Kata Mutiara Islam

Kata Mutiara Islam 
  1. Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain

  2. Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan

  3. Terkadang rasa kesepian itu dibutuhkan untuk mengajari kita menghargai indahnya kebersamaan

  4. Ketidaksempurnaan yang kita miliki adalah sulaman benang rapuh untuk mengikat sesama umat muslim menjadi satu yang kokoh

  5. Apabila kalian senang Allah ta ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian

  6. Sebelum kita mengeluhkan tentang rasa suatu hidangan, renungkanlah seseorang di luar sana yang tidak punya apa pun untuk dimakan

  7. Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan sikap sombong

  8. Kebanyakan yang memasukkan ke neraka adalah dua lubang, yaitu mulut dan fardji (kemaluan)

  9. Barangsiapa memperbanyak perkataan, maka akan jatuh dirinya. Barangsiapa jatuh dirinya, maka akan banyak dosanya. Barangsiapa banyak dosanya, maka nerakalah tempatnya

  10. Sedikit berbicara adalah sebuah hikmah yang amat besar. Oleh karena itu, hendaklah kalian banyak diam, karena banyak diam adalah satu ketenangan hidup dan satu faktor yang dapat meringankan dosa

  11. Bahagia sekali orang – orang yang menahan lidahnya daripada berkata – kata secara berlebih – lebihan dan mendermakan hartanya yang lebih

  12. Diam adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. Kebanyakan dosa anak Adam adalah karena lidahnya

  13. Barang siapa banyak diam dan tenang dari segala masalah maka dia akan selamat

  14. Jaga lidahmu untuk berujar dari petaka, sebab petaka bergantung pada ucapan

  15. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum

  16. Sebaik – baik perkataan itu ialah yang sedikit tapi memberikan kejelasan

  17. Siapa pun orang yang sedikit benarnya / kejujurannya, sedikit pula lah temannya

  18. Teman manusia yang sebenar ialah akal dan musuhnya yang celaka ialah jahil

  19. Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah takwa, dan labanya adalah surga

  20. Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat

  21. Perkataan sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yang diwarisi darinenek moyang

  22. Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari

  23. Semoga aku menjadi pohon yang ditebang kemudian digunakan

  24. Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur

  25. Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan

  26. Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama

  27. Kata – kata yang lemah dan beradab dapat melembutkan hati dan manusia yang keras

  28. Diam adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. Kebanyakan dosa anak Adam adalah karena lidahnya

  29. Jaga lidahmu untuk berujar dari petaka, sebab petaka bergantung pada ucapan

  30. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum

  31. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah

  32. Sebaik – baik perkataan itu ialah yang sedikit tapi memberikan kejelasan

  33. Perhatikanlah apa – apa yang dikatakan dan janganlah memperhatikan siapa yang mengatakan

  34. Sebelum memanah, isi dulu tempat anak panahnya (Sebelum berbicara isi dulu pengetahuan kita)

  35. Jangan berbicara tanpa ilmu (dalil)

  36. Berhati – hatilah kalau lidahmu akan memukul lehermu sendiri

  37. Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji

  38. Hindarilah bergurau, karena bergurau melenyapkan cahaya imanmu

  39. Gerak – gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya

  40. Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah takwa, dan labanya adalah surga

  41. Teman manusia yang sebenar ialah akal dan musuhnya yang celaka ialah jahil

  42. Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku

  43. Orang yang mencari teman sempurna lagi tiada cela, maka selamanya dia tidak akan punya teman

  44. Jiwa yang malas, tetap tersesat walaupun sudah sampai

  45. Jiwa yang tamak, tetap mengeluh diatas kekayaan

  46. Jiwa yang bersyukur, akan berbahagia bahkan diatas masalah

  47. Tiada yang lebih baik dari dua kebaikan : Beriman pada Allah dan bermanfaat bagi manusia

  48. Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama

  49. Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah

  50. Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah

  51. Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi.

  52. Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak

  53. Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia

  54. Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah

  55. Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu.

  56. Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan

  57. Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis.

  58. Hidup didunia hanya merupakan tempat tinggal sementara untuk melanjutkan perjalanan nan jauh menuju keabadian

  59. Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya

  60. Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku

  61. Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin

  62. karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa

  63. Cintai dan sayangilah para fakir miskin, maka Allah akan menyayangimu

  64. Tidak ada suatu kebahagiaan bagi ornag-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu

  65. Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada mati dan merasa susah dengannya

  66. Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sisi Allah

  67. Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali

  68. Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas

  69. Sebaik-baik wanita ialah yang paling ringan mas kawinnya

  70. Setiap orang yang berkhianat akan diberikan sebuah bendera sebagai tanda pada Hari Kiamat nanti

  71. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberinya ganti yang lebih baik

  72. Ketaqwaan itu sumbernya di sini.Seraya beliau (Rasulullah) mengisyaratkan kepada dadanya

  73. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya, maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya

  74. Tiada datang kepadamu zaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk daripada yang sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan Allah

  75. Ya Allah, cucilah dosa2ku dgn air es & salju, bersihkanlah hatiku dari dosa-dosaku sebagai pakaian yg putih dibersihkan dari kotoran

  76. Muslim yang satu adalah bersaudara dengan muslim yang lain. Maka ia tidak boleh mengkhianati, mendustakan dan membiarkannya

  77. Hari ini waktunya beramal tanpa perhitungan. Sedang di akhirat nanti waktunya perhitungan & tak ada lagi amal perbuatan

  78. Kemuliaan seseorang adlh agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adlh akalnya,sedangkan ketinggian kedudukannya adlh akhlaknya

  79. Orang yang paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang yang banyak omong, yang membual, serta menyombongkan diri

  80. Janganlah mencari rezeki dengan berbuat maksiat, karena karunia Allah tidaklah didapat dengan perbuatan maksiat

  81. 3 amalan yang disukai Allah; sholat tepat waktu, berbuat baik kepada orang tua, dan jihad di jalan Allah

  82. Diantara dosa-dosa besar adalah berkata kasarnya seseorang kepada kedua orang tuanya

  83. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan hari kiamat

  84. Carilah rezeki dari Allah dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin

  85. Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri

  86. Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa hadir dalam jual-beli. Maka iringilah jual-belimu dengan banyak bersedekah

  87. Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita

  88. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas

  89. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain

  90. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri

  91. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri

  92. Wanita dinikahi krn 4 hal, krn harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya & krn agamanya. Hendaknya pilihlah hal agamanya

  93. Di antara akhlak seorang mukmin adalah baik dalam berbicara, tekun bila mendengarkan, berwajah ceria, dan menepati janji

  94. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah, dan azab neraka, serta dari keburukan kekayaan dan kefakiran

  95. Termasuk dari kesempurnaan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat

  96. Seseorang yg membaca tasbih seratus kali itu dituliskan baginya seribu kebaikan atau dihapuskan baginya seribu dosa

  97. Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah

  98. Allah lebih mengetahui terhadap apa yang mereka lakukan sejak mereka diciptakan

  99. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan

  100. Tidak kecewa orang yang istikharah, tidak menyesal orang yang bermusyawarah & tidak akan melarat orang yang hemat

  101. Kejujuran adalah ketentraman, dan kebohongan adalah kebimbangan

  102. Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya

  103. Gunakan waktu sebaik mungkin.Tak ada yg harus disesali.Waktu akan terus berganti dan hanya yg terbaik yg harus kita tuju

  104. Takutlah kalian terhadap sikap kikir, karena sesungguhnya kikir itu telah membinasakan orang2 sebelum kalian

  105. Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang menambah umur kecuali kebaikan

  106. Azab yang paling ringan di neraka pada hari kiamat ialah dua butir bara api di kedua telapak kakinya yang dapat merebus otak

  107. Apabila diserukan untuk shalat datangilah dg berjalan dgn tenang.Apa yg dapat kamu ikuti shalatlah dan yg tertinggal lengkapilah

  108. Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda

  109. Dan tolong-menolonglah kalian dalam melaksanakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan

  110. Jangan pernah menghitung apa yang telah kau berikan, tapi ingatlah apa yang telah kau terima

  111. Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya dan ayahnya

  112. Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya

  113. Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan

  114. Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja maka Allah akan menggagalkan amalannya (usahanya)

  115. Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit

  116. Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu

  117. Tiga perkara dapat mengeruhkan kehidupan: penguasa zalim, tetangga yang buruk, dan perempuan pencarut

  118. Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu

  119. Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya

  120. Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu abid

  121. Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya

  122. Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian & juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati & perbuatan kalian

  123. Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam pengembalian (hutang)

  124. Sejahat-jahat pemimpin adalah yang kamu benci dan mereka membencimu. Kamu kutuk mereka dan mereka mengutukmu

  125. Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah laa ilaaha illallaah, maka dia akan masuk surga

  126. Tidak ada orang yang menimbun barang dagangan melainkan seorang pendosa

  127. Ya Allah, cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram

  128. Bertakwalah kepada Allah Subhanallahu wataala dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu

  129. Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang2 kayanya diundang dan orang2 miskinnya ditinggalkan

  130. Semua penyakit ada obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah

  131. Bacalah, apa yg sudah disiapkan untukmu, resapi semua yang ada didepanmu & kau akan memperoleh berkah kebahagiaan abadi

  132. Al-Ghazali:Masyarakat cenderung ingin belajar dengan guru terkenal. Selalu ada orang yang tak dihargai, yang justu dapat mengajari dengan efektif

  133. Selama ada padamu tubuh nafsu dan setan yang menggulungmu, maka kebanggaan Firaun & Haman akan menjadi bagian dari dirimu

  134. Cinta Allah lebih besar dari penderitaan yg diberikan. Dimasukkan jiwa dlm tungku penderitaan, agar ego diri lenyap tak berbekas

  135. Siapa yang memuji diri sendiri tak mengerti akan makna kata. Tanpa sedikitpun citarasa, nafsu menguasai & merendahkan dalam derajat

  136. Tiada obat pencegah maut selain menatapnya.Kita dilahirkan untuk mati, bahkan ia yang menguasai dunia,kita hanya barang tambang dalam tanah

  137. Kekuatan doa yang tulus terasa dilangit, menguggah malaikat & membawa panah doa mencapai sasaran. Duniapun tersingkap dimata batiniyah

