”

Abu Bakar berkata, “Jika memang beliau yang mengucapkan maka sungguh berita tersebut benar sesuai yang beliau ucapkan karena sesungguhnya beliau adalah orang yang jujur.” Orang-orang musyrik kembali bertanya, “Mengapa demikian?” Abu Bakar menjawab, “Aku membenarkan seandainya berita tersebut lebih dari yang kalian kabarkan. Aku membenarkan berita langit yang turun kepada beliau, bagaimana mungkin aku tidak membenarkan beliau tentang perjalanan ke Baitul Maqdis ini?”

Karena peristiwa itulah kemudian Abu Bakar mendapat gelar as-Shiddiq yang artinya orang yang membenarkan. Ketika banyak orang meragukan apa yang dikatakan Rasulullah SAW, dengan penuh keyakinan Abu Bakar membenarkan peristiwa yang mungkin akan sulit dicerna akal sehat dan logika. Tapi, kekuatan iman membuat Abu Bakar yakin akan setiap perkataan rasul, bahkan untuk hal-hal yang tak masuk akal.

Dalam banyak kisah, Kekuatan iman menjadi generator utama dalam diri seorang Muslim yang dapat membangkitkan kekuatan luar biasa. Kekuatan iman dapat mengalahkan kuatnya logika. Kekuatan iman pula yang dapat menjadikan kepedihan yang teramat sangat menjadi kenikmatan. Dan, yang lebih luar biasa lagi, iman dapat menjadikan kesabaran seseorang menjadi berlapis-lapis.

Kisah lain yang dapat menegaskan betapa besar kekuatan iman adalah kisah Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah SAW. Dalam kitab Rijalun Haularrasul, Khalid bin Muhammad Khalid mengisahkan keteguhan seorang Bilal memegang keimanannya. Bilal yang pada mulanya seorang budak disiksa oleh tuannya dengan batu panas agar ia meninggalkan Islam.

Dalam kesakitan yang luar biasa, jangankan meninggalkan Islam, ia justru menjawab “… ahad… ahad,” Allah yang Maha Tunggal. Imannya sama sekali tak goyah. Keimanan pada Allah memberi kekuatan yang mengalahkan rasa sakitnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kita sadari, iman juga telah memberikan kita kekuatan. Iman membuat seorang Muslimah mau menutup rapat auratnya di tengah iming-iming fashion saat ini. Logika sederhana, tanpa hijab seorang wanita terlihat lebih cantik karena rambut merupakan salah satu kebanggan kaum hawa. Atau, mungkin memakai hijab bagi sebagian orang membuat gerah, terlebih di siang hari yang panas.

Namun, iman memberi mereka kekuatan untuk tetap menjalankan syariat-Nya. Mereka tetap memakai hijab dengan tantangan iman yang sedemikian hebatnya dewasa ini.

Begitulah, iman membangkitkan kekuatan kita dalam menghadapi cobaan hidup. Logika jadi tak penting karena logis bukan syarat keimanan, seperti yang terjadi saat Isra’ Mi’raj. Kepedihan pun menjadi terasa ringan, begitu juga cobaan hidup yang datang setiap saat. Iman menjadikan kita tegar dalam hidup.

Akibat Memakan Harta Riba

Akibat Memakan Harta Riba

    Kaum muslimin seiman dan seaqidah
Tepatnya ketika Allah Subhannahu wa Ta'ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula Allah Ta'ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. 

Di antaranya Rasulullah n melihat adanya beberapa orang yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian Allah Ta’ala tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Fir’aun yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari Kiamat. 

Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan, menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. 

Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang menyertainya, “Wahai Jibril, siapakah orang-orang yang diinjak-injak tadi?” Jibril menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba.” (lihat Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252).

Dalam syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan berkembang dengan sistem riba. 

Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam, dan telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas keharamannya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Allah menghilangkan berkah riba dan menyuburkan shadaqah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah: 270).

Barang-barang haram yang tiada terhitung banyaknya sampai menyusahkan dan memberatkan mereka ketika harus cepat-cepat berjalan pada hari Pembalasan. Setiap kali akan bangkit berdiri, mereka jatuh kembali, padahal mereka ingin berjalan bergegas-gegas bersama kumpulan manusia lainnya namun tiada sanggup melakukannya akibat maksiat dan perbuatan dosa yang mereka pikul.

Maha Besar Allah yang telah berfirman:
“Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat): Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al-Baqarah: 275).

Dalam menafsirkan ayat ini, sahabat Ibnu “Abbas Radhiallaahu anhu berkata:
“Orang yang memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi tercekik”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/40).
Imam Qatadah juga berkata:

“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba.” (Lihat Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).

