Taat kepada Rasulullah dan Menjauhi Larangan-Nya

๐Ÿ•Œ Materi Ceramah: Taat kepada Rasulullah dan Menjauhi Larangan-Nya

Pembukaan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฃุดุฑู ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูˆุงู„ู…ุฑุณู„ูŠู†، ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
Amma ba’du,
Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul dalam majelis yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Isi Ceramah

๐Ÿ“– Hadits

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 ู…َุง ู†َู‡َูŠْุชُูƒُู…ْ ุนَู†ْู‡ُ ูَุงุฌْุชَู†ِุจُูˆْู‡ُ، ูˆَู…َุง ุฃَู…َุฑْุชُูƒُู…ْ ุจِู‡ِ ูَุฃْุชُูˆุง ู…ِู†ْู‡ُ ู…َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชُู…ْ، ูَุฅِู†َّู…َุง ุฃَู‡ْู„َูƒَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ู…َู†ْ ู‚َุจْู„َูƒُู…ْ ูƒَุซْุฑَุฉُ ู…َุณَุงุฆِู„ِู‡ِู…ْ ูˆَุงุฎْุชِู„ุงَูُู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุฃَู†ْุจِูŠَุงุฆِู‡ِู…ْ
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya:
“Apabila aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah, dan apabila aku memerintahkan kalian untuk melakukan sesuatu maka laksanakanlah semampu kalian. Sesungguhnya kebinasaan orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.”

๐ŸŒฟ Makna dan Kandungan Hadits

Jamaah yang dirahmati Allah,
Hadits ini mengandung pedoman penting dalam menjalani agama: bagaimana kita bersikap terhadap perintah dan larangan Rasulullah SAW.

1. Menjauhi larangan adalah kewajiban mutlak.
Ketika Rasulullah melarang sesuatu — baik itu perbuatan dosa besar atau kecil — maka kewajiban kita adalah menjauhi sepenuhnya. Larangan seperti riba, ghibah, zina, mencuri, menipu, dan sebagainya, tidak ada batas toleransi untuk dilakukan.
Rasulullah tidak berkata “hindarilah semampu kalian”, tapi “jauhilah” — artinya jangan dekati sedikit pun.

2. Melaksanakan perintah sesuai kemampuan.
Islam adalah agama yang penuh kemudahan. Dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, kita diberi keringanan sesuai kemampuan.
Jika seseorang tidak mampu berdiri saat salat, ia boleh duduk. Jika tidak mampu puasa karena sakit berat, ia boleh membayar fidyah.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah At-Taghabun ayat 16:
“Fattaqullaha mastatha’tum” — “Bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kalian.”

3. Jangan terlalu banyak bertanya hal yang tidak berguna.
Salah satu sebab kebinasaan umat terdahulu adalah terlalu banyak bertanya hal yang tidak perlu dan menentang nabi mereka.
Mereka tidak segera taat, malah memperdebatkan perintah Allah, mencari alasan untuk tidak melaksanakan, dan akhirnya binasa.
Dalam Islam, bertanya itu baik selama tujuannya untuk memahami dan mengamalkan, bukan untuk menolak atau memperumit agama.

๐ŸŒธ Nilai-nilai Penting dari Hadits Ini

Islam tidak membebani di luar kemampuan.
Setiap syariat yang diperintahkan pasti bisa dilaksanakan oleh manusia sesuai kadar kemampuannya.

Menolak keburukan lebih utama daripada mengejar kebaikan tambahan.
Karena menjauhi dosa adalah fondasi keselamatan.

Jangan suka berdebat dan memecah belah.
Perselisihan dan pertentangan di antara umat adalah sebab kehancuran.
Maka jagalah persatuan, saling menghormati, dan hindari permusuhan yang tidak perlu.

Contoh Kehidupan Sehari-hari

Jika kita tahu riba itu haram, maka jangan hanya sekadar “mengurangi” tapi hindari sepenuhnya.

Jika tidak mampu salat berjamaah karena sakit, jangan tinggalkan salat, tapi laksanakan di rumah semampunya.