  138. Hanya Allah yang membuka jalan padaNya, bukan pengetahuan manusia. Pengetahuan tentangg Dia tak tersedia dipintu orang yang pandai menyusun kata

  139. Umur seorang sangat terbatas. Peluang untuk beramal juga terbatas. Sedang Harga surga Allah sangatlah mahal

  140. Puasa akan memberikan persamaan, orang kaya akan merasakan pedihnya lapar, hingga merendahkan hati dihadapan orang fakir

  141. Imam Jafar Al-Shadiq as : Sedekah wajib dilakukan setiap anggota tubuh, untuk setiap helai rambutmu & untuk setiap nafas dalam hidupmu

  142. Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR Bukhari)

  143. Beruntunglah orang yang mendapatkan di dalam catatan amalnya istighfar yang banyak. (HR. Ibnu Majah)

  144. Allah selalu memberi yang terbaik,tapi kadang kita berfikir kenapa Allah mebebani kita seperti ini. Maka Ingatlah firmanNya: Kadang apa yang tak kau sukai justru baik bagimu

  145. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat. Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya

  146. Saudaramu adalah orang yang berkata benar kepadamu. Teman sejati adalah orang yang mengatakan apa adanya. Tidak menjilat, tidak mengada-ada

  147. Renungkanlah Cinta yang diberikan Allah untuk kita. Niscaya kita tak kan kuasa menghitung berapa banyak cintaNYA yang diberikan pada kita

  148. Jangan risaukan apa yang tidak kita miliki, risaukan hati saat tak bersungguh-sungguh mensyukuri setiap pemberian Nya

  149. Lupakan semua kebaikan yang pernah kita perbuat. Sebaliknya, ingat-ingat terus semua dosa kita yang lalu meski sudah kita tinggalkan ~ Haddad Alwi

  150. Sahabat yang tak akan berpisah,saat hadir,bepergian,tidur dan saat jaga atau bahkan selama hidup&mati hanyalah Allah SWT

  151. Jangan tergesa dalam melakukan sesuatu,tapi lakukanlah terus menerus. Tiada yang dapat meluruskan tongkatmu,kecuali meluruskannya terus menerus

  152. Sesungguhnya Orang yang mengajari kamu sepatah ilmu yang dibutuhkan dalam urusan agama adalah menjadi bapakmu dalam beragama

  153. Harta adalah pelayan kita,bukan majikan kita,maka dARI itu jangan jadikan harta seperti majikan ~ Imam Ghozali

  154. Sikap buruk merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu" ~ Nabi Muhammad

  155. Sesungguhya Allah mengampuni beberapa perilaku umatku, yakni (karena) keliru, lupa dan terpaksa" ~ HR. Ibnu Majah

  156. Barang siapa masuk surga, ia bersenang senang dan tidak bersedih, pakainya tidak usang dan kemudahannya tidak lenyap" ~ HR.Muslim

  157. Dosa itu segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan yang engkau tidak suka bila dilihat oarang lain" ~ HR. Muslim

  158. Barang siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia" ~ Sufyan bin Uyainah~

  159. Belajarlah membaca tanda-tanda kebesaran-Nya, dengan tidak selalu berburuk sangka atas apapun yang ada. karena apapun yang tampak dan ada itu adalah firman-Nya yang tersirat" ~ Iman Zenit

  160. Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil

  161. Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya, niscaya terputuslah rezeki daripadanya

  162. Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. — ~ HR. Bukhari

  163. Sesungguhnya Allah Taala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal ~ HR. Ad-Dailami

  164. Optimisme itu seperti madu, yang menjadikan jamu (ujian) menjadi manis dan tetap memberikan manfaat (hikmah)

  165. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. — ~ QS.3:9, Al Quran

  166. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. — ~ QS.2:286, Al Quran

  167. Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. ~ HR. Ahmad

  168. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ~ QS.2:153, Al Quran

  169. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. ~ QS.2:152, Al Quran

  170. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, — (QS.2:45), al quran

  171. Tidak disebut dosa kecil apabila dosa tersebut dikerjakan secara terus menerus.

  172. Barang siapa berbuat dosa, sementara dia malah tertawa (merasa bangga), maka kelak Allah akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis

  173. Barang siapa menyangka bahwa ia punya penolong yang lebih utama dan lebih kuat daripada Allah, berarti ia benar-benar belum mengenal Allah dengan baik.

  174. Berbahagialah orang yang dapat menjadikan akalnya sebagai raja, sedangkan nafsunya menjadi tawanan.

  175. Orang yang berpengetahuan tidak akan merasa asing di mana pun ia berada.

  176. Jika engkau sudah merasakan nikmatnya dekat dengan Allah, niscaya engkau dapat merasakan bagaimana pahitnya jauh dari Allah

  177. Sebaik-baik karunia adalah akal, dan seburuk-buruk musibah adalah kebodohan.

  178. Kesuksesan tidak akan sempurna, kecuali jika disertai rasa takut kepada Allah

  179. Hati itu diciptakan cenderung untuk mencintai orang yang berbuat baik kepadanya dan cenderung membenci orang yang telah berbuat buruk kepadanya

  180. Barang siapa mencintai Allah, maka ia pasti mencintai orang yang mencintai Allah.

  181. mengingat mati dan paling siap menghadapinya dengan bekal amal shalih. ~ KH. Abdullah Gymnastiar

  182. Semakin ingin menunjukan diri kita agar diakui, dihormati, maka semakin tertekan, tegang dan melelahkan bathin, dan biasanya makin tak disukai.~ Aa Gym

  183. KataMuHati yang bersih akan peka terhadap ilmu, apapun yang dilihat, didengar, dirasakan jadi samudera ilmu yang membuatnya kian bijak, arif dan tepat dalam menyikapi hidup ini" ~ Aa Gym

  184. Tak jujur adalah penjara, yang membuat diri dicekam takut terbongkar, mudah untuk berdusta, nikmat apapun tak akan ternikmati, maka jujur adalah hidup merdeka ~ Aa Gym

  185. Akan ada saat hati menjadi sedih dan gelisah. Jangan biarkan larut akan mencuri hidup kita, bangkitlah, sibuklah, bergaulah dengan orang yang manfaat dan banyaklah berzikir ~ Aa Gym

  186. Berani hidup harus berani menghadapi masalah, jangan takut dan jangan gentar, hadapi dengan benar dan tawakal, karena setiap masalah sudah diukur Allah sesuai kemampuan kita ~ Aa Gym

  187. Kebiasaan melemparkan kesalahan dan tanggungjawab kepada orang lain, selain akan menambah masalah, juga akan menjatuhkan kredibilitas, dan menghilangkan kepercayaan ~ Aa Gym

  188. Orang yang sedikit pengetahuan, wawasan dan pengalaman, seperti yang terbelenggu dan dipenjara oleh keterbatasannya, hidup tak akan leluasa dan sulit untuk berbahagia ~ Aa Gym

  189. Air yang lembut bisa mempersatukan bahan besi, semen, kerikil, pasir sehingga menjadi beton yang kokoh. Memang kelembutan hatilah yang akan bisa mempersatukan ~ Aa Gym

  190. Hanya orang yang tahu batas, dan disiplin dengan bataslah yang menikmati hidup, karena orang yang tak tahu batas dan berlebihan akan menimbulkan masalah ~ Aa Gym

  191. Jangan takut menjadi tua, karena pasti menua. Tapi takutlah tak menjadi dewasa, karena kedewasaan sikaplah yang menjadi jalan kebahagiaan dan kemuliaan ~ Aa Gym

  192. Kekuatan seorang pemimpin sejati adalah kemampuan mengendalikan diri. Bagaimana mungkin memimpin orang lain dengan baik, bila memimpin diri tak sanggup ~ Aa Gym

  193. Duduk diam berfikir bersama Alloh sama artinya menyusun kekuatan dalam gerak dan ucap

  194. Jika bangunmu di pagi ini di awali dengan menyembah Alloh maka segala apa yang diciptakan_Nya akan menyembahmu

  195. Diri ini selalu ingin kelihatan baik dimata manusia yanglain.. Padahal begitu jelas keburukannya dimata_MU.. Ampuni aku Ampuni aku

  196. Kebaikan akan mengantarkan seseorang kepada kebenaran dan kebenaran akan mengantarkan seseorang kepada puncak pengetahuan lalu menjadi rendah hati

  197. Jika kita hanya boleh memilih 5 didunia ini maka pilihlah agama, harta, akhlaq mulia, rasa malu & pemurah

  198. Hidup bukan hanya untuk hari ini,besok, atau lusa. Hidup juga untuk menuju kehidupan kekal

  199. Maafkan" dan "Lupakan".. itulah maaf yg sesungguhnya

  200. Jika semua ibadah hanya karena ramadhan sungguh ia telah pergi berlalu, tapi jika semua karena Allah, maka takkan ada yang berubah meski ramdhan telah pergi

  201. Dosa itu segala sesuatu yang menggelisahkan perasaanmu dan yang engkau tidak suka bila dilihat orang lain ~ HR. Muslim

  202. Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah

  203. Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina : orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil

  204. Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaan pun disisi Allah ~ Adh-Dhahhak

  205. Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan

  206. Sesungguhnya Allah akan menghisab hamba-hamba-Nya pada hari kiamat sesuai dengan kadar akal yang telah dianugerahkan kepada mereka di dunia

  207. Cinta yang terkait dengan cinta Allah akan abadi dan cinta yang tidak terikat dengan cinta Allah akan putus dan sirna

  208. Segala sesuatu yang terkait dengan Yang Maha Abadi akan menjadi abadi

  209. setiap nafas yang diterangi Cahaya keridhoan Allah didalam dzikir dan munajat nafasmu abadi dan selain dari itu akan sirna dan fana

  210. Setiap lintasan pemikiran dan gerak-gerikmu yang berada didalam hal yang dikasihi dan dicintai Allah

  211. maka gerak – gerikmu itu akan abadi membuka kebahagiaan yang kekal

  212. Segala hal itu ada perekatnya dan perekat hati seluruh anggota keluarga adalah sering mendirikan shalat berjamaah didalamnya