Dalam Shahih Al-Bukhari dikisahkan, bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi didatangi dua orang laki-laki yang membawanya pergi sampai menjumpai sebuah sungai penuh darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki dan di pinggir sungai tersebut ada seseorang yang di tangannya banyak bebatuan sambil menghadap ke pada orang yang berada di dalam sungai tadi. Apabila orang yang berada di dalam sungai hendak keluar, maka mulutnya diisi batu oleh orang tersebut sehingga menjadikan dia kembali ke tempatnya semula di dalam sungai. 

Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada dua orang yang membawanya pergi, maka dikatakan kepada beliau: “Orang yang engkau saksikan di dalam sungai tadi adalah orang yang memakan harta riba.” (Fathul Bari, 3/321-322).

Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia… inilah siksa yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka makan riba, bahkan dalam riwayat yang shahih, sahabat Jabir Radhiallaahu anhu mengatakan:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ n آكِلَ الرِّبَا وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya dan kedua orang yang memberikan persaksian, dan beliau bersabda: “Mereka itu sama”. (HR. Muslim, no. 1598).

Semaraknya praktek riba selama ini tidak lepas dari propaganda musuh-musuh Islam yang menjadikan umat Islam lebih senang untuk menyimpan uangnya di bank-bank, lebih-lebih dengan semaraknya kasus-kasus pencurian dan perampokan serta berbagai adegan kekerasan yang semakin merajalela. 

Bahkan sistem simpan pinjam dengan bunga pun sudah dianggap biasa dan menjadi satu hal yang mustahil bila harus dilepaskan dari perbankan. Umat tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Riba dianggap sama dengan jual beli yang diperbolehkan menurut syari’at Islam. 

Kini kita saksikan, gara-gara bunga berapa banyak orang yang semula hidup bahagia pada akhirnya menderita tercekik dengan bunga yang ada. Musibah dan bencana telah meresahkan masyarakat, karena Allah yang menurunkan hukumNya atas manusia telah mengizinkan malapetaka atas suatu kaum jika kemaksiatan dan kedurhakaan telah merejalela di dalamnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Ya’la dan isnadnya jayyid, bahwasannya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا ظَهَرَ فِيْ قَوْمٍ الزِّنَى وَالرِّبَا إِلاَّ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللهِ.
“Tidaklah perbuatan zina dan riba itu nampak pada suatu kaum, kecuali telah mereka halalkan sendiri siksa Allah atas diri mereka.” (Lihat Majma’Az-Zawaid, Imam Al-Haitsami, 4/131).

Dan dari bencana yang ditimbulkan karena memakan riba tidak saja hanya sampai di sini, bahkan telah menjadikan hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semakin dangkal yang tidak lain dikarenakan perutnya yang telah dipadati benda-benda haram. 

Sehingga nasi yang dimakannya menjadi haram, pakaian yang dikenakannya menjadi haram, motor yang dikendarainya pun haram, dan barang-barang perkakas di rumahnya pun menjadi haram, bahkan ASI yang diminum oleh si kecil pun menjadi haram. 

Kalau sudah seperti ini, bagaimana mungkin do’a yang dipanjatkan kepada Allah akan dikabulkan jika seluruh harta dan makanan yang ada dirumahnya ternyata bersumber dari hasil praktek riba.

Sebenarnya praktek riba pada awal mulanya adalah perilaku dan tabi’at orang-orang Yahudi dalam mencari nafkah dan mata pencaharian hidup mereka. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk menularkan penyakit ini ke dalam tubuh umat Islam melalui bank-bank yang telah banyak tersebar.

Mereka jadikan umat ini khawatir untuk menyimpan uang di rumahnya sendiri seiring disajikannya adegan-adegan kekerasan yang menakutkan masyarakat lewat jalur televisi dan media-media massa lainnya, sehingga umatpun bergegas mendepositokan uangnya di bank-bank milik mereka yang mengakibatkan keuntungan yang besar lagi berlipat ganda bagi mereka, menghimpun dana demi melancarkan rencana-rencana jahat zionis dan acara-acara kristiani lainnya.

Mereka banyak membantai umat Islam, namun diam-diam tanpa disadari di antara kita telah ada yang membantu mereka membantai saudara-saudara kita semuslim dengan mendepositokan uang kita di bank-bank mereka.

Dalam firmanNya Allah Subhannahu wa Ta'ala menegaskan:
“Dan disebabkan mereka (orang-orang Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih”. (QS. An-Nisa’: 161).

Lalu pantaskah bila umat Islam mengikuti pola hidup suatu kaum yang Allah pernah mengutuknya menjadi kera dan babi, sedangkan Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).

Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita kepada jalanNya yang lurus, yang telah ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi salafush-shalih.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.
Dalam khutbah kedua ini, setelah kita menyadari realitas yang ada, marilah kita sering-sering beristighfar kepada Allah, karena tidak ada obat penyembuh dari kesalahan dan kedurhakaan yang telah kita lakukan kecuali hanya dengan mengakui segala dosa kita lalu beristighfar memohon ampun kepada Allah dan untuk tidak mengulanginya kembali sambil beramal shalih menjalankan ketaatan unukNya, sebagaimana yang dikatakan Nabi Hud Alaihissalam kepada kaumnya:

“Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).

Pada penutup khutbah ini, marilah kita memunajatkan do’a kepada Allah sebagai bukti bahwasanya kita ini fakir di hadapan Allah Subhannahu wa Ta'ala .
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Wassalamu’alaikum warohmatullohhi wabarokatuh

Mensyukuri Nikmat Allah

Mensyukuri Nikmat Allah

 Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

      Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja kehadirat Allah SWT, yaitu Allah yang Maha Kuasa, Allah yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya, termasuk di dalamnya ada manusia dari ibu-ibu dan bapak2, para pemudi dan para pemuda, dari tukang tahu sampai tukang calana.

Syukur yang agung marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang Agung, Allah yang telah menciptkan manusia dari mulai orang kota sampai orang kampong, dari orang yang pesek sampai orang mancung, dari mulai orang pendek sampai orang jangkung, dari mulai orang yang gendut sampai orang yang rengkung.

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda alam, yang senantiasa akan menjadi rahmatullil ‘alam, dan cahaya bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad SAW.

Hadirin kaum muslimin walmuslimat Rahimakulullah
Semenjak kita dalam kandungan Ibu sampai kita lahir bahkan sampai hari Akhirat nantinya sorga ataupun neraka Allah yang nama manusia tak luput dari Nikmat Allah Swt. Kalau kita bicara tentang Nikmat Allah berarti kita tidak terlepas dari 4 perkara yang harus kita ketahui selaku hamba Allah:

1.Siapa yang memberi Nikmat
2.Nikmat yang diberikan
3.Orang yang menerima Nikmat
4.Ucapan Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah.

Hadirin kaum muslimin walmuslimat rohimakumullah
Yang pertama  Orang yang memberikan nikmat, Siapa yang memberikan nikmat? Yg member nikmat itu adalah Allah dialah yang berkuasa menambah dan mengurangkan nikmat yang ada pada diri insan, kalau Allah yang berkehendak untuk menambahnya maka tak seorangpun yang dapat menolaknya dan begitu sebaliknya kalau Allah berkehendak untuk mencabut nikmat yang ada pada manusia juga tak seorangpun yang mampu mempertahankannya kenapa demikian….? 

Karna Iradatullah Fauqa Kulli Iradah (kehendak Allah diatas segala kehendak), manusia hanyalah bisa berencana bikin ini dan itu namun keputusannya terletak pada keputusan Allah meskipun sebelumnya perkara itu telah diputuskan oleh Allah Sebagaimana Orang kita bilang.

kok ndak dapek silandak lidih
silandak bilh nan balaku
Kok ndak dapek kandak hati
Kandak Allah nan balaku


Miskipun kita telah memilki 1001 macam rencana namun semua itu tidak berarti apa-apa kalau sipemberi nikmat tidak merestuinya, Betapa banyak kita lihat orang tua sang anak mengini anaknya sekolah tinggi.

Tapi tak semua orang Tua yang memperoleh keinginannya yang seperti itu bahkan kadang kala sang anak tidak sadar bahwa oang tuanya telah bersusah payah mencarikan nafkah demi keberhasilan anaknya tapi semua itu merupakan kehendak sang pemberi Nikmat.

Yang kedua 2.  Nikmat yang diberikan Allah
Secara garis besar nikmat yang diberikan Allah Swt kepada Ummat manusia terbagi dua yang pertama nikmat Ijad artinya mengadakan seuatu nikmat yang belum ada dan yang kedua nikmat Imdad yaitu nikmat yang diberikan Allah ada kelanjutanya, Nikmat yang paling diantara nikmat yang diberikan Allah itu adalah nikmat Iman dan kesehatan. 

