KEMULIAAN MAZHAB ABU HANIFAH & PERAN BESARNYA DALAM FIQIH ISLAM



CERAMAH 1–2 JAM

“KEMULIAAN MAZHAB ABU HANIFAH & PERAN BESARNYA DALAM FIQIH ISLAM”

(Retorika tinggi, emosional, lengkap dalil, ulasan ulama)


MUQADDIMAH

Jamaah yang dimuliakan Allah…

Malam ini, kita akan membicarakan sosok yang membuat langit tersenyum dan bumi mendapatkan manfaat. Seorang ulama yang apabila disebut namanya, para fuqaha tua pun menunduk penuh hormat.

Dialah Imam Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit,
Sang Imam al-A’ẓam,
Sang Pembaharu Qiyas,
Sang Penegak Fiqih Irak,
Sang Teladan Wara',
Sang Pahlawan Ilmu.

Beliau adalah tiang yang menyangga bangunan fiqih Islam,
pelita yang menerangi zaman penuh fitnah,
imam yang pikiran-pikirannya melintasi zaman hingga hari ini.

Siapakah beliau? Mengapa dunia Islam memberikan begitu banyak penghormatan kepadanya?
Malam ini kita jawab satu per satu — dengan dalil, hadits, sejarah, dan kesaksian para ulama besar.


BAGIAN 1 — NASAB & KETURUNAN YANG DIDOAKAN OLEH SAYYIDUNA ‘ALI

Imam Abu Hanifah bernama An-Nu’man bin Tsabit.
Kakeknya, Tsabit, pernah bertemu Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra., dan beliau mendoakan:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُ وَلِذُرِّيَّتِهِ
“Ya Allah, berkahilah dia dan keturunannya.”

Para ulama berkata:

“Doa ini tampak jelas pada diri Abu Hanifah.”

Inilah keberkahan nasab. Karena doa orang shalih dapat memancar hingga cucu ketujuh.


BAGIAN 2 — ABU HANIFAH ADALAH SEORANG TABI’I

Jamaah…

Kita sering melupakan satu fakta besar:

Abu Hanifah adalah seorang Tabi’in.

Beliau bertemu langsung dengan:

  • Anas bin Malik
  • Abdullah bin Harits
  • Atha’ bin Abi Rabah
  • Imam Ja’far ash-Shadiq
  • Dan lebih dari 10 sahabat lainnya

Artinya, beliau menerima ilmu langsung dari generasi emas.
Ini bukan “sekedar imam fiqih”, tapi ulama generasi awal yang bernafas pada zaman para sahabat.


BAGIAN 3 — DALIL AL-QUR’AN TENTANG DERAJAT AHLUL ILMI

Mengapa kita hormati Imam Abu Hanifah?
Karena Allah memuliakan para ulama.

DALIL AL-QURAN 1

QS. Az-Zumar: 9

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah: Apakah sama antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui?”

Imam Ibn Katsir menafsirkannya:

“Ayat ini memuliakan para ahli fiqih dan ahli ijtihad.”

Siapakah ahli ijtihad tertinggi pada masa itu?
Salah satunya adalah Abu Hanifah, imam besar di Kufah.


BAGIAN 4 — PERJALANAN ILMU YANG MENGGUNCANG ZAMAN

1. Menghafal Al-Qur’an sejak kecil

Setiap malam beliau ulangi hafalan sampai menangis.

2. Menjadi ahli debat dan logika

Inilah mengapa beliau digelari Ahli Ra’yu — bukan karena mengedepankan hawa nafsu, tetapi karena kedalaman analisis.

3. Berguru kepada ratusan ulama

Termasuk Imam Ja’far ash-Shadiq yang pendapatnya dipegang oleh fuqaha Sunni dan Syi’ah.

4. Paling banyak menghasilkan murid fuqaha

Abu Yusuf — Qadhi terbesar Abbasiyah
Muhammad bin Hasan — guru Imam Syafi’i
Dawud ath-Thai — ahli zuhud
Abdullah bin Mubarak — ahli hadits ternama

Di tangan beliau, lahir fuqaha yang mengguncang dunia Islam.


BAGIAN 5 — MENGAPA MAZHAB HANAfi SANGAT BESAR?

Karena metodologi Abu Hanifah sangat teratur dan mendalam.

Metode Istinbath Abu Hanifah

1. Al-Qur’an

2. Sunnah

3. Fatwa Sahabat

4. Qiyas

5. Istihsan

6. Ijma’

7. Urf (adat masyarakat yang benar)

Metodologi ini menjadi dasar revolusi fiqih—yang kemudian diikuti seluruh imam setelahnya.


BAGIAN 6 — DALIL SUNNAH TENTANG IJTIHAD

Abu Hanifah adalah mujtahid mutlak.
Apa dalilnya?

Hadits Ijtihad — Riwayat Abu Dawud

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا اجْتَهَدَ فَأَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ
“Apabila seorang hakim berijtihad dan benar, ia mendapat dua pahala;
jika salah, satu pahala.”

Imam Nawawi berkata:

“Hadits ini menjadi landasan bahwa mujtahid diberi pahala atas seluruh ijtihadnya.”

Abu Hanifah termasuk mujtahid mutlak, karena:

  • Menguasai Qur’an
  • Menguasai hadits
  • Memahami fatwa sahabat
  • Ahli bahasa
  • Memiliki kemampuan qiyas yang tak tertandingi

BAGIAN 7 — KOMENTAR ULAMA BESAR TENTANG ABU HANIFAH

Yahya bin Ma’in (Imam Jarh wa Ta’dil)

“Abu Hanifah adalah tsiqah. Tidak berbicara kecuali dengan hafalan.”

Abdullah bin Mubarak

“Seandainya Allah tidak menolongku melalui Abu Hanifah dan Sufyan Ats-Tsauri, niscaya aku menjadi orang biasa.”

Imam Syafi’i

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَتَبَحَّرَ فِي الْفِقْهِ فَلْيَأْخُذْ بِفِقْهِ أَبِي حَنِيفَةَ
“Barangsiapa ingin lautannya luas dalam fiqih, ambillah fiqih Abu Hanifah.”

Fudhail bin Iyadh

“Abu Hanifah paling wara’, paling faqih, paling menjaga lisannya.”

Imam Malik

Ketika ditanya tentang Abu Hanifah, beliau menjawab:

“Seorang laki-laki… yang jika mengatakan bahwa tiang masjid ini terbuat dari emas… ia pasti mendatangkan dalilnya.”


BAGIAN 8 — KEKUATAN AQAL & ANALISIS ABU HANIFAH

Abu Hanifah tidak hanya berfatwa untuk masa kini.
Beliau menyusun fiqih untuk masa depan.

Beliau berkata:

نَتَكَلَّمُ فِي الْمَسَائِلِ قَبْلَ أَنْ تَقَعَ
“Kami membahas masalah sebelum terjadi.”

Inilah cikal bakal maqashid syari’ah modern, jauh sebelum ulama kontemporer membahasnya.


BAGIAN 9 — DALIL KEWAJIBAN MENGAMBIL ILMU DARI ULAMA

QS. An-Nahl: 43

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kamu tidak mengetahui.”

Para mufassir seperti Al-Qurthubi dan Ibnu Jarir berkata:

“Ayat ini menunjukkan wajibnya merujuk kepada para mujtahid.”

Dan salah satu mujtahid terbesar ialah Abu Hanifah.


BAGIAN 10 — WARA' & KEJUJURAN ABU HANIFAH

Beliau menolak menjadi Qadhi walaupun ditawarkan khalifah.
Khalifah memenjarakannya karena menolak jabatan yang dianggapnya penuh fitnah.

Ibnu Mubarak berkata:

“Aku tak pernah melihat Abu Hanifah menggunjing orang — bahkan musuhnya.”

Ketika ditanya mengapa, beliau menjawab:

“Aku tidak mau pahala kebaikanku pindah kepada orang yang aku benci.”

Jamaah, ini adab luar biasa.


BAGIAN 11 — MAZHAB HANAfi MENYEBAR KE SELURUH DUNIA

Hari ini mazhab Hanafi adalah pengikut terbanyak di dunia, mencakup:

  • Turki
  • Mesir
  • Suriah
  • Asia Tengah
  • India-Pakistan
  • Tiongkok Muslim
  • Eropa Timur
  • Dan sebagian Afrika

Karena mazhab ini “ramah peradaban”, terbuka pada urf yang benar, dan sistematik.


BAGIAN 12 — WAFATNYA SANG IMAM

Abu Hanifah wafat tahun 150 H, di usia 70 tahun.
Beliau meninggal setelah dipenjara karena menolak jabatan Qadhi.
Bahkan dalam keadaan tertekan… beliau tetap menolak menjilat penguasa.

Jenazahnya dishalatkan lebih dari 50 ribu orang — menurut sebagian riwayat lebih dari 100 ribu.

Sebuah penghormatan yang menunjukkan kedudukannya di sisi umat.


PENUTUP CERAMAH (KLIMAKS EMOSIONAL)

Jamaah sekalian…

Jika kita hari ini berfiqih,
melihat masalah modern,
membahas riba kontemporer,
membahas fikih transaksi,
membahas masalah baru dalam kehidupan—
semua itu telah dibangun pondasinya oleh Abu Hanifah.

Beliau bukan hanya imam bagi murid-muridnya.
Beliau adalah imam bagi peradaban Islam.

Malam ini…
Mari kita kirimkan doa untuk beliau.
Semoga Allah membalas semua jasa Sang Imam Agung ini.



Tidak ada komentar