  213. Setiap teguk minuman yang diawali dengan Basmalah (Dengan Nama Allah), maka teguk minuman itu saksi untuk mengantarkan kita kepada surga-Nya

  214. Sesungguhnya hidup itu banyak rahasia dan kuncinya, dan Allah menaburkan kuncinya pada sepertiga malam terakhir. Jemputlah iya dengan Tahajjud

  215. Tawarkanlah dunia kepada hatimu, jika hatimu menolak maka itu pertanda bahwa engkau adalah orang yang shalih

  216. Tawarkanlah kematian pada dirimu, jika dirimu menginginkannya maka itu pertanda engkau adalah orang yang shalih

  217. Indahnya hidup adalah bukan seberapa banyak orang mengenalmu, tetapi seberapa banyak orang bisa bahagia karena sudah mengenalmu

  218. Kekayaan yang paling besar adalah meninggalkan banyak keinginan

  219. Jiwa seorang mukmin itu seperti ikan hidup. Meski puluhan tahun tinggal di air asin tubuhnya tidak ikut menjadi asin

  220. bekerjalah untuk duniamu seolah kau hidup selamanya , beribadahlahuntuk akhiratmu seolah kau akan mati esok

  221. Akhlak yang baik adalah surga dalam kalbu ~ Dr. Aidh Abdullah al-Qarni

  222. Seseorang tidak bisa dipegang amanahnya sehingga lurus lisannya, dan dia tidak lurus lisannya sehingga lurus hatinya ~ al Hasan al Bashri

  223. Rasulullah bersabda :" Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala yang melakukannya ~ HR. Muslim

  224. Pangkal dari semua kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah ~ Abu Sualeman Addarani

  225. Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian (taqdir) dari Allah dengan senang hati ~ Ali bin Husein

  226. Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan ~ Bediuzzaman Said Nur

  227. KataMutDia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari. ~ Bediuzzaman Said Nursi

  228. Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu ~ Ali bin Abi Thalib

  229. Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah ~ Ibnu Mas ud

  230. Orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan 3 hal, yaitu : KEPERCAYAN, CINTA dan RASA HORMAT ~ Sayidina Ali bin Abi Thalib

  231. Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. ~ Nabi Muhammad SAW

  232. Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. ~ Nabi Muhammad SAW

  233. Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal. ~ Imam Al Ghazali

  234. Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. ~ Khalifah Umar

  235. "Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan bila kau temukan mereka telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka

  236. Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri

  237. ibadah yang terbaik adalah menjaga perut dan kemaluan

  238. akal adalah makhluk allah yang terbaik

  239. Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari ~ Khalifah Ali bin Abi Thalib

  240. sesuatu yang paling utama di sisi allah adalah engkau meminta segala yang dimiliki-Nya

  241. Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari

  242. Kata mutiara islam Ilmu itu lebih baik daripada harta

  243. Dengan bersyukur kita akan terasa sempurna

  244. Cinta terbesar dan cinta yang hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah

  245. Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri

  246. Tidak akan bermaksiat kepada Allah orang yang mengenal-Nya

  247. Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu

  248. Kemaafan yang utama itu adalah ketika berkuasa

  249. Orang yang bertakwa itu dikekang

  250. Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun ~ Fudlail bin Iyadl

  251. Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku ~ Abu Ayub as-Sakhtayani

  252. Fikiran merupakan sumber dari ilmu, sedang ilmu itu sendiri merupakan sumber amal. ~ Wahb

  253. Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari ~ Imam Ghozali

  254. Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu ~ Lukman Hakim

  255. Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama ~ Umar bin Abdul Azis

  256. Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah ~ Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani

  257. Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman ~ Sahl Ibnu Abdullah

  258. Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari ~ Ibrahim bin Adham

  259. Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan ~ Imam Syafií

  260. Tanda tanda orang yang celaka antara lain: Bergairah dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan haram, menjauhi nasihat ~ Nabi MUHAMMAD SAW

  261. Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis. ~ AbuSulaiman ad-Darani

  262. Hidup didunia hanya merupakan tempat tinggal sementara untuk melanjutkan perjalanan nan jauh menuju keabadian. ~ Nabi MUHAMMAD SAW

  263. Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya ~ Umar bin Utsman al-Maliky

  264. Siapa takut kepada Allah, maka tidak hidup marahnya, Siapa yang bertaqwa kepada-Nya, niscaya tidak mengerjakan sesukanya. ~ Umar bin Khathhab

  265. Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah. ~ Basyar bin al-Harits

  266. Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada mati dan merasa susah dengannya. ~ Hasan

  267. Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu ~ Aktssam bin Shaifi

  268. Orang yang terkaya yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang ~ Ali bin Husein

  269. Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri ~ Ibrahim bin Adham

  270. Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya. Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya ~ Muhammad Iqbal

  271. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular

  272. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya.

  273. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia ~ nasirin

  274. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing

  275. Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. (Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandar)

  276. Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus salih ~ Anisya LM

  277. Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya ~ Malik bin Dinar

  278. dunia ini terdiri dari 3 waktu :kemarin , besok dan hari ini

  279. orang yang sangat zalim terhadap dirinya sendiri. Mereka adalah orang yang wudhunya tidak sempurna, waktu shalatnya tidak terjaga, syarat dan rukunnya tidak diperhatikan

  280. orang yang memperhatikan shalat, wudhu dan rukun-rukun lahiriah shalat. Akan tetapi ia lupa akan kesungguhan jiwa. Mereka terlena oleh bisikan …dan gangguan yang ada dalam pikirannya

  281. Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu

  282. Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya

  283. Barang siapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya

  284. Sesungguhnya Allah azza wa jalla menyukai orang-orang yang suka bergurau dengan orang lain dengan syarat tanpa cela-mencela

  285. Demi Allah, seorang hamba tidak berdoa kepada-Nya terus menerus kecuali Ia akan mengabulkannya

  286. Perumpamaan orang yang tamak bagaikan ulat sutra. Ketika sutra yang melilitnya bertambah banyak, sangat jauh kemungkinan baginya untuk bisa keluar sehingga ia akan mati kesedihan di dalam sarangnya sendiri

  287. Orang-orang membinasakan diri mereka sendiri jika dalam diri mereka terdapat kebiasaan buruk, sombong, tamak dan hasud ~ Biharul Anwar

  288. Seorang mukmin bak dua sayap timbangan, ketika imannya bertambah, maka bala`nya pun akan bertambah

  289. Shalat sunnah adalah sarana bagi mukmin untuk mendekatkan diri kepada Allah

  290. Menolong orang yang lemah adalah sedekah terbaik

  291. Ketika seseorang melakukan dosa baru yang belum pernah dilakukannya, maka Allah akan mendatangkan bala` yang tak pernah disangka-sangka baginya

  292. Ibadah terbaik setelah mengetahui Allah adalah menunggu "faraj" (kemunculan Imam Mahdi a.s)

  293. Mencintai orang lain adalah setengah iman

  294. Barang siapa yang menahan kemarahannya terhadap orang lain, maka Allah akan menghindarkannya dari siksa api neraka

  295. Barang siapa ingin menjadi manusia terkuat, hendaknya bertawakal kepada Allah

  296. Hak saudaramu yang paling vital adalah jangan kau menutupi sesuatu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya

  297. Hindarilah bergurau, karena bergurau dapat melenyapkan cahaya imanmu

  298. Barang siapa yang tidak pernah merasakan kesulitan, maka ia tidak akan pernah memahami nilai kebajikan orang lain

  299. Jika engkau merenungkan ciptaan (yang ada di dunia ini), niscaya engkau akan melihat nasihat di dalamnya bagimu

  300. Menjaga kebersihan adalah termasuk akhlak para nabi a.s

  301. Ibadah tanpa ilmu adalah kesiaan

  302. Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba

  303. Orang yang tamak bak ulat sutra

  304. Seseorang belum bisa disebut beriman bila ia belum bisa bersabar

  305. Islam itu asasnya Syahadat. Tiangnya shalat. Puncaknya jihad

  306. Percayalah bahwa yang singkat adalah waktu, yang dekat adalah amanah, yang sulit adalah ikhlas

  307. Semakin bertambah keilmuan dan kekayaan seseorang, akan makin besar pula amanah yang diemban olehnya

  308. Belajarlah membaca tanda-tanda kebesarann-Nya, dengan tidak selalu berburuk sangka atas apapun yang ada

  309. Orangtua adalah pintu surga yang paling tengah, apabila kau mau maka sia-siakanlah pintu tersebut atau peliharalah

  310. posisi sabar bagi iman seperti posisi kepala bagi tubuh , jika kepala terputus maka matilah badan

  311. Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu

  312. Kepada Allah-lah kami bertawakal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim." ~ Qs. Yunus:85

  313. Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka. ~ Al Insaan:24

  314. Pada hari Kiamat, setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya." ~ HR Baihaqi

  315. dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? ~ QS. An-Nur: 22

  316. Jauhilah dosa-dosa kecil karena bila berkumpul pada seseorang akan menghancurkan dirinya. ~ HR Ahmad

  317. Nafsu itu seperti bayi yang menyusu. Jika engkau tidak tegas menyapihnya, ia akan tumbuh besar dan sulit dilepaskan dari susuan

  318. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya. ~ HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah

  319. "Seorang mukmin bukanlah pencela, pelaknat, bukan orang jorok, juga bukan orang yang suka berbicara kotor." ~ HR. Tirmidzi: 1977, Shahih

  320. Barang siapa yang menggantungkan jimat, berarti ia telah melakukan perbuatan syirik." ~ HR. Ahmad

  321. Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga ~ HR.Bukhari

  322. Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." ~ QS. Al Imran:29

  323. Jadilah seperti pohon yang tumbuh dan berbuah lebat. Dilempar dengan Batu, Tetapi Membalasnya dengan Buah~ (Sayyidina Abu Bakar r.a

  324. Shalat dan sedekah bukan agar kita kaya harta, tapi agar kita kaya iman amal sholeh.

  325. Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan ~ Bediuzzaman Said Nur

  326. Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa ~ Bediuzzaman Said Nursi

  327. Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam

  328. Perbuatan tanpa pelaku jelas mustahil, pelaku tanpa sifat juga mustahil, sifat tanpa Dzat mustahil,Sifat mampu berdiri sendiri juga mustahil

  329. Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu. ~ Ali bin Abi Thalib

  330. Doa yang paling cepat dikabulkan adalah doa seorang hamba untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya

  331. berdoalah pada waktu ashar hingga matahari terbit, karena pada waktu itu pintu-pintu langit terbuka, rezeki-rezeki dibagikan dan hajat-hajat penting dikabulkan

  332. .Tempuhlah jalan tengah karena ia akan membawa kepada mereka perkara yang berharga dan mengikutkan kepada mereka perkara yang selanjutnya.