Kalaulah manusia menghitung nikmat Allah yang ada meskipun dibantu oleh Computer an alat teknologi canggih lainnya tak seoangpun yang sanggup menghitungnya, ranting-ranting dijadikan pena, daun-daun sebagai bukunya dan lautan sebagai tintanya tentu belum cukup untuk menuliskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia “ "وَ إِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةِ اللهِ dan jika kamu hitung nikmat Allah niscaya takan sanggup kamu menghitungnya”

Yang ketiga  Orang yang menerima nikmat Allah
Sikap manusia dalam menerima Nikmat Allah tidaklah sama, ada orang yang menerima nikmat allah. Ketika dia telah menerima nikmat yang diberikan Allah lalu dia tidak ingat akan orang yang memberi nikmat dan ada pula orang yang ketika menerima nikmat dari Allah dia ingat akan orang yang memberi nikmta kepadanya sehingga akan terlancarlah dimulutnya kaliamah-kalimah yang baik dan bernilai Ibadah disisi Allah Swt.

Nah orang yang seperti ini akan ditambah nikmatnya oleh Allah Swt. Sehingga dalam Surat Ibrahim ayat 7 Allah 
bertfirman:

َلإِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّا كُمْ وَ َلإِنْ كَفِرْتُمْ إِنَّا عَذَابىِ  لَشَدِيْدٌ 
Sungguh jika kamu sukuri nikmatku akanku tambah nikmat yang kuberikan kepadamu dan jika kamu kufur terhadap nikmat yang kuberikan niscaya Azabku sangat pedih

Kaum Muslimin wal muslimat Rahimakumullah
Yng ke empat  Adanya Ucapan Syukur terhadap nikmatnya
Nah kewajiban kita selaku orang Mukmin dengan berdasarkan ayat diatas adalah Mensyukuri Nikmat Allah yang diberikannya kepada kita dan salah satu tanda - tanda orang yang mensyukuri nikmat Allah.

lahirnya ucapan-ucapan baik pada mulutnya, contoh kecilnya saja ketika kita akan makan diawali dengan Bismillah dan ketika telah selesai makan  ataupun minum diakhiri dengan Alhamdulilla ini adalah satu contoh sikap orang yang mensyukuri nikmat Allah Swt.

Lafaz yang menyatakan Syukur kepada Allah sangatlah banyak salah satunya yang paling baik adalah lafaz Pujian yakni Alhamdulillah lafaz ini apabila dibaca oleh seorang yang beriman dia ringan pada lidah namun sangatlah berat pada timbangan artinya Mudah diucapkan dan banyak, nilai ibadahnya disisi Allah Swt.

Dan salah satu contoh lagi menandakan orang yang  bersyukur kepada Allah adalah dia mau berterima kasih kepada sesama manusia ketika orang lain memberikan sesuatu yang bermanfa’at baginya apakah itu perkara dunia apalagi urusan akhirat.

Pernah dalam sebuah Hadistnya Rasulullah bersabda:
لاَ يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَاسَ ( رواه    )
Artinya:Tidaklah dinamakan bersyukur kepda Allah orang yang tidak berterima lkasih kepada sesame manusia
( HR.)
Kaum muslimin walmuslilmat Rahimakumulla

Sepanjang uraian diatas dapatlah kita ambil kesimpulan:

1.Marilah kita Mensyukri nikmat Allah yang telah diberikannya kepda kita dengan jalan menta’ati segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya karna dengan itulah seorang manusia akan memperoleh derajat yang paling mulia disisi Allah Swt.

2.berdasarkan surat Ibrahim ayat 7  manmusia akan diazab apabila dia meninggalkan syukur kepada Allah Swt. Namun sebaliknya apabila kita bersyukur tentu nikmat yang ada akan ditambah oleh Allah Swt.

Good nigh selamat malam
Good morning selamat pagi
Saya sudahi dengan salam
Semoga kita berjumpa lagi
Wassalamu’alaikum warohmatullohhi wabarokatuh

Akhlak

Akhlak

 Hadirin Rohimakumullah…

Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini untuk menjadi kholifah, yang menjadi pemimpin dan menjaga amanah sang kholik. Namun, dari segala amanah itu ada satu yang menjadi ukuran derajat seorang manusia, yaitu akhlak.

Kata akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu Akhlaaqun, yang merupakan bentuk jama’ dari kata khulqun, yang berarti perangai, tabiat dan adab. Sedangkan pengertian akhlak dalam islam adalah, perangai yang ada dalam diri manusia yang mengakar dan dilakukan seseorang secara spontan dan terus menerus, dan tak lain sumber datangnya akhlaq adalah islam.
Rasulullah SAW bersabda:

Akmaalul mu’miniina iimaanan ahsanuhum khuluqon
Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya
           
Akhlak menjadi ukuran kemuliaan seseorang, ia tidak pernah turun harga atau menyusut nilainya, tetap mahal dan tak lekang oleh zaman. Sebagaimana kita ketahui, ketika telfon genggam yang dulu merupakan barang berharga yang hanya dimiliki sedikit orang . 

