Keutamaan dan Adab Menjenguk Orang Sakit

🕌 Judul Ceramah: Keutamaan dan Adab Menjenguk Orang Sakit

Pembukaan

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ، وعلى آله وصحبه أجمعين
Amma ba’du.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita masih diberi nikmat sehat, nikmat iman, dan kesempatan untuk berkumpul dalam majelis yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Isi Ceramah

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Menjenguk orang sakit adalah sunnah mu’akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan kedudukannya hampir mendekati wajib. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita pentingnya menjenguk saudara kita yang sedang sakit, karena di dalamnya terkandung nilai kepedulian, kasih sayang, dan silaturahmi.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
اِمْشِ مِيْلًا عِنْدَ مَرِيْضٍ
“Berjalanlah beberapa mil guna menengok orang sakit.”

Artinya, sekalipun jarak jauh, tetaplah berusaha untuk menjenguk orang yang sedang sakit, karena hal itu adalah amal yang sangat mulia.

Namun Rasulullah SAW juga mengingatkan agar tidak terlalu lama duduk di sisi orang yang sakit, agar mereka tidak merasa lelah atau terganggu. Dalam hadits lain beliau bersabda:
أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ سُرْعَةُ الْقِيَامِ مِنْ عِنْدِ الْمَرِيْضِ
“Amal yang paling utama adalah cepat berdiri dari sisi orang yang sakit.”

Maksudnya adalah, setelah memberi doa dan semangat, sebaiknya kita tidak berlama-lama, agar si sakit bisa beristirahat.

Selain itu, Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang keseimbangan dalam berkunjung, jangan terlalu sering, agar tidak merepotkan. Beliau bersabda:
زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا
“Jarang-jaranglah berkunjung, niscaya akan menambah rasa cinta.

Adab Menjenguk Orang Sakit

Adapun di antara adab ketika menjenguk orang sakit adalah:

1. Memberi salam dan wajah yang ramah.

2. Berjabat tangan dengan orang yang sakit sebagai bentuk empati.

3. Menanyakan kabar dengan lembut, tanpa membuatnya sedih.

4. Mendoakan kesembuhan, sebagaimana doa yang diajarkan Nabi SAW.

Doanya adalah:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا.
“Ya Allah, Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakit, sembuhkanlah, Engkaulah Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada meninggalkan penyakit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Doa ini bisa kita bacakan sambil meletakkan tangan di dekat tempat yang dirasa sakit, dengan penuh kasih dan keikhlasan.

Hikmah Menjenguk Orang Sakit

Menjenguk orang sakit bukan hanya sekadar bentuk kepedulian sosial, tetapi juga ibadah.
Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa menjenguk orang sakit, maka ia berada dalam taman surga sampai ia kembali.”
(HR. Muslim)

Artinya, orang yang menjenguk orang sakit mendapatkan pahala besar dan keberkahan, karena ia telah meneladani sifat kasih sayang Rasulullah SAW.

Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita jadikan sunnah menjenguk orang sakit ini sebagai kebiasaan mulia dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita acuh terhadap saudara kita yang sedang sakit.
Kunjungan singkat, doa tulus, dan senyum yang ikhlas bisa menjadi obat batin bagi mereka, dan menjadi amal jariyah bagi kita.

Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang peduli, lembut hati, dan selalu membawa kebaikan bagi sesama.
آمِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ

والله أعلم بالصواب
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Menjernihkan Hati, Menata Hidup

🌿 Judul Ceramah: Menjernihkan Hati, Menata Hidup

🕌 Pembukaan

(Durasi: 2 menit)

الحمد لله الذي خلق الإنسان في أحسن تقويم، وجعل له قلباً طاهراً ليتقرب به إلى رب العالمين،
والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ، الذي جاء رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه أجمعين.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan kita dengan sebaik-baik ciptaan, dan memberikan kita hati sebagai pusat perasaan, niat, dan keimanan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan yang hatinya paling bersih dan paling lembut terhadap umatnya.

