Pembakaran Mushaf di Zaman Utsman: Sejarah Penjagaan Al-Qur’an yang Gagal Difitnah



🎤 **CERAMAH 1 JAM

“Pembakaran Mushaf di Zaman Utsman: Sejarah Penjagaan Al-Qur’an yang Gagal Difitnah”**


1. MUQADDIMAH: Fitnah Lama yang Terus Diulang (5 menit)

Jama’ah yang dimuliakan Allah…

Di era gempuran media sosial, muncul kembali fitnah yang sebenarnya sudah dikubur 14 abad yang lalu:
bahwa Khalifah Utsman bin Affan membakar mushaf karena ingin menyembunyikan ayat atau menghapus sebagian Al-Qur’an.

Padahal…

Yang dibakar bukan wahyu,
bukan Al-Qur’an,
melainkan tulisan pribadi para sahabat yang mengandung tafsir, catatan pinggir, dan bacaan yang tidak baku.

Dan yang lebih penting…

Seluruh sahabat menyetujui tindakan Utsman, termasuk Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas’ud, dan Ubay bin Ka’ab.

Mereka bukan orang sembarangan.
Jika ada pemalsuan mushaf, mereka-lah yang pertama akan menolaknya!


2. DALIL AL-QUR’AN: Allah Sendiri Menjamin Preservasi Kitab-Nya (5 menit)

Allah berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pula yang menjaganya.”
(QS. Al-Hijr: 9)

Kata لَحَافِظُونَ → bentuk penegasan kuat bahwa penjagaan itu pasti, dan dilakukan melalui:

  1. Hafalan para sahabat
  2. Tulisan yang baku
  3. Konsensus umat
  4. Pengawasan Nabi ﷺ
  5. Pengawasan para khalifah setelah beliau

Ibnu Katsir berkata:

“Allah menjaga Al-Qur’an dari penambahan, pengurangan, dan perubahan.”


3. DASAR SUNNAH: Nabi Memerintahkan Penulisan Wahyu (7 menit)

Ketika wahyu turun, Nabi ﷺ langsung memanggil penulis wahyu dan bersabda:

ضَعُوا هَذِهِ الْآيَاتِ فِي السُّورَةِ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا
“Letakkan ayat ini pada surah yang disebutkan begini.”
(HR. Ahmad)

Nabi memerintahkan:

اكْتُبُوا لأَبِي شَاهٍ
“Tulislah untuk Abu Syah.”
(HR. Bukhari)

Dan beliau melarang menulis hadits bercampur dengan wahyu:

لَا تَكْتُبُوا عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ
“Jangan kalian menulis dariku selain Al-Qur’an.”
(HR. Muslim)

➡️ Agar wahyu murni, tidak bercampur tafsir, tidak bercampur catatan pribadi.

Ini fondasi dari tindakan Utsman kemudian.


4. MASALAH BESAR DI MASA UTSMAN (10 menit)

A. Banyak Mushaf Pribadi yang Berisi Tafsir

Ada mushaf sahabat seperti Ubay bin Ka’ab, Ibnu Mas’ud, yang berisi:

  • Tafsiran pribadi
  • Catatan pinggir
  • Sinonim kata Arab
  • Bacaan yang sudah dinasakh
  • Cara pendiktean berbeda

Contoh:

Ubay menulis dalam mushafnya:
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Lalu beliau tulis catatan:
“وَهُوَ هَادِي أَهْلِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ”
(sebagai penjelasan makna, bukan bagian ayat)

➡️ Jika dibiarkan, generasi setelahnya akan mengira itu bagian dari Al-Qur’an.

B. Lahn (Kesalahan Bacaan) Karena Banyak Muslim Non-Arab

Perluasan wilayah menyebabkan:

  • Banyak orang non-Arab masuk Islam
  • Bacaan mereka terpengaruh dialek daerah
  • Timbul qira’at yang keliru
  • Muncul fanatisme qira’at antar suku

Hudzaifah bin al-Yaman mendengar kaum Ahlul Irak dan Syam saling menyalahkan bacaan, hampir seperti Yahudi dan Nasrani yang saling tuduh.


5. INISIATIF HUDZAIFAH DAN MUSYAWARAH AGUNG SAHABAT (8 menit)

Hudzaifah berkata kepada Utsman:

“Segeralah engkau selamatkan umat sebelum mereka berselisih tentang Al-Qur’an sebagaimana berselisihnya Yahudi dan Nasrani!”
(Riwayat Bukhari)

Utsman pun mengumpulkan para sahabat senior, termasuk:

  • Ali
  • Ubay bin Ka’ab
  • Ibnu Mas’ud
  • Zaid bin Tsabit
  • Sa’ad bin Abi Waqqash
  • Abdullah bin Zubair

Mereka sepakat dengan keputusan Utsman: menstandarkan satu mushaf resmi – Mushaf Utsmani.