Namun ketika ia dimiliki oleh hampir setiap orang, saat itulah status berharga tak lagi melekat padanya. Namun tidak demikian dengan akhlak mulia, yang akan tetap mahal dan abadi dengan kemuliaannya meskipun setiap manusia memilikinya, ia akan semakin mahal, bahkan tak ternilai harganya.

Hadirin Rahimakumullah…
Dewasa ini, sering kita temui manusia yang hidup bebas, geringas, ganas, bahkan lebih ganas daripada binatang buas. Hal ini terjadi karena kurangnya pendidikan akhlak.

Untuk itu pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan beberapa patah kata, yang akan saya patah-patahkan menjadi untaian nada kalimah yang berjudul “kemuliaan suatu bangsa tergantung akhlaknya” dengan rujukan surat Al-arof ayat 96:

“Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Al-A’rof: 96)

Sahabat yang dimuliakan Allah SWT…
Dari Dr. Abdullah Thollah Tobah dalam kitabnya Ma’al Anbiyaai Fil Qur’an, beliau menjelaskan bahwa ayat tersebut ditujukan kepada kaum shodom, yakni kaum Nabi Luth As berkenaan dengan 3 kemunkaran yang mereka lakukan.
Kemunkaran yang pertama, yakni kemunkaran yang dilakukan oleh Istri Nabi Luth As.

Kemunkaran yang kedua, yaitu tradisi menyamun ditempat terang, dan
Kemunkaran yang ketiga, yaitu kebiasaan homoseks yang merajalela
Dengan kata lain, maksud ayat tersebut adalah, seandainya kaum shodom beriman dan bertaqwa kepada Allah… lafatahnaa ‘alaihim barokaatin minassamaai wal ardhi, maka akan Allah turunkan kepada mereka keberkahan tak terbatas dari langit maupun dari bumi dengan syarat iman dan taqwa.

Akan tetapi, merrreka mengingkari ayat-ayat Allah, maka bukan keberkahan Allah yang turun melainkan adzab Allah yang turun sehingga porak poranda negeri tersebut.

Hadirin yang dicintai Allah,
Kemunkaran-kemunkaran inilah yang menyebabkan kaum shoddom diluluh lantahkan oleh Allah SWT, dan secara langsung maupun terselubung, kemunkaran-kemunkaran ini tumbuh subur bak cendawan dimusim hujan dinegeri kita, betul tidak saudara?
Yuk, kita buktikan!

Kemunkaran pertama yaitu kemunkaran yang dilakukan oleh istri Nabi Luth AS, gambaran istri-istri yang durhaka kepada suami, istri yang enggan mematuhi perintah sang pemimpin keluarga, istri yang memiliki boys friend selain suami. Apakah hal ini kita temui dinegeri kita saudara???
Ya, bahkan merajalela.

Kemunkaran yang kedua, yaitu kebiasaan homoseks. Kebiasaan inilah yang menjadikan kaum sodom durhaka kepada Rabb, hubungan badan antara sesama jenis dianggap biasa-biasa saja, tempat-tempat maksiat merajalela dimana-mana. Bahkan hubungan badan antara lawan jenis dianggap wajar-wajar saja. 

Akibatnya, berapa banyak janin-janin tak berdosa yang digugurkan, berapa banyak bayi-bayi yang lahir tanpa ayah, dan berapa banyak bayi-bayi mungil yang dibuang ditempat sampah, di tempat-tempat yang menjadikan mereka seolah tak berarti. 

Astagfirullahal’adzim… dan apakah hal ini kita temui dinegeri kita saudara? Dinegeri yang katanya mayoritas beragama islam? Dinegeri subur yang banyak orang bilang zamrud khatulistiwa? ironisnya, hal ini marak terjadi pada generasi muda kita. Na’udzubillah, tsumma na’udzubillah…

Kemunkaran yang ketiga, yaitu tradisi menyamun ditempat terang. Ini adalah bukti korupsi, kolusi dan nepotisme, penyalahgunaan kekuasaan, penyelewengan dana pembangunan, yang akhirnya bukan pembangunan nasional yang kita rasakan, akan tetapi penderitaan nasional yang masyarakat keluhkan.

Allah SWT. Berfirman dalam surat Al-isro ayat 16:
“Dan jika kami hendak membinasakan suatu kaum, maka kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi apabila mereka durhaka didalam negeri itu, maka sepantasnya berlakulah kepadanya hukuman  kami, kemudian kami binasakan kaum itu, hancur berantakan.