  333. Bahwa tumbukan biji kurma dan seteguk air sumur yang tawar, lebih baik bagi seseorang daripada kerakusannya

  334. Al Imam asy Syafii rahimahullah berkata:Dunia hanyalah sesaat, maka jadikanlah untuk lahan ketaatan

  335. Sesungguhnya seorang mukmin sejati adalah yg mengumpulkan antara kebaikan dan rasa takut

  336. Sesungguhnya pujian lantaran nampaknya kesempurnaan hakikat,Begitu juga terima kasih adalah yg menguatkan rahasia para makhluk

  337. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku." ~ HR. Ibnu Majah

  338. Jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tidak bisa dibawa mati.

  339. Dunia adalah penjara mukmin dan surga bagi kaum kafir

  340. Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam

  341. Apabila kalian senang Allah taala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian

  342. Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu ~ HR Ibnu Majah

  343. Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya

  344. Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah

  345. Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam

  346. Sesungguhnya sebagian perkata itu ada yang lebih keras dari batu, lebih pahit daripada jadam, lebih panas daripada bara, dan lebih tajam dari pada tusukan

  347. Manusia yang paling lemah adalah ialah orang yang tidak mampu mencari teman

  348. Sikap buruk merusak perbuatan baik, seperti cuka merusak madu" ~ Nabi Muhammad

  349. "Tiap tiap tempat ada kata katanya yang tepat,dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat. setiap pekerjaan ada upahnya,dan setiap perkataan itu ada jawabannya~ Al Hadits

  350. Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu

  351. Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar

  352. jadikanlah Allah kekasih sejati dalam hidup mu

  353. Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu

  354. Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya, Khalifah Ali bin Abi Talib

  355. Makanlah Sebelum Lapar dan Berhentilah Sebelum Kenyang.

  356. Ulurkan cintamu karena Tuhanmu dan tariklah cintamu karena Tuhanmu, anda tentu tak akan kecewa.

  357. Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.

  358. Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu, Imam Syafii

  359. Kalau sekiranya kesabaran dan syukur itu dua kendaraan, aku tak tahu mana yang harus aku kendarai

  360. Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. ~ Khalifah umar

  361. Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. ~ Sayidina Umar bin Khattab

  362. Barangsiapa yang jernih hatinya, akan diperbaiki Allah pula pada yang nyata di wajahnya.~ Umar bin Khatab

  363. Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut.~ Umar bin Khattab

  364. Orang yang banyak tertawa itu kurang wibawanya ~ umar bin khatab

  365. Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya ~ Umar bin khatab

Kemaksiatan Dan Dampak Negatifnya

Kemaksiatan Dan Dampak Negatifnya 

Perbuatan dosa dan maksiat memberi pengaruh yang besar serta efek yang sangat berbahaya bagi masyarakat dan individu. Allah telah menerangkan dengan sejelas-jelasnya pengaruh perbuatan ini sejak perbuatan maksiat dilakukan pertama kali.

Marilah kita mengambil beberapa nash Al Qur’an dan hadits, serta atsar (riwayat) ulama’ Salaf yang menyebutkan pengaruh-pengaruh ini. Allah berfirman,

وَعَصَى ءَادَمُ رَبَّهُ فَغَوَى . ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى . قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى . وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى . قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى . وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِن بِئَايَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ اْلأَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى

Dan Adam pun mendurhakai Rabb-nya, maka ia sesat. Kemudian Rabb-nya (Adam) memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberi Adam petunjuk. Allah berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dariKu, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia:”Ya, Rabb-ku, mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang bisa melihat”. Allah berfirman:”Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari inipun kamu dilupakan”. Dan demikanlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya terhadap ayat-ayat Rabb-nya. Dan sesungguhnya adzab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal [Thaha/20 :121-127].

Ayat ini menyebutkan beberapa efek negatif yang ditimbulkan karena perbuatan maksiat. Allah menjelaskan dalam ayat ini, bahwa akibat (yang ditimbulkan karena) perbuatan maksiat adalah ghay (kesesatan) yang merupakan sebuah kerusakan. Seakan-akan Allah berfirman “Barangsiapa mendurhakai Allah, maka Allah akan merusak kehidupannya di dunia.” Makna seperti ini juga disebutkan dalam ayat-ayat berikut. FirmanNya:

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى

Lalu barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. [Thaha/20 : 123].

Konsekwensinya, orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah, maka ia akan sesat dan sengsara. Dan ayat-ayat berikut ini menjelaskan lebih gamblang.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. [Thaha/20:124].

Maksudnya, dia akan mendapatkan kesengsaraan dan kesusahan. Dalam tafsirnya (3/164), Ibnu Katsir berkata: “Di dunia, dia tidak akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman. Hatinya gelisah yang diakibatkan kesesatannya. Meskipun dhahirnya nampak begitu enak, bisa mengenakan pakaian yang ia kehendaki, bisa mengkonsumsi jenis makanan apa saja yang ia inginkan, dan bisa tinggal dimana saja yang ia kehendaki; selama ia belum sampai kepada keyakinan dan petunjuk, maka hatinya akan senantiasa gelisah, bingung, ragu dan masih terus saja ragu. Inilah bagian dari kehidupan yang sempit”.

Alangkah seringnya kita melihat dan mendengar berita tentang orang yang memiliki harta yang sangat banyak, mati bunuh diri dengan terjun dari tempat-tempat yang tinggi (atau gedung-gedung). Apa yang menyebabkan mereka melakukan itu? (Sudah puaskah mereka menikmati harta kekayaannya, pent)? Pasti, penyebabnya adalah sempitnya kehidupan yang menderanya akibat berpaling dari dzikrullah. Kalau orang-orang yang berpaling dari dzikrullah itu tidak bertaubat, maka akibatnya mereka akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang Mahsyar dalam keadaan buta. Allah berfirman.

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلاً

Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). [Al Isra/17:72].

Dan dia akan dibiarkan di dalam neraka. Allah berfirman.

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا . قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ ءَايَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

Berkatalah ia: “Ya, Rabb-ku. Mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya seorang yang dapat melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu(pula) pada hari inipun kamu dilupakan.” [Thaha/20 :125- 126].

Kata “dilupakan” dalam ayat di atas, maksudnya adalah ia dibiarkan di dalam neraka sebagai balasan yang setimpal. Jadi balasan itu sejenis dengan perbuatannya. (Dia melupakan syari’at  Allah di dunia, maka Allah melupakan dia di dalam nerakaNya, pent).

Perhatikanlah pula pengaruh dan efek dari perbuatan maksiat dalam firman Allah.

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نَّصْبِرَ عَلَى طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ اْلأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَ قِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِئَايَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu (Bani Israil) berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami, apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pastilah kamu memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpakan kenistaan dan kehinaan kepada mereka, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. [Al Baqarah/2 : 61].

Ayat ini memuat beberapa akibat (yang ditimbulkan karena perbuatan) maksiat. Diantaranya:

Pertama : Allah telah menetapkan kehidupan yang rendah buat mereka, karena mereka menghendaki hal itu. Maka terwujudlah yang mereka minta. Mereka menukar madu dan salwa (sejenis burung puyuh, pent) (ini merupakan sesuatu yang lebih berharga) dengan sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah (sesuatu yang lebih rendah).

Kedua : Ditimpakan kepada mereka kehinaan. Bukan itu saja, bahkan kepada mereka ditimpakan maskanah. Yaitu kefakiran dan kehinaan. Allah telah menetapkan hal itu bagi mereka.

Ketiga : Mereka akan kembali kepada Allah dengan menanggung kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Renungkanlah firman Allah:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah (Rasulullah) takut akan ditimpa musibah atau ditimpa adzab yang pedih. [An Nur/24:63].


Maksud menyelisihi perintah Rasulullah, adalah menyeleweng dari perintahnya. Akibat yang (ditimbulkan) dari fitnah (musibah), yaitu meliputi kemurtadan, kematian, kegoncangan, kesusahan, penguasa yang zhalim dan tertutupnya hati, kemudian setelah itu (akan mendapat adzab yang pedih).

Ada seorang laki-laki datang kepada Zubair bin Bikar. Dia berkata kepada Zubair: “Wahai, Abu Abdillah. Dari manakah saya memulai berihram?” Zubair menjawab: “Dari Dzul Hulaifah (nama tempat), dari tempat mulai berihramnya Rasulullah.” Orang tadi berkata: “Saya ingin berihram dari masjid.” Abu Abdillah berkata: “Janganlah anda melakukannya”. Orang tadi berkata: “Saya ingin berihram dari masjid, dari dekat kubur itu.” Abu Abdillah berkata: “Janganlah anda melakukannya, saya khawatir akan terjadi fitnah (musibah) pada dirimu.” Orang tadi berkata lagi: “Fitnah (musibah) macam apa? Saya hanya menambah beberapa mil saja?” Abu Abdillah berkata: “Fitnah manakah yang lebih besar dari pada pendapatmu (yang menganggap bahwa) engkau telah mencapai keutamaan yang telah ditinggalkan Rasulullah? Saya pernah mendengar Allah berfirman:

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. [Thaha/20:63].

Diantara pengaruh lainnya karena perbuatan maksiat juga, yaitu ditenggelamkan. Allah menceritakan apa yang Allah lakukan terhadap kaum Nuh Alaihissallam :

مِّمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُم مِّن دُونِ اللهِ أَنصَارًا

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah. [Nuh/71:25].

Diantara pengaruh yang ditimbulkan karena perbuatan maksiat juga, yaitu kehancuran total. Allah berfirman.

وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan di dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya [Al Isra’/17:16].

Dan (masih ada lagi akibat negatif lainnya, pent), kitab Allah penuh dengan penyebutan pengaruh-pengaruh ini.

Begitu juga Sunnah, banyak menyebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan karena perbuatan maksiat. Saya kira cukup dengan menyebutkan dua contoh saja, (yaitu) hadits yang menyebutkan kerendahan dan kehinaan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

بُعِثْتُ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Aku diutus (Allah) sebelum hari kiamat dengan membawa pedang, sampai hanya Allah yang disembah, tidak ada sekutu bagiNya. Dan rizqiku telah dijadikan di bawah bayangan tombakku. Dan dijadikan kerendahan dan kehinaan bagi orang yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan kaum itu.[1]

Allah telah menetapkan kerendahan dan kehinaan bagi orang yang menyelisihi perintah Allah dan RasulNya. Siapa yang ingin mengetahui tafsir yang sebenarnya dari hadits ini, hendaklah ia melihat kenyataan, maka dia akan mendapatkan apa yang telah diberitakan Rasulullah n . Orang-orang muslim pada saat ini telah terhina. Di segala penjuru dunia, mereka dikuasai oleh musuh-musuh. Bukan itu saja, bahkan musuh-musuh itu melakukan pembunuhan dan penyiksaan terhadap mereka, padahal musuh-musuh itu mengetahui bahwa umat Islam itu tidak sedikit. Akan tetapi, (keadaan) umat Islam seperti apa yang telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
,
غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ [2]

Buih, seperti buih air bah.[3]

Hadits lain yang memperkuat hadits ini, adalah hadits yang kedua berikut ini.

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

Jika kalian jual beli dengan cara ‘inah, dan kalian memegangi ekor sapi, kalian rela dengan bercocok tanam dan kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian. Allah tidak akan menghilangkan kehinaan itu sampai kalian kembali kepada dien kalian.[4]

Dan kata “hina” yang disebutkan dalam hadits ini sama dengan kata “hina” yang terdapat pada hadits sebelumnya. Pendek kata, umat Islam pada masa kita sekarang ini telah terpecah-pecah, maka mereka menjadi berkelompok-kelompok dan bercerai-berai Wala haula wala quwwata illa billah.

Jika seseorang telah menjadi hina dalam pandangan Allah, maka tidak ada yang bisa memuliakannya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla.

وَمَن يُهِنِ اللهُ فَمَالَهُ مِن مُّكْرِمٍ

Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorangpun yang memuliakannya. [Al Haj/22:18].

Meskipun nampaknya dia diagungkan oleh manusia, karena manusia masih membutuhkannya atau takut kepada kejahatannya, namun hakikatnya dia adalah orang yang paling hina dalam hati-hati manusia tersebut.[5]

Adapun atsar (riwayat) ulama’ Salaf (yang menyebutkan pengaruh perbuatan maksiat), Ibnu Al Jauzi berkata dalam kitab Talbisul Iblis (227): Dari Abu Abdillah bin Al Jalla’, dia berkata: “Aku sedang melihat seorang anak Nashrani yang tampan wajahnya, lalu lewat di depan saya Abu Abdillah Al Balkha, dia berkata,“Kenapa berhenti?” Saya menjawab,”Wahai, paman. Tidak kah anda melihat bentuk ini? Bagaimana ia bisa disiksa dengan api?” Lalu dia menepukkan kedua tangannya di bahuku sambil berkata: “Sungguh kamu akan menanggung akibatnya.” Al-Jalla’ berkata: “Sayapun menanggung risikonya empat puluh tahun kemudian. Saya lupa (hapalan) Qur’an”

Terakhir, hendaklah setiap diri kita mengetahui, bahwasanya pengaruh perbuatan maksiat itu tidak hanya terbatas pada pelaku itu sendiri, akan tetapi pengaruhnya akan menular kepada anak-anak. Mereka akan merasakan efek negatif, sebagaimana juga perbuatan taat akan menularkan pengaruh positif pada anak-anak. Dua hal ini telah ditetapkankan dalam Kitabullah. Allah berfirman,

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. [An Nisa’/4:9].

Ini adalah pengaruh negatifnya. Adapun pengaruh positifnya, Allah berfirman:

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلاَمَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِن رَّبِّكَ

Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Rabb-mu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rahmat dari Rabb-mu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. [Al Kahfi/18:82].


Allah telah menjaga harta benda milik dua orang anak yatim dikarenakan keshalihan kedua orangtua mereka. Pengaruh amalan shalih menjadi jelas dan menular kepada anak keturunan.

Diantara efek negatif perbuatan dosa lainnya, yaitu hilangnya anggapan dosa itu jelek. Orang yang gemar melakukan perbuatan maksiat, berarti sama dengan menorehkan titik hitam di dalam hatinya, sampai akhirnya tertutup dengan titik-titik itu akibat dosanya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi dengan sanad yang jayyid (bagus), dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sesungguhnya seorang mukmin, jika melakukan satu perbuatan dosa, maka ditorehkan di hatinya satu titik hitam. Jika ia bertaubat, berhenti dan minta ampun, maka hatinya akan dibuat mengkilat (lagi). Jika semakin sering berbuat dosa, maka titik-titik itu akan bertambah sampai menutupi hatinya. Itulah raan yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an.

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. [Al Muthaffifin/83:14].[6]

Pemilik hati seperti ini, tidak akan bisa membedakan antara yang baik dan buruk dalam pandangan Allah dan RasulNya, kecuali sesuatu yang dianggap baik atau buruk oleh hawa nafsunya. Tolok ukurnya bukan lagi firman Allah atau sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia tidak menganggap jelek perbuatan maksiat yang dinyatakan jelek oleh Allah dan RasulNya, sehingga ia tidak merasa malu melakukan perbuatan maksiat di hadapan khalayak. Ia melakukan perbuatan maksiat dengan terang-terangan, bahkan dengan bangga ia menceritakan perbuatan maksiatnya yang tidak diketahui oleh orang lain. Orang-orang seperti ini termasuk golongan orang-orang yang tidak mendapatkan ampunan dari Allah, terhalangi dari pintu taubat baginya, bahkan biasanya tertutup. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

Setiap umatku akan dimaafkan, kecuali mujahirin (pelaku maksiat dengan terang-terangan). Dan termasuk dalam mujaharah (berbuat maksiat dengan terang-terangan), (yaitu) seseorang melakukan satu perbuatan pada malam hari, kemudian dia memasuki waktu pagi dan Allah menutupi perbuatannya itu, lalu ia mengatakan “Wahai, fulan. Semalam aku melakuan ini dan itu” Dia tidur semalam dan Allah menutupi perbuatannya, lalu ketika memasuki waktu pagi dia membuka tabir Allah. [HR Bukhari Muslim][7]

Diantara efek negatif yang lain, yaitu melemahkan hati. Ini merupakan akibat yang paling mengkhawatirkan atas seorang hamba. Dosa akan melemahkan keinginan hati, keingian berbuat maksiat semakin menguat, sementara keinginan untuk bertaubat sedikit demi sedikit semakin melemah. Sampai akhirnya, keinginan untuk bertaubat hilang sama sekali. Kalau seandainya, hati seseorang mati separuh saja, maka dia tidak akan bisa bertaubat, (apalagi kalau mati total). Akibatnya, dia akan sering melakukan istighfar atau taubat dusta, sementara hatinya tertambat dengan perbuatan maksiat, dan dia tetap berazam untuk melakukannya ketika kondisi memungkinkan. Inilah penyakit hati yang paling berat dan paling dekat kepada kehancuran[8]. Dan masih banyak lagi efek negatif yang diakibatkan karena perbuatan maksiat.[9]

Terakhir sekali, hendaklah setiap diri kita mengetahui, bahwasanya perbuatan maksiat terlihat pada wajah dan ucapan para pelaku. Tidak ada satu rahasiapun yang disembunyikan, melainkan Allah akan memasang bungkusnya. Jika baik, maka baik pula (tutupnya). Dan jika jelek, maka jelek pula tutupnya. Oleh karena itu, Allah berfirman kepada NabiNya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

وَلَوْ نَشَآءُ لأَرَيْنَاكَهُمْ فَلَعَرَفْتَهُم بِسِيمَاهُمْ وَلَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ وَاللهُ يَعْلَمُ أَعْمَالَكُمْ

Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami perlihatkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu. [Muhammad/47:30].

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَن لَّن يُخْرِجَ اللهُ أَضْغَانَهُمْ

Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka. [Muhammad/47:29].

Dan diriwayatkan dari Amirul Mukminin Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Tidaklah seseorang itu menyembunyikan satu rahasiapun, kecuali Allah nampakkan pada rona wajahnya dan ucapan lisannya”.

Sebagian Salaf mengatakan: “Demi, Allah. Sungguh saya bisa mengetahui perbuatan maksiat saya dari perangai isteri saya dan mogoknya tunggangan saya”.

Waakhiru da’wanaa alhamdulillah Rabbil ‘alamin.

(Diterjemahkan dari majalah Al Ashalah, Edisi tanggal 15 Dzulhijjah 1416 H, halaman 60-64, dengan tambahan catatan kaki dan sedikit tambahan dari kitab Ad Da’ Wad Dawa’)


Footnote
[1] HR Imam Ahmad dengan sanad jayyid (baik). Lihat Ad Da’ Wad Dawa’, karya Ibnul Qayyim rahimahullah, tahqiq Syaikh Ali Hasan Al Halabi, hlm. 93
[2] HR Ahmad
[3] Terjemahan lengkapnya “Hampir-hampir umat-umat (orang-orang kafir) bersekongkol untuk mengerubuti kalian, sebagaimana orang yang telah siap menyantap makanan yang ada di nampan (piring besar).” Ditanyakan kepada Beliau,”Wahai, Rasulullah. Apakah karena jumlah kami sedikit?” Rasulullah menjawab,”Tidak! Akan tatapi kalian seperti buih yang dibawa oleh banjir. Rasa takut dicabut dari hati-hati musuh terhadap kalian, dan akan diletakkan di dalam hati kalian al wahn” Mereka bertanya,”Apakah al wahn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,”Cinta dunia dan benci kematian.”
[4] HR Abu Dawud
[5] Lihat Ad Da’ Wad Dawa’ , karya Ibnul Qayyim rahimahullah, tahqiq Syaikh Ali Hasan Al Halabi hafizhahullah, hlm. 93.
[6] Lihat Ad Da’ Wad Dawa’, karya Ibnul Qayyim rahimahullah, tahqiq Syaikh Ali Hasan Al Halaby hafizhahullah, hlm. 83.
[7] Lihat Ad Da’ Wad Dawa’, karya Ibnul Qayyim rahimahullah, tahqiq Syaikh Ali Hasan Al Halabi hafizhahullah, hlm. 92.
[8] Lihat Ad Da’ Wad Dawa’, karya Ibnul Qayyim rahimahullah, tahqiq Syaikh Ali Hasan Al Halabi hafizhahullah, hlm. 91.
[9] Bagi yang ingin mengetahui secara lebih luas, kami persilahkan membaca kitab Ad Da’ Wad Dawa’, karya Ibnul Qayyim rahimahulloh.

