Cara Melawan Bisikan Setan dalam Hati

Cara Melawan Bisikan Setan dalam Hati

Saya dahulu melakukan banyak maksiat, kemudian saya ingin melakukan perbaikan pd diri saya, dan mulai membenahi diri, namun akhir2 ini saya selalu merasakan was was seperti bisikan bisikan, akan tetapi saya merasa itu seperti hati saya yg berbicara, namun sebagian hati saya merasa membenci dan tak menginginkannya, bisikan itu adalah, mencela Allah dan RasulNya, apakah ini was was syaithon atau apa? Bgmn cara mengatasinya? Saya selalu merasa takut bahwa saya melakukan kekufuran ini, sehingga membuat saya menderita karenanya. Terima kasih atas jawaban dan perhatian Ustadz Jawaban: Ketika iblis di usir oleh Allah, dia bersumpah akan menggoda manusia dari segala arah.

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ( ) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al-A’raf: 16 – 17)

Tak ketinggalan, godaan dalam bentuk bisikan hati untuk mengucapkan kalimat kekufuran. Ini tidak hanya terjadi pada mukmin yang awam, bahkan semacam ini terjadi pada diri para sahabat.

Syaikhul Islam mengatakan,

وكثيرا ما تعرض للمؤمن شعبة من شعب النفاق ثم يتوب الله عليه . وقد يرد على قلبه بعض ما يوجب النفاق ويدفعه الله عنه . والمؤمن يبتلى بوساوس الشيطان وبوساوس الكفر التي يضيق بها صدره

Seringkali muncul dalam diri orang mukmin, salah satu diantara cabang kemunafikan, kemudian dia bertaubat kepada Allah. Terkadang terlintas dalam hati orang mukmin, kalimat kemunafikan, dan Allah menghilangkannya darinya. Orang mukmin diuji dengan was-was setan, bisikan kekufuran yang membuat sempit hatinya.

Kemudian Syaikhul Islam menyebutkan riwayat dari para sahabat,

كما قال الصحابة : يا رسول الله إن أحدنا ليجد في نفسه ما لئن يخر من السماء إلى الأرض أحب إليه من أن يتكلم به فقال « ذلك صريح الإيمان »

Sebagaimana yang diutarakan para sahabat, ‘Wahai Rasulullah, kami terkadang menjumpai lintasan pikiran pada diri kami, andaikan kami dijatuhkan dari langit, lebih kami sukai dari pada mengungkapkan lintasan pikiran itu.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkomentar, “Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132, Abu Daud 5111, dan yang lainnya).

أي حصول هذا الوسواس مع هذه الكراهة العظيمة ، ودفعه عن القلب ، وهو من صريح الإيمان

“Maksudnya, munculnya bisikan semacam ini, padahal para sahabat sangat membencinya, dan berusaha menghilangkannya dari hati mereka, merupakan bukti adanya iman.

[Kitab Al-Iman 238, dinukil dari Kitab Tauhid Dr. Sholeh Fauzan, hlm. 25].

Ulama Sepakat, ini Bukan Kekufuran

An-Nawawi dalam karyanya, Al-Azkar, mengatakan,

الخواطر وحديث النفس إذا لم يستقر ويستمر عليه صاحبه فمعفو عنه باتفاق العلماء، لأنه لا اختيار له في وقوعه ولا طريق له إلى الانفكاك عنه

Lintasan pikiran dan bisikan hati, jika tidak mengendap dan tidak keterusan berada dalam diri pelakunya, hukumnya dimaafkan, dengan sepakat ulama. Karena munculnya kejadian ini di luar pilihan darinya. Sementara tidak ada celah baginya untuk menghindarinya.

An-Nawawi melanjutkan,

وهذا هو المراد بما ثبتَ في الصحيح عن رسول الله (صلى الله عليه وسلم) أنه قال: ” إنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي ما حَدَّثَتْ بِهِ أنْفُسَها ما لَمْ تَتَكَلَّم بِهِ أوْ تَعْمَلْ “. قال العلماء: المراد به الخواطر التي لا تستقرّ.

Inilah makna dari hadis shahih, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لأُمَّتِي ما حَدَّثَتْ بِهِ أنْفُسَها ما لَمْ تَتَكَلَّم بِهِ أوْ تَعْمَلْ

Sesungguhnya Allah mengampuni untuk umatku terhadap apa yang terlintas dalam hatinya, selama tidak diucapkan atau dikerjakan. (HR. Muslim 127).

Para ulama mengatakan, ‘Maksud hadis adalah lintasan pikiran yang tidak menetap dalam hati.

An-Nawawi melanjutkan,

قالوا: وسواءٌ كان ذلك الخاطِرُ غِيبة أو كفراً أو غيرَه، فمن خطرَ له الكفرُ مجرّد خَطَرٍ من غير تعمّدٍ لتحصيله، ثم صَرفه في الحال، فليس بكافر، ولا شئ عليه.

Para ulama mengatakan, baik bisikan itu berupa ghibah, atau kekufuran, atau yang lainnya. Siapa yang terlintas dalam hatinya kekufuran, dan hanya sebatas lintasan tanpa sengaja muncul, kemudian segera dia hilangkan, maka dia tidak kafir, dan tidak bersalah sedikitpun.

[Al-Azkar An-Nawawi, hlm. 345].

Apa Yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Lintasan Kekufuran?

Pertama, jangan sampai diucapkan atau dipraktekkan

Demikialah sikap sahabat, sebagaimana diceritakan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah datang beberapa orang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka mengatakan,

إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ يَتَكَلَّمَ بِه، قَالَ: «وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟» قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «ذَاكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ»

‘Kami menjumpai dalam diri kami lintasan yang sangat berat bagi kami untuk mengucapkannya.’ Beliau bertanya kepada mereka, “Benar kalian menjumpai perasaan itu?” ‘’Itu bukti adanya iman.” (HR. Muslim 132).

An-Nawawi menjelaskan,

معناه: استعظامكم الكلام به هو صريح الإيمان، فإن استعظام هذا وشدة الخوف منه ومن النطق به، فضلاً عن اعتقاده إنما يكون لمن استكمل الإيمان استكمالاً محققاً وانتفت عنه الريبة والشكوك

Makna hadis, kalian merasa berat untuk mengucapkannya merupakan butk adanya iman. Karena dia merasa berat mengucapkan kalimat semacam ini, disertai perasaan sangat takut untuk mengucapkannya. Lebih-lebih dia dia yakini. Sikap semacam ini hanya ada pada orang yang imannya kokoh dan teruji, sehingga hilang darinya segala keraguan dan bimbang. (Syarh Shahih Muslim, 2/154).

Kedua, segera minta perlindungan kepada Allah dari godaan setan (baca ta’awudz)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ

Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) .

Ketiga, jangan digubris

Barangkali inilah senjata paling ampuh untuk melawan was-was setan. Tidak mempedulikannya dan tidak menggubrisnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا، مَنْ خَلَقَ كَذَا، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ

Setan mendatangi kalian dan membisikkan: ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ sampai akhirnya dia membisikkan, ‘Siapa yang menciptakan Tuhanmu?’ jika sudah demikian, segeralah minta perlindungan kepada Allah, dan berhenti (tidak memikirkannya). (HR. Bukhari 3276 dan Muslim 134) .

Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan,

أي عن الاسترسال معه في ذلك، بل يلجأ إلى الله في دفعه ويعلم أنه يريد إفساد دينه وعقله بهذه الوسوسة، فينبغي أن يجتهد في دفعها بالاشتغال بغيرها

“Maksudnya, berhenti tidak terus menerus memikirkan lintasan pikiran itu. Namun dia pasrahkan kepada Allah untuk menghilangkannya. Dan dia sadari bahwa setan hendak merusak agama dan pikirannya dengan bisikan semacam ini. sehingga selayaknya dia berusaha menghilangkannya dengan menyibukkan diri memikirkan yang lainnya. (Fathul Bari, 6/340)

An-Nawawi juga memberikan penjelasan yang semakna,

معناه الإعراض عن هذا الخاطر الباطل والالتجاء إلى الله تعالى في إذهابه

Maknanya, berpaling, tidak gubris dengan lintasan pikiran yang batil ini, dan pasrah kepada Allah untuk menghilangkannya.

Selanjutnya, An-Nawawi membawakan nasehat, dengan mengutip keterangan Al-Maziri,

قال الإمام المازري رحمه الله ظاهر الحديث أنه صلى الله عليه وسلم أمرهم أن يدفعوا الخواطر بالإعراض عنها والرد لها من غير استدلال ولا نظر في إبطالها

Al-Imam Al-Maziri rahimahullah mengatakan,

“Zahir hadis menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk menghilangkan lintasan pikiran itu dengan berpaling dan tidak digubris, tanpa mencari-cari dalil atau merenungkan bantahan untuk menilai salahnya lintasan itu.”

Dan benar apa beliau nasehatkan. Lintasan kekufuran semacam ini hanya permainan setan, sehingga buat apa menghabiskan waktu dengan mencari dalil atau ayat Al-Quran atau hadis untuk membantahnya. Lebih dari itu, ini bukan termasuk kekufuran, sehingga tidak perlu terlalu dipikirkan.

Berita-berita Gaib dalam Al-Quran

Berita-berita Gaib dalam Al-Quran

Sekarang kita akan membicarakan berita-berita gaib di dalam Al-Quran. Ada beberapa jenis berita gaib dalam Al-Quran, yaitu:

Pertama, pengetahuan tentang Allah Swt, nama-nama-Nya, kitab-kitab-Nya, berita tentang makhluk-makhluk ruhaniah, seperti malaikat dan jin, berita tentang kehidupan sesudah mati di alam barzakh, kehidupan ruh sebelum dibangkitkan, surga dan neraka. Itu semua berita-berita gaib yang disampaikan oleh Al-Quran yang tidak bisa di-idrak oleh panca indera. Tapi menurut Al-Quran dan dalam kehidupan para rasul, makhluk-makhluk itu mempunyai hubungan dengan alam yang hadir ini. Hanya saja, karena kehidupan kita yang sangat materialistis dan menyingkirkan fenomena-fenomena non-empiris dalam kehidupan kita, maka hubungan kita dengan yang gaib itu seakan-akan ter-putus.