Hadirin rahimakumullah,
Tema ceramah kita hari ini adalah “Yang Baik Buat Hati”, yaitu bagaimana kita menjaga hati agar tetap jernih, lembut, dan dekat dengan Allah SWT.

💎 1. Hati Ibarat Cermin

(Durasi: 3 menit)

Para ulama mengatakan:

“Ketahuilah bahwa hati itu ibarat sebuah cermin yang harus selalu dibersihkan agar tetap cemerlang.”

Jika cermin itu sering dilap, ia akan memantulkan cahaya dengan indah. Namun jika dibiarkan berdebu, ia akan buram dan tak lagi memantulkan kebenaran. Begitu pula hati manusia — jika sering dibersihkan dengan dzikir, amal saleh, dan istighfar, maka hati akan bercahaya.
Tetapi jika hati dipenuhi dosa, dengki, sombong, dan cinta dunia, maka ia akan gelap dan keras, sulit menerima nasihat.

🌙 2. Lima Cara Menjernihkan Hati (At Tuhfatul Mardliyah)

(Durasi: 6 menit)

Dalam kitab At Tuhfatul Mardliyah dijelaskan bahwa hati akan bersih dan sehat dengan lima perkara:

1️⃣ Membaca Al-Qur’an dengan Tadabbur

Bukan sekadar membaca, tapi merenungkan maknanya. Al-Qur’an adalah cahaya hati. Semakin sering kita membaca dan memikirkan maknanya, semakin teranglah hati kita.

2️⃣ Perut yang Kosong

Artinya bukan menyiksa diri, tapi tidak berlebihan dalam makan dan minum. Rasulullah ﷺ bersabda:

 “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk daripada perutnya.”
Berpuasa atau menahan diri dari berlebihan adalah cara menyucikan hati.

3️⃣ Bangun Malam untuk Beribadah

Waktu malam, terutama di sepertiga akhir, adalah waktu emas untuk berdoa dan bermunajat. Saat dunia sepi, hati kita mudah terhubung dengan Allah.

4️⃣ Bertadarru‘ di Waktu Sahur

Yaitu merendahkan diri dan berdoa penuh harap sebelum fajar. Hati menjadi lembut karena merasa kecil di hadapan Sang Maha Besar.

5️⃣ Duduk di Majelis Orang Saleh

Bergaullah dengan orang-orang yang mengingatkan kita kepada Allah. Karena teman yang baik ibarat minyak wangi, walaupun kita tidak memakainya, tetap akan ikut terkena harumnya.

🍽️ 3. Makanan Halal, Kunci Kelembutan Hati

(Durasi: 3 menit)

Dikatakan oleh para ulama:

“Makanan itu ibarat bibit pekerjaan. Jika yang masuk halal, maka keluar kebaikan. Jika yang masuk haram, maka keluar keburukan. Jika syubhat, maka keluarnya pun syubhat.”

Artinya, makanan yang kita konsumsi sangat berpengaruh terhadap kondisi hati.
Hati yang keras bisa jadi karena makanan yang tidak halal, baik dari cara mendapatkannya maupun dari jenisnya.
Oleh karena itu, mari kita jaga kehalalan rezeki, karena hati yang lembut tidak akan tumbuh dari sumber yang kotor.

💧 4. Hati Bisa Keras Karena Dosa

(Durasi: 3 menit)

Diriwayatkan bahwa seorang ulama berkata:

“Saya pernah meminta minum kepada seorang tentara, lalu setelah saya minum darinya, hati saya menjadi keras selama empat puluh hari.”

Hanya karena seteguk air dari sumber yang tidak baik, hati bisa menjadi keras.
Bayangkan jika bertahun-tahun kita terbiasa dengan maksiat, dengan ucapan yang kotor, dengan rezeki yang tidak halal — betapa tebal debu yang menutupi hati kita.

