Keadaan Malaikat Maut dan Proses Pencabutan Ruh

๐Ÿ•Œ KHUTBAH JUMAT PERTAMA
      Keadaan Malaikat Maut dan Proses Pencabutan Ruh

Khutbah Pertama
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡
ู†ุญู…ุฏู‡ ูˆู†ุณุชุนูŠู†ู‡ ูˆู†ุณุชุบูุฑู‡ ูˆู†ุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุดุฑูˆุฑ ุฃู†ูุณู†ุง ูˆู…ู† ุณูŠุฆุงุช ุฃุนู…ุงู„ู†ุง.
ู…ู† ูŠู‡ุฏู‡ ุงู„ู„ู‡ ูู„ุง ู…ุถู„ ู„ู‡ ูˆู…ู† ูŠุถู„ู„ ูู„ุง ู‡ุงุฏูŠ ู„ู‡.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงً ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡.
ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ๏ทป dengan sebenar-benar takwa, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Karena takwa adalah bekal terbaik dalam menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Allah ๏ทป berfirman:
 ูƒُู„ُّ ู†َูْุณٍ ุฐَุงุฆِู‚َุฉُ ุงู„ْู…َูˆْุชِ ۗ ูˆَุฅِู†َّู…َุง ุชُูˆَูَّูˆْู†َ ุฃُุฌُูˆْุฑَูƒُู…ْ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠٰู…َุฉِ
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempurnakan balasanmu.” (QS. ฤ€li ‘Imrฤn: 185)

Dalam Kitab Daqฤ’iq al-Akhbฤr, disebutkan oleh Muqฤtil bin Sulaimฤn bahwa Malaikat Maut (‘Azrฤ’ฤซl ‘alaihissalฤm) adalah makhluk besar ciptaan Allah yang diberi tugas mencabut ruh semua makhluk.
Seluruh tubuhnya penuh dengan mata dan tangan sebanyak jumlah seluruh makhluk yang bernyawa. Dengan tangan itulah ia mengambil ruh, dan dengan wajah itu pula ia memandang makhluk yang hendak dicabut nyawanya.
Begitulah kebesaran ciptaan Allah. Tiada yang luput dari pandangan dan kekuasaan-Nya, bahkan ruh sekalipun berada dalam genggaman-Nya.
Allah ๏ทป berfirman:
ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูŠَุชَูˆَูَّู‰ ุงู„ْุฃَู†ْูُุณَ ุญِูŠْู†َ ู…َูˆْุชِู‡َุง
“Allah-lah yang memegang jiwa ketika matinya.” (QS. Az-Zumar: 42)
Ayat ini menegaskan bahwa hakikat pencabut ruh adalah Allah sendiri, sementara Malaikat Maut hanyalah pelaksana perintah-Nya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam riwayat disebutkan bahwa ketika ajal seseorang telah dekat, maka daunnya gugur dari pohon di bawah ‘Arsy, tertulis namanya pada daun itu. Ketika daun itu jatuh ke pangkuan Malaikat Maut, maka ia tahu bahwa saatnya telah tiba untuk mencabut ruh pemilik nama itu.

Dan ketika ruh seorang hamba yang beriman dicabut, maka ia keluar dengan lembut seperti air yang mengalir dari mulut kendi. Namun bagi orang kafir, ruhnya dicabut seperti besi berduri yang diseret dari bulu domba basah.

Sebagaimana sabda Rasulullah ๏ทบ:

“Sesungguhnya ruh orang mukmin keluar dengan mudah seperti tetesan air, sedangkan ruh orang kafir dicabut seperti besi berduri yang diseret dari bulu domba basah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka wahai hamba Allah,
ingatlah bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ia adalah pintu menuju alam akhirat, awal dari perjalanan panjang menuju pembalasan amal.

Oleh karena itu, perbanyaklah taubat, dzikir, dan amal shalih. Jadikanlah kematian sebagai pengingat agar hati tidak lalai dari Rabb yang Maha Kuasa.
Rasulullah ๏ทบ bersabda:
"ุฃูƒุซุฑูˆุง ุฐูƒุฑ ู‡ุงุฏู… ุงู„ู„ุฐุงุช"
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (yakni kematian).”
(HR. Tirmidzi)
Semoga kita tergolong hamba yang husnul khatimah. ุขู…ูŠู†.

ุฃู‚ูˆู„ ู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง، ูˆุฃุณุชุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุนุธูŠู… ู„ูŠ ูˆู„ูƒู…، ูุงุณุชุบูุฑูˆู‡ ุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู….

๐Ÿ•‹ KHUTBAH JUMAT KEDUA

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุนุงู‚ุจุฉ ู„ู„ู…ุชู‚ูŠู†، ูˆู„ุง ุนุฏูˆุงู† ุฅู„ุง ุนู„ู‰ ุงู„ุธุงู„ู…ูŠู†.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงً ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah bahwa ajal tidak dapat dimajukan atau ditunda walau sesaat pun. Allah ๏ทป berfirman:
 ูَุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَ ุฃَุฌَู„ُู‡ُู…ْ ู„َุง ูŠَุณْุชَุฃْุฎِุฑُูˆْู†َ ุณَุงุนَุฉً ูˆَู„َุง ูŠَุณْุชَู‚ْุฏِู…ُูˆْู†َ
“Apabila ajal mereka telah datang, mereka tidak dapat menundanya sesaat pun dan tidak dapat memajukannya.” (QS. An-Nahl: 61)

Malaikat Maut tidak pernah keliru. Ia mencabut ruh sesuai dengan catatan di Lauh Mahfuzh, sesuai perintah Allah yang Maha Adil.

Maka marilah kita siapkan bekal sebelum ruh ini dijemput. Karena kematian datang tanpa tanda, menimpa yang muda maupun tua, yang sehat maupun sakit.

Perbanyaklah dzikir kepada Allah, karena Rasulullah ๏ทบ bersabda:
"ุขุฌุงู„ُ ุงู„ุจู‡ุงุฆู…ِ ูƒู„ُّู‡ุง ููŠ ุฐูƒุฑِ ุงู„ู„ู‡ِ ุชุนุงู„ู‰، ูุฅุฐุง ุชุฑูƒูˆุง ุฐูƒุฑَ ุงู„ู„ู‡ِ ู‚ุจุถَ ุงู„ู„ู‡ُ ุฃุฑูˆุงุญَู‡ู…"
“Ajal semua binatang berada dalam dzikir kepada Allah. Jika mereka berhenti berdzikir, maka Allah mencabut ruh mereka.”
(HR. Abลซ Laits dalam Daqฤ’iq al-Akhbฤr)

Demikian pula manusia — kehidupan sejatinya adalah dalam dzikir dan ketaatan kepada Allah, sedangkan kematian sejati adalah ketika hati berhenti mengingat Allah.

Maka wahai hamba Allah, janganlah engkau tertipu oleh panjang angan dan kesenangan dunia. Dunia ini sementara, dan setiap hembusan napas adalah langkah menuju liang lahat.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

"ุงู„ูƒَูŠِّุณُ ู…َู† ุฏَุงู†َ ู†َูْุณَู‡ُ ูˆَุนَู…ِู„َ ู„ِู…َุง ุจَุนْุฏَ ุงู„ู…َูˆุชِ، ูˆَุงู„ุนَุงุฌِุฒُ ู…َู† ุฃَุชْุจَุนَ ู†َูْุณَู‡ُ ู‡َูˆَุงู‡َุง ูˆَุชَู…َู†َّู‰ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฃَู…َุงู†ِูŠَّ"
“Orang cerdas adalah yang menghisab dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang bodoh adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)

Penutup dan Doa

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุบูุฑ ู„ู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ุงุช، ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ูŠู† ูˆุงู„ู…ุคู…ู†ุงุช، ุงู„ุฃุญูŠุงุก ู…ู†ู‡ู… ูˆุงู„ุฃู…ูˆุงุช.
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ุฅุฐุง ุญุถุฑู‡ู… ุงู„ู…ูˆุช ูƒุงู†ุช ุฎุงุชู…ุชู‡ู… ุญุณู†ุฉ، ูˆุงุฌุนู„ ู‚ุจูˆุฑู†ุง ุฑูˆุถุฉ ู…ู† ุฑูŠุงุถ ุงู„ุฌู†ุฉ.
ุงู„ู„ู‡ู… ู‡ูˆู† ุนู„ูŠู†ุง ุณูƒุฑุงุช ุงู„ู…ูˆุช، ูˆุซุจุชู†ุง ุนู†ุฏ ุงู„ุณุคุงู„، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ู…ุง ู‚ุฏู…ู†ุง ูˆู…ุง ุฃุฎุฑู†ุง ูˆู…ุง ุฃุณุฑุฑู†ุง ูˆู…ุง ุฃุนู„ู†ุง.
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ ุขุฎุฑ ูƒู„ุงู…ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฏู†ูŠุง ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ู…ุญู…ุฏ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡.

ุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡،
ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ูŠุฃู…ุฑ ุจุงู„ุนุฏู„ ูˆุงู„ุฅุญุณุงู† ูˆุฅูŠุชุงุก ุฐูŠ ุงู„ู‚ุฑุจู‰، ูˆูŠู†ู‡ู‰ ุนู† ุงู„ูุญุดุงุก ูˆุงู„ู…ู†ูƒุฑ ูˆุงู„ุจุบูŠ، ูŠุนุธูƒู… ู„ุนู„ูƒู… ุชุฐูƒุฑูˆู†.
ูุงุฐูƒุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุนุธูŠู… ูŠุฐูƒุฑูƒู…، ูˆุงุดูƒุฑูˆู‡ ุนู„ู‰ ู†ุนู…ู‡ ูŠุฒุฏูƒู…، ูˆู„ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ، ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠุนู„ู… ู…ุง ุชุตู†ุนูˆู†

KEAGUNGAN ALLAH DALAM PENCIPTAAN MALAIKAT MAUT

๐Ÿ•Š️ MATERI CERAMAH: KEAGUNGAN ALLAH DALAM PENCIPTAAN MALAIKAT MAUT

1. Mukadimah

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุฎู„ู‚ ุงู„ู…ูˆุช ูˆุงู„ุญูŠุงุฉ ู„ูŠุจู„ูˆูƒู… ุฃูŠูƒู… ุฃุญุณู† ุนู…ู„ุง، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏٍ ุงู„ุฐูŠ ุจูŠّู† ู„ู†ุง ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุงู„ุขุฎุฑุฉ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆู…ู† ุชุจุน ู‡ุฏุงู‡ ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ุฏูŠู†.
Amma ba’du.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Kematian adalah rahasia besar yang Allah simpan dari makhluk-Nya. Tidak ada satu pun yang mampu menolak datangnya ajal, dan tidak ada makhluk yang luput dari sentuhan Malaikat Maut (‘Izrฤ’ฤซl ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…).

Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
 ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูŠَุชَูˆَูَّู‰ ุงู„ْุฃَู†ْูُุณَ ุญِูŠْู†َ ู…َูˆْุชِู‡َุง
“Allah yang mewafatkan jiwa pada saat kematiannya.”
(QS. Az-Zumar: 42)
2. Keagungan Ciptaan Malaikat Maut

Dalam riwayat disebutkan bahwa ketika Allah menciptakan Malaikat Maut, Dia menutupinya dari seluruh makhluk dengan sejuta hijab. Besarnya lebih besar daripada langit dan bumi. Jika seluruh air lautan ditumpahkan di atas kepalanya, tidak akan jatuh satu tetes pun ke bumi.

Itu menunjukkan betapa agungnya ciptaan Allah, dan betapa lemahnya manusia di hadapan kekuasaan-Nya.

 ูˆَู…َุง ูŠَุนْู„َู…ُ ุฌُู†ُูˆุฏَ ุฑَุจِّูƒَ ุฅِู„َّุง ู‡ُูˆَ
“Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.”
(QS. Al-Muddatsir: 31)

Malaikat Maut diikat dengan 70.000 rantai, panjang setiap rantai sejauh perjalanan seribu tahun. Tiada malaikat lain yang mengetahui di mana tempatnya. Ini menandakan bahwa urusan maut sepenuhnya dalam ilmu Allah semata.

3. Penciptaan “Maut” sebagai Makhluk

Dalam riwayat itu juga diceritakan, bahwa Allah menciptakan Maut sebagai makhluk tersendiri, lalu memerintahkan Malaikat Maut untuk menggenggamnya.

Ketika Malaikat Maut melihat wujud Maut, semua malaikat jatuh pingsan selama seribu tahun karena dahsyatnya rupa maut. Setelah sadar, mereka berkata:

“Ya Rabb, adakah Engkau menciptakan sesuatu yang lebih besar dari ini?”
Allah berfirman: “Aku lebih besar darinya, dan setiap makhluk pasti akan merasakannya.”
Sebagaimana firman Allah:
ูƒُู„ُّ ู†َูْุณٍ ุฐَุงุฆِู‚َุฉُ ุงู„ْู…َูˆْุชِ
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
(QS. Ali Imran: 185)

4. Seruan Malaikat Maut

Setelah menggenggam makhluk yang bernama Maut, Malaikat Izrail memohon izin kepada Allah untuk berseru di langit. Maka terdengarlah suara yang mengguncangkan seluruh alam:

“Aku adalah maut yang memisahkan setiap kekasih, aku adalah maut yang memisahkan suami dari istri, anak dari ibu, saudara dari saudari. Aku adalah maut yang menghancurkan rumah dan membangun kubur. Aku pasti akan mendatangi kalian, meskipun kalian bersembunyi di benteng yang kokoh.”

Firman Allah menegaskan:

ุฃَูŠْู†َู…َุง ุชَูƒُูˆู†ُูˆุง ูŠُุฏْุฑِูƒْูƒُّู…ُ ุงู„ْู…َูˆْุชُ ูˆَู„َูˆْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ูِูŠ ุจُุฑُูˆุฌٍ ู…ُّุดَูŠَّุฏَุฉٍ
“Di mana saja kamu berada, kematian pasti akan mendapatkan kamu, walaupun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh.”
(QS. An-Nisฤ’: 78)

5. Saat Malaikat Maut Datang kepada Orang Kafir dan Munafik

Ketika ajal menjemput orang kafir atau munafik, maka datanglah malaikat azab dengan wajah hitam dan mata biru, membawa kain dari neraka. Mereka duduk jauh menunggu Malaikat Maut.

Ketika Izrail datang dalam bentuk yang menakutkan, ruh orang kafir ketakutan dan berteriak:

“Siapa kamu, apa yang kau inginkan?”

Malaikat Maut menjawab:

“Aku adalah Malaikat Maut yang akan mengeluarkanmu dari dunia. Aku akan menjadikan anakmu yatim, istrimu janda, dan hartamu menjadi milik orang lain. Hari ini aku datang untuk mencabut ruhmu.”

Sebagaimana Allah berfirman:

 ูˆَู„َูˆْ ุชَุฑَู‰ٰ ุฅِุฐْ ูŠَุชَูˆَูَّู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒَูَุฑُูˆุง ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉُ ูŠَุถْุฑِุจُูˆู†َ ูˆُุฌُูˆู‡َู‡ُู…ْ ูˆَุฃَุฏْุจَุงุฑَู‡ُู…ْ
“Sekiranya kamu melihat orang-orang kafir ketika mereka dicabut nyawanya oleh malaikat, malaikat memukul wajah dan punggung mereka.”
(QS. Al-Anfฤl: 50)

6. Penyesalan di Saat Ajal Tiba

Ketika ajal datang, manusia melihat dunia dan hartanya yang dulu dicintainya berkata kepadanya:

 “Wahai pendosa, kamu mencintaiku padahal aku tidak mencintaimu. Kamu mencari aku tanpa membedakan halal dan haram. Sekarang aku berlepas diri darimu.”

