Keadaan Malaikat Maut dan Proses Pencabutan Ruh

🕌 KHUTBAH JUMAT PERTAMA
      Keadaan Malaikat Maut dan Proses Pencabutan Ruh

Khutbah Pertama
الحمد لله
نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا.
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan sebenar-benar takwa, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena takwa adalah bekal terbaik dalam menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Allah ﷻ berfirman:
 كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan balasanmu.” (QS. Āli ‘Imrān: 185)

Dalam Kitab Daqā’iq al-Akhbār, disebutkan oleh Muqātil bin Sulaimān bahwa Malaikat Maut (‘Azrā’īl ‘alaihissalām) adalah makhluk besar ciptaan Allah yang diberi tugas mencabut ruh semua makhluk.
Seluruh tubuhnya penuh dengan mata dan tangan sebanyak jumlah seluruh makhluk yang bernyawa. Dengan tangan itulah ia mengambil ruh, dan dengan wajah itu pula ia memandang makhluk yang hendak dicabut nyawanya.
Begitulah kebesaran ciptaan Allah. Tiada yang luput dari pandangan dan kekuasaan-Nya, bahkan ruh sekalipun berada dalam genggaman-Nya.
Allah ﷻ berfirman:
اللّٰهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا
“Allah-lah yang memegang jiwa ketika matinya.” (QS. Az-Zumar: 42)
Ayat ini menegaskan bahwa hakikat pencabut ruh adalah Allah sendiri, sementara Malaikat Maut hanyalah pelaksana perintah-Nya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam riwayat disebutkan bahwa ketika ajal seseorang telah dekat, maka daunnya gugur dari pohon di bawah ‘Arsy, tertulis namanya pada daun itu. Ketika daun itu jatuh ke pangkuan Malaikat Maut, maka ia tahu bahwa saatnya telah tiba untuk mencabut ruh pemilik nama itu.

Dan ketika ruh seorang hamba yang beriman dicabut, maka ia keluar dengan lembut seperti air yang mengalir dari mulut kendi. Namun bagi orang kafir, ruhnya dicabut seperti besi berduri yang diseret dari bulu domba basah.

Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Sesungguhnya ruh orang mukmin keluar dengan mudah seperti tetesan air, sedangkan ruh orang kafir dicabut seperti besi berduri yang diseret dari bulu domba basah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka wahai hamba Allah,
ingatlah bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ia adalah pintu menuju alam akhirat, awal dari perjalanan panjang menuju pembalasan amal.

Oleh karena itu, perbanyaklah taubat, dzikir, dan amal shalih. Jadikanlah kematian sebagai pengingat agar hati tidak lalai dari Rabb yang Maha Kuasa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"أكثروا ذكر هادم اللذات"
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (yakni kematian).”
(HR. Tirmidzi)
Semoga kita tergolong hamba yang husnul khatimah. آمين.

أقول قولي هذا، وأستغفر الله العظيم لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

🕋 KHUTBAH JUMAT KEDUA

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah bahwa ajal tidak dapat dimajukan atau ditunda walau sesaat pun. Allah ﷻ berfirman:
 فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
“Apabila ajal mereka telah datang, mereka tidak dapat menundanya sesaat pun dan tidak dapat memajukannya.” (QS. An-Nahl: 61)

Malaikat Maut tidak pernah keliru. Ia mencabut ruh sesuai dengan catatan di Lauh Mahfuzh, sesuai perintah Allah yang Maha Adil.

Maka marilah kita siapkan bekal sebelum ruh ini dijemput. Karena kematian datang tanpa tanda, menimpa yang muda maupun tua, yang sehat maupun sakit.

Perbanyaklah dzikir kepada Allah, karena Rasulullah ﷺ bersabda:
"آجالُ البهائمِ كلُّها في ذكرِ اللهِ تعالى، فإذا تركوا ذكرَ اللهِ قبضَ اللهُ أرواحَهم"
“Ajal semua binatang berada dalam dzikir kepada Allah. Jika mereka berhenti berdzikir, maka Allah mencabut ruh mereka.”
(HR. Abū Laits dalam Daqā’iq al-Akhbār)

Demikian pula manusia — kehidupan sejatinya adalah dalam dzikir dan ketaatan kepada Allah, sedangkan kematian sejati adalah ketika hati berhenti mengingat Allah.

Maka wahai hamba Allah, janganlah engkau tertipu oleh panjang angan dan kesenangan dunia. Dunia ini sementara, dan setiap hembusan napas adalah langkah menuju liang lahat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"الكَيِّسُ مَن دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوتِ، وَالعَاجِزُ مَن أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ الأَمَانِيَّ"
“Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)

Penutup dan Doa

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم اجعلنا من الذين إذا حضرهم الموت كانت خاتمتهم حسنة، واجعل قبورنا روضة من رياض الجنة.
اللهم هون علينا سكرات الموت، وثبتنا عند السؤال، واغفر لنا ما قدمنا وما أخرنا وما أسررنا وما أعلنا.
اللهم اجعل آخر كلامنا من الدنيا لا إله إلا الله محمد رسول الله.

عباد الله،
إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون.
فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون

Tidak ada komentar