🌿 5. Iman Menghidupkan, Maksiat Mematikan

(Durasi: 3 menit)

Imam At-Tirmidzi dan Al-Hakim berkata:
“Yang menghidupkan hati adalah iman, dan yang mematikannya adalah kufur. Ketaatan itu menyehatkan hati, sedangkan maksiat itu menyakitkannya. Dzikir membangunkan hati, sementara lalai membuatnya tidur.”

Maka jelaslah, dzikir adalah oksigen hati.
Jika manusia berhenti berdzikir, maka hatinya akan sesak dan mati secara spiritual.

Dan dikatakan pula:
“Janganlah banyak berbicara, karena banyak bicara akan membuat hati menjadi keras.”

Zaman sekarang kita mudah terseret dalam obrolan sia-sia, ghibah, atau komentar negatif. Hati yang keras sering lahir dari lidah yang tak dijaga.

💖 6. Obatnya: Perbanyak Shalawat
(Durasi: 2 menit)
Sebagai penutup, dalam kitab ini disebutkan:
اللهم صل على محمد طب القلوب ودوائها، وعافية الأبدان وشفائها، ونور الأبصار وضيائها، وعلى آله وصحبه وسلم

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad, penawar hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan cahayanya, serta penerang mata dan sinarnya.”
Shalawat adalah obat hati dan tubuh.
Dengan shalawat, kita menarik rahmat Allah, menenangkan jiwa, dan membersihkan batin dari kegelapan.

🌸 Penutup

(Durasi: 2 menit)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hati adalah pusat dari segala amal. Jika hati bersih, maka seluruh amal menjadi indah. Jika hati kotor, maka amal pun kehilangan maknanya.
Mari kita bersihkan hati dengan dzikir, Qur’an, shalat malam, makanan halal, dan menjauhi maksiat.
Semoga Allah menjadikan hati kita lembut, bercahaya, dan selalu hidup dengan iman.
آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

والله الموفق إلى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Rahasia Awet Muda dalam Pandangan Islam

Materi Ceramah: Rahasia Awet Muda dalam Pandangan Islam

Pembukaan

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ، وعلى آله وصحبه أجمعين.
أما بعد،

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, teladan utama dalam menjaga hati, jiwa, dan raga agar tetap bercahaya sampai akhir hayat.

Isi Ceramah

1. Keinginan manusia untuk awet muda
Hadirin sekalian,
Sejak dahulu manusia selalu berusaha agar tampak lebih muda dari usianya, ingin wajah yang segar, kulit yang halus, dan penampilan yang menarik. Di zaman modern ini, banyak orang rela mengeluarkan uang banyak demi kosmetik, perawatan wajah, bahkan operasi kecantikan agar terlihat awet muda.
Namun, kita lupa bahwa kecantikan sejati tidak datang dari luar, melainkan dari dalam diri.
Wajah bisa saja cantik karena kosmetik, tapi hati yang gelap oleh dosa akan tetap tampak kusam.
2. Rahasia awet muda seorang mukmin
Dalam buku ini diceritakan bahwa seorang mukmin sejati memiliki rahasia awet muda yang berbeda. Ketika ditanya bagaimana ia menjaga kecantikannya tanpa kosmetik, ia menjawab dengan kalimat indah:
اِسْتِعْمَالُ الصِّدْقِ لِلشَّفَتَيْنِ
Menggunakan kejujuran untuk bibirku.
وَالْمَحَبَّةُ وَالرَّحْمَةُ لِلْعَيْنَيْنِ
Kasih sayang dan rahmat untuk mataku.
وَالطَّهَارَةُ وَالِاسْتِقَامَةُ لِلْجَسَدِ
Kesucian dan istiqamah untuk tubuhku.
وَالْإِخْلَاصُ لِلَّهِ لِلْقَلْبِ
Dan keikhlasan kepada Allah untuk hatiku.

Artinya:

1. Bicara jujur untuk bibirku.
2. Membaca Al-Qur’an untuk suaraku.
3. Kasih sayang dan rahmat untuk mataku.
4. Berbuat baik untuk tanganku.
5. Istiqamah untuk tubuhku.
6. Ikhlas karena Allah untuk hatiku.