Lalu hartanya berkata:

“Kamu mengumpulkanku tanpa hak dan tidak bersedekah denganku. Kini aku berpindah ke tangan orang lain.”

Inilah makna firman Allah:

 ูŠَูˆْู…َ ู„َุง ูŠَู†ูَุนُ ู…َุงู„ٌ ูˆَู„َุง ุจَู†ُูˆู†َ • ุฅِู„َّุง ู…َู†ْ ุฃَุชَู‰ ุงู„ู„َّู‡َ ุจِู‚َู„ْุจٍ ุณَู„ِูŠู…ٍ
“Pada hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.”
(QS. Asy-Syu‘arฤ’: 88–89)

7. Penutup dan Hikmah

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Kematian bukan akhir segalanya, melainkan pintu menuju kehidupan abadi. Setiap makhluk, baik malaikat, manusia, jin, maupun hewan akan mati, kecuali Allah Yang Maha Hidup.

ูƒُู„ُّ ู…َู†ْ ุนَู„َูŠْู‡َุง ูَุงู†ٍ • ูˆَูŠَุจْู‚َู‰ٰ ูˆَุฌْู‡ُ ุฑَุจِّูƒَ ุฐُูˆ ุงู„ْุฌَู„َุงู„ِ ูˆَุงู„ْุฅِูƒْุฑَุงู…ِ
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, dan yang tetap kekal hanyalah wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.”
(QS. Ar-Rahmฤn: 26–27)

Maka persiapkanlah diri kita dengan iman, amal shalih, dan hati yang bersih.
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ุฃَูƒْุซِุฑُูˆุง ุฐِูƒْุฑَ ู‡َุงุฏِู…ِ ุงู„ู„َّุฐَّุงุชِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan (yaitu kematian).”
(HR. Tirmidzi)

8. Doa Penutup

ุงู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْ ุฎَูŠْุฑَ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง ุฎَูˆَุงุชِู…َู‡َุง، ูˆَุฎَูŠْุฑَ ุฃَูŠَّุงู…ِู†َุง ูŠَูˆْู…َ ู†َู„ْู‚َุงูƒَ، ูˆَุชَูˆَูَّู†َุง ูˆَุฃَู†ْุชَ ุฑَุงุถٍ ุนَู†َّุง، ูˆَุงุฑْุฒُู‚ْู†َุง ุญُุณْู†َ ุงู„ْุฎَุงุชِู…َุฉِ ูˆَุงู„ْู…َูˆْุชَ ุนَู„َู‰ ุงู„ْุฅِูŠู…َุงู†ِ ูˆَุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ِ.
ุขู…ِูŠْู†َ ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ

Keagungan dan Tugas Para Malaikat Allah

๐Ÿ•Œ Khutbah Jum’at: Keagungan dan Tugas Para Malaikat Allah

Khutbah Pertama
ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ู†ุญู…ุฏُู‡ ูˆู†ุณุชุนูŠู†ُู‡ ูˆู†ุณุชุบูِุฑُู‡، ูˆู†ุนูˆุฐُ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุดุฑูˆุฑ ุฃู†ูุณู†ุง ูˆู…ู† ุณูŠุฆุงุช ุฃุนู…ุงู„ู†ุง، ู…ู† ูŠู‡ุฏู‡ِ ุงู„ู„ู‡ ูู„ุง ู…ุถู„َّ ู„ู‡، ูˆู…ู† ูŠุถู„ู„ ูู„ุง ู‡ุงุฏูŠَ ู„ู‡.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงً ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

ุฃู…ุง ุจุนุฏ، ููŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู†ุงุณ، ุงุชู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุญู‚ ุชู‚ุงุชู‡ ูˆู„ุง ุชู…ูˆุชู† ุฅู„ุง ูˆุฃู†ุชู… ู…ุณู„ู…ูˆู†.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Salah satu rukun iman yang wajib kita yakini adalah iman kepada malaikat Allah.
Allah ๏ทป berfirman:
 ูƒُู„ٌّ ุขู…َู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู…َู„َุงุฆِูƒَุชِู‡ِ ูˆَูƒُุชُุจِู‡ِ ูˆَุฑُุณُู„ِู‡ِ
“Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.”
(QS. Al-Baqarah: 285)

Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya, sebagaimana sabda Rasulullah ๏ทบ:
ุฎُู„ِู‚َุชِ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉُ ู…ِู†ْ ู†ُูˆุฑٍ
“Malaikat diciptakan dari cahaya.”
(HR. Muslim)

Mereka tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah.
Mereka senantiasa tunduk dan taat menjalankan perintah-Nya.
Allah ๏ทป berfirman:

ู„َุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุง ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ
“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At-Tahrim: 6)

Empat Malaikat Utama dan Tugasnya

Pertama, Malaikat Jibril ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…
Dialah pembawa wahyu kepada para nabi. Allah berfirman:

 ู†َุฒَู„َ ุจِู‡ِ ุงู„ุฑُّูˆุญُ ุงู„ْุฃَู…ِูŠู†ُ • ุนَู„َู‰ ู‚َู„ْุจِูƒَ ู„ِุชَูƒُูˆู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُู†ุฐِุฑِูŠู†َ
“Yang dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan.”
(QS. Asy-Syu’ara: 193–194)

Dalam kitab Daqฤ’iqul Akhbฤr disebutkan bahwa Malaikat Jibril memiliki seribu enam ratus sayap, setiap sayap memancarkan cahaya seperti matahari, dan beliau masuk ke lautan cahaya setiap hari untuk bertasbih kepada Allah.
Dari setiap tetesan cahaya itu, Allah menciptakan malaikat-malaikat lain yang terus memuji-Nya hingga hari kiamat.

Kedua, Malaikat Mikail ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…
Beliau ditugaskan untuk mengatur hujan, rezeki, dan tumbuh-tumbuhan.
Allah ๏ทป berfirman:

ู…َู† ูƒَุงู†َ ุนَุฏُูˆًّุง ู„ِّู„َّู‡ِ ูˆَู…َู„َุงุฆِูƒَุชِู‡ِ ูˆَุฑُุณُู„ِู‡ِ ูˆَุฌِุจْุฑِูŠู„َ ูˆَู…ِูŠูƒَุงู„َ ูَุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุนَุฏُูˆٌّ ู„ِّู„ْูƒَุงูِุฑِูŠู†َ
(QS. Al-Baqarah: 98)

Dikisahkan dalam kitab Daqฤ’iqul Akhbฤr, dari setiap mata Malaikat Mikail menetes tujuh puluh ribu air mata karena iba terhadap hamba-hamba yang berdosa. Dari setiap tetes itu, Allah menciptakan malaikat baru yang bertasbih dan memohonkan ampun bagi orang-orang mukmin hingga hari kiamat.

Ketiga, Malaikat Israfil ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…
Beliau adalah malaikat yang akan meniup sangkakala (ash-shลซr) pada hari kiamat.
Allah berfirman:

ูˆَู†ُูِุฎَ ูِูŠ ุงู„ุตُّูˆุฑِ ูَุตَุนِู‚َ ู…َู† ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَู…َู† ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah semua yang di langit dan di bumi.”
(QS. Az-Zumar: 68)

Israfil adalah malaikat yang penuh kekhusyukan. Dikisahkan, beliau menangis setiap kali melihat neraka karena takut kepada Allah. Seandainya air matanya tidak ditahan oleh kehendak Allah, niscaya bumi ini akan tenggelam oleh air matanya.

Keempat, Malaikat Izrail ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…
Beliau adalah Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa makhluk.
Allah ๏ทป berfirman:

ู‚ُู„ْ ูŠَุชَูˆَูَّุงูƒُู… ู…َّู„َูƒُ ุงู„ْู…َูˆْุชِ ุงู„َّุฐِูŠ ูˆُูƒِّู„َ ุจِูƒُู…ْ ุซُู…َّ ุฅِู„َู‰ٰ ุฑَุจِّูƒُู…ْ ุชُุฑْุฌَุนُูˆู†َ
(QS. As-Sajdah: 11)

Malaikat Izrail melaksanakan tugasnya tanpa lalai dan tanpa menunda waktu. Tidak seorang pun yang bisa menghindari ajal ketika waktunya tiba.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Dari kisah dan dalil-dalil ini, kita dapat mengambil pelajaran:
Bahwa para malaikat adalah makhluk yang tunduk dan taat sepenuhnya kepada Allah, tidak pernah membantah, dan selalu melaksanakan tugasnya dengan sempurna.
Demikianlah seharusnya seorang hamba beriman meneladani mereka: taat, patuh, dan ikhlas menjalankan perintah Allah.

ุฃู‚ูˆู„ ู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง، ูˆุฃุณุชุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ู„ูŠ ูˆู„ูƒู… ูุงุณุชุบูุฑูˆู‡، ุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู….

Khutbah Kedua

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุฅุญุณุงู†ู‡، ูˆุงู„ุดูƒุฑ ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุชูˆููŠู‚ู‡ ูˆุงู…ุชู†ุงู†ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ุชุนุธูŠู…ًุง ู„ุดุฃู†ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ุงู„ุฏุงุนูŠ ุฅู„ู‰ ุฑุถูˆุงู†ู‡، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุฃุตุญุงุจู‡ ูˆู…ู† ุชุจุนู‡ู… ุจุฅุญุณุงู† ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ุฏูŠู†.

ุฃู…ุง ุจุนุฏ، ููŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู†ุงุณ، ุงุชู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡، ูุฅู† ุชู‚ูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ ููˆุฒٌ ุนุธูŠู….

Jamaah Jum’at yang berbahagia,
Iman kepada malaikat bukan hanya keyakinan dalam hati, tetapi juga pengingat bagi kita bahwa Allah senantiasa mengawasi setiap perbuatan manusia.

Ada malaikat Kirฤman Kฤtibฤซn, yang mencatat seluruh amal perbuatan kita.
Allah ๏ทป berfirman:

 ู…َุง ูŠَู„ْูِุธُ ู…ِู† ู‚َูˆْู„ٍ ุฅِู„َّุง ู„َุฏَูŠْู‡ِ ุฑَู‚ِูŠุจٌ ุนَุชِูŠุฏٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.”
(QS. Qaf: 18)

Karena itu, marilah kita menjaga lisan dan amal kita agar selalu berada di jalan kebaikan.
Hiduplah dengan penuh kesadaran bahwa ada malaikat yang senantiasa mencatat dan menyertai kita — di waktu siang dan malam, di rumah maupun di luar rumah.

Penutup dan Doa

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุนุจุงุฏูƒ ุงู„ู…ุทูŠุนูŠู†، ูˆู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ูŠุคู…ู†ูˆู† ุจู…ู„ุงุฆูƒุชูƒ ูˆูƒุชุจูƒ ูˆุฑุณู„ูƒ، ูˆูˆูู‚ู†ุง ู„ุงุชุจุงุน ู†ุจูŠูƒ ู…ุญู…ุฏٍ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู….
ุงู„ู„ู‡ู… ุชุจ ุนู„ูŠู†ุง ุฅู†ูƒ ุฃู†ุช ุงู„ุชูˆุงุจ ุงู„ุฑุญูŠู…، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ูˆู„ูˆุงู„ุฏูŠู†ุง ูˆู„ุฌู…ูŠุน ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ุงุช ุงู„ุฃุญูŠุงุก ู…ู†ู‡ู… ูˆุงู„ุฃู…ูˆุงุช.
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ุชุญูู‡ู… ุงู„ู…ู„ุงุฆูƒุฉ ูˆุชุบุดุงู‡ู… ุงู„ุฑุญู…ุฉ، ูˆุชุชู†ุฒู„ ุนู„ูŠู‡ู… ุงู„ุณูƒูŠู†ุฉ، ูˆุงุฐูƒุฑู‡ู… ููŠู…ู† ุนู†ุฏูƒ ูŠุง ุฃุฑุญู… ุงู„ุฑุงุญู…ูŠู†.

ุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡،
ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ ูˆَุงู„ْุฅِุญْุณَุงู†ِ ูˆَุฅِูŠุชَุงุกِ ุฐِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ٰ ูˆَูŠَู†ْู‡َู‰ٰ ุนَู†ِ ุงู„ْูَุญْุดَุงุกِ ูˆَุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ูˆَุงู„ْุจَุบْูŠِ ۚ ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆู†َ
(QS. An-Nahl: 90)

ูุงุฐูƒุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุนุธูŠู… ูŠุฐูƒุฑูƒู…، ูˆุงุดูƒุฑูˆู‡ ุนู„ู‰ ู†ุนู…ู‡ ูŠุฒุฏูƒู…، ูˆู„ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ، ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠุนู„ู… ู…ุง ุชุตู†ุนูˆู†

KEAGUNGAN ALLAH DALAM PENCIPTAAN NABI ADAM ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…

๐Ÿ•Œ MATERI CERAMAH ISLAMI: KEAGUNGAN ALLAH DALAM PENCIPTAAN NABI ADAM ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู…

๐Ÿงญ Pembukaan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ุฎู„ู‚ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ู…ู† ุตู„ุตุงู„ ูƒุงู„ูุฎุงุฑ، ูˆุณูˆّุงู‡ ุจูŠุฏู‡ ูˆู†ูุฎ ููŠู‡ ู…ู† ุฑูˆุญู‡، ููƒุงู† ุจุดุฑًุง ุณูˆูŠًّุง،
ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Amma ba‘du,
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhฤnahu wa Ta‘ฤlฤ, Dzat Yang Maha Menciptakan, Yang telah menciptakan langit dan bumi serta seluruh makhluk dengan penuh hikmah dan keindahan. Di antara tanda kebesaran-Nya adalah penciptaan manusia pertama, Nabi Adam ‘alaihissalฤm, yang menjadi asal dan bapak seluruh umat manusia.

๐ŸŒ 1. Penciptaan Nabi Adam dari Berbagai Unsur Tanah

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. bahwa Allah menciptakan jasad Nabi Adam as dari berbagai jenis dan tempat tanah di muka bumi:

 “Kepalanya dari tanah Ka‘bah, dadanya dari berbagai penjuru bumi, perutnya dari tanah India, tangannya dari tanah Timur, dan kakinya dari tanah Barat.”

Riwayat lain dari Wahab bin Munabbih menyebutkan, Adam as diciptakan dari tujuh lapisan bumi, menandakan bahwa manusia memiliki unsur dan sifat yang beragam, sesuai asal tanahnya: ada kelembutan, ketegasan, kesabaran, dan kekuatan.