Ali berkata:

لَوْ وُلِّيتُ مَا وَلِيَ عُثْمَانُ لَعَمِلْتُ مِثْلَ الَّذِي عَمِلَ
“Kalau aku berada di posisi Utsman, aku akan melakukan seperti yang ia lakukan.”
(Riwayat Ibn Abi Dawud)


6. PENGUMPULAN MUSHAF UTSMAN – PROYEK RESMI NEGARA (10 menit)

A. Tim Resmi Penulis Mushaf

Dipimpin oleh:

1. Zaid bin Tsabit

  • Penulis wahyu
  • Hafal Qur’an
  • Hadir pada al-‘Ardhah al-Akhirah (pemaparan terakhir Al-Qur’an oleh Nabi)

2. Abdullah bin Zubair

3. Sa’id bin al-Ash

Ahli bahasa Quraisy. Nabi bersabda:

قُرْآنٌ أُنْزِلَ بِلِسَانِ قُرَيْشٍ
“Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Quraisy.”
(HR. Muslim)

4. Abdurrahman bin al-Harits

B. Mushaf Acuan dari Rumah Hafshah

Yaitu mushaf Abubakar, hasil pengumpulan pertama, ditulis di hadapan Nabi.

Zaid berkata:

“Aku mengambilnya dari Hafshah sebagai acuan utama.”
(HR. Bukhari)

C. Hasil Akhir

  • 7 mushaf standar
  • Satu disimpan Utsman
  • Lainnya dikirim ke Makkah, Syam, Basrah, Kufah, Bahrain, Yaman

Disertai qurrā’ (ahli baca) di setiap wilayah.


7. MENGAPA MUSHAF PRIBADI DIBAKAR? (5 menit)

Karena:

✔ 1. Mengandung tafsir pribadi

✔ 2. Mengandung bacaan yang sudah dimansukh

✔ 3. Mengandung catatan pinggir yang bisa disangka wahyu

✔ 4. Mengandung dialek qira’at yang tidak baku

✔ 5. Untuk mencegah perpecahan seperti Yahudi dan Nasrani

Al-Qadhi Iyadh berkata:

“Pembakaran mushaf pribadi adalah bentuk menjaga kemurnian wahyu, bukan penghilangan wahyu.”

Ibn Hajar berkata:

“Sahabat sepakat atas tindakan Utsman, dan tidak ada penolakan dari siapapun.”


8. BANTAHAN TERHADAP FITNAH RAFIDHAH (8 menit)

Kaum Rafidhah menuduh Utsman menghapus ayat.

Ali langsung membantah:

وَاللَّهِ مَا فَعَلَ ذَلِكَ إِلَّا عَلَى مَلَإٍ مِنَّا
“Demi Allah, Utsman tidak melakukan itu kecuali dengan musyawarah kami, di hadapan kami, dan dengan persetujuan kami semua.”
(Riwayat Ibn Abi Dawud)

Dari sini jelas:

Tidak ada penambahan ayat.
Tidak ada penghapusan ayat.
Yang ada adalah pembakuan tulisan Al-Qur’an.


9. PENGAKUAN ORIENTALIS BARAT (3 menit)

W. Muir (orientalis):

“Mushaf Utsman telah diterima turun-temurun tanpa ada perubahan sedikit pun.”

Angus Macdonald:

“Tidak ada naskah kuno yang keseragamannya setara dengan Al-Qur’an.”

Ini bukti ilmiah, bukan klaim.


10. PENUTUP – PESAN EMOSIONAL (4 menit)

Jama’ah yang dimuliakan Allah…

Jika hari ini kita membaca Al-Qur’an dengan satu mushaf yang sama dari Indonesia sampai Maroko…
Itu karena air mata, keringat, dan pengorbanan para sahabat, terutama Utsman bin Affan.

Mereka berjuang bukan untuk kepentingan politik,
tapi demi menjaga kitab Allah tetap suci.

Dalam setiap mushaf yang kita pegang…
ada jejak tangan Utsman, Zaid, Ali, Ubay, Ibnu Mas’ud.

Betapa besar amanah mereka…
Betapa besar jasa mereka…
Betapa suci niat mereka…

Semoga Allah mengumpulkan kita bersama mereka di surga-Nya yang penuh cahaya.

Amin.



Tidak ada komentar