Inilah rahasia kecantikan sejati seorang mukmin — bukan karena make up atau krim pemutih, melainkan karena hati yang bersih, akhlak yang indah, dan ibadah yang terjaga.

3. Cara Islam menjaga awet muda

Jika ingin tampak awet muda dan bercahaya, tidak perlu ke salon mahal. Cukup ikuti cara yang diajarkan Islam berikut:

1. Hindari maksiat, karena dosa bisa menggelapkan hati dan wajah.
Imam Hasan al-Bashri berkata:

“Sesungguhnya kebaikan memancarkan cahaya di wajah, sedangkan maksiat meninggalkan kegelapan.”

2. Laksanakan shalat lima waktu dengan khusyuk.
Shalat bukan hanya ibadah, tapi juga penyegar jiwa dan penenang wajah.

3. Sering-sering berwudhu.
Wudhu menjaga kebersihan dan memancarkan cahaya di wajah, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

“Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dengan wajah, tangan, dan kaki yang bercahaya karena bekas wudhu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Perbanyak membaca Al-Qur’an.
Suara yang terbiasa melantunkan kalam Allah akan menenangkan jiwa dan menyejukkan wajah.

5. Bangun malam untuk shalat tahajud.
Orang yang tahajud memiliki pancaran cahaya khas di wajahnya — cahaya ketenangan dan kedekatan dengan Allah.

6. Kurangi makan berlebihan.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada wadah yang lebih buruk diisi oleh manusia selain perutnya.” (HR. Tirmidzi)

7. Perbanyak puasa sunnah, terutama Senin dan Kamis.
Puasa membersihkan tubuh, menyehatkan hati, dan memperindah penampilan dari dalam.

4. Kesimpulan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Rahasia awet muda bukan pada kosmetik, tetapi pada akhlak dan kedekatan kepada Allah.
Wajah akan bercahaya jika hati bersih, dan hati akan bersih jika jiwa selalu mengingat Allah.

Senyum yang tulus, kata yang jujur, ibadah yang istiqamah, dan hati yang ikhlas — itulah kosmetik sejati seorang mukmin.

Penutup dan Doa

اللّٰهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْإِيمَانِ، وَزَيِّنْ وُجُوهَنَا بِنُورِ الطَّاعَةِ، وَاجْعَلْ قُلُوبَنَا نَقِيَّةً صَافِيَةً، وَوَجُوهَنَا بَهِيَّةً مُنِيرَةً.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Dzikir Penghapus Kesedihan dan Pelindung Setiap Hari

Dzikir Penghapus Kesedihan dan Pelindung Setiap Hari

Pembukaan

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ، وعلى آله وصحبه أجمعين.
أما بعد

Hadirin yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberi kita nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk berkumpul dalam majelis yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Isi Ceramah

Hadirin sekalian,
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari ujian dan kesedihan. Namun, Rasulullah ﷺ telah memberi petunjuk agar kita tetap tenang dan kuat menghadapi setiap cobaan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah.

1. Dzikir Saat Ditimpa Kesedihan

Diriwayatkan oleh An-Nasa’i dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ هَمٌّ أَوْ حُزْنٌ فَلْيَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ:
اللّٰهُ اللّٰهُ رَبِّيْ لَا أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

Artinya:

“Apabila seseorang di antara kamu ditimpa kesedihan, maka ucapkanlah tujuh kali:
‘Allah, Allah adalah Tuhanku, aku tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’”

Kalimat ini sederhana, namun memiliki makna yang dalam.
Saat hati kita sedih, kalimat ini mengingatkan bahwa Allah adalah Rabb yang Maha Kuasa, dan tidak ada yang dapat menolong kita kecuali Dia.
Kesedihan sering datang karena kita lupa bahwa segala sesuatu telah diatur oleh Allah. Maka dzikir ini menjadi penegas tauhid kita: Aku hanya bergantung kepada Allah.