๐Ÿ“– Dalil Al-Qur’an:

ู‡ُูˆَ ุงู„َّุฐِูŠ ุฎَู„َู‚َูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุทِูŠู†ٍ
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah.”
(QS. Al-An‘ฤm: 2)
ูˆَู„َู‚َุฏْ ุฎَู„َู‚ْู†َุง ุงู„ْุฅِู†ุณَุงู†َ ู…ِู† ุณُู„َุงู„َุฉٍ ู…ِّู† ุทِูŠู†ٍ
“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah.”
(QS. Al-Mu’minun: 12)

Makna dari berbagai jenis tanah itu menunjukkan bahwa manusia memiliki tabiat berbeda—ada yang lembut seperti tanah lembah, ada yang keras seperti tanah gunung, ada pula yang subur seperti tanah pertanian. Semua itu adalah fitrah yang harus diarahkan menuju ketaatan kepada Allah.
๐ŸŒค️ 2. Proses Peniupan Ruh ke Dalam Jasad Nabi Adam

Dalam riwayat disebutkan, ketika Allah memerintahkan ruh untuk masuk ke dalam jasad Nabi Adam as, ruh itu memasuki kepalanya terlebih dahulu, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ketika ruh sampai ke mata, ia melihat dirinya; ketika sampai ke telinga, ia mendengar tasbih malaikat; ketika sampai ke hidung, ia bersin lalu mengucap:

 "ุงู„ْู€ุญَู…ْู€ุฏُ ู„ู„ู‡ِ"
Maka Allah menjawab:
"ูŠَุฑْุญَู…ُูƒَ ุฑَุจُّูƒَ ูŠَุง ุขุฏَู…ُ"
“Semoga Tuhanmu merahmatimu, wahai Adam.”

๐Ÿ“– Dalil Al-Qur’an:

 ูَุฅِุฐَุง ุณَูˆَّูŠْุชُู‡ُ ูˆَู†َูَุฎْุชُ ูِูŠู‡ِ ู…ِู† ุฑُّูˆุญِูŠ ูَู‚َุนُูˆุง ู„َู‡ُ ุณَุงุฌِุฏِูŠู†َ
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”
(QS. Shฤd: 72)

๐Ÿ’ซ Ruh itu adalah tanda kehidupan dan kemuliaan manusia. Dari sinilah Allah memberikan kepada manusia akal untuk berpikir, lidah untuk berbicara, tangan untuk berbuat, dan hati untuk beriman.

๐Ÿ’Ž 3. Hikmah dari Unsur Tubuh Nabi Adam

Para ulama tafsir menyebutkan, Allah menjadikan bagian tubuh Nabi Adam dari berbagai tanah untuk melambangkan fungsi spiritual dan moral manusia:

Kepala dari Baitul Maqdis → tempat akal dan hikmah.
Telinga dari gunung Thursina → tempat menerima nasihat.
Wajah dari tanah surga → tempat keindahan dan cahaya iman.
Hati dari tanah Firdaus → tempat iman dan cinta kepada Allah.
Aurat dari tanah Babilonia → tempat hawa nafsu yang harus dijaga.
Lidah dari tanah Thaif → tempat doa dan syahadat.
Inilah simbol bahwa setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi ibadah dan ujian moral.
Siapa yang menjaga pandangan, pendengaran, dan lisannya, maka ia telah mensucikan unsur tanahnya dengan cahaya iman.

๐Ÿ•Š️ 4. Kemuliaan Adam dan Asal Salam di Dunia

Setelah ruh ditiupkan dan Adam menjadi makhluk hidup sempurna, Allah menampakkan Nur Muhammad ๏ทบ di wajahnya seperti bulan purnama. Para malaikat pun membawa Nabi Adam keliling langit, dan setiap kali beliau memberi salam, para malaikat menjawab salam tersebut.

Allah berfirman:

ูŠَุง ุขุฏَู…ُ ู‡َุฐِู‡ِ ุชَุญِูŠَّุชُูƒَ ูˆَุชَุญِูŠَّุฉُ ุฐُุฑِّูŠَّุชِูƒَ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ
“Wahai Adam, itulah penghormatanmu dan penghormatan bagi keturunanmu hingga hari kiamat.”

๐Ÿ“– Dalil Al-Qur’an:

ูَุณَุฌَุฏَ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉُ ูƒُู„ُّู‡ُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนُูˆู†َ
“Maka bersujudlah seluruh malaikat kepada Adam.”
(QS. Al-Hijr: 30)

๐Ÿ“œ Hadis Nabi ๏ทบ:
 “Sebarkanlah salam di antara kalian.”
(HR. Muslim)

Salam berasal dari penghormatan pertama yang diajarkan Allah kepada Adam, yang kemudian menjadi tanda kasih dan persaudaraan umat manusia.

๐Ÿชž 5. Hikmah dan Pelajaran untuk Kita

1. Manusia berasal dari tanah, maka jangan sombong.
Sebagaimana firman Allah:

ู…ِู†ْู‡َุง ุฎَู„َู‚ْู†َุงูƒُู…ْ ูˆَูِูŠู‡َุง ู†ُุนِูŠุฏُูƒُู…ْ
“Dari tanah itu Kami menciptakan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu.” (QS. Thฤhฤ: 55)

2. Setiap anggota tubuh punya amanah.
Mata untuk melihat kebaikan, telinga untuk mendengar kebenaran, lidah untuk berdzikir, hati untuk iman.

3. Asal kejadian manusia menunjukkan kerendahan dan kemuliaan.
Rendah karena dari tanah, mulia karena ruh Ilahi yang ditiupkan kepadanya.

4. Ruh dan jasad harus seimbang.
Jika jasad dari tanah butuh makanan bumi, maka ruh dari Allah butuh dzikir, ibadah, dan taqarrub.

๐ŸŒบ Penutup

Hadirin rahimakumullah,
Penciptaan Nabi Adam as bukan sekadar kisah asal manusia, tetapi cermin kebesaran Allah dan pelajaran untuk mengenal diri. Semakin kita memahami asal penciptaan, semakin kita sadar akan kelemahan dan kebutuhan kita kepada Allah.

Marilah kita jaga fitrah kemanusiaan ini dengan taqwa, bersyukur atas nikmat jasmani dan ruhani, serta meneladani kesabaran dan taubat Nabi Adam as.

๐Ÿคฒ Doa Penutup

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุนุจุงุฏูƒ ุงู„ุฐูŠู† ูŠุนุฑููˆู† ุฃู†ูุณู‡ู… ูˆูŠุนุฑููˆู†ูƒ، ูˆูˆูู‚ู†ุง ู„ู„ุงู‚ุชุฏุงุก ุจุขุฏู… ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณู„ุงู… ููŠ ุงู„ุชูˆุจุฉ ูˆุงู„ุทุงุนุฉ، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ุฐู†ูˆุจู†ุง ูŠุง ุฃุฑุญู… ุงู„ุฑุงุญู…ูŠู†.
ุขู…ูŠู† ูŠุง ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

Nur Muhammad ๏ทบ: Cahaya Kehidupan Alam Semesta

๐Ÿ•Œ NASKAH KHUTBAH JUM’AT
      Nur Muhammad ๏ทบ: Cahaya Kehidupan Alam Semesta

Khutbah Pertama

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ู†ุญู…ุฏู‡ ูˆู†ุณุชุนูŠู†ู‡ ูˆู†ุณุชุบูุฑู‡، ูˆู†ุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุดุฑูˆุฑ ุฃู†ูุณู†ุง ูˆู…ู† ุณูŠุฆุงุช ุฃุนู…ุงู„ู†ุง.
ู…ู† ูŠู‡ุฏู‡ ุงู„ู„ู‡ ูู„ุง ู…ุถู„ ู„ู‡ ูˆู…ู† ูŠุถู„ู„ ูู„ุง ู‡ุงุฏูŠ ู„ู‡.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡ ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงً ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡.
ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

ุฃُูˆุตِูŠูƒُู…ْ ูˆَู†َูْุณِูŠ ุจِุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„ู‡ِ، ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ُูˆู†َ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Takwa adalah cahaya yang menuntun kita menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Pada khutbah kali ini, marilah kita renungkan bersama tentang kemuliaan asal-usul Nur Nabi Muhammad ๏ทบ, yang menjadi rahmat dan sumber cahaya bagi seluruh alam semesta.

๐ŸŒบ 1. Penciptaan Nur Muhammad ๏ทบ

Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa Allah Ta’ala berfirman:

“Yang pertama kali Aku ciptakan adalah cahaya Nabi-Mu, wahai Jibril.”

Walau riwayat ini lemah, namun para ulama memaknainya secara simbolik dan spiritual, bahwa Rasulullah ๏ทบ adalah makhluk pertama yang disinari rahmat dan petunjuk Allah, yang kemudian darinya mengalir keberkahan kepada seluruh makhluk.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

ูˆَู…َุง ุฃَุฑْุณَู„ْู†َุงูƒَ ุฅِู„َّุง ุฑَุญْู…َุฉً ู„ِّู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ
“Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)

Artinya, kehadiran Nabi ๏ทบ adalah sebab adanya kasih sayang, ilmu, dan cahaya hidayah bagi seluruh umat manusia.

๐ŸŒฟ 2. Nur Muhammad: Cahaya Petunjuk dan Kehidupan

Allah berfirman:

ู‚َุฏْ ุฌَุงุกَูƒُู… ู…ِّู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ู†ُูˆุฑٌ ูˆَูƒِุชَุงุจٌ ู…ُّุจِูŠู†ٌ
“Sungguh telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang jelas.”
(QS. Al-Ma’idah: 15)

Para mufassir menjelaskan bahwa “cahaya” (nur) dalam ayat ini adalah Nabi Muhammad ๏ทบ, karena beliau adalah sumber petunjuk yang menerangi hati manusia dari kegelapan syirik dan kebodohan menuju cahaya iman dan ilmu.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

«ุงู„ุตَّู„َุงุฉُ ู†ُูˆุฑٌ»
“Shalat itu cahaya.” (HR. Muslim)
Dengan demikian, cahaya kenabian itu berlanjut dalam amal ibadah yang diajarkan oleh beliau, terutama shalat — yang menjadi penghubung antara ruh manusia dan Tuhannya.

๐ŸŒธ 3. Rahasia Sujud dan Hubungan Ruhani dengan Nabi ๏ทบ

Dalam riwayat sufi disebut bahwa Nur Muhammad bersujud lima kali, dan Allah menjadikan lima sujud itu sebagai shalat lima waktu bagi umatnya.
Maknanya bukan sujud fisik, tetapi sujud cinta dan tunduk kepada Allah, yang diwariskan kepada kita dalam bentuk shalat harian.

Allah berfirman:

ูˆَุฃَู‚ِู…ِ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ู„ِุฐِูƒْุฑِูŠ
“Dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.”
(QS. Thaha: 14)

Setiap kali kita shalat, sejatinya kita sedang meneladani gerakan dan keagungan Rasulullah ๏ทบ.
Dalam beberapa penjelasan ulama, gerakan shalat menyerupai huruf-huruf nama “ู…ุญู…ุฏ” (Muhammad) — seolah mengajarkan bahwa shalat adalah tanda cinta dan ittiba’ (mengikuti sunnah) kepada beliau.

๐ŸŒท 4. Nur Muhammad sebagai Simbol Rahmat dan Akhlak

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Cahaya Nabi ๏ทบ bukan hanya bersinar di masa lalu, tetapi masih menerangi kita hingga hari ini — melalui Al-Qur’an, Sunnah, dan akhlak mulia yang beliau ajarkan.

Allah berfirman:

ู„َّู‚َุฏْ ูƒَุงู†َ ู„َูƒُู…ْ ูِูŠ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃُุณْูˆَุฉٌ ุญَุณَู†َุฉٌ
“Sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian.”
(QS. Al-Ahzab: 21)

Karena itu, mencintai Nabi ๏ทบ bukan hanya dengan lisan, tetapi dengan meneladani akhlaknya, menegakkan shalat, menebar rahmat, dan menghidupkan sunnahnya.

ุฃู‚ูˆู„ ู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง ูˆุฃุณุชุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ู„ูŠ ูˆู„ูƒู…، ูุงุณุชุบูุฑูˆู‡ ุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู….

Khutbah Kedua

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุฃุฑุณู„ ุฑุณูˆู„ู‡ ุจุงู„ู‡ุฏู‰ ูˆุฏูŠู† ุงู„ุญู‚ ู„ูŠุธู‡ุฑู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุฏูŠู† ูƒู„ู‡، ูˆูƒูู‰ ุจุงู„ู„ู‡ ุดู‡ูŠุฏุงً.

ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏุงً ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุตู„ูˆุงุช ุฑุจูŠ ูˆุณู„ุงู…ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, karena dengan bershalawat Allah akan menurunkan rahmat dan menghapus dosa-dosa kita.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:
«ู…َู†ْ ุตَู„َّู‰ ุนَู„َูŠَّ ูˆَุงุญِุฏَุฉً ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุจِู‡َุง ุนَุดْุฑًุง»
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali lipat.” (HR. Muslim)

๐ŸŒน Pesan Penutup

1. Cahaya Nur Muhammad ๏ทบ mengingatkan kita bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan kedamaian.
2. Shalat lima waktu adalah warisan sujud cinta Nabi ๏ทบ kepada Allah, maka jagalah shalatmu.
3. Cinta kepada Rasulullah ๏ทบ harus diwujudkan dengan mengikuti sunnah dan memperindah akhlak.
4. Rasulullah ๏ทบ adalah rahmat bagi seluruh alam, maka jadilah kita rahmat bagi sesama.

Doa Penutup Khutbah

ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ุงู„ู†ูˆุฑ ุงู„ุฐูŠ ุฃู†ุฑุช ุจู‡ ุงู„ูˆุฌูˆุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆู…ู† ุชุจุน ู‡ุฏุงู‡ ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ู…ูˆุนูˆุฏ.
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ูŠุชุจุนูˆู† ู†ูˆุฑู‡، ูˆุงู…ู„ุฃ ู‚ู„ูˆุจู†ุง ุจุญุจู‡، ูˆุงุฑุฒู‚ู†ุง ุดูุงุนุชู‡ ููŠ ูŠูˆู… ู„ุง ูŠู†ูุน ููŠู‡ ู…ุงู„ ูˆู„ุง ุจู†ูˆู†.
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุบูุฑ ู„ู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ูˆุงู„ู…ุณู„ู…ุงุช، ุงู„ุฃุญูŠุงุก ู…ู†ู‡ู… ูˆุงู„ุฃู…ูˆุงุช، ุจุฑุญู…ุชูƒ ูŠุง ุฃุฑุญู… ุงู„ุฑุงุญู…ูŠู†.
ุฑุจู†ุง ุขุชู†ุง ููŠ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุญุณู†ุฉ، ูˆููŠ ุงู„ุขุฎุฑุฉ ุญุณู†ุฉ، ูˆู‚ู†ุง ุนุฐุงุจ ุงู„ู†ุงุฑ.

ุนุจุงุฏ ุงู„ู„ู‡،
ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ ูˆَุงู„ْุฅِุญْุณَุงู†ِ ูˆَุฅِูŠุชَุงุกِ ุฐِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰، ูˆَูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ِ ุงู„ْูَุญْุดَุงุกِ ูˆَุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ูˆَุงู„ْุจَุบْูŠِ، ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆู†َ.

ูุงุฐูƒุฑูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุนุธูŠู… ูŠุฐูƒุฑูƒู…، ูˆุงุดูƒุฑูˆู‡ ุนู„ู‰ ู†ุนู…ู‡ ูŠุฒุฏูƒู…، ูˆู„ุฐูƒุฑ ุงู„ู„ู‡ ุฃูƒุจุฑ، ูˆุงู„ู„ู‡ ูŠุนู„ู… ู…ุง ุชุตู†ุนูˆู†

Adab dan Hukum Bagi Orang yang Datang Terlambat ke Salat Berjamaah

๐Ÿ•Œ Materi Ceramah: Adab dan Hukum Bagi Orang yang Datang Terlambat ke Salat Berjamaah

Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุณูŠุฏ ุงู„ู…ุฑุณู„ูŠู†، ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏٍ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
ุฃู…ุง ุจุนุฏ

Jamaah yang dirahmati Allah,
Salat berjamaah adalah salah satu syiar terbesar dalam Islam. Ia mengajarkan kita disiplin, kebersamaan, dan ketaatan kepada pemimpin (imam). Namun sering kali kita mendapati sebagian kaum Muslimin datang terlambat ke masjid ketika salat telah dimulai. Maka pada kesempatan kali ini, mari kita pelajari adab dan hukum bagi orang yang datang terlambat ke salat berjamaah, sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.

1. Masuk Bersama Imam dalam Keadaan Apa Pun

Barang siapa datang ke masjid dan mendapati imam sedang salat — baik sedang berdiri, ruku’, sujud, atau duduk — maka ia wajib langsung bergabung bersama imam.

๐Ÿ“œ Dalil Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Apabila kalian datang untuk salat dan mendapati imam dalam suatu keadaan, maka lakukanlah sebagaimana yang imam lakukan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, jangan menunggu imam berdiri atau selesai membaca, tapi segera bergabung untuk meraih pahala berjamaah.

2. Rakaat Dihitung Jika Menemukan Imam Ruku’

Makmum dianggap mendapatkan satu rakaat apabila ia sempat ruku’ bersama imam sebelum imam bangkit.

๐Ÿ“œ Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Apabila kalian datang ke salat dan kami sedang sujud, maka sujudlah bersama kami, tetapi jangan menghitungnya sebagai rakaat. Barang siapa mendapatkan ruku’, maka ia mendapatkan salat.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

3. Menyempurnakan Rakaat yang Tertinggal Setelah Imam Salam

Setelah imam salam, makmum yang tertinggal rakaat harus berdiri untuk menyempurnakan salatnya.

๐Ÿ“œ Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Apa yang kamu dapatkan, maka salatlah; dan apa yang terlewat, maka sempurnakanlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Misalnya, jika seseorang terlambat satu rakaat salat Maghrib, maka setelah imam salam, ia berdiri untuk menambah satu rakaat lagi dengan bacaan yang sempurna.

4. Bacaan Makmum di Belakang Imam

Dalam salat jahriyah (yang dibaca keras seperti Maghrib, Isya, Subuh), makmum tidak perlu membaca keras-keras, cukup mendengarkan bacaan imam.

๐Ÿ“œ Dalil Al-Qur’an:

“Dan apabila Al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-A’raf: 204)

๐Ÿ“œ Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Barang siapa memiliki imam, maka bacaan imam adalah bacaan bagi makmum.”
(HR. Ibnu Majah)

Namun, ketika imam diam di antara bacaan, makmum boleh membaca Al-Fatihah dalam hati.

5. Tidak Boleh Salat Sunah Ketika Iqamah Telah Dikumandangkan

Apabila iqamah telah dikumandangkan, maka tidak boleh memulai salat sunah, dan bila sudah melaksanakannya, maka harus menghentikan jika belum ruku’.

๐Ÿ“œ Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Apabila salat telah ditegakkan, maka tidak ada salat (sunah) selain salat wajib.”
(HR. Muslim)

Ini menunjukkan pentingnya menghormati waktu berjamaah dan mendahulukan salat wajib.

6. Bergabung dengan Imam Saat Salat Sudah Didirikan

Jika seseorang belum salat Zuhur dan mendapati jamaah sedang melaksanakan Ashar, maka boleh baginya bergabung dengan niat salat Zuhur. Setelah imam salam, ia menyempurnakan salatnya.

Hal ini berdasarkan prinsip umum:

 “Dan janganlah kamu berselisih dengan imam.”
(HR. Ahmad)

Dengan demikian, ia tetap menjaga niat pribadi tanpa menyalahi keumuman jamaah.

7. Tidak Sah Salat Sendirian di Belakang Saf

Barang siapa berdiri sendirian di belakang saf (barisan), maka salatnya tidak sah, kecuali jika saf telah penuh.

๐Ÿ“œ Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda kepada seseorang yang salat sendirian di belakang saf:

 “Ulangilah salatmu, karena tidak sah salat seseorang yang sendirian di belakang saf.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Ini menunjukkan pentingnya menjaga kerapatan dan keteraturan saf.

8. Keutamaan Shaf Pertama dan Sebelah Kanan Imam

Shaf pertama dan bagian kanan adalah tempat paling utama dalam salat berjamaah.

๐Ÿ“œ Hadis:
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang berada di shaf pertama.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Dan beliau juga bersabda:

“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah yang paling awal, dan seburuk-buruknya adalah yang paling akhir.”
(HR. Muslim)

๐Ÿ“œ Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh.”
(QS. As-Shaff: 4)

Maka bersegeralah menuju shaf terdepan dan jangan menjadi orang yang tertinggal.

Penutup

Jamaah yang dirahmati Allah,
Datang terlambat ke salat berjamaah bukan hanya kehilangan pahala besar, tetapi juga kehilangan kesempatan untuk berdiri di barisan para pejuang iman di hadapan Allah.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama, lalu mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Maka marilah kita berusaha menjadi orang yang pertama ke masjid, menjaga adab berjamaah, dan mengikuti sunnah Nabi ๏ทบ dengan sempurna.

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ู…ุญุงูุธูŠู† ุนู„ู‰ ุงู„ุตู„ูˆุงุช، ูˆู…ู† ุงู„ุณุงุจู‚ูŠู† ุฅู„ู‰ ุงู„ุฌู…ุงุนุงุช، ูˆูˆูู‚ู†ุง ู„ู„ุงู‚ุชุฏุงุก ุจุณู†ุฉ ู†ุจูŠูƒ ููŠ ูƒู„ ุงู„ุฃูˆู‚ุงุช.
ุขู…ูŠู† ูŠุง ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

Imamah – Kepemimpinan dalam Salat

๐Ÿ“– Materi Ceramah: Imamah – Kepemimpinan dalam Salat

Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฃุดุฑู ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูˆุงู„ู…ุฑุณู„ูŠู†، ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
Amma ba’du.

Hadirin rahimakumullah,
Salah satu bentuk ketaatan kepada Allah Ta‘ala yang memiliki keutamaan besar adalah shalat berjamaah. Dalam jamaah itu, ada seorang pemimpin yang disebut imam, dan para pengikut yang disebut makmum. Islam mengatur adab dan syarat-syarat dalam imamah, agar shalat berjamaah menjadi ibadah yang penuh kesempurnaan, kekhusyukan, dan kesatuan hati.

1. Makna dan Kedudukan Imam

Imam adalah orang yang diikuti oleh makmum dalam gerakan salat. Nabi ๏ทบ bersabda:

"Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti."
(ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…)

Artinya, setiap gerakan makmum harus mengikuti imam, bukan mendahului atau bersamaan dengannya. Rasulullah ๏ทบ juga mengingatkan:

"Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam khawatir, Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala keledai?"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mengikuti imam dengan penuh adab dan disiplin.

2. Syarat-syarat Imam

Imam harus memenuhi beberapa syarat:

1. Laki-laki, adil, dan berilmu.
Tidak sah seorang wanita menjadi imam bagi laki-laki, juga tidak sah orang fasik atau jahil mengimami jamaah tanpa kebutuhan mendesak. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

"Tidak boleh seorang wanita mengimami laki-laki, dan tidak boleh orang fasik mengimami orang mukmin, kecuali bila ia takut kepada penguasa."
(HR. Ibnu Majah)

2. Bisa membaca Al-Qur’an dengan baik.
Karena membaca Al-Fatihah dengan benar adalah rukun shalat.

3. Orang yang Paling Berhak Menjadi Imam

Rasulullah ๏ทบ telah menetapkan urutan keutamaan siapa yang lebih berhak menjadi imam:

“Yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling baik bacaannya terhadap Kitab Allah, kemudian yang paling tahu tentang sunnah, kemudian yang paling dahulu berhijrah, kemudian yang paling tua.”
(HR. Muslim)

Namun bila salat di rumah seseorang, maka pemilik rumah lebih berhak menjadi imam, sebagaimana sabda Nabi ๏ทบ:

“Seseorang tidak boleh menjadi imam di rumah orang lain atau di bawah kekuasaannya kecuali dengan izin pemiliknya.”
(HR. Muslim)

4. Imamah Perempuan dan Anak-anak

Wanita boleh menjadi imam bagi sesama wanita, dan berdiri di tengah barisan.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah ๏ทบ mengizinkan Ummu Waraqah binti Naufal untuk menjadi imam bagi keluarganya (HR. Abu Dawud).

Anak laki-laki boleh menjadi imam dalam salat sunnah jika ia sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, sebagaimana kisah Amr bin Salamah yang menjadi imam pada usia tujuh tahun (HR. Abu Dawud).

5. Imamah bagi Orang yang Memiliki Kekurangan

Orang buta boleh menjadi imam.
Rasulullah ๏ทบ pernah menjadikan Ibnu Ummi Maktum, seorang buta, sebagai imam di Madinah (HR. Abu Dawud).

Orang yang tayammum boleh menjadi imam bagi orang yang berwudhu, sebagaimana kisah Amr bin Ash ketika beliau tayammum dan tetap mengimami pasukannya (HR. Abu Dawud).

6. Kewajiban Mengikuti Imam

Makmum wajib mengikuti imam dan tidak boleh mendahului gerakannya. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Imam dijadikan untuk diikuti. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, jika ia ruku maka rukulah, jika ia sujud maka sujudlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

7. Tata Letak dalam Salat Jamaah

Jika satu makmum, berdiri di sebelah kanan imam.

Jika dua atau lebih, mereka berdiri di belakang imam.

Jika jamaah laki-laki dan perempuan, maka laki-laki di barisan depan, wanita di belakang.

Nabi ๏ทบ bersabda:

“Sebaik-baik shaf bagi laki-laki adalah yang pertama, dan seburuk-buruknya shaf bagi mereka adalah yang terakhir. Dan sebaik-baik shaf bagi wanita adalah yang terakhir.”
(HR. Muslim)

8. Sutra Imam

Sutra adalah pembatas di depan imam saat salat. Sutra imam juga berlaku bagi seluruh makmum di belakangnya. Nabi ๏ทบ salat menghadap tombak (sutra), dan tidak memerintahkan makmum membuat sutra sendiri (HR. Bukhari).

9. Imam yang Berhalangan

Jika imam mendapati hadas atau keluar darah di tengah salat, ia boleh menunjuk salah satu makmum untuk menggantikannya. Seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khattab ketika ditikam, beliau menunjuk Abdurrahman bin Auf untuk melanjutkan salat (HR. Malik).

10. Imamah Musafir dan Mukim

Musafir boleh menjadi imam bagi mukim, namun makmum mukim harus menyempurnakan salatnya setelah imam salam. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Wahai penduduk Makkah, sempurnakanlah salat kalian, karena kami adalah musafir.”
(HR. Abu Dawud)

11. Meluruskan dan Merapatkan Shaf

Meluruskan shaf adalah sunnah yang sangat ditekankan. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan salat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Beliau juga memperingatkan:

“Luruskanlah shaf-shaf kalian atau Allah akan membuat hati kalian berselisih.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

12. Shaf Pertama dan Sebelah Kanan Imam

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberi rahmat kepada orang-orang yang berada di shaf pertama.”
(HR. Abu Dawud)

Dan dalam hadis lain:

“Sesungguhnya Allah memberikan keberkahan kepada orang-orang yang berada di sisi kanan shaf.”
(HR. Abu Dawud)

13. Larangan Salat Sendiri di Belakang Shaf

Rasulullah ๏ทบ melihat seseorang salat sendirian di belakang shaf, lalu beliau bersabda:

 “Ulangilah salatmu, karena tidak  salat bagi orang yang salat sendirian di belakang shaf.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

14. Menyempurnakan Salat Setelah Imam Salam

Jika makmum tertinggal beberapa rakaat, maka setelah imam salam, ia berdiri dan menyempurnakan rakaatnya. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Apa yang kalian dapati bersama imam, maka kerjakanlah; dan apa yang kalian lewatkan, maka sempurnakanlah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Penutup

Hadirin rahimakumullah,
Imamah dalam salat bukan hanya urusan teknis, tetapi juga simbol ketaatan, kedisiplinan, dan kepemimpinan dalam Islam. Dengan mengikuti imam, kita belajar untuk tunduk kepada aturan, menjaga kebersamaan, dan melatih diri dalam barisan yang teratur — sebagaimana Allah berfirman:

ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠُุญِุจُّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู‚َุงุชِู„ُูˆู†َ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِู‡ِ ุตَูًّุง ูƒَุฃَู†َّู‡ُู… ุจُู†ูŠَุงู†ٌ ู…َّุฑْุตُูˆุตٌ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh.”
(QS. As-Shaff: 4)

Maka, marilah kita menjaga adab salat berjamaah, menghormati imam, dan meluruskan barisan kita — agar Allah meluruskan hati kita dan menjadikan salat kita sebagai penegak iman dan ketakwaan.

Doa Penutup

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ูŠู‚ูŠู…ูˆู† ุงู„ุตู„ุงุฉ، ูˆูŠุชุจุนูˆู† ุงู„ุฅู…ุงู… ุจุงู„ุฎุดูˆุน ูˆุงู„ุทุงุนุฉ، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ูˆู„ุขุจุงุฆู†ุง ูˆู„ู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุฃุฌู…ุนูŠู†.
ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†، ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

Keutamaan dan Adab Salat Berjamaah

๐Ÿ•Œ Materi Ceramah: Keutamaan dan Adab Salat Berjamaah

Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุณูŠุฏ ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูˆุงู„ู…ุฑุณู„ูŠู†، ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
Amma ba’du...

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Salat berjamaah adalah salah satu syiar terbesar dalam Islam. Ia bukan sekadar ibadah fisik, tetapi juga simbol persatuan, ketaatan, dan kekuatan iman umat Islam. Di dalamnya terdapat pahala yang berlipat, kedekatan dengan Allah, serta penjagaan dari godaan setan.

1️⃣ Hukum Salat Berjamaah

Salat berjamaah hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan dan hampir wajib) bagi setiap mukmin yang tidak memiliki uzur. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah ๏ทบ dalam sabdanya:

 “Tidaklah tiga orang di suatu kampung atau di padang pasir yang tidak ditegakkan di antara mereka salat berjamaah, kecuali setan akan menguasai mereka. Maka hendaklah kalian senantiasa berjamaah, karena sesungguhnya serigala hanya memangsa domba yang menyendiri.”
(HR. Abu Dawud no. 547 dan Ahmad no. 21988)

Bahkan Nabi ๏ทบ pernah bersabda dengan tegas:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku berkeinginan memerintahkan untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu aku perintahkan seseorang untuk mengumandangkan adzan, kemudian aku perintahkan seseorang mengimami manusia, lalu aku pergi kepada orang-orang yang tidak menghadiri salat berjamaah dan aku bakar rumah-rumah mereka.”
(HR. Bukhari no. 644 dan Muslim no. 651)

Hadits ini menunjukkan betapa besar kedudukan salat berjamaah, sampai Rasulullah ๏ทบ mengancam keras orang-orang yang meninggalkannya tanpa uzur.