Padahal, menurut Islam, malaikat itu masih terus berhubungan dengan kita semua. Dalam Al-Quran disebutkan, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Tuhan kami adalah Allah, lalu mereka beristiqamah, akan turun kepada mereka malaikat (yang berkata kepada mereka): Janganlah kalian takut dan jangan bersedih, dan gembiralah dengan surga yang telah dijanji­kan untuk kalian. Kami adalah sahabat-sahabat kalian dalam kehid­upan dunia dan akhirat nanti. Kelak di surga itu kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan, dan di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian minta, sebagai hidangan dari Tuhan Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (QS Fushshilat, 41:30-32).

Menurut ayat di atas, malaikat senantiasa berhubungan dengan kita. Dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa pada Laylat Al-Qadr, malaikat dan ruh turun, “Tanazzalu al-malâ’ikatu wa al-rûh fîhâ bi idzni rabbihim min kulli amr (QS Al-Qadr, 97:4). Turunnya malaikat ke bumi ini merupakan hubungan kita dengan yang gaib. Jadi, sebetulnya para malaikat dan makhluk ruhaniah itu masih berhubungan dengan kita.

Pada zaman Rasulullah Saw, ada beberapa contoh peristiwa yang mencerita-kan hubungan manusia hidup dengan hal yang gaib. Ada beberapa hadis yang sampai kepada kita, tapi kita belum “menyelidiki” hadis-hadis tersebut. Saya membacanya dari buku Aqidah Islamiyah, karya Sayyid Sabiq. Ada seseorang sedang memba­ca Al-Quran pada malam hari. Ia membacanya di kandang kuda. Sementara anaknya tertidur di sampingnya. Saat tengah malam, kuda itu meringkik keras. Orang itu berhenti membaca karena takut kuda tersebut menginjak anaknya. Lalu kuda tersebut meringkik lagi. Ketika sampai pada saat tertentu, ia melihat keluar. Dan terlihat ada semacam asap membumbung ke angkasa. Esok paginya ia menanya­kan peristiwa itu kepada Rasulullah Saw.

“Ya Rasulullah, malam tadi saya membaca Al-Quran. Tiba-tiba kuda meringkik keras.” “Apakah kamu terus membaca Al-Quran?” tanya beliau. Orang itu menjawab, “Ya. Saya meneruskan membaca Al-Quran, kemudian kuda itu meringkik lagi.” “Lalu apakah kamu terus membaca?” tanya beliau lagi. Orang itu menjawab, “Tidak, ya Rasulullah. Dan setelah itu saya melihat di luar ada semacam awan yang membumbung ke angkasa.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Kalau kamu meneruskan membaca Al-Quran, niscaya tirai kegaiban akan dibukakan kepadamu.”

Kita tidak tahu bagaimana yang sebenarnya. Sayang orang itu tidak meneruskan membaca. Kalau saja ia meneruskan pembacaan itu, maka akan sampai kepada kita berita tentang tirai gaib yang tersingkap tersebut. Dalam hadis lain yang populer di kalangan ahli tasawuf juga disebutkan hal serupa tadi. Tapi saya lupa redaksi persisnya. Namun maksudnya kurang lebih begini. Kalau orang telah membersihkan jiwanya, hingga setan tidak ikut mengalir dalam darahnya, maka akan dibukakan baginya kerajaan langit dan bumi.

Di kalangan tasawuf sendiri beredar berita-berita atau cerita-cerita yang aneh-aneh. Ada satu tahap dalam perkembang-an seorang sufi yang disebut sakar, mabuk. Pada tahap ini seorang sufi seperti kehilangan ingatannya, seperti gila. Sebenarnya kegilaan itu terjadi ketika tirai kegaiban terbuka baginya. Ketika tirai itu terbuka, ia merasa bingung karena tidak mampu mengungkapkan apa yang disaksi-kannya lewat bahasa yang ada. Sebab, bahasa manusia sebetulnya hanya berkenaan dengan benda-benda yang ada dalam pengalamannya saja. Jadi, kalau seseorang menemukan pengalaman yang betul-betul baru, maka bahasanya tidak ada yang bisa mengungkapkannya.

Jadi, para sufi itu pun kesulitan untuk meng-ungkapkan pengalaman spritual mereka. Lalu keluarlah apa yang disebut sathahât, yakni ucapan-ucapan yang tidak puguh, yang tidak ada artinya. Tapi bagi para sufi ucapan-ucapan itu sebenarnya dimaksud-kan untuk mengungkapkan pengalaman batiniah mereka pada saat mereka menyaksikan yang gaib itu.

Saya ilustrasikan begini. Misalnya saya ingin bercerita tentang pesawat terbang kepada sebuah masyarakat yang belum pernah melihatnya. Saya akan sulit menceritakannya. Dalam masya­rakat itu tidak ada kata tentang pesawat terbang. Barangkali nanti saya akan menggambar-kannya sebagai semacam burung yang terbuat dari besi. Kita pun akan kesulitan berbicara dengan orang awam tentang konsep-konsep ilmiah, karena kata-kata ilmiah itu tidak ada dalam bahasa mereka.

Kedua, berita-berita tentang umat-umat terdahulu, yang tidak bisa kita ketahui kecuali lewat bekas-bekas sejarah yang sampai kepada kita, berupa relief atau dokumen. Dalam Al-Quran kita diberitahu tentang umat-umat terdahulu. Kita, misalnya, diberitahu tentang pemuda-pemuda yang tertidur di gua selama tiga ratus tahun lebih. Ini merupakan berita gaib karena Rasulullah tidak sempat jadi ahli sejarah, tidak ada relief atau dokumen yang sampai kepada beliau.

Yang termasuk gaib jenis kedua ini adalah berita-berita tentang manusia yang akan datang. Misalnya Al-Quran mengabar-kan tentang Abu Lahab dan istrinya yang akan mati sebagai orang kafir. “Tabbat yadâ abî lahab wa tabb ... (Binasalah kedua tangan Abu Lahab... dst.)” Ayat ini turun ketika Abu Lahab masih hidup. Padahal, mungkin bisa saja Abu Lahab itu masuk Islam karena kesadarannya, hingga ayat Al-Quran itu jadi salah. Kita berpikir rasional, andaikan Muhammad itu bukan nabi, yakni orang biasa, lalu beliau mengatakan bahwa Abu Lahab itu tetap kafir dan masuk neraka, lalu ternyata Abu Lahab datang masuk Islam, maka berarti Muhammad salah.

Tapi ternyata tidak demikian. Sampai meninggalnya, Abu Lahab tetap tidak masuk Islam. Untuk orang-orang lain Al-Quran tidak menyatakan begitu. Mungkin di antara orang-orang kafir itu ada yang akhirnya masuk Islam. Kebanyakan sahabat Nabi juga sebelumnya kafir dulu. Diriwayatkan bahwa sahabat Nabi yang tidak kafir terlebih dahulu hanyalah Ali bin Abi Thalib, yang masuk Islam ketika ia masih kecil. Jadi, ia tidak sempat jadi orang kafir.

Al-Quran juga menceritakan tentang kekalahan bangsa Romawi dalam QS Al-Rum, 30:2-3, “Bangsa Rum dikalahkan di dekat bumi (negeri) ini. Dan setelah kekalahan itu, mereka akan mengalahkan kembali.” Saat itu bangsa Romawi dikalahkan oleh kerajaan Persia. Lalu Al-Quran mengatakan bahwa orang-orang Romawi akan menang kembali dan mengalah-kan bangsa Persia, sehingga pada saat itu orang-orang beriman akan bergembira ria. Asbâb al-nuzûl-nya begini.

Orang-orang musyrik berkata, “Lihatlah orang-orang musyrik itu ternyata menang juga. Allah tidak menolong orang-orang beriman (maksudnya orang-orang Romawi, karena mereka termasuk pengikut agama Nashrani, sedang-kan Persia penganut agama Majusi, penyembah berhala). Ternyata agama Majusi bisa mengalahkan agama Nashrani.” Lalu orang musyrik itu berkata, “Berarti kita juga bisa mengalahkan Muhammad.”

Setelah itu Al-Quran memberitahu-kan bahwa orang-orang Persia akan dikalahkan kembali oleh orang-orang Romawi itu. Pada hari yang sama, orang Islam akan bergembira ria karena memperoleh kemenangan. Ternyata kemenangan orang-orang Rumawi itu persis waktunya dengan kemenangan orang-orang Islam pada perang Badar.

Hal Gaib Dalam Al-Quran

Hal Gaib Dalam Al-Quran

Kita akan membicarakan hal-hal gaib dalam Al-Quran. Pembicaraan yang pertama menyangkut apa yang disebut gaib menurut Al-Quran. Yang kedua mengenai macam-macam hal yang gaib menurut Al-Quran. Dan yang ketiga tentang hal-hal gaib yang diberitakan oleh Al-Quran. Picture

Menurut arti katanya, gaib berarti sesuatu yang tersembunyi dari pengamatan. Ada dua macam gaib, yaitu (1) gaib mudhâfi dan (2) gaib muthlaq. Gaib mudhâfi adalah sesuatu yang relatif di suatu waktu dan tempat. Misalnya, orang yang tidak hadir di suatu pertemuan, berarti ia gaib di tempat itu. Ia gaib di tempat tersebut, tapi tidak gaib di tempat yang lain. Sedangkan gaib muthlaq adalah sesuatu yang tidak bisa diamati oleh panca indera dalam situasi apa pun.

Dalam surat Qaf, 50:21-22 disebutkan: “Dan datanglah setiap jiwa, bersama dengannya seorang malaikat pengiring dan seorang malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini. Maka Kami singkapkan daripadamu tirai yang menu­tupi matamu. Maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” Jadi, sebetulnya menurut Al-Quran, sesuatu yang gaib itu adalah sesuatu yang tertutup tirai, yang menghalangi pandangan. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Andaikan tirai diangkat, keyakinanku tidak akan bertambah.” Artinya, keyakinan Ali dalam agama sudah mencapai puncak tertentu. Sehingga, walaupun kegaiban dibukakan baginya, keimanannya tidak akan berubah, tidak akan bertambah.

