BERSIFAT WARAK DAN ‘ALIM (JALAN SELAMAT MENUJU KETAQWAAN)

BERSIFAT WARAK DAN ‘ALIM

(JALAN SELAMAT MENUJU KETAQWAAN)


Pendahuluan:

Ketika Ilmu Tidak Lagi Membuat Takut

Saudaraku yang dimuliakan Allah…
Di zaman ini, ilmu mudah diperoleh,
namun takut kepada Allah semakin jarang terasa.
Banyak yang tahu hukum,
namun sedikit yang berhati-hati.

Padahal dalam Islam,
puncak ilmu bukan banyaknya pengetahuan,
melainkan melahirkan sifat warak
yakni sikap hati yang sangat berhati-hati terhadap dosa, syubhat, dan murka Allah.

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
(QS. Fathir: 28)

Artinya:
Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.

Komentar Imam Ibn Katsir

Ulama sejati adalah mereka yang ilmunya melahirkan rasa takut, kehati-hatian, dan ketaatan, bukan sekadar kepandaian lisan.


1. Makna Warak dalam Islam

Warak secara bahasa berarti menahan diri.
Secara istilah:

Menjauhkan diri dari perkara haram, dan juga perkara syubhat, karena takut terjatuh ke dalam dosa.

Imam Al-Ghazali رحمه الله berkata:

Warak adalah meninggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.

Inilah akhlak orang-orang besar di sisi Allah.


2. Hadis Pokok tentang Halal, Haram, dan Syubhat

Dari Abu ‘Abdillah An-Nu‘man bin Basyir r.a, beliau berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ:

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ، لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ…

فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ…

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً… أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Artinya (ringkas):
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa menjaga diri dari perkara syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya… Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh, dan jika rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itulah hati.


Ulasan Ulama tentang Hadis Ini

Imam An-Nawawi berkata:

Hadis ini merupakan salah satu hadis agung dalam Islam dan menjadi asas dalam sikap wara‘ dan kehati-hatian dalam beragama.

Imam Ibn Rajab Al-Hanbali berkata:

Barang siapa meremehkan perkara syubhat, maka ia akan berani pada yang haram. Sebaliknya, siapa yang menjauhi syubhat, Allah akan menjaga hatinya.


3. Warak Menjaga Agama dan Kehormatan

Rasulullah ﷺ bersabda:

فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ

Artinya:
Siapa yang menjaga diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.

📌 Maknanya:
Warak bukan hanya menjaga ibadah,
tetapi juga menjaga nama baik, kehormatan, dan keselamatan di dunia dan akhirat.


4. Perumpamaan Penggembala di Sekitar Kawasan Larangan

Rasulullah ﷺ mengumpamakan:

كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيهِ

Artinya:
Seperti penggembala yang menggembala di sekitar kawasan larangan, hampir saja ternaknya masuk ke dalamnya.

Pelajaran Penting

  • Syubhat adalah pagar menuju haram
  • Orang warak tidak bermain di pinggir dosa

Imam Sufyan Ats-Tsauri رحمه الله berkata:

Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih berat dijaga daripada hatiku.


5. Hati: Pusat Warak dan Kerusakan

Rasulullah ﷺ menegaskan:

أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Artinya:
Ketahuilah, itulah hati.

Allah ﷻ berfirman:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ۝ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(QS. Asy-Syu‘ara: 88–89)

Artinya:
Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.

📌 Warak adalah upaya menjaga hati tetap selamat.


6. Tingkatan Tertinggi Warak: Meninggalkan yang Mubah karena Takut Dosa

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لَا بَأْسَ بِهِ حَذَرًا مِمَّا بِهِ بَأْسٌ
(HR. Tirmidzi)

Artinya:
Seorang hamba tidak akan mencapai derajat orang-orang bertakwa hingga ia meninggalkan perkara yang sebenarnya tidak mengapa, karena khawatir terjerumus ke dalam yang mengapa.

Ulasan Imam Al-Ghazali

Inilah puncak warak: meninggalkan yang halal bukan karena haram, tetapi karena takut hati menjadi lalai.


7. Warak dan ‘Alim: Ilmu yang Menghidupkan Hati

Saudaraku…
Tidak setiap orang berilmu itu warak,
tetapi setiap orang yang benar-benar warak pasti berilmu.

Hasan Al-Bashri رحمه الله berkata:

Bukanlah orang alim itu yang banyak hafalannya, tetapi yang takut kepada Allah.


Penutup: Jalan Sunyi Orang-Orang Pilihan

Saudaraku…
Warak bukan untuk dipamerkan.
Ia sunyi.
Ia sepi.
Namun berat timbangannya di sisi Allah.

Mari kita jaga:

  • apa yang kita makan
  • apa yang kita ucap
  • apa yang kita lihat
  • apa yang kita sentuh

Karena jalan selamat adalah jalan berhati-hati.

Doa Penutup

Ya Allah…
hiasilah hati kami dengan sifat warak,
jauhkan kami dari yang haram dan syubhat,
jadikan ilmu kami bermanfaat,
dan takut kami kepada-Mu lebih besar daripada takut kami kepada makhluk.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin.



Tidak ada komentar