Hadirin Rahimakumullah…
Kemunkaran-kemunkaran inilah yang membuat kaum Sodom dihancurkan oleh Allah, sekaligus menjadi problematika ummat yang dihadapi bangsa kita dewasa ini. Na’udzubillahi min dzalik…

Hingga suatu hari, guru saya pun bersyair

Bencana melanda, dibumi ibu pertiwi
Banjir bandang, gempa bumi,
Tanah longsor dan sunami,
Seolah enggan berhenti

Kemiskinan disana-sini
Busung lapar hantui bayi
Al-qur’an jadi hiasan
Sunnah rasul tak dijalankan,
Ya Allah… Ampuni kami…


    Untuk itu, wahai para pemuda, wahai para mujahid penerus bangsa…
Marilah tingkatkan iman dan taqwa, agar diri dihiasi akhlaq yang mulia…
Dan ingatlah seruan Allah dalam hadits qudsi:
“Ayyuhassyaaab… Attaariku syahwatahu liajlii… Anta ‘indi, kaba’dhi… malaaaikatii…”

Wahai para pemuda yang meningggalkan syahwatnya karena aku (kata Allah), kalian disisiku bagaikan malaikat-malaikatku…

Semoga kita semua senantiasa terpelihara dalam cinta-Nya, Wallahu a’lam bishowab, aquulu qouli hadza…
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Keutamaan Salam

Keutamaan Salam

Assalamu’alikum Wr Wb.

Yang saya hormati bapak/ibu hadirin sekalian.
Dan yang saya sayangi anak-anak penerus bangsa sekalian.

Alhamdulillah ucapan rasa syukur kita atas berkat limpahan karunia berupa kesehatan dan juga keselamatan sehingga kita bisa berkumpul ditempat yang kita cintai ini.

Selanjutnya ucapan shalawat yang tidak ada bosan-bosanya kita hadiahkan kepda roh junjungan alam, yakni nabi besar Muhammad SAW. Dengan banyaknya shalawat semoga kita akan mendapatkan safaatnya diyaumul akhir nanti.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah SWT
Sebagai seorang umat Islam maka jika kita menyapa saudara muslim haruslah diawali dengan kalimat “Assalamu Alaikum”. Kalimat yang terlihat sederhana tersebut sepertinya tidak memiliki makna apa-apa, namun sebenarnya hal tersebut tidaklah benar.

Salam didalam agama Islam mempunyai keutamaan yang sangat besar, dan termasuk sebagian dari beribadah kepada Allah SWT dan tentu saja mempunyai nilai dan juga pahala yang besar di sisi-Nya. Ucapan salam merupakan sebuah doa.

Sedangkan doa sendiri merupakan inti dari sebuah ibadah dan akan diberikan pahala bagi siapa yang mengucapkannya.

Hak orang muslim terhadap muslim lainnya ada 6, yaitu :

  1. Ucapkanlah salam ketika kamu bertemu dengannya
  2. Datanglah apabila dia mengundangmu
  3. Berilah nasihat jika dia meminta nasihat
  4. Do’akanlah dia, jika dia memuji Allah saat bersin
  5. Jenguklah jika dia sakit
  6. Antarkanlah jenazahnya jika dia meninggal
   Salam merupakan sebuah hak seorang muslim yang berada di peringkat pertama terhadap orang muslim lainnya. Hal ini menunjukkan akan pentingnya mengucapkan salam dalam kehidupan orang muslim.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang artinya : “Manusia yang terdekat dengan Allah SWT adalah mereka yang memulai memberikan salam.” (HR. Ahmad, Abu Daud)

Nabi SAW ditanya oleh sahaba, apakah amalan yang terbaik dalam Islam. Lalu Beliau bersabda yang artinya : “Memberi makan kepada yang sedang lapar dan memberi salam kepada orang yang kamu kenali dan juga yang tidak kamu kenali.” (HR Bukhari dan Muslim)

Manfaat dari salam :

     Setiap perintah dan juga larangan dalam agama Islam tentunya akan membawa manfaat bagi umatnya. Namun diantara manfaat itu ada yang dijelaskan secara jelas ada juga yang tidak dijelaskan, kita sebagai umat-Nya hanya wajib percaya bahwa semua itu untuk kebaikan. Adapun manfaat memberi salam di antaranya :

Doa

     Salam merupakan sebuah doa kepada Allah SWT, jadi apabila kita memberi salam ataupun salam kita dibalas oleh orang muslim yang lain itu artinya kita telah mendoakan dan juga telah didoakan. Bayangkan apabila kita memberi salam kepada para majelis ilmu dan mereka membalasnya, berapa doa yang kita dapatkan?