Orang-orang tasawuf berbicara tentang kasyaf. Kasyaf artinya membuka tirai. Kalau seseorang sudah mencapai tingkat tertentu, maka tirai akan terbuka baginya, sehingga ia akan melihat hal yang gaib yang tidak bisa dilihat dengan pengamatan.

Dahulu, mulai dari zaman Renaisans, atau sejak zaman Descartes, orang-orang mengatakan bahwa yang menentukan sesuatu itu adalah pikiran. Kaum empiris di Inggris mengatakan bahwa sesuatu itu ada kalau ia bisa diamati. Hal-hal yang gaib harus menyingkir dari ilmu pengetahuan. Hampir selama tiga ratus tahun lebih orang tidak mau mempersoalkan yang gaib. Sehingga aktivitas berpikir pun dianggap sebagai mekanisme dari unsur fosfor yang ada dalam otak manusia. Bahkan Feuerbach, seorang berkebangsaan Jerman, mengatakan bahwa kalau tidak ada fosfor, maka orang tidak bisa berpikir. Fosforlah yang menyebabkan seseorang berpikir.

Baru sekitar pada tahun 1970-an, di kalangan ilmuwan fisika tumbuh suatu minat baru terhadap dunia gaib. Fisika, ketika didalami lebih lanjut, membawa mereka kepada dunia metafisika. Seorang ahli fisika pernah mengatakan, “Kita tiba-tiba berjalan menuju pintu agama, rahasia-rahasia alam; tiba-tiba menyingkap sesuatu yang gaib di alam semesta ini yang tidak bisa diamati secara empirik, tetapi detaknya ada.” Pada tahun 1970-anlah mulai terjadi arus balik pemikiran ilmuwan. Mereka mulai mengakui adanya unsur gaib di alam semesta ini, yakni unsur-unsur yang tidak bisa diamati oleh panca indera, oleh alat-alat laboratorium. Itulah yang disebut dengan gaib muthlaq, bukan gaib mudhâfi.

Sekarang mereka mengakui adanya gaib muthlaq. Mereka kini merumuskan crazy hypotheses, hipotesis gila. Misalnya ketika mereka menemukan bahwa elektron bisa berpindah dari satu lingka­ran ke lingkaran lain tanpa melewati ruang, kemudian mereka merumuskan hipotesis gila: Karena peredaran bumi —berikut pla­net-planet lain— mengelilingi matahari mirip edaran elektron mengelilingi proton, maka bisa saja dihipotesiskan bahwa tiba-tiba bumi ini pindah ke orbit yang lain, tanpa melewati ruang dan waktu.

Ketika kita berbicara tentang suatu benda yang tidak terikat ruang dan waktu itu, berarti kita berbicara tentang yang gaib. Sebab, sesuatu yang hadir, yang syahid, terikat dengan ruang dan waktu. Kita terikat dengan ruang dan waktu. Misalnya saya mau pindah dari tempat duduk ini ke tempat duduk yang lain. Saya harus bergerak lewat ruang, dan memerlukan waktu. Itu terjadi karena saya tidak termasuk gaib muthlaq, melainkan gaib mudha­fi.

Islam mengakui adanya dua jenis makhluk, baik yang gaib maupun yang syahid. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Huwa Allâh al-ladzî lâ ilâha illâ huwa `âlim al-ghayb wa al-syahâdah huwa al-rahmân al-rahîm (Dialah Allah yang tiada tuhan selain Dia; Maha Mengetahui yang gaib dan syahid. Dia Maha Pengasih dan Maha Penyayang) (QS Al-Hasyr, 59:22). Mengenai ayat ini, ada ahli tafsir yang mengatakan bahwa sifat Al-Rahman itu berhubungan dengan hal-hal yang gaib dan syahadah, sedangkan sifat Al-Rahim berhubungan dengan kenikmatan yang gaib.

Jadi, Al-Rahman adalah kasih sayang Allah yang meliputi hal yang gaib dan syahid. Se­dangkan Al-Rahim adalah kasih sayang Allah yang khusus berkaitan dengan nikmat-nikmat ghaybiyah, nikmat-nikmat yang gaib. Sebagian ulama yang lain menafsir-kan bahwa Al-Rahman ialah kasih sayang Allah kepada orang Islam dan orang kafir, kasih sayang kepada semua manusia. Adapun Al-Rahim merupakan kasih sayang Allah yang khusus kepada orang beriman saja.

Ada sebuah buku berjudul Al-Imdâd Al-Ghaybi fi Al-Hayât Al-Basyariyah. Artinya, Bantuan Gaib dalam Kehidupan Manusia. Mak­sudnya adalah bahwa dalam kehidupan ini terdapat bekas-bekas yang gaib. Sebetul-nya kita ini berhubungan dengan yang gaib. Ada sambungan antara kita dengan yang gaib. Salah satu cara untuk menghubungkan kita dengan yang gaib itu ialah salat. Pada saat salat, sebetulnya kita sedang berhubungan dengan yang gaib. Al-Quran sebenarnya juga merupakan bekas-bekas (jejak-jejak, red.) dari yang gaib, yang tampak pada kita.

Ahli tasawuf mengatakan bahwa kita hanya bisa dekat dengan Allah bila kita dekat dengan sesuatu yang datang dari-Nya. Artinya, kalau kita ingin membuka tirai kegaiban, maka lakukanlah lewat Al-Quran. Karena, Al-Quran itu posisinya marjinal, berada di antara yang gaib dengan yang syahid. Ia berasal dari yang gaib, tapi sekarang ia bisa kita saksikan.

Dulu pernah terjadi perdebatan menarik di kalangan ahli kalam: apakah Al-Quran itu makhluk atau bukan makhluk. Sebetulnya perdebatan ini terjadi karena Al-Quran memang memiliki unsur gaibnya. Al-Quran menyatakan, “Seandainya ada satu Al-Quran, yang dengannya bukit-bukit bisa berjalan, bumi bisa terbelah, dan orang mati bisa berbicara. Tapi kepunyaan Allah-lah segala urusan. (QS Al-Ra`d, 13:31). Para ahli tafsir ramai betul membicarakan ayat ini: bagaimana sebuah Al-Quran bisa membuat bukit-bukit berjalan, membelah bumi dan menyebabkan orang mati berbicara?

Ada buku tafsir yang hingga sekarang membuat saya pening. Buku itu ditulis oleh Ibn Arabi, salah seorang sufi yang terkenal, bahkan dianggap sebagai pemikir sufi yang abadi sampai sekarang. Orang yang belajar tasawuf dipandang belum sempurna sebelum belajar kitab Fushush Al-Hikam, karya Ibn Arabi. Hingga sekarang saya sendiri belum pernah membacanya, karena, pertama sulit, tidak bisa dipahami, dan yang kedua saya diperingatkan agar saya tidak membacanya, sebab saya bisa gila kalau membacanya sebelum sampai kepada ilmunya. Ada kemungkinan, Ibn Arabi mencoba menying-kap hal-hal yang gaib lewat Al-Quran.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Tidak Mengetahui Alam Gaib

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Tidak Mengetahui Alam Gaib

Dalil Alam Ghaib Ghaib Dalam Al Quran Hadits Tentang Makhluk Gaib Ayat Al Quran Hanya Allah Yg Mengetahui Hal Ghaib Ayat Alquran Tentang Gaib

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM TIDAK MENGETAHUI ALAM GAIB

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah (wahai Muhammad):Aku tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan andaikata aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman. [al-A’râf/7: 188] .

PENJELASAN AYAT

TIDAK ADA YANG MENGETAHUI PERKARA GAIB KECUALI HANYA ALLAH TA’ALA.

Termasuk bagian dari dasar-dasar agama Islam adalah mengimani bahwa tidak ada yang mengetahui perkara gaib kecuali hanya Allah Azza wa Jalla semata, sedangkan para Nabi dan Rasul-Nya tidak mengetahui perkara gaib, kecuali pada hal-hal yang telah dikabarkan oleh Allah ta’ala kepada mereka.

Ayat di atas menerangkan, Allah Azza wa Jalla memerintahkan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallamuntuk menjawab pertanyaan orang-orang Quraisy atau yang lainnya tentang kapan terjadinya hari Kiamat[1] , dengan suatu jawaban yang menunjukkan tidak ada makhluk yang mengetahui kepastian waktu terjadinya kecuali Allah Azza wa Jalla saja. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan-Nya yang tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya dan tidak pula kuasa menolak bahaya kecuali yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla . Oleh sebab itu, beliau tidak mempunyai pengetahuan yang mutlak atas perkara gaib. Pengetahuan beliau tentang itu terbatas dan tidak mencakup secara keseluruhan. Itu pun tidak terlepas dari wahyu dari Allah Azza wa Jalla .

Asy-Syaukani t mengatakan, “Ayat ini menjelaskan ayat sebelumnya (yang berbunyi) :

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ

Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat; kapan terjadinya?, Katakanlah:” Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada di sisi Rabb-ku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.” . [al-A’râf/7: 187].

Lantas beliau meneruskan, “(Oleh sebab itu) jika beliau tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi dirinya dan tidak pula mampu menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah Azza wa Jalla , maka demikian pula beliau tidak mengetahui perkara gaib yang tidak dikabarkan oleh Allah Azza wa Jalla kepadanya. Hal ini menunjukkan sifat ‘ubûdiyah (status sebagai seorang hamba dan makhluk) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (di hadapan Allah Azza wa Jalla ) dan bahwa seorang hamba itu lemah, tidak mampu mengetahui urusan-urusan Rabbnya.[2]

Kemudian dijelaskan di dalam firman Allah Azza wa Jalla berikutnya yang berbunyi:

وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ

Dan andaikata aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan…

Pengertian penggalan ayat di atas, andaikata aku mengetahui semua perkara yang gaib, pastilah aku akan selalu menyiapkan yang terbaik dan selalu waspada terhadap apa yang akan menimpaku. Akan tetapi, aku adalah seorang hamba yang tidak mengetahui apa-apa yang di sisi Rabb-ku tentang qadha dan qadar-Nya (ketentuan dan takdir Allah Azza wa Jalla ) atas diriku.[3]

Di dalam ayat yang lain, Allah Azza wa Jalla juga menjelaskan bahwa kunci-kunci perkara gaib hanyalah ada disisi-Nya.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ

Dan di sisi Allah-lah kunci-kunci yang ghaib.[al-An’âm/6:59].