2. Dzikir Perlindungan Pagi dan Sore

Diriwayatkan dalam Ash-Shahih Abi Dawud dari Abu Darda’ r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى: حَسْبِيَ اللّٰهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، سَبْعَ مَرَّاتٍ، كَفَاهُ اللّٰهُ مَا أَهَمَّهُ صَادِقًا كَانَ أَوْ كَاذِبًا

Artinya:

“Barangsiapa mengucapkan di waktu pagi dan sore sebanyak tujuh kali:
‘Hasbiyallāhu lā ilāha illā huwa ‘alaihi tawakkaltu wa huwa Rabbul ‘arsyil ‘azhīm’
maka Allah akan mencukupkan segala urusannya, baik dalam kesulitan besar maupun kecil.”

Dzikir ini menunjukkan kekuatan tawakal seorang hamba.
Kita menyerahkan segala urusan kepada Allah, dan Allah-lah yang akan mencukupkan, melindungi, dan menenangkan hati kita.
Dengan membacanya di waktu pagi dan sore, kita menyiapkan diri untuk menghadapi hari dengan tenang, dan menutup hari dengan rasa syukur.

Pelajaran yang Dapat Diambil

1. Dzikir adalah obat hati.
Hati yang resah akan menjadi tenang dengan mengingat Allah.
Sebagaimana firman Allah:

“Ala bidzikrillahi tathma’innul qulub”
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

2. Ucapan yang sederhana, tetapi bernilai besar.
Dengan dzikir yang pendek ini, Allah menjanjikan ketenangan dan perlindungan.

3. Istiqamah berdzikir setiap pagi dan sore.
Dzikir pagi-sore adalah perisai spiritual yang melindungi kita dari kesedihan, keburukan, dan kecemasan hidup.


Penutup

Hadirin yang berbahagia,
Marilah kita hidupkan kembali kebiasaan berdzikir sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ.
Setiap kali hati merasa berat, ucapkanlah:

 اللّٰهُ اللّٰهُ رَبِّيْ لَا أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا
Dan setiap pagi-sore, biasakanlah:
حَسْبِيَ اللّٰهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Insya Allah, hati kita akan tenang, hidup kita akan tenteram, dan Allah akan mencukupkan segala urusan kita.

Doa Penutup

اللّٰهُمَّ اجْعَلْ قُلُوبَنَا مُطْمَئِنَّةً بِذِكْرِكَ، وَأَلْسِنَتَنَا رَطْبَةً بِذِكْرِكَ، وَوَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ فِي الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.


Keteguhan Ilmu dan Akhlak Imam Asy-Syafi’i

Materi Ceramah: Keteguhan Ilmu dan Akhlak Imam Asy-Syafi’i

Pembukaan

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ، وعلى آله وصحبه أجمعين.
أما بعد،

Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Isi Ceramah

Pada kesempatan kali ini, mari kita renungkan sejenak kisah yang diriwayatkan dalam kitab Thabaqat al-Kubra karya At-Taj As-Subki, tentang seorang ulama besar, Imam Asy-Syafi’i rahimahullah.

Dikisahkan bahwa suatu malam, Khalifah Harun Ar-Rasyid — pemimpin besar pada masa Abbasiyah — memerintahkan pengawalnya yang bernama Ar-Rabi’ untuk memanggil Imam Asy-Syafi’i.
Bayangkan, malam-malam yang sunyi, tiba-tiba datang utusan istana membawa perintah khalifah untuk membawa seseorang.

Imam Asy-Syafi’i pun bertanya dengan tenang,
“Apakah malam-malam begini anda akan membawaku?”
Ar-Rabi’ menjawab, “Begitulah diperintahkan.”
Maka berangkatlah Imam Asy-Syafi’i dengan penuh ketenangan, tanpa rasa takut, tanpa kegelisahan.

Sesampainya di istana, Ar-Rabi’ berkata,
“Duduklah dulu di sini, mungkin khalifah sedang tidur.”
Namun tak lama, Khalifah Harun Ar-Rasyid bangun dan berkata kepada pengawalnya,
“Apa jawaban Muhammad bin Idris?”
Pengawal menjawab, “Telah saya bawa ke sini.”