2️⃣ Dalil dari Al-Qur’an

Allah ๏ทป berfirman:

 ูˆَุฃَู‚ِูŠู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَุขุชُูˆุง ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูˆَุงุฑْูƒَุนُูˆุง ู…َุนَ ุงู„ุฑَّุงูƒِุนِูŠู†َ
“Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 43)

Perintah “ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’” menjadi dalil kuat bahwa Allah memerintahkan kaum mukminin untuk salat secara berjamaah.

3️⃣ Kisah Sahabat dan Kesungguhan Mereka

Abdullah bin Mas‘ud ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ berkata:

“Sesungguhnya aku melihat kami (para sahabat) — tidak ada seorang pun yang meninggalkan salat berjamaah kecuali orang munafik yang kemunafikannya telah diketahui. Bahkan ada yang datang ke masjid dengan dipapah dua orang hingga ia didudukkan di shaf.”
(HR. Muslim no. 654)

Lihatlah, betapa besar semangat para sahabat dalam menjaga salat berjamaah, walau dalam keadaan sakit sekalipun.

4️⃣ Keutamaan Salat Berjamaah

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada salat sendirian.”
(HR. Bukhari no. 645 dan Muslim no. 650)

Dalam riwayat lain:

“Barang siapa berwudhu di rumahnya, lalu datang ke masjid hanya untuk salat, maka setiap langkah yang ia ayunkan, Allah akan mengangkatnya satu derajat dan menghapus satu dosa darinya.”
(HR. Muslim no. 666)

Bahkan malaikat turut mendoakan orang yang duduk menunggu salat di masjid:

 “Para malaikat mendoakan salah seorang di antara kalian selama ia tetap di tempat salatnya, seraya berkata: ‘Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.’ selama ia tidak berbuat hadats.”
(HR. Bukhari no. 659 dan Muslim no. 649)

5️⃣ Jumlah Minimal Jamaah dan Keutamaannya

Minimal jumlah jamaah adalah dua orang, yakni imam dan makmum. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Salat seseorang bersama orang lain lebih baik daripada salat sendirian, dan salatnya bersama dua orang lebih baik daripada bersama satu orang. Semakin banyak jumlahnya, semakin dicintai Allah.”
(HR. Abu Dawud no. 554 dan Nasa’i no. 843)

6️⃣ Keutamaan Berjalan Menuju Masjid

Setiap langkah menuju masjid bernilai pahala besar. Rasulullah ๏ทบ bersabda:
 “Orang yang paling besar pahalanya dalam salat adalah orang yang paling jauh perjalanannya ke masjid.”
(HR. Bukhari no. 651 dan Muslim no. 662)

Disunnahkan membaca doa ketika keluar menuju masjid:
 ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ، ุชَูˆَูƒَّู„ْุชُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ، ูˆَู„َุง ุญَูˆْู„َ ูˆَู„َุง ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„َّุง ุจِุงู„ู„َّู‡ِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
(HR. Abu Dawud no. 5090 dan Tirmidzi no. 3426)

7️⃣ Adab Masuk dan Keluar Masjid

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Apabila salah seorang di antara kalian masuk ke masjid, maka janganlah ia duduk sebelum ia salat dua rakaat.”
(HR. Bukhari no. 444 dan Muslim no. 714)

Ketika masuk masjid, hendaknya melangkah dengan kaki kanan dan membaca:
 ุงู„ู„ู‡ู… ุงูุชุญ ู„ูŠ ุฃุจูˆุงุจ ุฑุญู…ุชูƒ
“Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”

Sedangkan saat keluar dari masjid, melangkah dengan kaki kiri sambil membaca:

 ุงู„ู„ู‡ู… ุฅู†ูŠ ุฃุณุฃู„ูƒ ู…ู† ูุถู„ูƒ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu sebagian dari karunia-Mu.”
(HR. Muslim no. 713)

8️⃣ Wanita dan Salat Berjamaah

Islam tidak melarang wanita ke masjid, namun lebih utama bagi mereka salat di rumah. Nabi ๏ทบ bersabda:

 “Janganlah kalian melarang hamba-hamba perempuan Allah pergi ke masjid, namun rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.”
(HR. Abu Dawud no. 567 dan Ahmad no. 24602)

Dan bagi wanita yang keluar ke masjid, hendaknya menjaga adab dan tidak memakai wangi-wangian. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Wanita mana saja yang memakai dupa (wewangian), maka janganlah menghadiri salat Isya bersama kami.”
(HR. Muslim no. 444)

Penutup

Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah,
Salat berjamaah adalah tanda keimanan, ketaatan, dan kecintaan kepada Allah. Di dalamnya ada pahala besar, ampunan dosa, serta doa malaikat. Janganlah kita lalai menghadiri panggilan adzan yang menyeru kepada keberuntungan.

Marilah kita jaga kebersamaan di rumah Allah, jadikan langkah ke masjid sebagai saksi cinta kita kepada Allah ๏ทป.

 ูˆَุฃَู†َّ ุงู„ْู…َุณَุงุฌِุฏَ ู„ِู„َّู‡ِ ูَู„َุง ุชَุฏْุนُูˆุง ู…َุนَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَุญَุฏًุง
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah siapa pun selain Allah.”
(QS. Al-Jinn [72]: 18)

Doa Penutup

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ู…ุญุงูุธูŠู† ุนู„ู‰ ุงู„ุตู„ุงุฉ ููŠ ุงู„ุฌู…ุงุนุฉ، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ุฐู†ูˆุจู†ุง، ูˆุงุฑุฒู‚ู†ุง ุญุจ ุจูŠูˆุชِูƒ، ูˆุฃูƒุฑู…ู†ุง ุจุตุญุจุฉ ู†ุจูŠูƒ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ.
ุขู…ูŠู† ูŠุง ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†.

ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡ 

Keutamaan Menjawab Adzan dan Berdoa Setelahnya

๐ŸŒ™ Materi Ceramah: Keutamaan Menjawab Adzan dan Berdoa Setelahnya

Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฃุดุฑู ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูˆุงู„ู…ุฑุณู„ูŠู†، ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
Amma ba’du...

Jamaah yang dirahmati Allah,
Adzan adalah seruan suci yang mengajak umat Islam menuju keberkahan, yaitu menegakkan salat—tiang agama. Ketika muazin mengumandangkan adzan, sesungguhnya ia sedang menyampaikan panggilan Allah kepada seluruh hamba-Nya. Maka siapa pun yang menjawab panggilan ini dengan keimanan dan adab yang baik, Allah menjanjikan pahala besar dan kedudukan mulia di sisi-Nya.

1️⃣ Menjawab Adzan dan Mendoakan Muazin

Dalam sebuah hadits sahih riwayat Muslim, Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Apabila kalian mendengar muazin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya. Kemudian doakanlah aku, karena barangsiapa yang mendoakanku satu kali, Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali. Setelah itu, mintalah kepada Allah al-wasฤซlah untukku, karena itu adalah satu kedudukan di surga yang hanya pantas bagi satu hamba Allah, dan aku berharap aku-lah orang itu. Maka barangsiapa memohonkan al-wasฤซlah untukku, ia akan mendapat syafa’atku.”
(HR. Muslim no. 384)

Hadits ini mengajarkan bahwa adzan bukan sekadar tanda waktu salat, tetapi juga momen ibadah yang sarat pahala.
Ketika muazin berkata: “Allahu Akbar, Allahu Akbar”, kita menjawab sama; ketika ia berkata: “Hayya ‘alash-shalah” (marilah salat), maka kita menjawab:

ู„َุง ุญَูˆْู„َ ูˆَู„َุง ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„َّุง ุจِุงู„ู„ّٰู‡ِ
“Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

2️⃣ Doa Setelah Adzan

Setelah muazin selesai, kita disunnahkan membaca doa sebagaimana sabda Rasulullah ๏ทบ:

 “Apabila kalian mendengar muazin, maka ucapkan seperti yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku, lalu mintalah kepada Allah untukku kedudukan al-wasฤซlah, karena siapa yang memohon al-wasฤซlah untukku, maka syafa’atku akan diberikan kepadanya.”
(HR. Muslim)

Doa setelah adzan yang diajarkan oleh Nabi ๏ทบ adalah:

 ุงู„ู„ู‡ู… ุฑุจ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฏุนูˆุฉ ุงู„ุชุงู…ุฉ، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ู‚ุงุฆู…ุฉ، ุขุช ู…ุญู…ุฏุงً ุงู„ูˆุณูŠู„ุฉ ูˆุงู„ูุถูŠู„ุฉ، ูˆุงุจุนุซู‡ ู…ู‚ุงู…ุงً ู…ุญู…ูˆุฏุงً ุงู„ุฐูŠ ูˆุนุฏุชู‡.
“Ya Allah, Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan salat yang akan ditegakkan, berilah kepada Muhammad kedudukan dan keutamaan yang tinggi, dan bangkitkanlah dia di tempat yang terpuji sebagaimana Engkau janjikan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3️⃣ Doa Di Antara Adzan dan Iqamah Tidak Ditolak

Waktu antara adzan dan iqamah merupakan salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 “Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah.”
(HR. Tirmidzi no. 212, dinyatakan hasan sahih)

Maka hendaknya setiap muslim memperbanyak doa kebaikan, memohon ampunan, dan memohon kebutuhan dunia serta akhirat pada waktu tersebut.

4️⃣ Doa Khusus Saat Masuk Waktu Maghrib

Diriwayatkan bahwa Rasulullah ๏ทบ apabila tiba waktu Maghrib, beliau berdoa:

 ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู‡َุฐَุง ุฅِู‚ْุจَุงู„ُ ู„َูŠْู„ِูƒَ، ูˆَุฅِุฏْุจَุงุฑُ ู†َู‡َุงุฑِูƒَ، ูˆَุฃَุตْูˆَุงุชُ ุฏُุนَุงุชِูƒَ، ูَุงุบْูِุฑْ ู„ِูŠ.
“Ya Allah, inilah datangnya malam-Mu, perginya siang-Mu, dan suara-suara para penyeru-Mu. Maka ampunilah aku.”
(HR. Ahmad dan Baihaqi)

Ini menunjukkan bahwa setiap waktu adzan adalah kesempatan berharga untuk memperbarui hubungan kita dengan Allah.

5️⃣ Dalil dari Al-Qur’an

Allah ๏ทป berfirman dalam Al-Qur’an:

 ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุณْุชَุฌِูŠุจُูˆุง ู„ِู„َّู‡ِ ูˆَู„ِู„ุฑَّุณُูˆู„ِ ุฅِุฐَุง ุฏَุนَุงูƒُู…ْ ู„ِู…َุง ูŠُุญْูŠِูŠูƒُู…ْ
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.”
(QS. Al-Anfฤl [8]: 24)

Ayat ini menegaskan pentingnya menjawab seruan adzan sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Penutup

Jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita hidupkan sunnah ini setiap kali mendengar adzan. Jawablah dengan penuh khusyuk, kirimkan shalawat kepada Nabi ๏ทบ, dan panjatkan doa kebaikan. Karena di balik suara adzan, ada panggilan kasih sayang Allah yang mengundang kita menuju ketenangan, ampunan, dan surga.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang menyambut panggilan-Nya dengan hati yang hidup, dan mendapat syafa’at Rasulullah ๏ทบ di hari kiamat.

ูˆَุงู„ุณَّู„َุงู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

Keutamaan Salat Witir, Subuh, dan Salat-Salat Sunnah

๐ŸŽ™️ Materi Ceramah: Keutamaan Salat Witir, Subuh, dan Salat-Salat Sunnah

๐Ÿ•Œ Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฃุดุฑู ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ูˆุงู„ู…ุฑุณู„ูŠู†، ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menjadikan salat sebagai cahaya bagi hati dan penenang jiwa. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, keluarga, sahabat, dan umat beliau hingga akhir zaman.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Salat bukan hanya kewajiban, tapi juga sumber kedekatan antara hamba dan Rabb-nya. Di antara bentuk salat yang sangat dianjurkan selain salat wajib adalah shalat witir, salat sunnah fajar, salat rawatib, dan shalat sunnah mutlak. Semua ini adalah pintu-pintu kebaikan yang menambah pahala dan menambal kekurangan dalam ibadah wajib kita.

๐ŸŒ™ 1. Shalat Witir – Penutup Salat Malam

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat, maka jika engkau khawatir fajar akan datang, shalatlah satu rakaat untuk menjadikannya ganjil (witir).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat witir disebut “penutup” malam, karena menjadi akhir ibadah salat sebelum fajar. Rasulullah ๏ทบ tidak pernah meninggalkan witir, baik saat mukim maupun safar. Bahkan beliau bersabda:

“Jadikanlah akhir salat malam kalian adalah witir.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

๐Ÿ“– Allah Ta’ala berfirman:

ูˆَู…ِู†َ ุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูَุชَู‡َุฌَّุฏْ ุจِู‡ِ ู†َุงูِู„َุฉً ู„َّูƒَ
“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.”
(QS. Al-Isra: 79)

Waktu witir dimulai setelah Isya hingga terbit fajar, dan yang paling utama adalah di sepertiga malam terakhir, sebagaimana sabda Nabi ๏ทบ:

“Barangsiapa yang takut tidak bangun di akhir malam, maka witirlah di awal malam. Dan barangsiapa berharap bangun di akhir malam, maka witirlah di akhir malam, karena salat di akhir malam disaksikan (oleh para malaikat) dan lebih utama.”
(HR. Muslim)

๐ŸŒ… 2. Shalat Sunnah Fajar (Qabliyah Subuh)

Salat sunnah fajar adalah dua rakaat ringan sebelum salat Subuh. Rasulullah ๏ทบ bersabda dengan sangat tegas:

“Dua rakaat sebelum Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim)

Dalam riwayat lain beliau bersabda:

“Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat fajar, meskipun kuda-kuda mengejarmu.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan:

“Rasulullah ๏ทบ biasa salat dua rakaat sebelum Subuh, dan beliau menjadikannya sangat ringan, sampai aku ragu apakah beliau membaca Al-Fatihah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

๐Ÿ“– Dalam salat fajar ini, beliau biasa membaca:

Rakaat pertama: QS. Al-Kafirun (ู‚ู„ ูŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ูƒุงูุฑูˆู†)
Rakaat kedua: QS. Al-Ikhlas (ู‚ู„ ู‡ูˆ ุงู„ู„ู‡ ุฃุญุฏ)

Subhanallah, dua rakaat ringan ini menjadi pembuka berkah hari bagi seorang mukmin yang mencintai Rabb-nya.

๐Ÿ•Œ 3. Salat Rawatib – Pelengkap Salat Wajib

Salat rawatib adalah salat sunnah yang mengiringi salat wajib. Rasulullah ๏ทบ sangat menjaganya. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata:

“Aku telah menghafal dari Nabi ๏ทบ sepuluh rakaat: dua sebelum Zuhur, dua setelah Zuhur, dua setelah Maghrib di rumahnya, dua setelah Isya, dan dua sebelum Subuh.”
(HR. Bukhari)

Dan Aisyah radhiyallahu ‘anha menambahkan:

“Rasulullah ๏ทบ tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zuhur.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Nabi ๏ทบ juga bersabda:

“Barangsiapa yang salat dua belas rakaat dalam sehari semalam (shalat rawatib), maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.”
(HR. Muslim)

Inilah bukti bahwa shalat sunnah rawatib adalah tiket menuju surga.