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang diusahakan besok, dan tiada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Luqmân/31: 34]

Perkara-perkara yang diberitakan Allah dalam ayat di atas adalah kunci-kunci perkara gaib. Allah Azza wa Jalla merahasiakannya dari siapapun. Termasuk juga pengetahuan tentang datangnya hari Kiamat juga dirahasiakan oleh Allah Azza wa Jalla , tidak ada yang dapat mengetahuinya, baik seorang Nabi yang diutus maupun malaikat yang terdekat dengan Allah Azza wa Jalla sekalipun.[4]

KEYAKINAN YANG PARAH

Ayat di atas merupakan salah satu bantahan terhadap keyakinan sebagian orang Sufi yang bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka sampai mengatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui seluruh perkara gaib secara mutlak dan takdir Allah Azza wa Jalla atas semua yang akan terjadi pada makhluk-Nya yang telah ditulis di Lauhul mahfuzh.

Contoh nyata dari keyakinan keliru itu, perkataan al-Bushiri penulis qashidah Burdah yang sudah masyhur di tanah air, ia mengatakan:

فَإِنَّ مِنْ جُوْدِكَ الدُّنْيَا وَضَرَّتِهَا وَمِنْ عُلُوْمِكِ عِلْمُ اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ

Sesungguhnya termasuk dari kemurahanmu-lah (wahai Rasul) adanya dunia dan akhirat.

Dan di antara pengetahuanmu, pengetahuan (tentang isi) di Lauhul mahfuzh dan pena (yang menulisnya) .

Sudah jelas, perkataan ini tidak pantas diucapkan kecuali untuk Allah Azza wa Jalla .[5]

Ada juga yang mengaku mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat melalui proses kasyf yang telah dicapainya [6]. Dengan lantang, ia mengatakan, “Pada tahun sekian, tanggal sekian, dan jam sekian, akan terjadi hari Kiamat”, -Na’udzubillah min dzalik- bukankah perkataan tersebut perkataan kufur?. Bagaimana tidak??!! Perkataan ini jelas-jelas menentang ayat di atas. Sebab, Allah Azza wa Jalla telah menyebutkan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat kecuali hanya Dia Azza wa Jalla saja?

Sementara orang juga meyakini bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengetahui kapan terjadinya hari Akhir. Pernyataan ini terbantahkan dengan riwayat yang berasal dari istri Rasulullah ‘Aisyah Radhiyallahu anuma.

‘Aisyah, Ummul Mukminin Radhiyallahu anhuma berkata:

وَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يُخْبِرُ بِمَا يَكُونُ فِى غَدٍ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللَّهِ الْفِرْيَةَ وَاللَّهُ يَقُولُ (قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ ).

Barang siapa yang mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa yang akan terjadi di esok hari, maka sungguh dia telah berbuat dusta yang besar kepada Allah Azza wa Jalla (Karena) Allah Azza wa Jalla telah berfirman (yang artinya), ”Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah .”.[7] [8]

Jika keyakinan seperti ini, yaitu meyakini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, sudah merupakan kedustaan yang amat besar terhadap Allah Azza wa Jalla , maka bagaimana dengan orang yang mengaku bahwa dirinya mengetahui apa yang akan terjadi esok hari?.

Kemudian di akhir ayat, Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنْ أَنَاْ إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

Ayat ini menerangkan bahwa tugas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah memberi peringatan kepada orang musyrik dan para pelaku maksiat akan datangnya adzab Allah Azza wa Jalla (atas mereka) dan memberi kabar gembira dengan perolehan pahala yang atas keimanan dan tauhid serta amal shaleh (bagi orang mukmin). (Dan penetapan) bahwa beliau bukanlah Rabb (Penguasa alam) yang mengetahui yang gaib secara mutlak.[9]

BUKTI RASULUALLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM TIDAK MENGETAHUI PERKARA GAIB.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengetahui perkara gaib kecuali yang telah dikabarkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada beliau. Tidak semua perkara gaib itu diketahui oleh beliau. Berikut ini dua diantara banyak riwayat yang membuktikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menguasai ilmu gaib:

1. Di bulan Jumâdal ula dan Jumâdats tsâniyah , pada tahun ke-2 Hijriyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersama 150 atau 200 pasukan Muhajirin keluar dari Madinah untuk menghadang kafilah dagang suku Quraisy yang bergerak dari Mekkah menuju Negeri Syam yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Sesuai berita yang sampai kepada beliau, rombongan dagang itu membawa banyak barang dagangan Ketika sampai pada daerah ‘Usyairah (tempat dekat kota Yanbu’), beliau ternyata tidak menjumpainya, karena kafilah dagang milik kaum Quraisy telah melewati tempat itu beberapa hari sebelumnya. Maka, beliau bersama pasukannya kembali ke Madinah.[10]

Dari peristiwa di atas, seandainya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui dengan pasti kapan kafilah tersebut sampai di ‘Usyairah, tentu beliau akan tiba di sana tepat waktu.

2. Ketika ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma tertinggal dari rombongan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena mencari kalungnya yang hilang, beliau dan rombongan tidak mengetahui kalau ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma tidak ada di dalam sekedupnya.Waktu itu mereka menyangka ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma sudah berada di dalamnya, setelah menyelesaikan urusannya. Mereka baru mengetahui dimana ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma , saat Shafwân bin Mu’aththal Radhiyallahu anhu mengantar ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Selanjutnya, berkembang isu ‘Aisyah berselingkuh yang disebarkan oleh orang-orang munafik. Berita itu pun sampai ke telinga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Saat itu, beliau tidak mengetahui benar tidaknya kabar yang sedang tersiar itu. Selama sebulan, beliau berdiam diri. Beberapa Sahabat pun sempat beliau mintai pendapat, seperti ‘Ali bin Abi Thâlib dan Usâmah bin Zaid Radhiyallahu anhuma tentang ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam baru mengetahui bahwa tuduhan tersebut merupakan kedustaan setelah Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang barâ`ah (terbebasnya) ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dari tuduhan itu.[11]

Dan masih banyak lagi bukti lain yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak mengetahui yang gaib kecuali apa-apa yang telah dikabarkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada beliau.

Jalan- jalan setan

Jalan- jalan setan

Jalan- jalan setan:

Arah jalan yang ditempuh oleh setan (dalam menggoda manusia) ada empat: Arah kanan, kiri, depan dan belakang. Jalan manapun yang akan ditempuh manusia di sana ada setan yang siap menghadang.

Jika seseorang ingin menempuh jalan ketaatan maka dia mendapatkan setan memperlambat serta menghalangi langkahnya.

Dan jika dia menempuh jalan maksiat niscaya dia mendapatkan setan mendukung, mendorong serta menganjurkannya.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (Q.S. Al A’raaf :16- 17).


Bentuk- bentuk permusuhan setan

Bentuk- bentuk permusuhan setan

Bentuk- bentuk permusuhan setan:

Permusuhan setan terhadap manusia sangat beragam baik dalam bentuk dan rupa, di antara yang ditunjukkannya terhadap bani Adam adalah:

Menyesatkan anak cucu Adam dengan membuat indah (dalam pendangan mereka) suatu kejahatan dan dosa, kemudian setan berlepas tangan dari mereka.

Menyesatkan anak cucu Adam dengan menebar perasaan was-was dalam beramal.

Menyesatkan anak cucu Adam dengan mengumbar janji- janji dan harapan dan mengganggu hubungan sesama manusia.

Mendorong manusia untuk melakukan maksiat dan seluruh perbuatan haram.

Setan selalu siaga setiap manusia ingin melakukan kebajikan dengan menghalangi, melamperlambat, menghadang serta menakut-nakuti manusia jika terus melakukan kebajikan.

Setan berusaha menghasut sesama manusia dan memunculkan permusuhan dan kebencian sesama mereka.

Setan berusaha membangkitkan iri dan dengki di hati manusia.

Menyakiti manusia dengan berbagai kejahatan dan penyakit serta memalingkan manusia dari jalan Allah semampunya.

Setan mengencingi telinga seorang muslim saat dia tidur hingga tertidur sampai pagi, serta membuat ikatan di kepala manusia yang membuatnya tidak terjaga di waktu malam.

Maka barangsiapa yang mendengarkan, mentaati serta tunduk terhadap setan sesungguhnya dia telah berada di barisan setan, di mana di hari kiamat nanti akan dikumpulkan bersamanya di neraka. Dan barangsiapa yang mentaati Rabbnya, menentang setan maka dia akan dilindungi darinya dan Allah akan memasukkannya ke surga.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi“. (Q.S. Al Mujadilah: 19).

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا (63) وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَولَادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا (64) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ وَكَفَى بِرَبِّكَ وَكِيلًا (65)

“Tuhan berfirman: “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belakaSesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga”. (Q.S. Al Israa’: 63 – 65) .

عن سبرة بن أبي فاكه رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال سمعت رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: ((إن الشيطان قعد لابن آدم بأطرقه فقعد له بطريق الإسلام، فقال: تسلم وتذر دينك ودين آبائك وآباء أبيك فعصاه فأسلم. ثم قعد له بطريق الهجرة فقال: تهاجر وتدع أرضك وسماءك وإنما مثل المهاجر كمثل الفرس في الطول فعصاه فهاجر. ثم قعد له بطريق الجهاد فقال تجاهد فهو جهد النفس والمال فتقاتل فتقتل فتنكح المرأة ويقسم المال فعصاه فجاهد. فقال رسول الله: فمن فعل ذلك كان حقا على الله عز وجل أن يدخله الجنة … )) أخرجه أحمد والنسائي.