Doa itu sendiri termasuk ke dalam ibadah dan ibadah esensi dari kehidupan. Dengan memberi dan menjawab salam, kita telah menjalankan esensi dari kehidupan.

Memperbaiki Hubungan

     Terkadang kita ada berselisih pendapat dengan orang muslim lainnya, pernah mengecewakan ataupun pernah dikecewakan hingga hubungan kita dengan saudara muslim lainnya menjadi kurang enak. 

Untuk memperbaiki hubungan tersebut, maka salam merupakan jembatan agar terbangunnya kembali komunikasi positif. Muslim yang memulai salam ialah muslim yang lebih baik, seperti hadist : "Tidak halal bagi seorang muslim apabila mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya bertemu namun yang satu berpaling dan yang lain juga berpaling.

Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang mula-mula terlebih dahulu memberi salam". [HR. Bukhari, dalam Fathul Bari 11:21]

     Masih banyak manfaat-manfaat lainnya dari mengucapkan salam, namun berhubung waktu yang singkat, maka saya akhiri sampai disini saja, mohon maaf atas segala hilaf dan salah wassalamu’alaikum Wr Wb.

Sholat Dalam Ilmu Kesehatan

Sholat Dalam Ilmu Kesehatan

 Assalam Wr Wb.

   Sebagai awalan dari cermah saya, marilah kita mengucapkan puji serta syukur berkah rahmat kesehatan dan juga keselamatan yang telah Allah SWT berikan kepada kita, sehingga saya dan kita semua dapat hadir dan berkumpul ditempat yang kita cintai ini.

Selanjutnya mari bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu bukti bahwa kita adalah umat beliau.

Yang saya hormati bapak – bapak dan ibu – ibu yang hadir pada kesempatan ini dan Yang saya sayangi teman – teman seperjuangan.

Nah tanpa memperpanjang mukodimah, saya akan memulai ceramah saya yang berjudul Hikmah Dan Manfaat Sholat Dalam Ilmu Kesehatan.

Sebenarnya selain untuk melaksanakan perintah Allah SWT, dan untuk mengobati atas kerinduan jiwa pada sang Pencipta “Allah SWT”, shalat juga memiliki efek yang baik untuk kesehatan. Terutama pada gerakan – gerakannya. Hal ini telah dibuktikan secara ilmiah oleh Seorang pakar ilmu yang bernama Prof H Muhammad Hembing Wijakusuma. Beliau ahli dibidang ilmu pengobatan tradisional.

Dan hasil penelitian tersbut disebarkan kepada umat Islam, melalui berbagai media termasuk buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”. Bahkan, dalam penelitiannya tersebut memaparkan bahwa duduk Tasyahud diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit tanpa melakukan operasi.

Setelah mendengar itu, mungkin anda ada yang bertanya – tanya, Apasih hubungan atau relasinya antara sholat dengan kesehatan ? nah menurut Hembing, pada setiap gerakan yang ada pada shalat memiliki arti khusus bagi kesehatan dan mempunyai pengaruh yang kuat pada bagian – bagian tubuh seperti ruas tulang punggung, kaki, otak, rongga dada, lambung, leher, pangkal paha, dan bagian lainnya. Saya akan menjelaskan sedikit tentang beberapa gerakan shalat dan manfaatnya.

Pertama yang akan saya bahas adalah Berdiri tegak dalam sholat
Apabila gerakan tersebut dilakukan dengan cara yang benar , maka gerakan itu bisa menjadi pencegah datangnya serta mengobati berbagai maca penyakit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hembing memaparkan bahwa pada saat posisi berdiri tegak membuat seluruh saraf menjadi erfokus pada titik pusat yaitu pada otak, paru-paru, jantung, tulang pungggung lurus, pinggang, dan kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan seluruh tubuh.

Nah yang kedua adalah posisi Rukuk
Posisi Rukuk juga berperan penting dalam menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang seperti tulang punggung, tulang pinggang, tulang leher dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan gerakan rukuk, maka kita telah menarik, mengendurkan dan menggerakan saraf-saraf yang berada dibagian otak, punggung dan juga bagian lainnya.

Coba kita bayangkan jika kita rutin menjalankan sholat lima waktu yang apabila dihitung ada 17 rakaat dalam sehari semalam. Aahhh sudah gak kebayang lagi kesehatan yang kita dapatkan dibalik pahala yang melimpah.

Sepertinya demikianlah yang dapat saya sampaikan pada pertemuan kali ini. Walaupun sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya sampaikan pada pertemuan ini, akan tetapi karena kita dibatasi oleh waktu, maka kita cukupkan sampai disini dulu pertemuan kali ini.

