RELA KEPADA KETENTUAN ALLAH



RELA KEPADA KETENTUAN ALLAH



Bismillāhirrahmānirrahīm…

Alhamdulillāh…
Alhamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn…

Segala puji hanya milik Allah…
Allah yang menciptakan kita…
Allah yang memberi kita hidup…
Allah yang menentukan senyum dan air mata kita…

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ…
Nabi yang hidupnya penuh ujian…
namun lisannya tidak pernah mengeluh…
hatinya tidak pernah protes kepada Allah…


Pembuka yang Menggetarkan

Sahabat-sahabatku yang dimuliakan Allah…

Coba jawab dengan jujur di dalam hati…
Berapa kali kita berkata “kenapa harus aku?”
Berapa kali kita mengeluh saat hidup tidak sesuai harapan?
Berapa kali kita tersenyum saat senang…
tapi meradang saat diuji?

Kita ingin sehat…
tapi Allah beri sakit…
Kita ingin lapang…
tapi Allah beri sempit…
Kita ingin cepat…
tapi Allah lambatkan…

Lalu kita bertanya:
“Ya Allah, di mana keadilan-Mu?”

Padahal…
Yang sedang Allah ajarkan bukan keadilan…
tapi KERIDHAAN.


Hakikat Ridha

Sahabatku…

Ridha itu bukan berarti tidak sakit…
Ridha bukan berarti tidak menangis…
Ridha bukan berarti tidak sedih…

Ridha itu adalah:
👉 hati yang tidak memusuhi Allah
👉 lisan yang tidak memprotes takdir
👉 jiwa yang berkata: “Aku terima, ya Allah.”

Orang sabar masih menahan luka…
Tapi orang ridha…
hatinya sudah damai di tengah luka.


Takdir Tidak Pernah Salah Alamat

Dengarkan baik-baik…

Tidak ada satu musibah pun yang salah alamat…
Tidak ada satu air mata pun yang jatuh sia-sia…
Tidak ada satu rasa sakit pun yang keliru sasaran…

Allah sudah menuliskannya sebelum kita lahir…
Sebelum kita tahu apa itu bahagia…
Sebelum kita tahu apa itu kecewa…

Allah berfirman (maknanya):
“Semua musibah sudah tertulis, supaya kalian tidak hancur karena kehilangan, dan tidak sombong karena keberhasilan.”

Artinya apa?

👉 Supaya hati kita seimbang
👉 Supaya kita tahu: hidup ini bukan milik kita
👉 Supaya kita sadar: kita ini hamba, bukan pengatur


Bahaya Tidak Ridha

Sahabatku… dengarkan baik-baik…

Allah menyampaikan ancaman yang sangat keras:
“Siapa yang tidak ridha kepada ketentuan-Ku, dan tidak sabar terhadap ujian-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.”

Allahu Akbar…

Ini bukan kalimat biasa…
Ini bukan ancaman ringan…

Artinya:
👉 Menolak takdir = memusuhi Rububiyyah Allah
👉 Membenci ketentuan = membenci sifat Allah
👉 Protes kepada Allah = kehancuran iman secara perlahan

Bukan Allah yang rugi…
kita yang hancur.


Musibah: Hukuman atau Perhatian?

Sahabatku…

Jangan salah paham…
Tidak semua musibah itu murka…
Tidak semua penderitaan itu hukuman…

Nabi ﷺ bersabda:
“Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka.”

Kalau begitu…
Ujian itu bisa jadi tanda dipilih, bukan dibenci.

Seperti emas…
Semakin mahal, semakin lama dibakar.

Allah tidak sedang menyiksamu…
Allah sedang membersihkanmu.


Mengapa Orang Baik Banyak Ujian?

Karena Allah tidak ingin mereka datang ke akhirat dengan dosa.

Satu sakit kepala…
satu kesedihan…
satu air mata di malam hari…

Semua itu…
menggugurkan dosa.

Kalau kita tahu hitungannya di akhirat…
mungkin kita akan menangis bukan karena sakit…
tapi karena kurang diuji.


Afiat Itu Nikmat, Tapi Ujian Itu Didikan

Rasulullah ﷺ menyukai kemudahan…
Islam bukan agama menyiksa diri…

Maka jangan mencari-cari bahaya…
jangan menantang ujian…

Mintalah afiat…
karena afiat itu rahmat.

Tapi kalau Allah sudah memilihkan ujian…
maka jangan mengeluh
jangan memberontak…

Karena ujian itu:
👉 penutup aib
👉 penghapus dosa
👉 tabungan pahala
👉 tiket kebahagiaan abadi


Siapa Orang Paling Tenang Hidupnya?

Bukan yang paling kaya…
Bukan yang paling sehat…
Bukan yang paling terkenal…

Tapi…
👉 orang yang yakin bahwa pilihan Allah lebih baik daripada pilihannya sendiri.

Dia tahu:
Allah menahannya sebentar…
untuk membahagiakannya selamanya.


Renungan Penutup (Heningkan Jamaah)

Sahabatku…

Kalau hari ini hidupmu sempit…
mungkin Allah sedang meluaskan akhiratmu…

Kalau hari ini doamu tertahan…
mungkin Allah sedang menyelamatkanmu…

Kalau hari ini hatimu perih…
mungkin Allah sedang menghapus aibmu…

Jangan buru-buru marah kepada Allah…
Jangan su’udzon kepada Tuhanmu…

Karena Allah tidak pernah salah memilih untuk hamba-Nya.


Doa Penutup (Pelan, Menyentuh)

Mari kita tundukkan hati…

Ya Allah…
Jika kami tidak mampu bersyukur atas nikmat-Mu…
maka ajarkan kami untuk ridha atas takdir-Mu…

Ya Allah…
jangan jadikan kami hamba yang kuat lisannya tapi rapuh hatinya…

Jadikan kami hamba-hamba yang ridha…
hamba-hamba yang sabar…
hamba-hamba yang tenang…

Dan wafatkan kami dalam keadaan Engkau ridha kepada kami…

Aamiin… Aamiin ya Rabbal ‘Alamin…



Tidak ada komentar