Dari Saburah bin Abi Fakih radhiyallahu ‘anhuberkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya setan duduk (menghalangi) manusia pada jalannya dia menghalanginya memluk Islam, dia membisikkan: “Kenapa engkau masuk Islam dan meninggalkan agamamu dan agama nenek-moyang mu? Maka hamba tersebut menentang bisikan setan itu lalu dia masuk Islam. Kemudian setan duduk (menghalangi manusia) di jalan hijrah seraya membisikkan: “Tidak ada gunanya bagimu berhijrah dan meniggalkan negrimu dan rumahmu, perumpamaan orang yang berhijrah bagaikan kuda yang dicocok hidungnya. Maka hamba tersebut menentang bisikan setan dan dia tetap berhijrah.

Kemudian setan duduk ((menghalangi manusia) di jalan jihad seraya membisikkan: “Tidak ada gunanya engkau berjihad, hal itu hanya menghabiskan harta dan jiwa, seandainya engkau terbunuh istrimu akan dinikahi orang dan hartamu akan diambil ahli waris. Maka hamba tersebut menentang bisikan setan itu dan pergi berjihad.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maka barangsiapa yang terus melakukan kebajikan niscaya Allah mesti memasukkannya ke dalam surga …”. H.R. Ahmad dan Nasa’i. 

Doa Dan Zikir Sebagai Pelindung Diri Dari Setan

Doa Dan Zikir Sebagai Pelindung Diri Dari Setan

Doa Dan Zikir Sebagai Pelindung Diri Dari Setan

Penyakit: jenis dan pengobatannya:

Penyakit ada dua macam; penyakit jiwa dan penyakit jasmani. Penyakit jiwa terbagi dalam dua macam:

1. Penyakit syubhat. Seperti yang dijelaskan oleh Allah Subhanahu wata’ala tentang orang munafik:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S. Al Baqarah: 10) .

2. Penyakit syahwat. Sebagaiman dijelaskan oleh Allah kepada para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:

فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ

Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya. (Q.S. Al Ahzab: 32).

Adapun penyakit raga: yaitu penyakit yang disebabkan bakteri atau virus yang menyerang tubuh.

Terapi penyakit hati hanya diketahui melalui para rasul shalallahu alaihi wa sallam, karena hati yang sehat adalah hati ( jiwa ) mengenal Rabb yang menciptakannya melalui Asma, sifat, perbuatan dan syariat-Nya, hati yang lebih mendahulukan keridhaan dan kecintaan-Nya, hati yang menjauhi larangan serta murka-Nya.

Terapi penyakit jasmani ada dua macam:

Pertama: dapat diketahui secara naluri oleh semua makhluk hidup. Hal ini tidak membutuhkan konsultasi kepada dokter. Seperti menanggulangi rasa lapar, haus dan lelah dengan melakukan hal yang sebaliknya.

Kedua: pengobatan yang membutuhkan ilmu dan pendidikan untuk mengetahuinya. Pengobatan ini biasanya melalui obat-obatan medis atau obat-obat yang dijelaskan dalam Al Quran dan sunah, atau gabungan keduanya.

Penyakit hati

Hati yang sakit adalah hati yang tidak sehat, menyimpang dari jalan-Nya. Dan hati yang sehat adalah hati mengenal, mencintai dan mengutamakan kebenaran. Maka hati yang sakit bisa jadi disebabkan oleh keraguan akan sebuah kebenaran atau salah dalam memahami suatu argument dan bisa jadi pula disebabkan oleh lebih mendahulukan hal lain daripada kebenaran.

Orang-orang munafik mengidap penyakit hati yang disebabkan oleh keraguan dan syubhat. Para pendosa mengidap penyakit syahwat. Jenis lain dari penyakit hati adalah riya’, sombong, merasa diri lebih baik, dengki, angkuh dan ingin menang sendiri dan tinggi hati, ingin mengusai seluruhnya. Sesungguhnya penyakit- penyakit ini masih turunan penyakit syubhat dan syahwat. Semoga Allah memberikan kita kesehatan jiwa dan raga.

Mengusir gangguan setan baik jin maupun manusia:

Allah memerintahkan dalam menghadapi musuh dari kalangan manusia (hendaklah menghadapinya dengan) lemah- lembut dan berbuat baik kepadanya, semoga dirinya kembali kepada sifat dasarnya yang baik dan akhlak mulia. Sebagaimana Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. (Q.S. Fushshilat: 34-35 )

Allah memerintahkan kita agar meminta perlindungan-Nya dari musuh berupa setan yang tidak menerima perlakuan baik dari kita, karena sifat dasarnya ingin menyesatkan anak cucu Adam dan memusuhi mereka.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Fushshilat: 36).

Malaikat dan setan silih berganti mengusai hati manusia seperti silih bergantinya siang dan malam. Di antara manusia ada orang yang malamnya lebih panjang dari siangnya, di antara mereka ada orang yang siangnya lebih panjang dari malamnya, di antara mereka ada orang yang seluruh kehidupannya adalah malam dan diantara mereka ada orang yang seluruh kehidupannya adalah siang. Malaikat memiliki kekuatan dalam jiwa manusia sebagaimana halnya setan. Dan setiap kali Allah memerintahkan kepada suatu hal bagi manusia maka setan selalu menebar perangkapnya, berupa penyakit sikap ghuluw, melampaui batas, kelalaian dan pelakasanaan secara tidak sempurna.

Permusuhan setan terhadap anak cucu Adam:

Allah memberikan tiga nikmat utama kepada makhluk (jin dan manusia) yang dibebankan hukum taklif, yaitu: akal, agama dan kebebasan menentukan pilihan.

Iblis adalah makhluk pertama yang menyalahgunakan nikmat di atas dengan menentang perintah Rabbnya. Lalu Iblis meminta diberi umur panjang hingga hari kiamat guna menggunakna nikmat tersebut untuk menyesatkan anak cucu Adam, dan memperindah maksiat sehingga mereka mau mengikutinya ke neraka.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala“. (Q.S. Faathir: 6)

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia“. (Q.S. Yusuf: 5)

عن جابر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال: سمعت رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: (( إن عرش إبليس على البحر فيبعث سراياه فيفتنون الناس، فأعظمهم عنده أعظمهم فتنة)) أخرجه مسلم.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya singgasana Iblis berada di lautan. Lalu dia mengirim pasukannya untuk menyesatkan manusia, maka prajurit yang paling di sisi Iblis adalah yang paling menyesatkan manusia“. H.R. Muslim. [1].

Nama nama syaitan dan tugasnya

Nama nama syaitan dan tugasnya

Jenis setan yang menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan itu banyak sekali. Bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa dalam menyesatkan manusia setan itu mem­punyai spesifikasi keahlian tersendiri sesuai dengan bidangnya. Yang ahli menggoda orang shalat tugasnya hanya menggoda orang shalat, yang ahli mengkufurkan orang yang beriman tugasnya hanya mengkufurkan dengan berbagai tipu daya dan propaganda yang menyesatkan, begitu seterusnya.

Berikut beberapa nama syaitan dan tugas tugasnya:


1-Qarin – mendampingi manusia sejak lahir, merayu dan menipu supaya menyimpang dari jalan yang diridhai Allah.
2-al Wilhan –menggoda dan mengganggu manusia saat berwudhu
3-al Hinzab – mengganggu manusia sedang solat
4-Thibr- bertugas khusus untuk membinasakan manusia.
5-Awar- menggoda manusia untuk melakukan zina.
6-Mabsut – membisikkan manusia supaya berdusta.
7-Dasim – Bertugas semata-mata menjadikan supaya manusia bersengketa dengan keluarga.
8-Zalanbur- Bertugas dipasar-pasar membisikkan manusia supaya melakukan penipuan saat jual beli.

10 Pintu Masuk Syaitan

Hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya. Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini sayai akan menunjukkan 10 pintu terbesar yang setan biasa memasukinya:

Pintu pertama:

Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:

Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Pintu ketiga:

Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

Pintu keempat:

Yaitu kekenyangan karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Pintu kelima:

Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

Pintu keenam:

Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Pintu ketujuh:

Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

Pintu kedelapan:

Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

Pintu kesembilan:

Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.

Pintu kesepuluh:

Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Prinsip-prinsip Islam Mengenai Jin dan Setan

Prinsip-prinsip Islam Mengenai Jin dan Setan

1. Al-Quran dan As-Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Quran dan As-Sunnah. Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 49:1)

2. Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada Allah Swt. Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)

3. Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan. Dia menciptakan jin dari nyala api.� (QS. 55:15)

4. Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, Dia bukan golongan malaikat. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)

5. Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai musuh dari setiap orang beriman. Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. 6:112)

6. Jin adalah ummat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir, agama mereka berbeda-beda, tetapi mereka harus tetap mengikuti syariat. Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)

7. Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. 7:27)

8. Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang muncul sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka itu adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin. (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)

9. Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi Rasulullah Saw telah masuk Islam. Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin dan malaikat. Para sahabat bertanya, Dan engkau juga ya Rasulullah/� Rasulullah menjawab, Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan� (HR. Muslim)

10. Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya, kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb. Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. 72:6)

11. Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw: Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah. (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang beriman dan selalu bertawal kepada Allah. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)

13. Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik, mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:82)

14. Gangguan jin terhadap manusia dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah tindakan zhalim. Penyembuhnya adalah dengan cara membersihkan keimanannya, meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak dzikir.

15. Terapi secara syar'i adalah bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka kita haruslah tetap istiqamah di atas jalan yang haq. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)

BISIKAN HATI DAN FIKIRAN JIN

BISIKAN HATI DAN FIKIRAN JIN

Perilaku manusia secara umum dipengaruhi oleh bisikan yang muncul didalam hati dan fikiran mereka. Bisikan ini bisa berupa anjuran untuk melakukan hal negatif bisa juga berupa nasehat dan larangan untuk melakukan hal yang buruk itu.

Bisikan negatif muncul dari setan dan jin yang menguasai hati dan fikiran orang itu, sedangkan bisikan positip muncul dari bimbingan Allah didalam hati dan fikiran manusia.

Bisikan mana yang dominan sangat dipengaruhi oleh suasana hati orang yang bersangkutan. Orang yang hatinya selalu berdzikir mengingat Allah sulit dimasuki setan dan jin yang berusaha mempengaruhi hati dan fikiran orang itu. Hati dan fikirannya berada dalam hidayah dan bimbingan Allah, setiap muncul bisikan negatif dari setan dan jin selalu ditolak oleh hidayah dan bimbingan dari Allah.