Terima kasih sudah berkenan mendengarkan beberapa penyampaian saya tadi. Mohon maaf atas segala kesalahan wabillah hitaufiq hidayah Wassalam Wr Wb.

Manfaat dan Keutamaan Sholat Tahajud

Manfaat dan Keutamaan Sholat Tahajud

Assalamu'alaikum wr. wb. 

    Yang pertama marilah kita bersama – sama senantiasa selalu bersyukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kita mampu berkumpul disekolah yang kita cintai ini.

Kemudian shalawat berangkaikan salam tidak bosan – bosanya kta hadiahkan kepada roh junjungan alam yakni nabi kita Muhammad SAW. Semoga dengan kita memperbanyak shalawat kita akan mendapatkan safaatnya diyoumul akhir kelak.

Shalat tahajud merupakan shalat malam, yang dikerjakan ketika kita talah terbangun dari tidur, atau dengan kata lain terbangun dimalam hari. Jadi, apabila kita hrndak mengerjakan sholat Tahajud ini, maka kita terlebih dahulu harus tidur. Shalat Tahajud adalah kebiasaan bagi orang – orang yang shaleh karena hatinya selalu berdampingan dengan Allah SWT.

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an :

Yang maknanya :
Pada malam hari, hendaklah engkau melakukan shalat Tahajud yang berguna sebagai tambahan bagi engkau. semoga Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS : Al-Isro’ : 79)

Shalat Tahajud merupakan shalat yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum turunnya perintah shalat wajib yang lima waktu. kini shalat Tahajud merupakan salah satu shalat yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Jadi bagi kita yang mungkin sering terbangun dimalam hari, maka mengerjakan shalat ahajud merupakan pilihan yang sangat tepat.

Ada sebuah kisah Sahabat Abdullah bin
Salam mengatakan, bahwasanya Nabi Muhammad SAW telah bersabda :
yang makanaya : Hai sekalian manusia, terus sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang dalam tidur, supaya nantinya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)

Kembali Rasulullah SAW Bersabda :
“Seutama - utama shalat sunnat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di kerjakan diwaktu malam” ( HR. Muslim )

Berdasarkan keterangan yang sudah saya jelaskan diatas, saya berharap kita semua dapat melakukan shalat sunah yang satu ini, karena shalat ini merupakas salah satu shalat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Agar kita tidak bingung kapan sih kita bisa melksanakan shalat tahajud itu... berikut saya jelaskan :

Waktu – waktu yang dapat kita pilih untuk melaksanakan Sholat sunnah Tahajud :
sebenarnya waktu untuk melaksanakan shlalat tahajud itu dimulai dari ba’da isa hingga sebelum subuh. Akan tetapi ada waktu - waktu yang diutamakan, yaitu :
  1. Sangat utama : 1/3 dari malam pertama atau Ba’da Isya – 22.00
  2. Lebih utama : 1/3 dari malam kedua atau pukul 22.00 – 01.00
  3. Paling utama : 1/3 dari malam terakhir atau pukul 01.00 – Subuh
Akan tetapi menurut keterangan yang sahih, saat – saar dijabahnya do’a kita adalah 1/3 malam yang terakhir. Bertanyalah Abu Muslim kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu yang manakah yang lebih diutamakan untuk kita mengerjakan sholat malam?”

kemudian sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW yang engkau tanyakan kepadaku seperti sekarang ini. ” Rosulullah SAW bersabda :
yang maknanya : Perut malam yang yang tersisa adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sangat sedikit sekali orang - orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)

Rosulullah SAW Bersabdah :
Sesungguhnya pada saat waktu malam ada satu wktu. Seandainya seorang Muslim meminta sesuatu kebaikan untuk didunia maupun untuk diakhirat kepada Allah SWT, niscaya kelak Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku untuk setiap malam.” ( HR Muslim )

Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah.

Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana seperti yang diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dilaksanakan dua – dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )

Setelah kita mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat tahajud, selanjutnya saya akan menjelaskan tentang berapa sih rakaat shalat tahajud itu :
Berdasarkan Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Rasulullas SAW shalat malam dengan 13 raka’at:
2 raka’at shalat Iftitah.
8 raka’at shalat Tahajud.
3 raka’at shalat witir.

Jadi berdasarkan keterangan diatas dapat kita pahami sendiri ssberapa bermanfaatnya shalat malam itu.
Mungkin demikianlah yang dapat saya sampaikan, maaf atas segala kekurangan. 
Wassalamu’alaikum Wr Wb.