Jika tidak mampu sedekah banyak, sedekahlah sedikit tapi ikhlas.

Jika tidak tahu hukum sesuatu, tanyakan dengan niat belajar, bukan berdebat.

Penutup

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Hadits ini mengajarkan keseimbangan antara ketaatan total dan kesadaran kemampuan manusia.
Islam bukan agama yang kaku dan memberatkan, tapi juga bukan agama yang bisa disepelekan.
Kuncinya adalah taat kepada Rasulullah dengan sepenuh hati, menjauhi larangannya, dan berusaha semampu mungkin menjalankan perintahnya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, menjauhi segala larangan-Nya, dan istiqamah di jalan kebenaran hingga akhir hayat.
ุขู…ูŠู† ูŠุง ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

Penutup Doa
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ูŠุณุชู…ุนูˆู† ุงู„ู‚ูˆู„ ููŠุชุจุนูˆู† ุฃุญุณู†ู‡، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ุฐู†ูˆุจู†ุง، ูˆูˆูู‚ู†ุง ู„ุทุงุนุชูƒ ูˆุทุงุนุฉ ุฑุณูˆู„ูƒ، ูˆุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุนุจุงุฏูƒ ุงู„ุตุงู„ุญูŠู†.
ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†، ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

Doa untuk Jamaah Haji dan Keutamaan Haji yang Mabrur

Materi Ceramah: Doa untuk Jamaah Haji dan Keutamaan Haji yang Mabrur

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat iman, Islam, dan kesempatan kepada sebagian saudara-saudara kita untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ๏ทบ, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Setiap amal ibadah yang kita lakukan tidak hanya membutuhkan kerja fisik, tetapi juga keikhlasan hati. Demikian pula dengan ibadah haji. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk menunaikannya, dan tidak semua yang menunaikan haji, hajinya diterima oleh Allah SWT. Karena itu, penting bagi kita untuk berdoa agar jamaah haji kita diberikan kemudahan, diterima amalnya, dan kembali dengan membawa predikat haji yang mabrur.

Sahabat mulia ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata tentang kerikil yang dilempar oleh jamaah haji di jamarat:

> ู…َุง ูŠُู‚ْุจَู„ُ ู…ِู†ْู‡ُ ุฑُูِุนَ ูˆَู…َุง ู„َู…ْ ูŠُุชَู‚َุจَّู„ْ ู…ِู†ْู‡ُ ุชُุฑِูƒَ
"Yang diterima darinya diangkat, dan yang tidak diterima ditinggalkan."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahawaih sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Talkhish al-Habir)



Maknanya, amal yang dilakukan dengan ikhlas dan benar akan Allah terima, sedangkan amal yang dilakukan tanpa keikhlasan akan ditinggalkan tanpa pahala. Begitu pula dengan ibadah haji—bukan semata karena mampu berangkat ke tanah suci, tetapi bagaimana agar amalnya diterima di sisi Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada hari-hari ini, jamaah haji Indonesia telah mulai kembali ke tanah air. Kita doakan semoga haji mereka menjadi haji yang mabrur, diterima oleh Allah SWT, dan menjadi sebab turunnya keberkahan bagi keluarga serta masyarakat di sekitarnya.

Rasulullah ๏ทบ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan dinilai shahih oleh al-Hakim:

> ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู„ْุญَุงุฌِّ ูˆَู„ِู…َู†ِ ุงุณْุชَุบْูَุฑَ ู„َู‡ُ ุงู„ْุญَุงุฌُّ
“Ya Allah, ampunilah dosa orang yang berhaji dan orang yang dimintakan ampun oleh orang yang berhaji.”
(HR. al-Baihaqi)



Hadis ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan orang yang berhaji. Doanya mustajab, dan bahkan orang yang didoakan oleh mereka pun diampuni oleh Allah SWT. Karena itu, ketika saudara-saudara kita pulang dari tanah suci, sambutlah mereka dengan doa dan kebahagiaan. Mintalah doa mereka, karena pada saat itu mereka masih dalam keadaan bersih dari dosa.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Ibadah haji adalah simbol pengorbanan, ketaatan, dan ketundukan seorang hamba kepada Allah. Mereka meninggalkan keluarga, harta, dan kenyamanan demi memenuhi panggilan suci: “Labbaykallahumma labbayk.” Maka selayaknya kita yang belum berhaji pun mengambil pelajaran dari semangat mereka — yaitu keikhlasan dalam beramal, kesabaran dalam ujian, dan ketundukan total kepada perintah Allah SWT.