Golongan orang yang seperti ini disebutkan dalam Qur’an surat an Naziat 40

40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, 41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). An Naziat 40-41

Sebaliknya orang yang jauh dari dzikir dan taat pada Allah, hati dan fikirannya dikuasai oleh setan dan jin yang bersarang didalamnya. Hati dan fikirannya condong pada berbagai perbuatan maksiat, dan mencari kesenangan sesat didunia ini. Hati dan fikirannya hanya fokus pada kesenangan dan kenikmatan hidup diunia ini, mereka tidak peduli dengan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi.

Golongan orang yang seperti ini disebutkan dalam Qur’an surat an Naziat ayat 37-39

37. Adapun orang yang melampaui batas 38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, 39. maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (An Naziat 37-39)

Awal dari berbagai perbuatan dan tindakan manusia adalah dari dalam hati mereka, orang yang hati dan fikiran nya dikuasai oleh setan dan jin dapat dipastikan hidupnya akan bergelimang kemewahan, kemaksiatan dan berbagai perilaku buruk seperti mabuk mabukan, judi, pesta pora dan memuaskan nafsu syahwatnya. Sebaliknya mereka yang hati dan fikirannya selalu berdzikir dan taat pada Allah, tentu jauh dari berbagai perbuatan maksiat tersebut. Mereka lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.

Suasana hati dan fikiiran seseorang bisa kita lihat dari perilaku dan kecenderungan perbuatan mereka. Orang yang cenderung pada kesenangan duniawi, mencintai perbuatan maksiat dan berbagai hal yang dilarang Allah berarti hati dan fikirannya sudah dikuasai oleh setan dan jin yang mendorong mereka untuk melakukan perbuatan tersebut.

BISIKAN SETAN DARI GOLONGAN JIN

Setan dari golongan jin merupakan predator bagi jiwa manusia, mereka merupakan benalu yang akan menghancurkan kehidupan seseorang. Setan dari golongan jin ini akan menyeret orang yang dipengaruhinya kedalam neraka jahanam seperti disebutkan dalam surat Fathir ayat 6

6. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (Fathir 6).

Mereka punya kemampuan untuk berjalan didalam tubuh manusia mengikuti aliran darahnya sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah diatas dan membisikan was was dan perbuatan buruk kedalam hati dan fikiran manusia seperti disebutkan dalam surat An Naas.

Banyak hal yang menyebabkan setan dari golongan jin ini bersarang dan menempel ditubuh manusia dan membinasakan manusia itu sebagaimana benalu menempel pada tanam tanaman dan membinasakan tanam tanam itu, antara lain sebagai berikut ini


Berpaling dari peringatan Allah seperti disebutkan dalam surat az zumar ayat 36-37
Memperturutkan syahwat dan hawa nafsu seperti disebutkan dalam surat An Naziat 37-39
Suka memberi sesaji dan mengikuti ritual pemujaan kepada sesuatu selain Allah
Menyimpan jimat , wifik , benda pusaka untuk menjaga diri dan mendapatkan rezeki serta kemuliaan
Merupakan warisan leluhur yang melakukan kerjasama dengan bangsa jin (jin saka)
Melakukan amalan dan wirid untuk mendatangkan khodam jin
Jiwa dalam keadaan lemah Akibat kesedihan , kekecewaan dan rasa tertekan yang mendalam
Secara tidak sengaja mengganggu habitat kehidupan bangsa jin (tempat angker)
Dikirim orang lain dengan perantaraan sihir , berupa santet , santau , pelet atau guna guna

Salah satu cara agar terhindar dari ditempeli dan dirasuki setan dari golongan jin ini adalah dengan banyak berdzikir mengingat Allah dan selalu berlindung pada Allah dari kejahatan mereka sebagaimana disebutkan dalam surat al Mukminun ayat 97 diatas.

Orang yang sudah ditempeli dan dirasuki setan dari golongan jin ini selalu berada dalam keadaan ketakutan, cemas, gelisah, yang kadang kala tidak jelas penyebabnya. Ia amat terpengaruh oleh bisikan negatif yang muncul didalam hati dan fikirannya. Beberapa gejala yang muncul pada orang yang berada dalam pengaruh setan dari golongan jin ini antara lain:

Merasa takut, cemas , gelisah dengan penyebab yang tidak jelas keadan ini biasa disebut juga dengan paranoid

Merasa selalu ada yang mengawasi ada yang mengancam untuk membunuhnya dan selalu mengikutinya kemanapun ia pergi

Sering mendengar bisikan yang memerintahkan untuk melakukan sesuatu seperti melompat dari tempat tinggi, bunuh diri, menyerang orang lain, menabrakan diri ke kereta atau kendaraan lainnya.

Sering mendengar bisikan yang menjelek jelekan suami, istri atau pacarnya sehingga sering ribut dengan pasangannya dengan sebab yang tidak jelas

Sering mendengar suara yang memanggil manggil namanya

Sering bermimpi buruk seperti dikejar binatang buas, hanyut disungai, tenggelam dilaut, jatuh dari tempat yang tinggi, berada pada tempat yang menyeramkan , berada dikuburan dan lain sebagainya.

Sering melakukan sesuatu diluar kontrol dan kesadarannya seperti memaki suami atau istri, memutuskan atau membatalkan perjanjian yang sudah disepakati, merusak barang atau sesuatu, memukul orang lain, jika ditanyakan pada ybs dia merasa tidak pernah melakukan hal itu.

Kadang kala anggota tubuh bergerak diluar kontrol dan kendali yang bersangkutan seperti membelokan kendaraan, menginjak rem atau gas kendaraan, melompat dari tempat yang tinggi, dan melakukan berbagai tindakan yang membahayakan diri dan orang lain

Sering menyendiri dan bercakap cakap sendiri seperti sedang bicara dengan seseorang

Biasa berlama lama didalam kamar tidur atau kamar mandi seorang diri Dewasa ini banyak terjadi kecelakaan atau kasus pembunuhan akibat adanya gangguan dari setan golongan jin yang mempegaruhi hati dan fikiran seseorang ini. Banyak kasus kecelakaan dijalan raya dan jalan tol oleh pengaruh setan dari golongan jin ini. Dalam keadaan mengantuk, lelah dan setengah sadar seseorang amat mudah dipengaruhi oleh setan golongan jin ini. Tanpa disadari ia bisa menginjak gas sekuat kuatnya hingga mobil yang dikendarai tidak terkendali dan mencelakai orang lain. Bisa juga kendaraan itu berbelok masuk jurang atau sawah , atau menabrak orang dan warung ditepi jalan tanpa disadari oleh pengemudinya.

Pernah terjadi di Bandung seorang ibu yang membunuh 4 orang anaknya yang masih kecil, ketika ditanya mengapa ia membunuh anak anaknya ia mengatakan ada bisikan kuat yanvg memerintahkannya untuk melakukan hal itu.

Belum lama ini di Tangerang juga ada kasus seorang anak remaja yang menggorok leher adiknya hingga tewas ketika ditanya kenapa ia melakukan hal itu, katanya ada bisikan kuat yang memerintahkan ia untuk melakukan hal itu.

Pada suatu hari datang ketempat kami seorang ibu yang mengeluh bawa putranya mengalami gangguan ketakutan dan kecemasan yang amat sangat. Ia tidak berani ditinggal sendiri sampai tidurpun bersama ibu bapaknya padahal ia sudah dewasa. Ia takut keluar rumah , ia merasa ada orang yang mengawasi dan mengancam akan membunuhnya didepan rumah. Padahal didepan rumah tidak ada seorangpun. Saya menyarankan ibu itu untuk membuat air putih yang sudah dirukyah dan memberi minum padanya setiap pagi dan sore hari serta menyuruh putranya itu melakukan rukyah mandiri dengan mendengarkan MP3 ayat ayat rukyah. Beberapa bulan kemudian saya bertemu dengan ibu dan anak itu alhmadulillah sudah sembuh dari gangguan paranoid itu.

Seorang ibu mengeluh pada saya karena ia sering memaki suaminya dengan kata kata kasar dan meminta cerai dari suaminya berulang ulang. Anehnya ia tidak merasa melakukan hal itu, ia mendapat cerita dari suami dan ibunya yang mengatakan bahwa ia sering mengucapkan kata kasar dan minta cerai pada suaminya. Untung suaminya arif dan penyabar, ketika suasana tenang suaminya menanyakan tentang hal itu padanya . Ia heran , ia tidak merasa melakukan hal seperti itu.

Akhirnya ia diantar kerumah saya oleh suaminya, ketika dirukyah ibu tersebut muntah hebat. Ternyata ada setan dari golongan jin yang menguasai dirinya, hingga ia melakukan hal yang tidak disadarinya itu.

Salah seorang peserta pelatihan shalat khusuk dan rukyah mandiri ditempat kami menceritakan bahwa ia sering sekali bertengkar dengan istrinya oleh hal yang sepele, emosinya mudah memuncak. Ia sering mendengar bisikan negatif tentang istrinya. Ketika bekerja sebagai tukang pada saat pembangunan sebuah gedung bertingkat di Singapura ketika berada di lantai 80 ia mendengar bisikan kuat memerintahkannya untuk melompat dari ketinggian lantai 80 itu. “ Ayo terjun…! jangan kuatir kamu kan bisa terbang” perintah bisikan itu dengan kuat. Ia hampir melaksanakan perintah itu, kakinya sudah mulai bergerak ketepi bangunan. Ia segera sadar dan mengucapkan istighfar dan kalimat takbir. Ia segera berlari turun kelantai dasar. Ia tidak berani lagi kerja di tempat yang tinggi. Ketika saya wawancarai ternyata ia ada menyimpan jimat yang diikatkan pada pinggangya . Jimat itu saya minta dan ia saya suruh melakukan rukyah mandiri serta minum air rukyah setiap hari,sampai semua gangguan itu hilang.

Demikianlah beberapa kasus yang sering dialami oleh orang yang dirasuki setan dari golongan jin, yang hadir ditubuhnya oleh berbagai macam sebab seperti disebutkan diatas .