๐ŸŒž 4. Shalat Sunnah Mutlak – Jalan Mendekatkan Diri kepada Allah

Shalat sunnah mutlak adalah salat tanpa sebab khusus, dilakukan kapan saja selain waktu yang dilarang. Nabi ๏ทบ bersabda:

“Tidaklah Allah memberikan sesuatu yang lebih baik bagi seorang hamba daripada salat dua rakaat. Kebaikan akan senantiasa turun kepada seorang hamba selama ia salat.”
(HR. Ahmad)

Beliau juga bersabda kepada sahabat yang meminta kedudukan di surga:

“Bantulah aku melawan dirimu sendiri dengan banyak bersujud.”
(HR. Muslim)

๐Ÿ“– Allah Ta’ala berfirman:

ูƒَู„َّุง ู„َุง ุชُุทِุนْู‡ُ ูˆَุงุณْุฌُุฏْ ูˆَุงู‚ْุชَุฑِุจْ
“Sekali-kali janganlah engkau (menuruti orang kafir), dan sujudlah serta dekatkanlah dirimu kepada Allah.”
(QS. Al-‘Alaq: 19)

Sujud adalah puncak kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka perbanyaklah salat sunnah, baik di waktu Dhuha, Tahajud, maupun salat-salat sebab lainnya: istikharah, taubat, dan setelah wudhu.

๐Ÿ’Ž 5. Hikmah Besar dari Salat-Salat Sunnah

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Sesungguhnya amalan pertama yang akan dihisab pada Hari Kiamat adalah salat. Jika salat wajibnya kurang, Allah berfirman: ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah?’ Maka disempurnakanlah salat wajibnya dengan salat sunnah.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Maka, setiap salat sunnah yang kita lakukan adalah penambal kekurangan dari salat wajib kita.
Betapa banyak dari kita yang salat wajibnya kurang khusyuk — namun ditutupi oleh salat sunnah yang kita jaga.

๐ŸŒบ Penutup

Jamaah yang dirahmati Allah,
Shalat witir menjaga malam kita,
shalat fajar menyinari pagi kita,
shalat rawatib melindungi waktu-waktu kita,
dan shalat sunnah mutlak memperindah perjalanan hidup kita.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus menerus dilakukan walaupun sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba yang menyambung ibadah dengan cinta, menjaga shalat sunnah dengan ikhlas, dan memperoleh tempat di surga bersama orang-orang yang shalih.

๐ŸŒฟ Doa Penutup

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ู…ู‚ูŠู…ูŠู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆู…ู† ุฐุฑูŠุชู†ุง، ูˆุชู‚ุจู„ ุฏุนุงุกู†ุง، ูˆุงุบูุฑ ู„ู†ุง ุฐู†ูˆุจู†ุง، ูˆูˆูู‚ู†ุง ู„ู‚ูŠุงู… ุงู„ู„ูŠู„ ูˆุงู„ู…ุญุงูุธุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุณู†ู† ุงู„ุฑูˆุงุชุจ، ูŠุง ุฃุฑุญู… ุงู„ุฑุงุญู…ูŠู†.
ุขู…ูŠู† ูŠุง ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

Makna dan Tuntunan Salat Idul Fitri

๐Ÿ•Œ Materi Ceramah: Makna dan Tuntunan Salat Idul Fitri

1. Pembukaan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุฃู†ุนู… ุนู„ูŠู†ุง ุจู†ุนู…ุฉ ุงู„ุฅุณู„ุงู…، ูˆู‡ุฏุงู†ุง ู„ุตูŠุงู… ุฑู…ุถุงู†، ูˆุฌุนู„ ู„ู†ุง ูŠูˆู… ุงู„ูุทุฑ ุนูŠุฏًุง ู„ู„ู…ุณู„ู…ูŠู†،
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Amma ba’du,

Hadirin jamaah yang dirahmati Allah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah ๏ทป yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Setelah kita menunaikan ibadah puasa Ramadan dengan penuh kesungguhan, maka datanglah hari yang penuh kebahagiaan — Hari Raya Idul Fitri, sebagai tanda syukur dan kemenangan bagi orang-orang yang beriman.

2. Hukum dan Kedudukan Salat Id

Hadirin sekalian,
Salat Idul Fitri dan Idul Adha termasuk sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), bahkan sebagian ulama memandangnya sebagai kewajiban kifayah bagi umat Islam.

Allah ๏ทป berfirman dalam surat Al-Kautsar ayat 1–2:

ุฅِู†َّุง ุฃَุนْุทَูŠْู†َุงูƒَ ุงู„ْูƒَูˆْุซَุฑَ (ูก) ูَุตَู„ِّ ู„ِุฑَุจِّูƒَ ูˆَุงู†ْุญَุฑْ (ูข)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”
(QS. Al-Kautsar: 1–2)

Dan dalam surat Al-A‘la ayat 14–15, Allah mengaitkan keberuntungan dengan salat Id:

ู‚َุฏْ ุฃَูْู„َุญَ ู…َู†ْ ุชَุฒَูƒَّู‰ٰ (ูกูค) ูˆَุฐَูƒَุฑَ ุงุณْู…َ ุฑَุจِّู‡ِ ูَุตَู„َّู‰ٰ (ูกูฅ)
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri, dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.”
(QS. Al-A‘la: 14–15)

Rasulullah ๏ทบ selalu melaksanakan salat dua hari raya ini dan mengerahkan seluruh kaum muslimin — laki-laki, perempuan, dan anak-anak — untuk keluar menuju tempat salat.

3. Waktu Pelaksanaan

Waktu salat Id dimulai sejak matahari setinggi tombak hingga tergelincir (menjelang zuhur).

Salat Idul Adha dianjurkan lebih awal, agar kaum muslimin dapat segera menyembelih hewan kurban.

Salat Idul Fitri dianjurkan agak ditunda, agar umat Islam sempat menunaikan zakat fitrah terlebih dahulu.

Diriwayatkan dari Jundub radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

“Nabi ๏ทบ biasa mengimami kami dalam salat Idul Fitri ketika matahari setinggi dua tombak, dan salat Idul Adha ketika matahari setinggi satu tombak.”
(HR. Abu Dawud)

4. Adab dan Sunnah Hari Raya

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Ada beberapa etika dan sunnah yang perlu dijaga pada hari raya, di antaranya:

1. Mandi, berhias, dan memakai pakaian terbaik.
Diriwayatkan bahwa Anas radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Rasulullah ๏ทบ memerintahkan kami pada dua hari raya untuk mengenakan pakaian terbaik yang bisa kami temukan dan memakai wewangian terbaik.”
(HR. Al-Baihaqi)

2. Makan sebelum salat Idul Fitri, dan tidak makan sebelum salat Idul Adha.
Diriwayatkan dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu,

“Rasulullah ๏ทบ tidak keluar pada hari Idul Fitri sebelum makan, dan tidak makan pada hari Idul Adha sebelum kembali dan memakan daging kurbannya.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

3. Bertakbir sejak malam Idul Fitri hingga imam keluar untuk salat, dan pada Idul Adha hingga akhir hari Tasyrik.
Allah ๏ทป berfirman:

ูˆَู„ِุชُูƒْู…ِู„ُูˆุง ุงู„ْุนِุฏَّุฉَ ูˆَู„ِุชُูƒَุจِّุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ู‡َุฏَุงูƒُู…ْ
“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangan (puasa Ramadan) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.”
(QS. Al-Baqarah: 185)

Lafaz takbir yang disunnahkan:

Allฤhu Akbar, Allฤhu Akbar, Lฤ ilฤha illallฤh, Allฤhu Akbar, Allฤhu Akbar wa lillฤhil-แธฅamd.

4. Keluar ke tempat salat (lapangan) dan pulang melalui jalan yang berbeda.
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Nabi ๏ทบ biasa mengambil jalan yang berbeda ketika pergi dan pulang pada hari raya.”
(HR. Bukhari)

5. Memberi ucapan selamat dan doa kebaikan.
Para sahabat Rasulullah ๏ทบ apabila bertemu di hari raya, mereka berkata:

“Taqabbalallฤhu minnฤ wa minkum.”
“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian.”
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi)

6. Boleh bergembira dan bersuka cita dengan hal yang mubah.
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Hari-hari Tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan mengingat Allah.”
(HR. Muslim)

Dan beliau bersabda kepada Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu ketika menegur dua gadis yang bernyanyi di rumah Aisyah:

“Wahai Abu Bakar, biarkanlah mereka, karena sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

5. Tata Cara Salat Id

Salat Id dilakukan dua rakaat tanpa adzan dan iqamah, dengan tata cara berikut:

Rakaat pertama: 7 kali takbir, membaca Al-Fatihah dan Surah Al-A‘la.

Rakaat kedua: 5 kali takbir, membaca Al-Fatihah dan Surah Al-Ghasyiyah atau Asy-Syams.

Setelah selesai salat, imam berkhutbah dengan memuji Allah, mengingatkan jamaah, dan menyampaikan pesan tentang zakat fitri atau ibadah kurban sesuai dengan hari rayanya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

“Nabi ๏ทบ keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, lalu beliau salat dua rakaat tanpa adzan dan tanpa iqamah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

6. Hikmah dan Makna Hari Raya

Hari Raya Id bukan hanya momen perayaan, tetapi juga manifestasi syukur, kesatuan umat, dan tanda kemenangan iman atas hawa nafsu.

Idul Fitri melambangkan kemenangan spiritual setelah puasa Ramadan.

Idul Adha mengingatkan kita pada keikhlasan Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimas-salฤm dalam menjalankan perintah Allah.

Allah ๏ทป berfirman:

 ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّ ุตَู„َุงุชِูŠ ูˆَู†ُุณُูƒِูŠ ูˆَู…َุญْูŠَุงูŠَ ูˆَู…َู…َุงุชِูŠ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ
“Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-An‘am: 162)

7. Penutup

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Mari kita jadikan Hari Raya sebagai momentum untuk memperbarui keimanan, memperkuat ukhuwah, dan memperbanyak amal saleh. Jangan sampai hari raya hanya menjadi rutinitas duniawi tanpa makna ibadah.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur.
ุชَู‚َุจَّู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†َّุง ูˆَู…ِู†ْูƒُู…ْ، ูˆَูƒُู„ُّ ุนَุงู…ٍ ูˆَุฃَู†ْุชُู…ْ ุจِุฎَูŠْุฑٍ.
“Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian, dan semoga kita senantiasa dalam kebaikan setiap tahun.”
ูˆَุงู„ุณَّู„َุงู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

SHALAT GERHANA – TANDA KEBESARAN ALLAH

๐ŸŒ’ MATERI CERAMAH: SHALAT GERHANA – TANDA KEBESARAN ALLAH

Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุฌุนู„ ุงู„ุดู…ุณ ูˆุงู„ู‚ู…ุฑ ุขูŠุชูŠู† ู…ู† ุขูŠุงุชู‡، ู„ุง ูŠูƒุณูุงู† ู„ู…ูˆุช ุฃุญุฏ ูˆู„ุง ู„ุญูŠุงุชู‡، ุจู„ ู„ูŠุฎูˆู ุจู‡ู…ุง ุนุจุงุฏู‡.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan matahari dan bulan sebagai tanda kekuasaan-Nya, bukan karena kehidupan atau kematian seseorang. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, suri teladan dalam menghadapi setiap fenomena alam dengan penuh keimanan dan ketundukan.

1. Gerhana: Tanda Kekuasaan Allah, Bukan Tanda Sial

Jamaah yang dirahmati Allah,
Ketika terjadi gerhana matahari atau bulan, sebagian manusia di masa jahiliyah dahulu menganggapnya sebagai pertanda buruk — kematian raja, lahirnya tokoh besar, atau datangnya bencana. Namun Islam datang untuk meluruskan keyakinan itu.

Dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 ุฅِู†َّ ุงู„ุดَّู…ْุณَ ูˆَุงู„ْู‚َู…َุฑَ ู„َุง ูŠَู†ْูƒَุณِูَุงู†ِ ู„ِู…َูˆْุชِ ุฃَุญَุฏٍ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ، ูˆَู„َูƒِู†َّู‡ُู…َุง ุขูŠَุชَุงู†ِ ู…ِู†ْ ุขูŠَุงุชِ ุงู„ู„َّู‡ِ، ูَุฅِุฐَุง ุฑَุฃَูŠْุชُู…ُูˆู‡ُู…َุง ูَุตَู„ُّูˆุง ูˆَุงุฏْุนُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุญَุชَّู‰ ูŠُูƒْุดَูَ ู…َุง ุจِูƒُู…ْ
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi keduanya adalah tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Maka apabila kalian melihatnya, berdoalah kepada Allah dan salatlah hingga gerhana itu hilang.”
๐Ÿ“– (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka gerhana bukan tanda kesialan, tetapi peringatan dan pelajaran agar manusia kembali mengingat kebesaran Allah.

2. Hukum dan Waktu Shalat Gerhana

Para ulama sepakat bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah bagi laki-laki dan perempuan.
Pelaksanaannya dimulai sejak terjadinya gerhana hingga selesai, baik gerhana matahari (kusuf) maupun bulan (khusuf).

Apabila gerhana berakhir di tengah-tengah salat, maka salat boleh disempurnakan secara ringan. Namun jika gerhana terjadi pada waktu-waktu yang dilarang untuk salat, maka disunnahkan memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar.

3. Amalan yang Dianjurkan Saat Terjadi Gerhana

Rasulullah ๏ทบ menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amal kebaikan ketika gerhana terjadi.

Beliau bersabda:

ูَุฅِุฐَุง ุฑَุฃَูŠْุชُู…ُูˆู‡ُู…َุง ูَุงูْุฒَุนُูˆุง ุฅِู„َู‰ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูˆَุงู„ุฏُّุนَุงุกِ ูˆَุงู„ِุงุณْุชِุบْูَุงุฑِ ูˆَุงู„ุตَّุฏَู‚َุฉِ
“Apabila kalian melihatnya (gerhana), maka bersegeralah melakukan salat, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.”
๐Ÿ“– (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan, beliau juga menganjurkan untuk memerdekakan budak, bertasbih, dan berbuat kebajikan.

Ini menunjukkan bahwa gerhana adalah momen refleksi spiritual, bukan tontonan fenomena semata.

4. Tata Cara Shalat Gerhana

Tata cara shalat gerhana berbeda dengan shalat sunnah biasa.
Rasulullah ๏ทบ menjelaskannya melalui perbuatan beliau sendiri, sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

“Matahari pernah gerhana di masa Rasulullah ๏ทบ. Beliau keluar ke masjid, bertakbir, lalu berdiri lama membaca bacaan panjang. Kemudian beliau ruku’ lama, bangun dan membaca lagi dengan bacaan panjang yang lebih pendek dari sebelumnya. Lalu beliau ruku’ lagi dan sujud. Pada rakaat kedua, beliau melakukan hal yang sama hingga empat kali ruku’ dan empat kali sujud.”
๐Ÿ“– (HR. Bukhari dan Muslim)

Ringkasnya:

Dilakukan dua rakaat,
Setiap rakaat memiliki dua kali ruku’ dan dua kali sujud,
Bacaan panjang dan tartil,
Tanpa adzan dan iqamah, cukup dengan seruan:
“As-shalฤtu jฤmi‘ah” (“Salat akan segera dimulai”).

5. Khutbah Setelah Salat Gerhana

Setelah selesai salat, Rasulullah ๏ทบ berkhutbah untuk mengingatkan umat agar takut kepada Allah, banyak berdoa, dan memperbanyak amal saleh.