Marilah kita berdoa:

> ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْ ุญَุฌَّ ุงู„ْุญُุฌَّุงุฌِ ุญَุฌًّุง ู…َุจْุฑُูˆุฑًุง، ูˆَุณَุนْูŠَู‡ُู…ْ ู…َุดْูƒُูˆุฑًุง، ูˆَุฐَู†ْุจَู‡ُู…ْ ู…َุบْูُูˆุฑًุง، ูˆَุงุฑْุฒُู‚ْู†َุง ุญَุฌًّุง ู‚َุฑِูŠุจًุง ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ
“Ya Allah, jadikanlah haji para jamaah sebagai haji yang mabrur, sa’i mereka diterima, dosa mereka diampuni, dan berilah kami kesempatan untuk menunaikan haji yang dekat waktunya, wahai Tuhan semesta alam.”



Penutup

Demikianlah ceramah singkat kali ini. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang selalu bersyukur, senantiasa mendoakan saudara-saudara kita yang berhaji, dan semoga Allah memberi kesempatan kepada kita untuk menunaikan ibadah haji di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

KEJUJURAN DAN AMAL YANG BERKAH

๐Ÿ“– MATERI CERAMAH: KEJUJURAN DAN AMAL YANG BERKAH

Pendahuluan
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dialah yang memerintahkan kita untuk senantiasa berkata benar dan beramal saleh. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Salah satu akhlak yang sangat mulia dan menjadi tanda keimanan seseorang adalah kejujuran. Jujur adalah sifat yang melekat pada diri seorang muslim sejati. Tanpa kejujuran, keimanan seseorang tidak akan sempurna. Kejujuran adalah pondasi dalam setiap amal, ucapan, dan perbuatan.

Isi Ceramah

๐Ÿ•Œ 1. Perintah untuk Berkata Benar.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab [33]: 70:
ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู‚ُูˆู„ُูˆุง ู‚َูˆْู„ًุง ุณَุฏِูŠุฏًุง
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar."
Ayat ini mengajarkan kepada kita dua hal penting:
Pertama, bertakwa kepada Allah, yaitu menjaga diri dari segala perbuatan dosa.
Kedua, berkata benar (qaulan sadida), yakni ucapan yang jujur, tepat, dan membawa kebaikan.
Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Jami’ul Bayan menjelaskan bahwa qaulan sadida berarti “perkataan yang jujur dan benar.” Maka, seorang mukmin sejati hendaknya selalu jujur dalam setiap ucapannya, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah SWT.

๐ŸŒŸ 2. Kejujuran Membawa pada Kebaikan
Rasulullah SAW bersabda:
 ุนَู„َูŠْูƒُู… ุจِุงู„ุตِّุฏْู‚ِ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุตِّุฏْู‚َ ูŠَู‡ْุฏِูŠ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุจِุฑِّ ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ْุจِุฑَّ ูŠَู‡ْุฏِูŠ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ...
"Hendaklah kalian selalu berkata jujur, karena kejujuran akan menuntun pada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang sangat jujur (แนฃiddฤซq). Hati-hatilah terhadap dusta, karena dusta akan menuntun kepada kejahatan, dan kejahatan akan menuntun ke neraka."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa kejujuran adalah jalan menuju surga, sedangkan dusta adalah jalan menuju neraka. Orang yang selalu berkata benar akan mendapat derajat tinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana para nabi dan orang-orang shiddiq.

๐ŸŒฟ 3. Ilmu yang Diamalkan akan Membawa Berkah
Selain kejujuran, Islam juga menekankan pentingnya mengamalkan ilmu. Ilmu tanpa amal tidak akan mendatangkan manfaat. Pepatah Arab mengatakan:
 ุงู„ุนِู„ْู…ُ ุจِู„ุงَ ุนَู…َู„ٍ ูƒَุงู„ุดَّุฌَุฑِ ุจِู„ุงَ ุซَู…َุฑٍ
"Ilmu yang tidak diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah."
Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang rindang tetapi tidak memberi manfaat. Sebaliknya, ilmu yang diamalkan akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah seseorang meninggal dunia.
๐Ÿ’ 4. Amal dan Berbagi Membawa Keberkahan
Dengan beramal dan berbagi, kita akan mendapatkan tambahan kebaikan dan keberkahan. Jika kita beramal dengan harta, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Jika kita beramal dengan ilmu, Allah akan melipatgandakan manfaatnya bagi banyak orang.
Amal yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah tidak akan sia-sia. Rasulullah SAW bersabda bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta, justru menambah keberkahan di dalamnya.

Penutup

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Marilah kita jadikan kejujuran sebagai prinsip hidup, dan ilmu yang kita miliki sebagai sarana beramal. Dengan begitu, hidup kita akan penuh keberkahan dan mendapat ridha Allah SWT.
Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang jujur, gemar beramal, dan senantiasa berbagi manfaat bagi sesama.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Pesan Utama Ceramah

1. Kejujuran adalah tanda keimanan.
2. Ucapan yang benar adalah bagian dari ketakwaan.
3. Ilmu tanpa amal tidak bermanfaat.
4. Amal dan keikhlasan akan membawa keberkahan hidup.

Tanda Keislaman yang Sempurna

๐ŸŒธ “Tanda Keislaman yang Sempurna”

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, nikmat yang paling agung di dunia dan akhirat.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ๏ทบ, keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya hingga hari kiamat.

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah,

Hadits yang kita pelajari kali ini merupakan hadits ke-8 dari Arba’in Nawawi, yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah ๏ทบ bersabda:

> ุฃُู…ِุฑْุชُ ุฃَู†ْ ุฃُู‚َุงุชِู„َ ุงู„ู†َّุงุณَ ุญَุชَّู‰ ูŠَุดْู‡َุฏُูˆุง ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَูŠُู‚ِูŠْู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„ุงَุฉَ ูˆَูŠُุคْุชُูˆุง ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ، ูَุฅِุฐَุง ูَุนَู„ُูˆุง ุฐَู„ِูƒَ ุนَุตَู…ُูˆุง ู…ِู†ِّูŠ ุฏِู…َุงุกَู‡ُู…ْ ูˆَุฃَู…ْูˆَุงู„َู‡ُู…ْ ุฅِู„َّุง ุจِุญَู‚ِّ ุงู„ุฅِุณْู„ุงَู…ِ، ูˆَุญِุณَุงุจُู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„ู‡ِ.

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukan hal itu, maka darah dan harta mereka terlindungi dariku, kecuali karena hak Islam, dan perhitungan mereka ada di sisi Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

๐ŸŒฟ Makna Umum Hadits

Hadits ini bukanlah seruan untuk kekerasan, melainkan penegasan terhadap kesempurnaan Islam sebagai agama yang memiliki sistem kehidupan lengkap — yang mencakup aqidah, ibadah, dan aturan sosial.

Rasulullah ๏ทบ menjelaskan bahwa keislaman seseorang tidak hanya di lisan, tetapi harus dibuktikan dengan amal nyata: shalat yang ditegakkan dan zakat yang ditunaikan.

Dengan kata lain, ucapan syahadat adalah pintu masuk Islam, sedangkan shalat dan zakat adalah tiangnya dan penguatnya.

๐Ÿ’Ž Penjelasan Kandungan Hadits

1. “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia…”
Kalimat ini menunjukkan bahwa Rasulullah ๏ทบ diutus bukan sekadar untuk berperang, tapi untuk menegakkan kalimat tauhid dan keadilan.
Perang dilakukan hanya untuk menghilangkan penghalang dakwah — bukan karena kebencian terhadap manusia, tapi karena kasih sayang agar mereka mengenal Allah.

2. “Hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan Muhammad Rasulullah.”
Inilah syahadatain, inti dari keimanan.
Dengan bersyahadat, seseorang keluar dari kekufuran dan masuk ke dalam perlindungan Allah.

3. “Menegakkan shalat dan menunaikan zakat.”
Shalat adalah hubungan antara hamba dan Tuhannya, sedangkan zakat adalah bukti kasih sayang antar sesama manusia.
Maka Islam tidak hanya menuntut hubungan spiritual, tetapi juga kepedulian sosial.

4. “Jika mereka melakukan hal itu, darah dan harta mereka dilindungi.”
Ini menegaskan bahwa Islam menjunjung tinggi kehormatan manusia.
Tidak boleh menumpahkan darah dan mengambil harta orang lain tanpa hak.
Bahkan dalam peperangan pun, Islam melarang membunuh tanpa alasan syar’i.

5. “Kecuali dengan hak Islam.”
Maksudnya, ada keadaan tertentu di mana seseorang bisa kehilangan perlindungan hukum Islam — seperti pelaku pembunuhan, pezina muhshan (yang sudah menikah), atau orang yang murtad dari Islam.
Hal ini bukan kezaliman, tetapi ketegasan syariat dalam menjaga keadilan dan kemurnian umat.

6. “Perhitungan mereka ada pada Allah.”
Artinya, kita hanya menilai yang tampak (lahiriah), sedangkan isi hati seseorang Allah-lah yang Maha Mengetahui.
Maka kita tidak boleh mengkafirkan atau menuduh seseorang tanpa bukti yang nyata.

๐ŸŒท Pelajaran Penting dari Hadits Ini

1. Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh.
Tidak cukup hanya beriman di hati tanpa amal perbuatan.
Iman harus diiringi dengan shalat dan zakat sebagai bukti nyata.

2. Kedudukan shalat dan zakat sangat tinggi dalam Islam.
Bahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memerangi kaum yang menolak zakat setelah wafatnya Rasulullah ๏ทบ.
Ini menunjukkan bahwa zakat adalah hak yang wajib dari harta umat Islam.

3. Perlindungan darah dan harta adalah prinsip dasar Islam.
Rasulullah ๏ทบ bersabda dalam khutbah wada’:

 “Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian haram atas kalian, seperti haramnya hari kalian ini, di bulan kalian ini, dan di negeri kalian ini.”

4. Kita wajib menilai manusia dari zahirnya, bukan dari hatinya.
Karena hati manusia hanya diketahui oleh Allah.
Maka siapa yang menampakkan keislaman, kita perlakukan sebagai muslim.

5. Ibadah dalam Islam saling terkait.
Syahadat menguatkan iman, shalat menjaga hubungan dengan Allah, dan zakat menjaga hubungan dengan manusia.

๐ŸŒผ Pesan Moral untuk Kita Semua

Hadirin yang dirahmati Allah,
Hadits ini mengingatkan kita bahwa menjadi muslim bukan hanya dengan nama, tetapi dengan amal dan tanggung jawab.

๐ŸŒ™ Jika kita bersyahadat, maka kita wajib menjaga shalat.
Karena shalat adalah tanda keislaman seseorang. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat; siapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi)

๐Ÿ’ง Jika kita punya harta, maka kita wajib menunaikan zakat.
Karena zakat membersihkan jiwa dan harta.
Dengan zakat, kita menegakkan keadilan sosial dan menghapus jurang kemiskinan.

๐ŸŒพ Penutup

Marilah kita jaga tiga pilar utama keislaman yang disebut dalam hadits ini:
1. Syahadat yang benar dan tulus, bukan hanya di lisan tapi juga di hati.
2. Shalat yang terjaga dan khusyuk, karena itu tiang agama.
3. Zakat yang ditunaikan dengan ikhlas, sebagai bentuk kepedulian dan ketaatan.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang istiqamah dalam iman, taat dalam ibadah, dan lembut dalam amal sosial.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.