Belajar dari Bani Israil: Antara Nikmat, Pembangkangan, dan Kerasnya Hati
Belajar dari Bani Israil: Antara Nikmat, Pembangkangan, dan Kerasnya Hati
(Tafsir Jalalain QS. Al-Baqarah: 61–80)
MUQADDIMAH (Pembuka Ceramah)
الحمد لله رب العالمين، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Al-Qur’an bukan sekadar kisah masa lalu, melainkan cermin bagi jiwa manusia sepanjang zaman. Kisah Bani Israil dalam Surah Al-Baqarah ayat 61–80 bukan hanya sejarah, tetapi peringatan keras agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama:
- kufur nikmat,
- banyak membantah perintah Allah,
- keras hati walau telah melihat tanda-tanda kebesaran-Nya.
I. KUFUR NIKMAT: MENUKAR YANG MULIA DENGAN YANG HINA
(QS. Al-Baqarah: 61)
Ayat
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نَصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ…
Artinya:
“Dan ketika kamu berkata: ‘Wahai Musa, kami tidak sabar hanya dengan satu jenis makanan saja…’” (QS. Al-Baqarah: 61)
Penjelasan Tafsir Jalalain
- Manna dan salwa adalah makanan surgawi, langsung dari Allah.
- Mereka meminta makanan bumi: bawang, kacang, sayuran.
- Musa berkata:
أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ
“Apakah kalian menukar yang lebih rendah dengan yang lebih baik?”
Ulasan Ulama
- Imam Al-Qurthubi: ini adalah puncak kekufuran nikmat, bukan soal makanan, tapi ketidakridhaan terhadap ketentuan Allah.
- Ibnu Katsir: sikap ini menunjukkan jiwa budak dunia, lebih memilih yang kasat mata daripada yang penuh keberkahan.
Dalil Sunnah
Rasulullah ﷺ bersabda:
«انْظُرُوا إِلَىٰ مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَىٰ مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ»
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat yang di atasmu.”
(HR. Muslim)
📌 Pelajaran untuk kita:
- Banyak orang menukar iman dengan dunia,
- menukar ketenangan dengan ambisi,
- menukar dzikir dengan kelalaian.
II. DOSA MEMBUNUH PARA NABI & AKIBAT MAKSIAT TERUS-MENERUS
(QS. Al-Baqarah: 61)
وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ…
Artinya:
“Mereka kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah…”
Tafsir Jalalain
- Akibat kekufuran dan pembunuhan para nabi (Zakariya, Yahya).
- Ditimpa:
- dzillah (kehinaan),
- maskanah (kemiskinan jiwa),
- meski kaya secara materi.
Komentar Ulama
- Imam Asy-Syafi’i: “Kemaksiatan menimbulkan kehinaan meskipun pelakunya merasa mulia.”
- Hasan Al-Bashri: “Mereka bermaksiat kepada Allah, maka Allah menghinakan mereka.”
III. IMAN YANG BENAR MENENTUKAN KESELAMATAN
(QS. Al-Baqarah: 62)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا…
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang Yahudi, Nasrani, dan Shabiin…”
Makna Ayat
- Keselamatan bukan karena identitas, tapi:
- iman kepada Allah,
- iman kepada hari akhir,
- amal saleh sesuai syariat Nabi Muhammad ﷺ.
Penegasan Ulama
- Ibnu Katsir: ayat ini tidak membenarkan semua agama, tapi menegaskan syarat iman yang sah pada zamannya.
IV. MELANGGAR PERJANJIAN & KERASNYA HATI
(QS. Al-Baqarah: 63–66)
- Gunung Thur diangkat sebagai ancaman.
- Mereka melanggar hari Sabtu.
- Diubah menjadi kera yang hina.
Dalil Pendukung
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَا تُصِيبَنَّ قَوْمًا عُقُوبَةٌ حَتَّىٰ يَرَوُا الْمُنْكَرَ فَلَا يُغَيِّرُوهُ»
“Tidaklah suatu kaum ditimpa azab hingga mereka melihat kemungkaran lalu tidak mengubahnya.”
(HR. Ahmad)
📌 Ibrah:
Melanggar perintah Allah secara sengaja dan berulang akan mematikan hati.
V. KISAH SAPI BETINA: AGAMA ITU MUDAH, MANUSIA YANG MEMPERBERAT
(QS. Al-Baqarah: 67–71)
Hadis Penjelas
Rasulullah ﷺ bersabda:
«لَوْ ذَبَحُوا أَيَّ بَقَرَةٍ لَأَجْزَأَتْهُمْ»
“Seandainya mereka menyembelih sapi apa saja, niscaya itu sudah mencukupi.”
(HR. Ibnu Abi Hatim)
Komentar Ulama
- Ibnu Taimiyah: orang yang banyak bertanya tanpa niat taat, akan dipersulit oleh Allah.
- Imam Nawawi: agama itu mudah, yang mempersulit adalah hawa nafsu.
VI. KERASNYA HATI LEBIH PARAH DARI BATU
(QS. Al-Baqarah: 74)
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ…
Makna Mendalam
- Batu masih bisa:
- mengeluarkan air,
- tunduk kepada Allah.
- Hati manusia bisa lebih keras dari batu.
Dalil Sunnah
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً…»
“Ketahuilah, dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka baik seluruh tubuh.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
VII. DOSA MEMANIPULASI AGAMA
(QS. Al-Baqarah: 79)
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ…
Pesan Ulama
- Al-Ghazali: dosa ulama yang menyimpang lebih berat karena menyesatkan umat.
- Ibnu Rajab: agama rusak bukan oleh orang bodoh, tapi oleh orang pintar yang tidak amanah.
VIII. ANGAN-ANGAN PALSU TENTANG NERAKA
(QS. Al-Baqarah: 80)
لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً
📌 Pesan keras:
Meremehkan dosa dengan dalih “Allah Maha Pengampun” adalah tipu daya setan.
Hadis
Rasulullah ﷺ bersabda:
«الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ…»
“Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk akhirat.”
(HR. Tirmidzi)
PENUTUP (KHATIMAH EMOSIONAL)
Jamaah yang dirahmati Allah,
Bani Israil binasa bukan karena kurang ilmu, tapi karena keras hati.
Bukan karena kurang bukti, tapi karena menolak kebenaran.
Mari kita bertanya pada diri sendiri:
- Apakah kita bersyukur atau banyak menuntut?
- Apakah kita taat atau gemar membantah?
- Apakah hati kita lembut atau keras?
Doa Penutup
اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك
“Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu.”
Post a Comment