Benteng Penghalang Godaan Setan

Benteng Penghalang Godaan Setan

“Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya”

Inilah sumpah serapah setan yang Allah abadikan dalam Al Quran. Tak heran jika kita mendapatkan banyak keluarga sakinah, namun tiba-tiba jurang perceraian pun memisahkan mereka berdua. Atau, terkadang salah satu anggota keluarga masih menyekutukan Allah. Sebagian yang lain, bergelimang dalam kemaksiatan atau minimal mereka meremehkan ibadah yang Allah bebankan kepada mereka. Sehingga, tidak sedikit manusia yang meninggalkan dunia ini dalam kemaksiatan dan kekufuran.

قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لأحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلا قَلِيلا

“Dia (Iblis) berkata, “Terangkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?, sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.” (al Isra’ : 62)

Sekelumit keadaan orang-orang tersebut adalah contoh korban perangkap jerat-jerat setan. Jerat-jerat setan adalah tahapan-tahapan kemaksiatan dan pelanggaran yang dibisikkan oleh setan untuk menyesatkan manusia dan menjadikan mereka kufur. Setan tidak pernah putus asa untuk menjalankan misinya dalam menyesatkan manusia. Allah menegaskan bagaimana upaya setan dalam menyesatkan manusia. Ia tidak juga kehabisan akal untuk menyesatkan manusia.

ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (al A’raf : 17) Lalu, bagaimana kita berusaha untuk membentengi diri kita dan keluarga kita dari godaan setan dan tipu dayanya?

Untuk membentengi kita dari godaan setan dan tipu dayanya, kitas bisa melakukan beberapa hal berikut, yaitu:

a. Ikhlas dan Mengikuti sunnah Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam -

Ikhlas dan mengikuti sunah Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – adalah dua pondasi utama diterimanya amalan. Karenanya, pertama kali yang dilakukan setan adalah menggoda keturunan adam agar menyekutukan Allah, jika tidak bisa maka ia akan berusaha untuk menjerumuskan keturunan adam ke dalam lubang kebid’ahan. Karenanya, ikhlas dan mengikkuti sunnah Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – merupakan dua benteng kokoh bagi seseorang dari godaan setan. Allah menegaskan,

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Iblis menjawab, ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.’” (Shaad : 82-83)

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya.” (al-An’am : 153)

Ayat ini dengan tegas menjelaskan, bahwa mengikuti jalan Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – akan membentengi seseorang dari mengikuti jalan-jalan yang lain, seperti setan dan para pengikutnya.

b. Beriman dan bertawakal

Iman adalah keyakinan yang diucapkan dengan lisan, dibenarkan oleh hati, dan diamalkan oleh anggota tubuh, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Adapun tawakkal adalah bertumpu kepada Allah dalam segala hal yang diiringi oleh usaha. Allah menegaskan,

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٩٩)إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (١٠٠)

“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan-Nya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan-Nya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya Jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.” (an-Nahl :99-100)

c. Bertakwa dan banyak istighfar

Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagai benteng dari adzab-Nya. Adapun istighfar adalah memohon ampunan dari Allah. Seseorang yang bertakwa kepada Allah, niscaya ketakwaannya akan melindungi ia dari godaan setan. Dan jika memang suatu saat ia terjerumus dalam kemaksiatan, maka ia segera bertaubat dengan taubat nasuha. Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (al A’raf : 201)

d. Dzikir Mengingat Allah

Seorang muslim yang tidak mengingat Allah, niscaya setan akan menguasai hatinya dan membisikinya dengan berbagai macam bisikan. Maka, dzikir adalah senjata ampuh untuk mematahkan godaan setan. Sehingga orang yang senantiasa berdizikir, insya Allah dijauhkan dari godaan setan, adapun orang-orang yang lalai akan menjadi sasaran empuk setan. Allah menegaskan,

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (al-A’raf: 36)

e. Membaca Al Quran

Jika dzikir bisa menjadi benteng dari setan, maka membaca Al Quran tentu lebih utama menjadi benteng dari godaan setan, karena Al Quran adalah sebaik-baik dzikir dan yang paling sempurna. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – menegaskan,

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِى تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.” (diriwayatkan oleh Muslim 2/188)

f. Memohon kepada Allah perlindungan dari setan

Memohon perlindungan dari setan kepada Allah adalah perintah syariat, karena Allah telah memerintahkan hal ini dalam Al Quran, demikian juga Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – memerintahkan hal ini melalui sunahnya, kemudian Allah berjanji akan memberi perlindungan kepada orang yang meminta perlindungan kepada-Nya, Allah akan menjaganya. Allah berfirman,

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Fushilat : 36) Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda,

“Setan akan mendatangi seseorang di antara kalian, lalu ia membisikkan kepadamu, ‘Siapa yang menciptakan ini? Dan siapa yang menciptakan itu?’ Hingga setan berkata, ‘Siapa yang menciptakan tuhanmu?’ Jika demikian ini terjadi, maka mintalah perlindungan Allah.” (diriwayatkan oleh Bukhari 4/92) Karenanya, sudah selayaknya kita memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan dan tipu dayanya. Lihatlah, bagaimana istri Imran meminta perlindungan dari godaan setan untuk anaknya dan keturunannya, maka Allah pun mengabulkan permintaan istri Imran.

g. Menjauhi jerat-jerat setan

Jika seseorang telah meyakini bahwa setan akan menempuh segala cara untuk menyesatkan manusia dan membinasakannya, maka ia harus waspada dan hati-hati bahkan harus melawan dengan sekuat tenaganya. Karena setan terus berusaha untuk menghiasai kemaksiatan, setaerusaha memalingkan seseorang dari Allah, ia terus berusaha merusak agama seseorang dan membisikinya, ia terus berusaha menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan secara bertahap, ia terus berusaha untuk melalaikan manusia dari beribadah, dan ia terus berusaha untuk menyalakan api permusuhan dan kebencian antara kaum muslimin. Ingatlah sabda Nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam – ,

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَىْءٍ مِنْ شَأْنِهِ حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ

“Sesungguhnya setan terus akan medatangi kalian di setiap perkara kali, bahan setan juga mendatangi kalian saat kalian makan,” (diriwayatkan oleh Muslim 3/1607)

h. Menjauhi semua pintu-pintu setan untuk menguasai kita

Jika seseorang ingin selamat dari godaan setan dan tipu dayanya, maka ia harus menjauhi pintu-pintu setan untuk menguasai dirinya. Ia harus menjauhi kekufuran, kesyirikan, berpaling dari Allah, takut kepada setan dan keturunannya, meminta pertolongan setan, menaati dan mengikuti langkah-langkah setan, kerasnya hati, dan kemaksiatan dengan segala macam bentuknya. Karena ini semua adalah pintu-pintu setan untuk menjerat manusia.

Hati hatilah…, sesungguhnya setan menggoda manusia dan menyesatkannya untuk menjadikan manusia sebagai penghuni neraka, menjadikan mereka menyesal di hari yang tidak bermanfaat penyesalan, menumbuhkan permusuhan dan kedengkian, dan menjadikan mereka termasuk orang-orang yang lalai dari beribadah kepada Allah. Ingatlah selalu, bahwa setan adalah musuh bebuyutan kita. Allah – ‘Azza wa Jalla – menegaskan,

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِير ِ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir : 6 )

10 Pintu Setan dan Cara membentengi dari Godaannya

10 Pintu Setan dan Cara membentengi dari Godaannya

Untuk membantu manusia dalam menghadapi godaan setan dan bujukan iblis, Islam menunjukkan berbagai jalan yang bisa digunakan olehnya agar tetap tegar dalam pertempuran melawan setan dan memetik kemenangan atas musuh besarnya itu.

Adapun pintu-pintu yang sering dimasuki setan untuk menggoda manusia adalah sebagai berikut:

1. Tamak dan berprasangka buruk. cara melawannya dengan qana’ah dan percaya.
2. Cinta kehidupan dunia dan angan-angan. cara melawannya dengan merasa takut kematian yang datang tiba-tiba.
3. Suka santai dan mencari kesenangan. cara melawannya dengan meyakini bahwa kenikmatan akan sirna
4. ‘Ujub atau membanggakan diri. cara melawannya dengan meyakini akan anugrah Allah dan takut menerima akibat yang buruk.
5. Menganggap rendah dan tidak menghormati orang lain. cara melawannya dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
6. Hasad atau dengki. cara melawannya dengan qana’ah dan ridha dengan nasib setiap makhluk yang telah ditentukan Allah.
7. Riya’. cara melawannya dengan ikhlas di setiap amal
8. Kikir. cara melawannya dengan meyakini bahwa semua yang ada di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal abadi.
9. Sombong cara melawannya dengna rendah hati (tawadhu’)
10. Tamak dengan dunia. cara melawannya dengan meyakini apa yang ada disisi Allah dan zuhud terhadap apa yang dimiliki oleh manusia.

Jalan lain untuk membentengi diri dari godaan setan adalah

1. Dengan banyak mengingat Allah (zikir) ketika memulai setiap pekerjaan.
2. Menghindari dari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal. Allah berfirman,” ….makanlah dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan…” ( QS.Al-A’raf:31)

Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya setan bergerak dalam diri manusia pada aliran darahnya, maka sempitkanlah aliran setan dengan lapar” ( HR.Ahmad)

3. Membaca Al Quran, zikir kepada ighfar.Allah, dan istighfar.

Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya, setan meletakkan belalainya di atas hati manusia, jika ia berzikir kepada Allah, maka setan menarik belalainya ke atas. Namun, jika ia lupa dengan Allah maka setan melahap hatinya.” (HR.Ibnu Abi Dunya)

4. Tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan.

Rasulullah bersabda,” Tergesa-gesa adalah dari setan dan berhati-hati adalah dari Allah Ta’ala.”

dan masih banyak lagi cara membentengi diri dari godaan setan. semoga kita dan anak cucu kita selalu dilindungi Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Cara Syetan Menggoda Wanita

Cara Syetan Menggoda Wanita 

Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.

II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit

Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.

Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”

Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka?

Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Cristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

III. Serba Mini

Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Setan tak mau ambil resiko.

Penutup

Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bis shawab.