Dalam khutbahnya beliau bersabda:

 ูŠَุง ุฃُู…َّุฉَ ู…ُุญَู…َّุฏٍ، ูˆَุงู„ู„َّู‡ِ ู…َุง ู…ِู†ْ ุฃَุญَุฏٍ ุฃَุบْูŠَุฑُ ู…ِู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَู†ْ ูŠَุฒْู†ِูŠَ ุนَุจْุฏُู‡ُ ุฃَูˆْ ุชَุฒْู†ِูŠَ ุฃَู…َุชُู‡ُ
“Wahai umat Muhammad, demi Allah! Tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah terhadap hamba laki-laki atau perempuan yang berbuat zina.”
๐Ÿ“– (HR. Bukhari)

Beliau menegaskan bahwa gerhana merupakan peringatan agar manusia menjauhi dosa-dosa besar dan memperbanyak taubat.

6. Shalat Gerhana Bulan

Untuk gerhana bulan (khusuf), hukum dan tata caranya sama dengan gerhana matahari.
Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa salat gerhana bulan boleh dilakukan secara individu di rumah, karena tidak ada riwayat pasti bahwa Rasulullah ๏ทบ mengumpulkan jamaah untuk gerhana bulan.

Namun keduanya sama-sama disyariatkan, berdasarkan sabda Nabi ๏ทบ:

 ูَุฅِุฐَุง ุฑَุฃَูŠْุชُู…ْ ุดَูŠْุฆًุง ู…ِู†ْ ุฐَู„ِูƒَ ูَุตَู„ُّูˆุง ุญَุชَّู‰ ูŠَู†ْุฌَู„ِูŠَ
“Apabila kalian melihat salah satu dari keduanya (matahari atau bulan) mengalami gerhana, maka salatlah hingga terang kembali.”
๐Ÿ“– (HR. Muslim)

7. Hikmah Terjadinya Gerhana

Gerhana bukan hanya fenomena alam, tapi tanda kebesaran Allah dan peringatan bagi manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

 ูˆَู…ِู†ْ ุขูŠَุงุชِู‡ِ ุงู„ู„َّูŠْู„ُ ูˆَุงู„ู†َّู‡َุงุฑُ ูˆَุงู„ุดَّู…ْุณُ ูˆَุงู„ْู‚َู…َุฑُ ۚ ู„َุง ุชَุณْุฌُุฏُูˆุง ู„ِู„ุดَّู…ْุณِ ูˆَู„َุง ู„ِู„ْู‚َู…َุฑِ ูˆَุงุณْุฌُุฏُูˆุง ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠ ุฎَู„َู‚َู‡ُู†َّ ุฅِู† ูƒُู†ุชُู…ْ ุฅِูŠَّุงู‡ُ ุชَุนْุจُุฏُูˆู†َ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam dan siang, serta matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari maupun bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu benar-benar menyembah-Nya.”
๐Ÿ“– (QS. Fussilat: 37)

Gerhana mengingatkan kita untuk tidak lalai dari kekuasaan Allah. Fenomena itu menjadi panggilan untuk tunduk, bersujud, dan bertaubat.

Penutup

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Apabila gerhana terjadi, janganlah kita panik atau hanya menjadikannya tontonan langit. Tetapi hendaknya kita segera berwudhu, pergi ke masjid, melaksanakan salat gerhana, dan memperbanyak doa serta istighfar.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

 ูَุงุฏْุนُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَูƒَุจِّุฑُูˆุง ูˆَุตَู„ُّูˆุง ูˆَุชَุตَุฏَّู‚ُูˆุง
“Maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, salatlah, dan bersedekahlah.”
๐Ÿ“– (HR. Bukhari)

Semoga setiap gerhana yang kita saksikan menjadi pengingat akan kebesaran Allah, mempertebal iman, dan memperbanyak amal kebaikan kita.
ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุนุจุงุฏูƒ ุงู„ุฐุงูƒุฑูŠู† ุงู„ุดุงูƒุฑูŠู†، ูˆู„ุง ุชุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุบุงูู„ูŠู†، ูˆุงุฌุนู„ู†ุง ู…ู† ุงู„ุฐูŠู† ุฅุฐุง ุฑุฃูˆุง ุขูŠุงุชูƒ ุงุฒุฏุงุฏูˆุง ุฅูŠู…ุงู†ًุง ูˆุชุณู„ูŠู…ًุง

ุขู…ِูŠู† ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ

DOA MEMOHON HUJAN (SHALAT ISTISQA’)

๐ŸŒง️ MATERI CERAMAH: DOA MEMOHON HUJAN (SHALAT ISTISQA’)

Pendahuluan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ุฎู„ู‚ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ู…ู† ุทูŠู†، ูˆุฌุนู„ ุงู„ู…ุงุก ุณุจุจًุง ู„ู„ุญูŠุงุฉ ูˆุงู„ุจู‚ุงุก ุฅู„ู‰ ูŠูˆู… ุงู„ุฏูŠู†.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air sebagai sumber kehidupan bagi seluruh makhluk-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, suri teladan yang mengajarkan umatnya untuk selalu berdoa dan bersyukur dalam setiap keadaan.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Di antara bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya adalah diturunkannya hujan. Namun ketika hujan tertahan, bumi menjadi kering, tanaman mati, dan hewan serta manusia menderita kekeringan. Dalam keadaan seperti ini, Islam mengajarkan kita untuk melakukan shalat istisqa’, yaitu salat dan doa memohon turunnya hujan kepada Allah ๏ทป.

1. Hukum Shalat Istisqa’

Para ulama sepakat bahwa shalat istisqa’ hukumnya sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan perbuatan Rasulullah ๏ทบ.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu:

"Bahwa Nabi ๏ทบ keluar menuju tempat salat untuk meminta hujan, beliau menghadap kiblat dan membalikkan selendangnya, lalu beliau salat dua rakaat dengan suara keras."
(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Makna dan Tujuan Istisqa’

Shalat istisqa’ berarti memohon kepada Allah agar menurunkan hujan melalui doa, permohonan, dan istighfar di waktu terjadinya kekeringan.
Hujan adalah rahmat dan karunia Allah, sebagaimana firman-Nya:

ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„َّุฐِูŠ ูŠُู†َุฒِّู„ُ ุงู„ْุบَูŠْุซَ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِ ู…َุง ู‚َู†َุทُูˆุง ูˆَูŠَู†ْุดُุฑُ ุฑَุญْู…َุชَู‡ُ ۚ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ْูˆَู„ِูŠُّ ุงู„ْุญَู…ِูŠุฏُ
“Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa, dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Pelindung yang Maha Terpuji.”
๐Ÿ“– (QS. Asy-Syura: 28)

3. Waktu Pelaksanaan

Shalat istisqa’ dilakukan seperti waktu shalat Id, yaitu setelah matahari naik setinggi tombak. Namun, boleh dilakukan kapan saja selama tidak berada pada waktu yang dilarang untuk salat.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

“Rasulullah ๏ทบ keluar untuk salat istisqa’ ketika matahari telah terbit.”
(HR. Abu Dawud)

4. Persiapan Sebelum Shalat

Sebelum pelaksanaan, imam mengumumkan beberapa hari sebelumnya agar umat:

Bertaubat dari dosa,
Berpuasa,
Bersedekah,

Meninggalkan kezaliman,

Dan memperbaiki hubungan sesama manusia.

Karena dosa adalah sebab turunnya bencana dan tertahannya hujan.
Sebagaimana firman Allah:

 ูˆَู„َูˆْ ุฃَู†َّ ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ْู‚ُุฑَู‰ٰ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَุงุชَّู‚َูˆْุง ู„َูَุชَุญْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู… ุจَุฑَูƒَุงุชٍ ู…ِّู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَู„َู€ٰูƒِู† ูƒَุฐَّุจُูˆุง ูَุฃَุฎَุฐْู†َุงู‡ُู… ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَูƒْุณِุจُูˆู†َ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka.”
๐Ÿ“– (QS. Al-A’raf: 96)

5. Tata Cara Pelaksanaan

Shalat istisqa’ dilakukan dua rakaat seperti shalat Idul Fitri:

Rakaat pertama: tujuh kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah,

Rakaat kedua: lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah,

Bacaan setelah Al-Fatihah: Surat Al-A’la (ุณุจุญ ุงุณู… ุฑุจูƒ ุงู„ุฃุนู„ู‰) dan Al-Ghasyiyah (ู‡ู„ ุฃุชุงูƒ ุญุฏูŠุซ ุงู„ุบุงุดูŠุฉ)

Setelah shalat, imam menyampaikan khutbah yang isinya banyak beristighfar dan berdoa.
Kemudian imam menghadap kiblat dan membalikkan selendangnya, bagian kanan menjadi kiri dan kiri menjadi kanan, seraya berdoa memohon turunnya hujan.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba tidak menahan zakat hartanya, kecuali Allah menahan hujan dari langit.”
๐Ÿ“– (HR. Ibnu Majah)

6. Doa-Doa yang Diajarkan Rasulullah ๏ทบ

Dalam shalat istisqa’, Nabi ๏ทบ membaca doa-doa yang penuh harapan dan ketundukan, di antaranya:

 ุงู„ู„ู‡ู… ุงุณู‚ู†ุง ุบูŠุซًุง ู…ุบูŠุซًุง، ู…ุฑูŠุฆًุง ู†ุงูุนًุง ุบูŠุฑ ุถุงุฑ، ุนุงุฌู„ًุง ุบูŠุฑ ุขุฌู„
“Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang menyuburkan, menyenangkan, bermanfaat, tidak membahayakan, segera, dan tidak ditunda-tunda.”
(HR. Abu Dawud)

 ุงู„ู„ู‡ู… ุงุณู‚ ุนุจุงุฏูƒ ูˆุจู‡ุงุฆู…ูƒ، ูˆุงู†ุดุฑ ุฑุญู…ุชูƒ، ูˆุฃุญูŠ ุจู„ุฏูƒ ุงู„ู…ูŠุช
“Ya Allah, berilah air kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang-Mu, tebarkanlah rahmat-Mu, dan hidupkanlah kembali bumi-Mu yang mati.”
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Dan apabila hujan mulai turun, beliau berdoa:
ุงู„ู„ู‡ู… ุตูŠّุจًุง ู†ุงูุนًุง
“Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang bermanfaat.”
(HR. Bukhari)

7. Hikmah dari Shalat Istisqa’

1. Menyadarkan kita bahwa hanya Allah-lah Pemberi Rezeki dan Penurun hujan.
2. Mengajarkan tawakal dan ketundukan sepenuhnya kepada Allah.
3. Mengingatkan pentingnya taubat, istighfar, dan memperbaiki hubungan sosial.
4. Menumbuhkan rasa syukur dan kesadaran ekologis bahwa manusia memiliki tanggung jawab terhadap bumi.

Penutup

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Shalat istisqa’ bukan sekadar doa meminta hujan, tetapi juga seruan untuk kembali kepada Allah. Hujan adalah rahmat, dan rahmat Allah turun bagi hamba-hamba yang bertobat dan berbuat kebaikan.
ูˆَุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆุง ุฑَุจَّูƒُู…ْ ุซُู…َّ ุชُูˆุจُูˆุง ุฅِู„َูŠْู‡ِ ูŠُุฑْุณِู„ِ ุงู„ุณَّู…َุงุกَ ุนَู„َูŠْูƒُู… ู…ِّุฏْุฑَุงุฑًุง
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat atasmu.”
๐Ÿ“– (QS. Hud: 52)

Semoga Allah menurunkan hujan yang penuh keberkahan atas negeri kita, menyuburkan tanaman, menghidupkan tanah yang mati, dan menjadikan hujan sebagai rahmat, bukan azab.
ุขู…ِูŠู† ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ุนَุงู„َู…ِูŠู†َ

KEUTAMAAN MENGUNJUNGI TEMPAT-TEMPAT MULIA DI MADINAH

๐Ÿ•Œ MATERI CERAMAH: KEUTAMAAN MENGUNJUNGI TEMPAT-TEMPAT MULIA DI MADINAH

Pembukaan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ู†ุญู…ุฏู‡ ูˆู†ุณุชุนูŠู†ู‡ ูˆู†ุณุชุบูุฑู‡،
ูˆู†ุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุดุฑูˆุฑ ุฃู†ูุณู†ุง ูˆู…ู† ุณูŠุฆุงุช ุฃุนู…ุงู„ู†ุง،
ู…ู† ูŠู‡ุฏู‡ ุงู„ู„ู‡ ูู„ุง ู…ุถู„ ู„ู‡، ูˆู…ู† ูŠุถู„ู„ ูู„ุง ู‡ุงุฏูŠ ู„ู‡،
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡،
ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡، ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan umat Islam dengan tempat-tempat suci yang penuh keberkahan — Makkah dan Madinah.
Barangsiapa diberi taufik oleh Allah untuk menziarahi Masjid Nabawi dan tempat-tempat mulia di Madinah, maka sesungguhnya ia telah diberi nikmat yang agung.

1. Keutamaan Madinah dan Masjid Nabawi

Kota Madinah adalah kota yang dipilih Allah untuk menjadi tempat hijrah dan peristirahatan Rasulullah ๏ทบ.
Di dalamnya berdiri Masjid Nabawi, salah satu dari tiga masjid yang disunnahkan untuk dikunjungi.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู„َุง ุชُุดَุฏُّ ุงู„ุฑِّุญَุงู„ُ ุฅِู„َّุง ุฅِู„َู‰ ุซَู„َุงุซَุฉِ ู…َุณَุงุฌِุฏَ: ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ، ูˆَู…َุณْุฌِุฏِูŠ ู‡َุฐَุง، ูˆَุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ุงู„ْุฃَู‚ْุตَู‰
“Tidaklah diadakan perjalanan (dengan niat khusus untuk ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjidil Aqsa.”
(HR. Bukhari no. 1189, Muslim no. 1397)

Shalat di Masjid Nabawi memiliki pahala yang luar biasa besar.

 ุตَู„َุงุฉٌ ูِูŠ ู…َุณْุฌِุฏِูŠ ู‡َุฐَุง ุฎَูŠْุฑٌ ู…ِู†ْ ุฃَู„ْูِ ุตَู„َุงุฉٍ ูِูŠู…َุง ุณِูˆَุงู‡ُ ุฅِู„َّุง ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏَ ุงู„ْุญَุฑَุงู…َ
“Satu salat di masjidku ini lebih utama daripada seribu salat di masjid lain, kecuali di Masjidil Haram.”
(HR. Bukhari no. 1190, Muslim no. 1394)

2. Ziarah ke Makam Nabi ๏ทบ

Bila Allah memuliakan seorang Muslim untuk sampai ke Masjid Nabawi, maka termasuk adab yang mulia baginya adalah mengucapkan salam kepada Rasulullah ๏ทบ, sebagaimana perintah dalam Al-Qur’an:

 ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู…َู„َุงุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ۞ ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุตَู„ُّูˆุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆุง ุชَุณْู„ِูŠู…ًุง
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian atasnya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan.”
(QS. Al-Ahzab [33]: 56)

Di Raudhah, yaitu taman kecil antara mimbar dan rumah Nabi ๏ทบ, beliau bersabda:
ู…َุง ุจَูŠْู†َ ุจَูŠْุชِูŠ ูˆَู…ِู†ْุจَุฑِูŠ ุฑَูˆْุถَุฉٌ ู…ِู†ْ ุฑِูŠَุงุถِ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ
“Antara rumahku dan mimbarku adalah taman di antara taman-taman surga.”
(HR. Bukhari no. 1196, Muslim no. 1391)

Maka, siapa yang diberi kesempatan salat di Raudhah dan mengucapkan salam di makam Rasulullah ๏ทบ, sungguh telah mendapatkan karunia besar dari Allah.