Ketika Khalifah melihat Imam Asy-Syafi’i, beliau berkata,
“Wahai Muhammad, aku telah mengganggumu.”

Pelajaran yang Dapat Kita Ambil

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Dari kisah singkat ini, kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga:

1. Keteguhan dan ketenangan seorang alim dalam menghadapi ujian.
Imam Asy-Syafi’i tidak panik ketika dipanggil oleh khalifah di tengah malam. Beliau yakin bahwa siapa pun yang berpegang pada kebenaran dan ilmu, tidak perlu takut kepada manusia — hanya kepada Allah-lah rasa takut itu seharusnya diserahkan.

2. Adab seorang pemimpin terhadap ulama.
Lihatlah bagaimana Khalifah Harun Ar-Rasyid — meski beliau seorang penguasa besar — tetap menghormati Imam Asy-Syafi’i. Dengan rendah hati beliau berkata,
“Wahai Muhammad, aku telah mengganggumu.”
Sebuah kalimat yang mencerminkan penghormatan dan kesadaran akan kemuliaan ilmu.

3. Kedudukan ilmu di sisi Allah dan manusia.
Orang berilmu tidak perlu mencari kehormatan. Justru kehormatan akan datang menghampirinya. Imam Asy-Syafi’i tidak mengejar istana, tetapi istana yang memanggilnya.

Penutup

Hadirin sekalian,
Marilah kita meneladani dua hal dari kisah ini:

Dari Imam Asy-Syafi’i, kita belajar ketenangan, keberanian, dan keikhlasan dalam menegakkan ilmu dan kebenaran.

Dari Harun Ar-Rasyid, kita belajar rendah hati dan menghormati ulama, walau memiliki kekuasaan besar.


Semoga Allah menumbuhkan dalam diri kita rasa cinta terhadap ilmu, adab terhadap guru, dan keberanian dalam kebenaran sebagaimana dicontohkan para ulama salaf.

Penutup Doa

اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه،
اللهم زينا بزينة العلم، ووفقنا لاتباع سنة نبيك محمدٍ صلى الله عليه وسلم.

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.

KUMPULAN CERAMAH QUR’ANI“Menapaki Cahaya Ilahi: Renungan dari Ayat-ayat Pilihan”

🌙 KUMPULAN CERAMAH QUR’ANI
“Menapaki Cahaya Ilahi: Renungan dari Ayat-ayat Pilihan”

Kata Pengantar
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Dzat yang menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan cahaya bagi seluruh umat manusia. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran.

Buku kecil ini berisi kumpulan materi ceramah dari ayat-ayat pilihan Al-Qur’an, disusun dengan bahasa yang menyentuh hati dan mudah dipahami. Setiap ceramah mengajak kita merenungi kebesaran Allah, menumbuhkan cinta kepada-Nya, dan memperbaiki diri agar lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Semoga buku ini menjadi teman renungan bagi para khatib, dai, pendidik, dan siapa pun yang rindu untuk menyampaikan pesan Ilahi dengan penuh makna.

والله الموفق إلى سواء السبيل.

Penulis,
H.Asep Hidayat, S.Ag.

Daftar Isi
1. Surah Al-Infithar ayat 8 – Keindahan Penciptaan Manusia
2. Surah Al-Buruj ayat 14–16 – Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih
3. Surah Al-Fath ayat 29 – Karakter Mukmin Sejati
4. Surah Ali Imran ayat 135 – Jalan Taubat dan Pengampunan
5. Surah Al-A’raf ayat 54 – Keagungan Ciptaan Allah
6. Surah Ar-Rum ayat 54 – Perubahan Fisik Manusia dari Muda ke Tua
7. Khutbah Pembuka Jum’at – Ketaqwaan sebagai Bekal Kehidupan


1. Surah Al-Infithar ayat 8
الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ
Yang telah menciptakanmu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikanmu seimbang. (QS. Al-Infithar: 8)

Ayat ini mengingatkan kita akan keindahan ciptaan manusia. Allah menciptakan setiap insan dengan sempurna dan seimbang — antara jasmani dan rohani, antara akal dan nafsu. Namun, sering kali manusia lupa akan kesempurnaan itu. Ia lebih sibuk mempercantik lahir, tapi melupakan batin. Padahal keindahan sejati adalah keseimbangan antara tubuh, akal, dan hati yang tunduk kepada Allah. Maka marilah kita rawat anugerah ini dengan amal saleh, ibadah yang khusyuk, dan akhlak yang mulia.


2. Surah Al-Buruj ayat 14–16
وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ (14) ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ (15) فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (16)
Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih, Yang memiliki ‘Arsy yang mulia, yang berbuat menurut kehendak-Nya. (QS. Al-Buruj: 14–16)

Tiga ayat ini menggambarkan sifat-sifat Allah yang menenangkan hati: Al-Ghafur (Maha Pengampun), Al-Wadud (Maha Pengasih), dan Dzul ‘Arsyil Majid (Pemilik ‘Arsy yang Mulia). Ayat ini meneguhkan keyakinan kita bahwa sebesar apa pun dosa kita, pintu ampunan Allah selalu terbuka. Asalkan kita datang dengan hati yang menyesal, Allah akan menyambut dengan kasih sayang-Nya yang luas. Jangan pernah berputus asa, karena cinta Allah tidak bertepi.


3. Surah Al-Fath ayat 29
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang kafir, tetapi penuh kasih sayang di antara mereka. (QS. Al-Fath: 29)

Ayat ini menggambarkan karakter mukmin sejati: tegas terhadap kebatilan, lembut terhadap sesama. Keseimbangan ini penting dalam kehidupan umat Islam — bukan keras kepada sesama, dan bukan lembek terhadap kemungkaran. Mari kita teladani Rasulullah ﷺ dan para sahabat: penuh kasih, tetapi berprinsip. Menegakkan kebenaran dengan hikmah, bukan dengan amarah.


4. Surah Ali Imran ayat 135
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ
Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka ingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka. (QS. Ali Imran: 135)

Inilah jalan taubat yang sejati. Manusia tidak luput dari dosa, tetapi orang beriman selalu ingat Allah setelah terjatuh, bukan berputus asa. Allah mencintai hamba yang segera bangkit dari kesalahan, memohon ampun dengan tulus, dan bertekad untuk memperbaiki diri. Saudaraku, jangan menunda taubat. Karena maut tidak menunggu kesiapan kita.


5. Surah Al-A’raf ayat 54
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam. (QS. Al-A’raf: 54)

Ayat ini menegaskan keesaan Allah dalam penciptaan dan kekuasaan. Langit, bumi, siang, malam — semuanya berjalan dengan keteraturan yang menakjubkan. Kita diajak merenung: jika alam semesta tunduk pada aturan Allah, mengapa manusia sering menentang perintah-Nya? Maka, marilah kita tundukkan diri kepada-Nya, karena hanya dengan kepatuhan itulah hati mendapatkan ketenangan.


6. Surah Ar-Rum ayat 54
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً
Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian menjadikan kamu kuat, lalu menjadikan kamu lemah kembali dan beruban. (QS. Ar-Rum: 54)

Ayat ini mengajarkan tentang siklus kehidupan manusia — dari bayi, remaja, dewasa, hingga tua. Setiap fase membawa pelajaran: saat muda, kita diuji dengan semangat; saat tua, kita diuji dengan kesabaran. Hidup ini sementara, maka gunakan masa kuat untuk memperbanyak amal. Ingatlah, kekuatan fisik akan memudar, tetapi amal saleh akan abadi.


7. Khutbah Pembuka Jum’at
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam. (QS. Ali Imran: 102)

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Takwa adalah bekal terbaik untuk menghadapi kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang istiqamah di jalan-Nya.