Cara Mengusir Setan/Mahkluk Halus Secara Islami

Cara Mengusir Setan/Mahkluk Halus Secara Islami

Cara Mengusir Setan/Mahkluk Halus Secara Islami - Tidak semua orang percaya pada hal-hal gaib atau mahkluk gaib seperti jin, setan, atau iblis. Tapi sebagai umat islam, kita diharuskan untuk selalu percaya pada mahkluk gaib, bukan hanya setan, jin atau iblis, tapi kita juga harus percaya terhadap malaikat Allah SWT.

Tapi, kita tidak perlu khawatir dengan malaikat, karena pada dasarnya malaikat adalah mahkluk yang taat kepada Allah SWT dan tidak akan pernah mengganggu manusia. Namun, selain malaikat ada mahkluk gaib lainnya, seperti setan, jin, atau iblis. Tidak seperti malaikat yang sangat taat kepada Allah SWT, setan, iblis, dan jin terkadang atau seringkali mengganggu manusia.

Memang tidak semua dari mereka mengganggu, tapi kadang ada saja jenis mahkluk gaib yang suka mengganggu manusia. Bahkan keberadaan mereka bisa sangat menggangu, mulai dari membuat bau-bauan aneh, membuat barang-barang menghilang atau bergerak sendiri, hingga yang paling seram menampakkan diri dengan bentuk yang menyeramkan, hingga merasuki kita atau kerabat kita.

Tapi meskipun demikian, sayangnya tidak semua orang diberkahi karunia untuk melihat mahkluk halus atau dikenal dengan indra keenam. Sehingga agak sulit untuk membuktikan bahwa rumahnya dihuni oleh mahkluk gaib. Tapi, tenang meski pun anda tidak bisa melihat mereka, ternyata ada tanda-tanda yang bisa menunjukkan keberadaan mahkluk halus. Seperti yang dilansir oleh vemale.com, berikut ini 10 tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan mahkluk halus!

10 Tanda-Tanda Yang Menunjukkan Kebedaraan Mahkluk Halus/Setan

1. Ada Angin Semilir

Tiba-tiba ada angin yang lewat dan semilir, padahal anda tahu benar ruangan tersebut tak memiliki akses keluar masuk angin. Tak berapa lama, tengkuk atau bagian tubuh lain menjadi merinding.

2. Aroma Wewangian

Aroma wewangian bunga, menyan, hio yang dibakar, ubi-ubian bakar, atau bau tak sedap (apek) yang menunjukkan ada makhluk sedang lewat atau berdiam di tempat tersebut.

3. Aroma Amis

Bila aromanya seperti amis darah, konon ada Sundel Bolong yang sedang lewat.

4. Terdengar Lolongan Anjing

Lolongan anjing di malam hari, menunjukkan ada makhluk halus yang sedang lewat. Dan apabila lolongan tersebut ternyata berada di tempat yang agak jauh, artinya si anjing itu yang telah melihatnya.

5. Aroma Pembakaran

Apabila ada aroma menyengat seperti bekas pembakaran, artinya ada hantu yang tubuhnya sudah rusak tak sempurna. Biasanya ia mati akibat luka bakar.

6. Benda Bergerak Sendiri

Tiba-tiba benda yang diam bergerak sendiri, padahal tidak diangkat, dan tidak ada gempa. Biasanya hantu yang usil senang memainkan barang-barang dan mengganggu manusia yang ada di tempat tertentu.

7. Ruangan Terasa Suram

Masuk ke sebuah ruangan, anda merasakan ruangan itu terkesan suram dan lusuh. Ruangan ini seringkali dijadikan tempat yang ditunggu oleh makhluk halus.

8. Tercium Bau Tembakau

Terkadang ada aroma tembakau yang kering dan siap dilinting pada kertas. Dan bau itu muncul di tengah-tengah ruangan yang tak ada akses tembakau apapun, tandanya ada hantu orang yang sangat sepuh (tua) sedang melintas di sana.

9. Mobil/Kendaraan Yang Dikendarai Terasa Berat

Saat lewat di persimpangan jalan atau di pekuburan tiba-tiba motor atau advertisements mobil yang anda bawa terasa berat. Jangan berteriak dan berhenti. Santai saja, dan terus berjalan sampai melewati jembatan atau pekuburan selanjutnya. Biasanya, ada kuntilanak yang numpang di kendaraan anda.

10. Kupu-Kupu Masuk Ke Rumah

Saat ada kupu-kupu datang dan masuk ke dalam rumah serta hinggap pada anak kecil, konon saat itu arwah nenek moyang/kakek/nenek sedang datang berkunjung dan kangen anggota keluarganya. Cara Mengusir Setan / Mahkluk Halus Menurut Islam

Doa Sebelum Tidur Islam Lengkap Dengan Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Itu dia 10 tanda-tanda hadirnya setan/mahkluk halus disekitar anda. Jadi apakah dari 10 tanda di atas anda menemukan salah satunya disekitar anda? Jika iya dan anda merasa terganggu, anda bisa mencari cara untuk memindahkannya. Sebenarnya, saat ini ada beberapa cara untuk mengusir mahkluk halus, seperti mendatangkan paranormal atau ustadz yang memiliki kemampuan untuk memindahkan mahkluk gaib.

Tapi tahukah anda selain cara di atas, sebenarnya ada cara untuk mengusir setan/mahkluk halus yang mengganggu sangatlah mudah, yaitu dengan banyak beribadah seperti sholat, berdzikir, dan membaca al-qur'an. Karena, pada dasarnya setan, jin dan jenis mahkluk gaib pengganggu sangat takut tinggal atau berdekatan dengan orang yang sholeh dan rajin beribadah.

Dan ternyata untuk mengusir setan, jin salah satu cara mengusir setan/mahkluk halus secara islami adalah dengan membaca sebuah doa yang bisa kita gunakan dan cukup ampuh untuk mengusir jin atau setan yang sangat mengganggu. Berikut ini cara mengusir setan/mahkluk halus secara islami yang bisa anda coba!

Cara Mengusir Setan/Mahkluk Halus Secara Islami

بِسْمِ اللهِ، اَمْسَيْنَا بِاللهِ الَّذِيْ لَيْسَ مِنْهُ شَيْئٌ مُمْتَنِعٌ، وَبِعِزَّةِ اللهِ الَّتِى لاَتُرَامُ وَلاَتُضَامُ، وَبِسُلْطَانِ اللهِ الْمَنِيْعِ نَحْتَجِبُ، وَبِاَسْمَآئِهِ الْحُسْنَى كُلِّهَا عَائِدٌ مِنَ اْلاَبَالِسَةِ، وَمِنْ شَرِّ شَيَاطِيْنِ اْلاِنْسِ وَالْجِنِّ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ مُعْلِنٍ اَوْمُسِرٍّ، وَمِنْ شَرِّمَا يَخْرُجُ بِاللَّيْلِ وَيَكْمُنُ بِالنَّهَارِ، وَيَكْمُنُ بِالَّليْلِ وَيَخْرُجُ بِالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّمَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ اِبْلِيْسِ وَجُنُوْدِهِ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ اَخِذٌ بِنَا صِيَتِهَا اِنَّ رَبِّيْ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ أَعُوْذُبِااللهِ بِمَااسْتَعَاذَبِهِ مُوْسَى وَعِيْسَى وَاِبْرَاهِيْمَ الَّذِيْ وَفِى مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ وَمِنْ شَرِّ اِبْلِيْسِ وَجُنُوْدِهِ وَمِنْ شَرِّ مَايَبْغَى. اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَالصّفّتِ صَفًّا، فَالزّجِرَاتِ زَجْرًا، فَالتّلِيتِ ذِكْرًا، اِنَّ اِلهَكُمْ لَوَاحِدٌ، رَبُّ السَّموتِ وَاْلاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشرِقِ، اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِزِيْنَةٍ الْكَوَاكِبِ، وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطنٍ مَارِدٍ، لاَيَسَّمَّعُوْنَ اِلَى اْلْمَلَاِاْلاَعْلَى وَيُقْذَفُوْنَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ، دُحُوْرًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ. اِلاَّ مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَه شِهَابٌ ثَاقِبٌ.

Artinya : Dengan nama Allah, kami berada di sore ini dengan nama Allah Yang tiada sesuatu pun yang dapat menghalangi-Nya, dan dengan keagungan Allah Yang tidak bisa dikalahkan dan direndahkan. Dengan kekuasaan Allah Yang Maha Mencegah, kami berlindung, dan dengan seluruh nama-nama-Nya yang balk kami berlindung dart kejahatan iblis-iblis dan dart kejahatan setan-setan, baik dari golongan manusia maupun jin. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan segala sesuatu yang menampakkan diri dan menyembunyikan diri, dari kejahatan segala sesuatu yang keluar di malam hari dan bersembunyi di siang hari, dari kejahatan segala sesuatu yang menampakkan diri di siang hari dan bersembunyi di malam hari, .dan dari kejahatan segala sesuatu yang diciptakan-Nya, yang kotor dan yang bersih. Kami berlindung dari kejahatan Iblis dan pengikut-pengikutnya, dan dari kejahatan segala makhluk yang berada dalam kekuasaan-Mu. Sesungguhnya Tuhanku selalu menunjukkan jalan yang lurus. Aku berlindung kepada Allah dengan perlindungan yang dimohonkan oleh Musa, `Isa dan Ibrahim yang memenuhi janji, dari kejahatan segala sesuatu yang diciptakan-Nya, yang kotor dan yang bersih, dan dari kejahatan Iblis dan pengikut-pengikutnya, dan dari kejahatan segala sesuatu yang membangkang. Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari kejahatan setan yang terkutuk Dengan nama Allah; Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Demi (rombongan) yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya. Dan Demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benamya (dari perbuatan maksiat), dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya (dengan se-benar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka. Setan-setan itu tidak dapat mencuri-dengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru, untuk mengusir mereka, dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka dia dikejar oleh kilatan api yang cemerlang .

Bacakan Ayat Kursi

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Ayat Kursi dalam bentuk huruf latin :

ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUMU. LAA TA’KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA’LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN ‘ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI’A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL ‘ALIYYUL AZHIIM

Terjemahan Indoneisa Ayat Kursi

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.