3. Salat di Masjid Quba – Pahala Seperti Umrah

Di antara tempat mulia di Madinah adalah Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah ๏ทบ setelah hijrah dari Makkah.

Allah memuji pendirian Masjid Quba dalam firman-Nya:

 ู„َู…َุณْุฌِุฏٌ ุฃُุณِّุณَ ุนَู„َู‰ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ ู…ِู†ْ ุฃَูˆَّู„ِ ูŠَูˆْู…ٍ ุฃَุญَู‚ُّ ุฃَู†ْ ุชَู‚ُูˆู…َ ูِูŠู‡ِ
“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama (Masjid Quba) adalah lebih patut kamu salat di dalamnya.”
(QS. At-Taubah [9]: 108)

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู…َู†ْ ุชَุทَู‡َّุฑَ ูِูŠ ุจَูŠْุชِู‡ِ ุซُู…َّ ุฃَุชَู‰ ู…َุณْุฌِุฏَ ู‚ُุจَุงุกٍ ูَุตَู„َّู‰ ูِูŠู‡ِ ูƒَุงู†َ ู„َู‡ُ ูƒَุฃَุฌْุฑِ ุนُู…ْุฑَุฉٍ
“Barangsiapa berwudu di rumahnya dengan sempurna, kemudian datang ke Masjid Quba dan salat di dalamnya, maka baginya pahala seperti umrah.”
(HR. Ibnu Majah no. 1412, Ahmad no. 15123 – sahih)

Rasulullah ๏ทบ biasa mengunjungi Masjid Quba setiap hari Sabtu, kadang berjalan kaki, kadang berkendara, lalu salat dua rakaat di sana.
(HR. Bukhari no. 1193, Muslim no. 1399)

4. Ziarah ke Makam Para Syuhada Uhud

Di Madinah, terdapat tempat yang sangat bersejarah — Gunung Uhud dan Makam para Syuhada Perang Uhud, termasuk di antaranya Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu ‘anhu.

Rasulullah ๏ทบ biasa mendatangi mereka, mendoakan dan memberi salam kepada para syuhada.
Diriwayatkan dalam hadis sahih:

 “Rasulullah ๏ทบ pergi ke makam para syuhada Uhud, lalu beliau memberi salam kepada mereka seperti memberi salam kepada orang yang masih hidup.”
(HR. Abu Dawud no. 3235)

Beliau bersabda tentang Gunung Uhud:
ุฃُุญُุฏٌ ุฌَุจَู„ٌ ูŠُุญِุจُّู†َุง ูˆَู†ُุญِุจُّู‡ُ
“Gunung Uhud mencintai kami dan kami pun mencintainya.”
(HR. Bukhari no. 2889, Muslim no. 1365)

Dan dalam riwayat lain beliau bersabda:

ุฃُุญُุฏٌ ุฌَุจَู„ٌ ู…ِู†ْ ุฌِุจَุงู„ِ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ
“Uhud adalah salah satu gunung dari gunung-gunung surga.”
(HR. Tirmidzi no. 3953)

Saat Gunung Uhud berguncang ketika beliau berdiri di atasnya bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Nabi ๏ทบ menenangkannya dengan sabda:

ุงุซْุจُุชْ ุฃُุญُุฏُ، ูَุฅِู†َّู…َุง ุนَู„َูŠْูƒَ ู†َุจِูŠٌّ ูˆَุตِุฏِّูŠู‚ٌ ูˆَุดَู‡ِูŠุฏَุงู†ِ
“Tenanglah, wahai Uhud, sesungguhnya di atasmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur, dan dua orang syahid.”
(HR. Bukhari no. 3675)

5. Ziarah ke Pemakaman Baqi’

Tempat mulia berikutnya adalah Pemakaman Baqi’ al-Gharqad, di mana dimakamkan ribuan sahabat, istri-istri Rasulullah ๏ทบ, dan para tabi’in yang saleh.
Rasulullah ๏ทบ sering berziarah ke sana untuk mendoakan mereka.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

 ูƒَุงู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ๏ทบ ูŠَุฎْุฑُุฌُ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุจَู‚ِูŠุนِ ูَูŠَู‚ُูˆู„ُ: ุงู„ุณَّู„َุงู…ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฏَุงุฑَ ู‚َูˆْู…ٍ ู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ، ูˆَูŠَุฃْุชِูŠูƒُู…ْ ู…َุง ุชُูˆุนَุฏُูˆู†َ، ุบَุฏًุง ู…ُุคَุฌَّู„ٌ، ูˆَุฅِู†َّุง ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِูƒُู…ْ ู„َุงุญِู‚ُูˆู†َ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِุฃَู‡ْู„ِ ุจَู‚ِูŠุนِ ุงู„ْุบَุฑْู‚َุฏِ
“Nabi ๏ทบ biasa keluar ke Baqi’ dan mengucapkan: Salam sejahtera atas kalian, wahai penghuni rumah kaum mukminin. Apa yang dijanjikan kepada kalian akan datang, dan kami – insya Allah – akan menyusul kalian. Ya Allah, ampunilah penduduk Baqi’ al-Gharqad.”
(HR. Muslim no. 974)

Ziarah ke makam para sahabat ini menghidupkan rasa cinta dan penghargaan terhadap perjuangan mereka, serta mengingatkan kita kepada kematian agar hati kita lembut dan sadar akan kehidupan akhirat.

6. Adab dan Tujuan Ziarah

Ziarah di Madinah bukan untuk berlebih-lebihan, tetapi untuk mengambil berkah spiritual dan mengenang jasa Nabi serta para sahabatnya.
Niatkan untuk mendoakan mereka, meneladani ketakwaan mereka, dan memperbarui cinta kita kepada Rasulullah ๏ทบ.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ุฒُูˆุฑُูˆุง ุงู„ْู‚ُุจُูˆุฑَ ูَุฅِู†َّู‡َุง ุชُุฐَูƒِّุฑُูƒُู…ُ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉَ
“Ziarahilah kubur, karena ziarah itu dapat mengingatkan kalian kepada akhirat.”
(HR. Muslim no. 976)

Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Madinah bukan sekadar kota, tetapi saksi sejarah kerasulan dan perjuangan iman.
Berziarah ke tempat-tempat mulia di Madinah — Masjid Nabawi, Quba, Uhud, dan Baqi’ — bukan hanya perjalanan fisik, tapi perjalanan hati menuju cinta dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk berziarah ke Madinah,
meneguhkan cinta kita kepada Nabi Muhammad ๏ทบ,
dan mengumpulkan kita kelak bersamanya di surga-Nya yang penuh kedamaian.

ุขู…ِูŠْู†َ ูŠَุง ุฑَุจَّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ
ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†

KEUTAMAAN DAN HIKMAH IBADAH KURBAN

๐Ÿ•Œ MATERI CERAMAH: KEUTAMAAN DAN HIKMAH IBADAH KURBAN

Pembukaan

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†، ู†ุญู…ุฏู‡ ูˆู†ุณุชุนูŠู†ู‡ ูˆู†ุณุชุบูุฑู‡، ูˆู†ุนูˆุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ู…ู† ุดุฑูˆุฑ ุฃู†ูุณู†ุง ูˆู…ู† ุณูŠุฆุงุช ุฃุนู…ุงู„ู†ุง.
ู…ู† ูŠู‡ุฏู‡ ุงู„ู„ู‡ ูู„ุง ู…ุถู„ ู„ู‡، ูˆู…ู† ูŠุถู„ู„ ูู„ุง ู‡ุงุฏูŠ ู„ู‡.
ุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡.
ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ูˆุจุงุฑูƒ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Di antara amal saleh yang sangat dianjurkan dan memiliki makna spiritual yang mendalam adalah ibadah kurban.

1. Pengertian Kurban

Kurban atau udhiyah adalah menyembelih hewan ternak tertentu pada hari Idul Adha dan hari-hari Tasyrik (11–13 Dzulhijjah) dengan niat beribadah kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

 ูَุตَู„ِّ ู„ِุฑَุจِّูƒَ ูˆَุงู†ْุญَุฑْ
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”
(QS. Al-Kautsar [108]: 2)

Ibadah ini adalah wujud ketaatan dan kedekatan diri kepada Allah, sebagaimana Nabi Ibrahim alaihissalam diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail, sebagai ujian keimanan. Namun Allah menggantinya dengan seekor sembelihan besar.

 ูˆَูَุฏَูŠْู†َุงู‡ُ ุจِุฐِุจْุญٍ ุนَุธِูŠู…ٍ
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(QS. As-Saffat [37]: 107)

2. Hukum Berkurban

Mayoritas ulama berpendapat bahwa kurban adalah sunnah mu’akkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang mampu.

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ู„َู‡ُ ุณَุนَุฉٌ ูˆَู„َู…ْ ูŠُุถَุญِّ، ูَู„َุง ูŠَู‚ْุฑَุจَู†َّ ู…ُุตَู„َّุงู†َุง
“Barangsiapa memiliki kelapangan (rezeki) tetapi tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.”
(HR. Ibnu Majah no. 3123 – hasan)

3. Keutamaan Ibadah Kurban

Ibadah kurban memiliki keutamaan besar di sisi Allah. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู…َุง ุนَู…ِู„َ ุขุฏَู…ِูŠٌّ ู…ِู†ْ ุนَู…َู„ٍ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ู†َّุญْุฑِ ุฃَุญَุจُّ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…ِู†ْ ุฅِู‡ْุฑَุงู‚ِ ุงู„ุฏَّู…ِ
“Tidak ada amal anak Adam yang paling dicintai Allah pada hari Nahr (Idul Adha) selain menumpahkan darah (hewan kurban).”
(HR. Tirmidzi no. 1493 – hasan sahih)

Beliau juga bersabda:

 ุฅِู†َّู‡َุง ุณُู†َّุฉُ ุฃَุจِูŠูƒُู…ْ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ
“Sesungguhnya kurban itu adalah sunnah ayah kalian, Ibrahim.”
(HR. Ahmad no. 23038)

Dan setiap helai rambut dari hewan kurban mengandung pahala besar:

 ูِูŠ ูƒُู„ِّ ุดَุนْุฑَุฉٍ ุญَุณَู†َุฉٌ
“Pada setiap helai rambutnya terdapat satu kebaikan.”
(HR. Ibnu Majah no. 3127)

4. Hikmah dan Makna Kurban

1. Tanda ketakwaan dan penghambaan diri kepada Allah.
Allah berfirman:

 ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّ ุตَู„َุงุชِูŠ ูˆَู†ُุณُูƒِูŠ ูˆَู…َุญْูŠَุงูŠَ ูˆَู…َู…َุงุชِูŠ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ ۞ ู„َุง ุดَุฑِูŠูƒَ ู„َู‡ُ
“Katakanlah: Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya.”
(QS. Al-An’am [6]: 162–163)

2. Menghidupkan keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail.
Pengorbanan mereka menjadi simbol ketaatan tanpa syarat kepada Allah.

3. Menumbuhkan kepedulian sosial.
Daging kurban dibagikan kepada fakir miskin agar mereka turut bergembira di hari raya.

4. Wujud syukur atas nikmat rezeki.
Allah berfirman:

ูَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู†ْู‡َุง ูˆَุฃَุทْุนِู…ُูˆุง ุงู„ْุจَุงุฆِุณَ ุงู„ْูَู‚ِูŠุฑَ ۞ ู„َู†ْ ูŠَู†َุงู„َ ุงู„ู„َّู‡َ ู„ُุญُูˆู…ُู‡َุง ูˆَู„َุง ุฏِู…َุงุคُู‡َุง ูˆَู„َูƒِู†ْ ูŠَู†َุงู„ُู‡ُ ุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰ ู…ِู†ْูƒُู…ْ
“Maka makanlah sebagian darinya dan berilah makan orang yang miskin dan papa. Daging dan darahnya sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian.”
(QS. Al-Hajj [22]: 36–37)

5. Syarat dan Ketentuan Hewan Kurban

Usia hewan:

Domba minimal 1 tahun atau mendekati.

Kambing 2 tahun.
Sapi 2 tahun.
Unta 5 tahun.

Berdasarkan sabda Nabi ๏ทบ:

ู„َุง ุชَุฐْุจَุญُูˆุง ุฅِู„َّุง ู…ُุณِู†َّุฉً ุฅِู„َّุง ุฃَู†ْ ูŠَุนْุณُุฑَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูَุชَุฐْุจَุญُูˆุง ุฌَุฐَุนَุฉً ู…ِู†َ ุงู„ุถَّุฃْู†ِ
“Janganlah kalian menyembelih kecuali hewan yang sudah dewasa, kecuali jika sulit, maka sembelihlah domba muda.”
(HR. Muslim no. 1963)

Sehat dan tidak cacat.
Nabi ๏ทบ bersabda:

ุฃَุฑْุจَุนٌ ู„َุง ุชُุฌْุฒِุฆُ ูِูŠ ุงู„ุฃَุถَุงุญِูŠِّ: ุงู„ْุนَูˆْุฑَุงุกُ ุงู„ْุจَูŠِّู†ُ ุนَูˆَุฑُู‡َุง، ูˆَุงู„ْู…َุฑِูŠุถَุฉُ ุงู„ْุจَูŠِّู†ُ ู…َุฑَุถُู‡َุง، ูˆَุงู„ْุนَุฑْุฌَุงุกُ ุงู„ْุจَูŠِّู†ُ ุธَู„َุนُู‡َุง، ูˆَุงู„ْูƒَุณِูŠุฑَุฉُ ุงู„َّุชِูŠ ู„ุง ุชُู†ْู‚ِูŠ
“Empat hewan yang tidak sah dijadikan kurban: yang buta sebelah, yang sakit, yang pincang, dan yang sangat kurus.”
(HR. Abu Dawud no. 2802)

Jenis terbaik:
Domba jantan bertanduk dan berbulu putih kehitaman sebagaimana kurban Rasulullah ๏ทบ.

6. Waktu dan Tata Cara Penyembelihan

Waktu penyembelihan:
Setelah salat Idul Adha hingga akhir hari Tasyrik (11–13 Dzulhijjah).
Nabi ๏ทบ bersabda:

ู…َู†ْ ุฐَุจَุญَ ู‚َุจْู„َ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูَุฅِู†َّู…َุง ุฐَุจَุญَ ู„ِู†َูْุณِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุฐَุจَุญَ ุจَุนْุฏَ ุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูَู‚َุฏْ ุชَู…َّ ู†ُุณُูƒُู‡ُ ูˆَุฃَุตَุงุจَ ุณُู†َّุฉَ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠู†َ
“Barangsiapa menyembelih sebelum shalat, maka itu hanyalah daging biasa. Barangsiapa menyembelih setelah shalat, maka sempurnalah ibadahnya dan sesuai dengan sunnah kaum muslimin.”
(HR. Bukhari no. 955)

Adab menyembelih: Menghadapkan hewan ke kiblat, membaca basmalah dan takbir, serta doa:

 ุฅِู†ِّูŠ ูