KISAH TAUBAT KA‘AB BIN ZUHAIR—DARI PENGHINA NABI MENJADI PENYAIR RASULULLAH
⭐ CERAMAH LENGKAP & RETORIS
“KISAH TAUBAT KA‘AB BIN ZUHAIR—DARI PENGHINA NABI MENJADI PENYAIR RASULULLAH”
(Lengkap dalil Al-Qur’an – Sunnah – Komentar Ulama)
MUQADDIMAH RETORIS
Jamaah yang dirahmati Allah…
Ada kisah yang mengguncang hati siapa pun yang mendengarnya.
Kisah seorang lelaki… bukan sahabat biasa…
Tetapi penyair besar Arab, yang lisannya mampu menggetarkan kabilah-kabilah, namun suatu hari lisannya justru menghina Nabi Muhammad ﷺ.
Lalu… apa yang terjadi?
Ia diburu. Diancam mati. Tetapi akhirnya, ia berlari bukan untuk kabur, tetapi untuk kembali.
Dan akhirnya… bukan pedang yang menyambutnya, melainkan ampunan dan kehangatan Nabi ﷺ.
Itulah kisah Ka‘ab bin Zuhair, saudara dari Bujair bin Zuhair.
1. LATAR BELAKANG—SIAPA KA‘AB & BUJAIR?
Keduanya anak dari Zuhair bin Abi Sulma, salah satu penyair mu‘allaqât yang terkenal.
Bakat syair turun kepada mereka.
Mereka berdua datang ke Madinah. Dalam perjalanan, mereka singgah di sumur suku Bani Asad. Di situ Bujair berkata:
“Engkau tunggulah di sini. Aku ingin menemui Muhammad.”
Bujair datang… melihat Nabi… mendengar risalah beliau… dan langsung masuk Islam.
Ka‘ab yang mendengar kabar itu menjadi marah. Ia berkata tentang saudaranya:
“Ia meninggalkan agama nenek moyang demi Muhammad!”
Kemudian ia membuat syair penghinaan terhadap Nabi ﷺ.
Syair itu menyakitkan hati Rasulullah ﷺ, sampai akhirnya beliau mengumumkan:
darah Ka‘ab halal, artinya siapa saja yang menemuinya boleh membunuhnya.
2. DALIL SIKAP NABI TERHADAP PENGHINAAN
QS. Al-Ahzab : 57
إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah melaknat mereka di dunia dan akhirat dan menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan.”
➡ Ulama menjelaskan:
- Menyakiti Rasul termasuk menghina, merendahkan, mencela, atau menyindir dengan syair.
- Imam Ibn Kathir: Ayat ini adalah ancaman tegas bagi siapa pun yang menyakiti Nabi.
3. SURAT BUJAIR KEPADA KA‘AB—NASIHAT SEORANG SAUDARA
Bujair menulis surat:
“Selamatkanlah dirimu. Aku tidak menganjurkan engkau lari… tapi masuklah Islam. Tidaklah seseorang datang kepada Nabi lalu bersyahadat, kecuali Nabi menerimanya.”
Surat berikutnya lebih tegas:
“Sesungguhnya Muhammad adalah Nabi yang benar. Masuklah Islam sebelum engkau terbunuh.”
4. KA‘AB MELARIKAN DIRI—BIMBANG, TAKUT, TETAPI MENCARI KESELAMATAN
Ka‘ab pun memutuskan: datang ke Madinah diam-diam.
Ia menambatkan kendaraannya di luar masjid. Suasana masjid penuh sahabat.
Ka‘ab masuk… mendekati Nabi… lalu berkata:
“Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menerima orang yang datang memohon perlindungan?”
Nabi menjawab: “Ya.”
Ka‘ab berkata:
“Kalau aku berkata bahwa aku masuk Islam, apakah engkau menerimanya?”
Beliau bersabda: “Ya.”
Ka‘ab pun mengucap syahadat. Tetapi Nabi belum tahu bahwa dialah Ka‘ab.
Maka Nabi bertanya:
“Siapakah engkau ini?”
Ia menjawab:
“Saya Ka‘ab bin Zuhair.”
Para sahabat terkejut. Beberapa berdiri ingin membunuhnya.
Tetapi Nabi ﷺ tersenyum dan mengisyaratkan agar mereka duduk.
Inilah bukti kasih sayang Nabi.
5. DALIL TENTANG PENERIMAAN TAUBAT
QS. Az-Zumar : 53
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
“Katakanlah: wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.”
➡ Ulama mengatakan: Taubat menghapus semua dosa, termasuk dosa menghina Nabi, selama taubat dilakukan sebelum kematian atau penangkapan.
6. NABI MENUNTUNKAN SYAIR KA‘AB YANG MENGHINA BELIAU
Nabi ﷺ bersabda:
“Engkau yang mengatakan dalam syair…?”
Lalu Nabi meminta Abu Bakar untuk membacakan syair Ka‘ab yang menghina beliau.
Ka‘ab membenarkan, tetapi berkata:
“Wahai Rasulullah, sebagian syair itu telah diubah-ubah oleh para penyebar kabar.”
Ia memohon maaf. Nabi menerima.
7. SYAIR TAUBAT KA‘AB — BĀNAT SU‘ĀD
Kemudian Ka‘ab melantunkan syair paling masyhur dalam sejarah Islam:
Banat Su’ad
Syair pujian kepada Rasulullah ﷺ.
Ketika Ka‘ab membacanya, para sahabat terharu. Nabi senang mendengarnya.
Bagian syair yang terkenal:
إِنَّ الرَّسُولَ لَنُورٌ يُسْتَضَاءُ بِهِ
مُهَنَّدٌ مِنْ سُيُوفِ اللهِ مَسْلُولُ
“Sesungguhnya Rasul itu cahaya yang kita jadikan penerang,
Laksana pedang Allah yang terhunus.”
➡ Imam Ibn Hajar:
Syair Ka‘ab ini menunjukkan betapa Nabi ﷺ memuliakan seni yang digunakan untuk menolong agama.
8. HADIAH NABI—BURDAH (SELENDANG)
Setelah Ka‘ab selesai, Nabi membuka kain mantelnya dan menaruhkannya di atas Ka‘ab sebagai penghormatan.
Inilah asal nama Qashidah Burdah (selendang Nabi).
9. ULASAN PARA ULAMA
1. Imam Al-Qadhi ‘Iyadh (pengarang Asy-Syifa)
- Menghina Nabi adalah dosa besar yang dapat menyebabkan hukuman berat.
- Tetapi jika pelakunya bertaubat sebelum tertangkap, taubatnya diterima—dalilnya kisah Ka‘ab.
2. Imam Nawawi
- Kisah Ka‘ab menunjukkan bahwa Nabi ﷺ adalah manusia yang paling pemaaf.
- Walaupun dihina, beliau menerima taubat dan melindungi Ka‘ab.
3. Ibn Hajar al-Asqalani
- Ka‘ab menjadi penyair yang membela Nabi seumur hidupnya.
- Ampunan Nabi bukan kelemahan, tetapi bukti kesempurnaan akhlak beliau.
4. Al-Baghawi
- Hadis Ka‘ab menunjukkan bahwa sastra dapat menjadi alat dakwah bila digunakan untuk kebenaran.
10. PELAJARAN BESAR DARI KISAH INI
1. Taubat membuka jalan baru, walau dosa sangat besar.
Siapa pun yang menyesal dan kembali, Allah akan menerimanya.
2. Nabi ﷺ tidak pendendam.
Beliau marah karena Allah, bukan karena pribadi.
Tetapi saat pelakunya bertaubat, beliau memaafkan.
3. Lisan dapat membawa celaka—atau kemuliaan.
Ka‘ab pernah menggunakan syair untuk menghina Nabi, dan itu hampir membinasakannya.
Tetapi saat syairnya digunakan untuk memuji kebenaran, ia menjadi mulia.
4. Persaudaraan yang baik mengantarkan ke keselamatan.
Bujair ingin saudaranya selamat. Ia menasihati dengan tulus, bukan mencaci.
11. PENUTUP RETORIS UNTUK CERAMAH
Jamaah yang dimuliakan Allah…
Betapa banyak manusia hari ini seperti Ka‘ab…
Lisannya tajam…
Ucapannya melukai…
Tangannya menulis keburukan…
Media sosialnya penuh hinaan…
Tetapi…
Jika Ka‘ab saja diterima taubatnya…
Jika penghinaan paling keras pun dihapus Allah dengan satu sujud taubat…
Maka kita pun bisa menjadi lebih baik mulai hari ini.
Mari kita akhiri dengan doa:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Ya Allah, limpahkanlah shalawat untuk Nabi kami Muhammad.
Post a Comment