Membuka Aib Sendiri Setelah Sebelumnya Allah Tutup

Membuka Aib Sendiri Setelah Sebelumnya Allah Tutup

Segala puji hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi was sallam kepada istri-istri beliau dan seluruh sahabatnya Ridwanullah alaihim ajma’in.

Sudah menjadi fitrah dasar setiap insan yang jiwanya masih lurus/hanif, bahwa setiap orang enggan aibnya dibuka oleh orang lain. Namun manusia dengan segala bentuk kedzolimannya pada diri-diri mereka sendiri tak jarang melakukan sebuah perbuatan yang sebenarnya tidak ia sukai apabila fitrahnya masih bersih dari noda dosa-dosa. Maka benarlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langitbumi dan gununggunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzolim dan amat bodoh”. (QS. Al Ahzab [33] : 72).

Penulis Tafsir Jalalain menafsirkan yang dimakasu dengan amanah (الْأَمَانَةَ) dalam ayat di atas adalah “(semisal) Sholat-sholat dan kewajiban lainnya yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan mendapatkan dosa/hukuman”[1].

Bahkan Allah Azza wa Jalla menyifati manusia dengan sebuah sifat mendzolimi dirinya sendiri sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. (QS. Al Baqoroh [2] : 57).

Diantara kedzoliman dan kebodohan manusia terhadap dirinya sendiri adalah ia membuka aibnya padahal sebelumnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menutupnya. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Al Bukhori dan Muslim dalam kitab shohih keduanya,

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنِ عَبْدِ اللهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ

: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ ( كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهِرِةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِالْلَيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهَ اللهُ فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وُيُصْبِحُ يَكْشِفُ سَتَرَ اللهُ عَنْهُ)

Telah mengabarkan kepada kami Abdul ‘Aziz bin Abdullah, telah mengabarkan kepada kami Ibrohim bin Sa’d dari anak saudaraku Ibnu Syihab dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah, dia mengatakan, “Aku mendengar Abu Huroiroh mengatakan, “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap ummatku akan mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla kecuali al Mujaahiriin yaitu semisal ada seorang laki-laki yang mengerjakan sebuah perbuatan (buruk –ed.) pada malam hari kemudian ia menjumpai waktu subuh dan Allah telah menutupi aibnya (berupa perbuatan buruk – ed.). Lalu laki-laki tersebut mengatakan, “Wahai Fulan, aku telah mengerjakan sebuah perbuatan buruk/jelek ini dan itu”. “Maka itulah orang yang malamnya Allah telah menutup aibnya lalu ia membuka aibnya sendiri di waktu subuh (keesokan harinya –ed.)”[2].

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan,

“Al Mujaahiriin adalah orang-orang yang menunjukkan bahwa ia telah berbuat maksiat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Orang-orang ini terbagi menjadi dua golongan :

[1]. Orang yang melakukan perbuatan maksiat dan ia menunjukkan perbuatannya tersebut dihadapan manusia dan manusia yang lain pun melihatnya. Yang demikian ini tidaklah kita ragukan lagi bahwa mereka termasuk golongan Al Mujaahiriin dan tidak akan mendapat ampunan dari Allah ‘Azza wa Jalla.

[2]. Orang yang melakukan perbuatan maksiat secara sembunyi-sembunyi missal di waktu malam kemudian Allah menutup aibnya tersebut, atau seseorang yang melakukan maksiat di rumahnya sendiri kemudian Allah menutup aibnya tersebut sehingga manusia lainnya tidak dapat melihatnya sehingga seandainya ia bertaubat kepada Allah maka jelas hal itu akan baik baginya. Namun ketika ia menemui hari berikutnya dan bertemu dengan orang lain dia mengatakan, “Aku telah melakukan perbuatan maksiat ini dan itu” maka orang yang demikian ini termasuk orang yang tidak akan dimaafkan Allah Subhana wa Ta’ala dosa-dosanya. Orang ini termasuk Al Mujaahirin padahal sebelumnya telah Allah tutup aibnya.

Hal di atas tidaklah muncul melainkan karena dua sebab :

[1]. Dia menceritakannya karena lupa dan tidak sengaja sehingga ia menceritakan keburukannya itu dengan hati yang tidak berniat dengan niat yang buruk (semisal ingin berbangga bangga dengan maksiatnya –ed.).

[2]. Dia menceritakannya karena ingin membanggakan perbuatan maksiatnya sehingga ketika ia menceritakannya dengan semangat (dia merasa) seolah-olah ia telah mendapatkan ghonimah (harta rampasan perang) maka jenis ini adalah jenis yang paling buruk diantara dua penyebab di atas”[3].

Bahkan kita katakana bahwa orang yang termasuk al Mujaahiriin ini mendapatkan ancaman khusus dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,

وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barangsiapa yang menunjukkan dalam islam sebuah jalan keburukan (menjadi contoh buruk) maka baginya dosa perbuatannya tersebut dan dosa orang-orang yang mengikuti perbuatannya setelahnya tanpa dikurangi sedikit pun”[4].

Maka cukuplah dua ancaman besar ini membuat kita jera untuk menceritakan keburukan-keburukan kita yang telah ditutupi oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Mudah-mudahan kita tidak temasuk orang-orang yang Al Mujaahiriin. Amin

Sigambal,

Selepas Isya,

17 Shafar 1433 H/ 11 Januari 2012 M

Aditya Budiman bin Usman


[1] Lihat Tafsir Jalalin oleh Jalaluddin Al Mahalliy dan Jalaluddin As Suyuthiy dengan tahqiq Shofiyurrohman Al Mubarokfuriy hal. 15 terbitan Darus Salam, Riyadh, KSA

[2][2] HR. Bukhori no. 6069 dan Muslim no. 2990.

[3][3] Diringkas dari Kitab Syarh Riyadhus Sholihin oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin hal. 120-121/II terbitan Darul Aqidah, Kairo, Mesir.

[4] HR. Muslim no. 1017.

Lihat Kebaikannya Jangan Kekurangannya

Lihat Kebaikannya Jangan Kekurangannya 

Dalam kehidupan rumah tangga, seringkali harapan tidak sesuai kenyataan. Ketika awal menikah, cinta begitu menggebu. Impian begitu ideal atau seringkali kekurangan tidak menjadi pertimbangan. Namun setelah menikah, kita akan menemui persoalan-persoalan dalam rumah tangga yang memerlukan solusi atau penyelesaian.

Persoalan ini sangat beragam. Mulai dari persoalan ekonomi, keluarga besar, sampai anak-anak. Ketika kehidupan menemui persoalannya, saat itulah pikiran mulai teralihkan. Dari rasa cinta yang awalnya begitu bergairah akhirnya beralih menjadi memikirkan masalah. Akhirnya perasaan ini pudar.

Pada saat masalah tidak terselesaikan, yang timbul akhirnya kekecewaan. Awalnya melihat melihat istri begitu cantik, sekarang kok menjadi kelihatan tua. Awalnya melihat suami tampan dan romantis, sekarang jadi begitu menyebalkan. Jadi seolah-olah pasangan tidak sesuai keinginan. Padahal sejak awal itulah pilihannya. Ketika mau menikah masing-masing bisa menerima kekurangan. Kenapa sudah menikah jadi berat dan selalu ingin mengeluh? Mengapa ini bisa terjadi?

Ini bisa terjadi ketika pernikahan hanya dilandasi rasa cinta karena naluri semata. Biasanya begitu bergairah dan menggebu-gebu serta biasanya memang hanya distimulasi dengan fakta-fakta indah saja. Begitu ketemu fakta yang tidak indah, langsung cintanya memudar. Beda bila pernikahan itu dilandasi oleh komitmen pada suatu nilai. Komitmen ini bisa komitmen moral seperti dalam rangka menghormati orang tua ataupun komitmen pendidikan anak. Tetapi komitmen yang paling tinggi atau yang terkuat adalah komitmen karena agama.

Memang komitmen moral bisa menjadi perekat, tetapi yang paling kuat adalah komitmen agama. Ali bin Abi Thalib –radhiyall?hu ‘anhu– ketika menjawab orang yang meminta pertimbangan kepadanya dengan nasihat, sebagaimana yang dituturkan oleh Hasan, “Nikahkanlah ia dengan orang yang bertaqwa kepada Allah. Sebab jika lelaki itu mencintainya, ia pasti memuliakannya. Dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak akan berbuat zhalim kepadanya.

“Kurang” itu Bawaan Setiap Orang

Kurang artinya tidak cukup. Namanya saja kurang, tak ada orang yang mau, karena ia tidak sesuai dengan harapan yang biasanya melahirkan masalah. Namun, sesuatu yang kurang ini justru ada pada setiap orang, termasuk pasangan Anda, bahkan Anda pun tak terkecualikan darinya.

Anggaplah kekurangan pasangan itu melahirkan persoalan, akan tetapi bukankah ia juga memiliki kebaikan-kebaikan? Dan secara umum, kebaikannya lebih besar dan lebih banyak. Karena itu Anda jangan melulu memandang dengan mata marah dan kesal, karena lumrah dalam kondisi marah dan kesal, yang terlihat di depan mata adalah keburukan.

Imam asy-Syafi’i berkata: “Mata kerelaan itu buta terhadap segala aib sebagaimana mata kebencian membuka keburukan.”

Al Qur’an mengajak melihat dua sisi, kelebihan dan kekurangan secara berimbang, dalam konteks perceraian yang biasanya terjadi dalam kondisi benci, ayat Al Qur’an memerintahkan untuk tidak melupakan keutamaan di antara pasangan. Firman Allah Jalla Jalaaluhu,

Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (al-Baqarah: 237)

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda:

“Hendaklah seorang mukmin tidak membenci seorang mukminah, jika dia tidak menyukai perangainya niscaa dia menyukai yang lain.” (Riwayat Muslim).

Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina

Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina 

Seiring dengan lunturnya rasa takut kepada Allah Azza wa Jalla , dan tergadaikannya kehormatan diri dengan rayuan gombal. Sejalan dengan pudarnya tanggung jawab orang tua atas pendidikan putra dan putrinya, permasalahan semacam ini kian kerap dipertanyakan. Banyak orang beranggapan bahwa semua permasalahan akan terselesaikan, rasa malu akan segera terlupakan bila wanita yang berzina hingga hamil dinikahkan dengan lelaki hidung belang yang menzinainya.

Agar kabut yang menyelimuti pandangan banyak orang tersebut tersingkap, bersama ini saya mengajak pembaca untuk bersama-sama mengkaji hukum permasalahan ini. Dengan harapan, kita semua dapat menyadari betapa besar sebenarnya kerusakan yang telah terjadi, sehingga tumbuh kesadaran akan pentingnya menjaga kesucian diri dan keluarga kita.

Para Ulama sejak dahulu kala telah berselisih pendapat tentang hukum menikahi wanita yang sedang hamil dari perzinaan.

Pendapat Pertama : Tidak sah bagi siapapun untuk menikahi wanita yang sedang hamil dari perzinaan hingga ia melahirkan anak yang ia kandung.
Ini adalah pendapat madzhab Maliki dan Hambali[1] Dasar argumentasi mereka, beberapa dalil, diantaranya:

Dalil kesatu : Firman Allah Azza wa Jalla :

          الزَّانِي لا يَنكِحُ إلاَّ زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لاَ يَنكِحُهَا إِلاَّ زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

Lelaki yang berzina tidak menikahi melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh lelaki yang berzina atau lelaki yang musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang beriman.[an-Nûr/24:3].

Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan makna ayat ini sebagai berikut: “Bila lelaki yang rela menikahi wanita yang berzina lagi belum bertaubat dari perbuatan zinanya itu tidak mengimani bahwa tindakannya itu adalah haram, maka ia telah menjadi seorang musyrik. Dan bila ia percaya bahwa perbuatannya itu adalah haram, maka ia dianggap sebagai seorang pezina”[2]

Penjelasan ini dikuatkan oleh sabab nuzûlil âyah (sebab diturunkannya ayat ini). Firman Allah Azza wa Jalla tersebut turun karena Sahabat bernama Martsad bin Abi Martsad al-Ghunawi Radhiyallahu anhu meminta idzin Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menikahi seorang wanita pelacur bernama ‘Anâq. Mendengar permintaan ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terdiam, lalu diturunkanlah ayat di atas kepada beliau. Selanjutnya, beliau n bersabda kepada Sahabat Martsad al- Ghunawi Radhiyallahu anhu : “Janganlah engkau menikahinya.” [HR. Abu Dâwud dan an-Nasâ’i dan dishahîhkan oleh al Albâni]

Para Ulama’ Ushul Fiqih menyatakan: “Bila suatu kejadian menjadi penyebab turunnya suatu ayat, maka kejadian itu dan kejadian yang berada dalam konteks yang sama pasti tercakup oleh kandungan ayat tersebut.([3])

Walau demikian, tetap saja penggunaan ayat di atas sebagai dalil pengharaman dalam masalah ini kurang dapat diterima, karena tiga hal:

Menurut ‘Abdullah bin ‘Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa yang dimaksud dengan kata “nikah” pada ayat ini adalah jima’, bukan akad nikah. Beliau berkata:


أَمَا إِنَّهُ لَيْسَ بِالنِّكَاحِ وَلَكِنَّهُ الْجِمَاعُ لاَ يَزْنِى بِهَا إِلاَّ زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ.

“Ketahuilah bahwa yang dimaksud dengan kata “nikah” pada ayat ini bukanlah akad pernikahan. Akan tetapi yang dimaksud adalah jima (persetubuhan), tidaklah ada yang sudi melayani kehendak wanita pezina melainkan sesama lelaki pezina atau orang musyrik“.  [Riwayat at Thabari, Ibnu Abi Syaibah, al-Baihaqi dan dishahîhkan Ibnu Katsîr dan as-Syinqîthi][4]

Pada ayat ini pula dinyatakan bahwa wanita pezina tidaklah dinikahi melainkan oleh sesama pezina atau lelaki musyrik. Bila kata pernikahan pada ayat ini ditafsiri dengan akad nikah, maka bertentangan dengan firman Allah:


وَلاَ تُنكِحُواْ الْمُشِرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُواْ

“Dan janganlah kamu menikahkan lelaki musyrikin (dengan wanita-wanita mukminah) sebelum mereka beriman,” [Al Baqarah/2: 221]


Para ulama telah berijma’ bahwa wanita muslimah tidak halal untuk dinikahkan dengan lelaki musyrik/kafir.([5])

Penafsiran mereka ini tidak dapat diterima juga, karena konsekuensi pendapat tersebut mengharuskan kita untuk mengatakan bahwa lelaki yang menikahi wanita pezina harus didera atau dirajam, sebab dalam ayat ini ia dinyatakan sebagai pezina. Padahal ulama’ telah bersepakat bahwa lelaki yang menikahi wanita pezina tidak wajib untuk didera atau dirajam, hanya karena menikahi wanita tersebut.([6])
Dalil kedua : Keumuman firman Allah Ta’ala :

وَأُوْلاتُ الأحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَن يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ

Dan wanita-wanita yang hamil, masa ‘iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.” [At Thalaq/65: 4].

Syaikh Muhammad al-Amîn as-Syinqîthy rahimahullah berkata: “Tidak ada yang diperkecualikan dari keumuman ayat ini selain masalah yang benar-benar telah diperkecualikan oleh suatu dalil yang dapat diamalkan. Dengan demikian, tidak boleh menikahi wanita hamil hingga selesai masa ‘iddahnya. Dan Allah Azza wa Jalla telah menegaskan, masa iddah wanita-wanita hamil adalah hingga mereka melahirkan kandungannya. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan keumuman ini, dan tidak boleh mengecualikan suatu permasalahan kecuali yang benar-benar dikecualikan oleh dalil dari al-Qur’ân atau Hadits.”[7]

Dalil ketiga: Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

(لا يَحِلُّ لامْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ يَسْقِيَ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ). رواه احمد وأبو داود وحسنه الألباني

Tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir untuk menyiramkan air (maninya-pen) ke tanaman (janin-pen) orang lain” [HR Ahmad, Abu Dawud, dan dihasankan oleh al-Albâni]

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Keumuman hadits ini mencakup janin yang baik ataupun janin yang tercipta dari perzinaan. Kewajiban seseorang untuk menjaga air (mani-nya) agar tidak bercampur dengan janin hasil perzinaan itu lebih utama dibanding kewajiban menjaga (nasab) janin yang merupakan hasil perzinaan agar tidak tercampuri air mani yang baik. Sebagaimana kehamilan wanita pezina tidak terhormat, demikian juga halnya dengan janin yang tercipta dari air mani lelaki pezina. Akan tetapi, air mani lelaki yang hendak menikahi wanita pezina tersebut adalah air mani yang terhormat, sehingga wajib dijaga agar tidak tercampur dengan hasil perzinaan.”[8]

Walau demikian, penggunaan hadits ini sebagai dalil  dalam argumentasi disanggah oleh ulama’ kelompok kedua dengan berkata, “Bahwa hadits ini hanya berlaku pada wanita-wanita hamil yang kehamilannya terhormat; agar tidak terjadi percampuran nasab. Sedangkan janin yang ada dalam kandungan wanita hamil dari perzinaan tidak memliki nasab, sehingga larangan tersebut tidak berlaku.[9]

Akan tetapi sanggahan ini kurang berdasar, sebab hadits ini bersifat umum, tidak membedakan antara kehamilan yang terhormat dari kehamilan dari hasil perzinaan.

Pendapat Kedua: Dimakruhkan untuk menikahi wanita hamil dari hasil perzinaan.
Ini adalah pendapat yang dianut dalam Mazdhab Syafi’i dan Hanafi.[10]  Pendapat ini berlandaskan beberapa dalil, diantaranya:

Dalil pertama: Setelah Allah Azza wa Jalla memerinci wanita-wanita yang haram untuk dinikahi, Allah Azza wa Jalla menegaskan:

          وَأُحِلَّ لَكُم مَّا وَرَاء ذَلِكُمْ

Dan dihalalkan bagi kalian wanita-wanita yang selain demikian.[an-Nisâ’/4:24].

Keumuman ayat ini mencakup wanita yang hamil dari perzinaan. Sementara itu tidak ada yang mengecualikannya dari keumuman ayat ini.

Keumuman ayat ini juga selaras dengan keumuman ayat:

وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ    

Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (belum menikah) dari kamu [an-Nûr/24:32].[11]

Dalil kedua: Kehamilan wanita dari perzinaan adalah kehamilan yang tidak terhormat dan tidak wajib dijaga kehormatannya. Maka, tidak ada konsekuensi hukum yang terlahir dari kehamilan yang haram tersebut. Oleh karena itu, janin wanita tersebut tidak dinasabkan kepada lelaki yang menzinainya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

          الوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلعَاهِرِ الحَجَرُ

Setiap anak hanyalah dinasabkan kepada pemilik ranjang (suami ibu kandung janin tersebut-pen). Sedangkan pezina tidaklah berhak mendapatkan sesuatu selain bebatuan.” [Muttafaqun ‘alaih][12]


Demikianlah dua pendapat Ulama beserta dalil-dalilnya tentang permasalahan ini. Dan bila kita merenungkan lebih detail, maka kita akan mendapatkan bahwa pendapat pertama lebih kuat, dikarenakan beberapa hal berikut:

Dalil kedua dan ketiga yang diutarakan oleh kalangan yang memegangi pendapat pertama cukup kuat, dan sanggahan yang diutarakan oleh kalangan yang memegangi pendapat kedua kurang memiliki dasar yang jelas lagi kuat.
Banyak dari Ulama ahli Ushul Fiqih yang menjelaskan bahwa pendapat yang paling kuat bila terjadi pertentangan antara dalil yang menghalalkan dengan dalil yang mengharamkan, maka dalil yang mengharamkan lebih didahulukan.[13]
Menikahi wanita hamil dapat menjadi penyebab kaburnya nasab anak yang dikandung oleh wanita tersebut, terutama bila umur kehamilan dari perzinaan tersebut masih muda. Sudah barang tentu ini adalah suatu kerusakan besar, yang harus diantisipasi sedapat mungkin. Betapa tidak, bila nasab seseorang telah tidak jelas, maka akan banyak permasalahan yang menjadi buntutnya. Dimulai dari, siapa sajakah yang menjadi mahram anak hasil perzinaan tersebut, siapakah ahli warisnya, dan siapakah yang berhak menjadi wali pernikahannya, bila itu ternyata adalah wanita?.
Agar kita semua semakin menyadari akan betapa besar bahaya yang mengancam bila nasab seseorang tidak jelas, maka saya mengajak pembaca untuk bersama-sama merenungkan hadits berikut:

         مَنِ انْتَسَبَ إِلىَ غَيرِ أَبِيهِ أَوْ تَوَلَّى غَيْرَ مَوَالِيهِ، فَعَلَيهَ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Barang siapa menasabkan dirinya kepada selain ayahnya sendiri, atau mengaku sebagai budak milik orang lain selain majikannya, maka ia mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia [HR. Ibnu Mâjah dan dishahîhkan oleh al-Albâni].

Dan pada hadits lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنِ ادَّعَى إلى غَيْرِ أَبِيْهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيْهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ

Barang siapa menasabkan dirinya kepada selain ayahnya, padahal menyadari bahwa orang tersebut bukan ayahnya, maka haram baginya untuk masuk  surga. [Muttafaqun ‘alaih]

Penutup
Semoga pemaparan singkat tentang masalah ini, menjadi penggugah keimanan dan kesadaran kita semua untuk menanggulangi dan memupus sejak dini setiap tunas perzinaan. Dan semoga Allah Azza wa Jalla mensucikan jiwa kita, dan melindungi diri kita, keluarga serta masyarakat kita dari noda dan benih-perbuatan keji ini.

Wallahu Ta’ala a’alam 


Footnote
[1] Baca al-Mughni, Ibnu Qudâmah (9/561), Majmu’ Fatâwa, Ibnu Taimiyyah (32/110), al-Fatâwa al-Kubra, Ibnu Taimiyyah, al-Furû, Ibnu Muflih (3/50-51), Zâdul  Ma’âd, Ibnul Qayyim (5/95)
[2]  Majmu’ Fatâwa, Ibnu Taimiyyah (32/116-117), dan Zâdul Ma’âd, Ibnul Qayyim (5/104)
[3]  al-Mustashfa, al-Ghazali (2/88). Silahkan baca Majmu’ Fatâwa, Ibnu Taimiyyah (32/113)
[4] Baca Tafsir Ibnu Katsir 6/9, dan Adhwâul Bayân, as-Syinqithi (6/83)
[5] Adhwâul Bayân, as-Syinqithi (6/89)
[6] Adhwâul Bayân, as-Syinqithi (6/85)
[7] Adhwâul Bayân, as-Syinqithi (6/93)
[8] Zâdul Ma’âd oleh Ibnul Qayyim 5/645.
[9] Fathul Qadîr, Ibnul Humâm (2/243), Fatâwa al-Haitsami (4/93-94)
[10] Silahkan baca Badâ’ius Shanâi’I, al-Kâsâni al-Hanafi (2/269), Fathul Qadîr oleh Ibnul Humam al-Hanafi (3/243), al-Muhadzdzab, asy-Syairâzi (2/45), Raudhatut Thâlibin, an-Nawâwi (8/375), Fatâwa al-Haitsami (4/93-94), Nihâyatul Muhtâj, ar-Ramli (7/128)
[11] Fathul Qadîr,, Ibnul Humâm (3/242), dan  Adhwâul Bayân, as-Syinqithi (6/81)
[12] Fathul Qadîr, Ibnul Humâm (3/243), Fatâwa al-Haitsami (4/93-94).
[13] Raudhatun Nâzhir, Ibnu Qudâmah (2/400), Raf’ul Malâm, Ibnu Taimiyyah (52), Irsyâdul Fuhûl, asy-Syaukâni (2/390).

Kunci Pertolongan Alloh, Ketika Susah

Kunci Pertolongan Alloh, Ketika Susah

Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata:

فَمَنِ اتقَى اللهَ وَحَفِظَ حُدُودَهُ وَرَاعَى حُقُوقَهُ فِي حَالِ رَخَائِهِ عَرَفَهُ اللهَ فِي شِدَّتِهِ وَرَعَى لَهُ تعرفه السابق،

“Barangsiapa menjaga muamalah (hubungan) yang baik dengan Allah ketika sehat, muda, dan kuat, maka Allah akan memperlakukannya dengan kelembutan dan pertolongan ketika dia dalam keadaan susah.” (Al-Fawakihu asy-Syahiyyah, hlm. 139)

Mukmin yang bertakwa akan senantiasa menjalankan ketaatan dalam kondisi lapang maupun susah dalam sepanjang hidupnya sehingga hidupnya akan tenang dan bahagia. Menjaga adab-adab mulia kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan bersemangat beribadah ketika badan sehat saat usia muda, maka ini adalah amaliah yang dicintai Allah Ta’ala. Betapa banyak orang yang semasa fisik masih prima dan segar bugar, justru kekuatannya dipergunakan untuk berbuat maksiat. Mukmin yang senantiasa dekat dengan Allah Ta’ala dan menjaga syariat Islam, maka Allah akan memberikan penjagaan sempurna dari tipu daya setan, serta akan mengukuhkan imannya tatkala dalam situasi sempit dan menolongnya dari berbagai kesusahan hidup.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ

Jagalah (batas-batas) Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. At-Tirmidzi No. 2516) hadis shahih lihat Shahihul Jami’ No.7957

Hidup orang mukmin yang bertakwa akan selalu terhibur meskipun ujian demi ujian silih berganti, karena mereka yakin Allah Ta’ala adalah Maha Penjaga dan Penolong yang sesungguhnya. Kesusahan yang dialami justru membuatnya semakin mendekat pada Allah Ta’ala dan semakin memperbagus amalan hati dan anggota badan. Bukankah orang yang terbiasa melalui kesulitan dan kesusahan akan menjadi pribadi yang tegar, kuat, dan dewasa? Mereka yakin bahwa setelah kesulitan ada kemudahan.

Di antara kunci pembuka pertolongan Allah adalah dirinya senantiasa memperkuat perisai iman, menapaki jalan yang dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mengandalkan pertolongan pada Allah Ta’ala kemudian berikhtiar dengan benar dan tidak melanggar syariat ketika hidupnya diuji dengan kesusahan, seperti kemiskinan, sakit, perangai kurang baik dari pasangan, anak yang susah diatur, dan sebagainya yang membuatnya menderita lahir batin. Inilah romantika dunia, maka optimislah bahwa jalan keluar itu dekat karena Allah Ta’ala menguji hamba sesuai kemampuannya.

Dan mukmin yang percaya pada takdir Allah ‘Azza wa Jalla tentunya akan banyak memohon agar dimudahkan menjalani ujian dan lebih ikhlas dengan mengadu pada-Nya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dia (Ya’qub) menjawab: “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.Yusuf: 86)

Kemudian kunci pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla berikutnya yang tidak boleh ditinggalkan adalah sabar dan shalat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)

Orang yang senantiasa menjaga shalatnya dan menjalankannya sesuai petunjuk Islam, niscaya hatinya jauh dari kesusahan dan perasaan gundah. Bahkan, kesusahan yang di awalnya begitu menghimpit hidupnya akan ada solusinya dengan pertolongan Allah Ta’ala.

Selanjutnya kunci pertolongan Allah yang lainnya adalah selayaknya seorang mukmin menolong saudara sesama muslim dalam kebajikan.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berwasiat:

وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

“Dan Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya…” (HR. Muslim no. 2699)

Bagi yang dimudahkan rezeki berupa harta, saatnya memperbanyak sedekah kepada orang-orang lemah, penuntut ilmu syar’i, anak yatim, janda, dan orang-orang yang membutuhkan agar Allah Ta’ala menolongnya dan mempermudah urusan dunia serta akhiratnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ؟

“Bukankah kalian diberikan pertolongan dan diberikan rezeki dengan sebab (doa) orang-orang lemah diantara kalian?” (HR. Al-Bukhari no. 2896)

Sejatinya banyak sekali perkara-perkara yang akan mendatangkan pertolongan Allah ‘Azza wa Jalla yang intinya adalah seorang hamba mengaplikasikan peribadatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, baik dengan menerapkan aqidah yang lurus, beramal shalih, berhias dengan akhlak mulia, dan selalu berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla untuk kebaikan dirinya dan sesama muslim di dunia dan akhirat.

Inilah dahsyatnya pengaruh doa yang ikhlas untuk kebaikan saudaranya, maka ia pun akan mendapat manfaat kebaikan serupa. Yakinlah bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menyia-nyiakan amal shalih seorang hamba yang beriman dan ikhlas menjalani kehidupan yang digariskan Allah ‘Azza wa Jalla, maka berbuat baiklah karena-Nya.

Semoga Allah mengumpulkan kita di jannah yang penuh kenikmatan. Aamiin.

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Referensi:

1. Kiat-kiat Islam Mengatasi Kemiskinan, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka at-Takwa, Bogor 2015.

2. Kiat Sukses Mendidik Anak (Terjemah), Muhammad bin Jamil Zainu, Pustaka al-Haura, Yogyakarta, 2009.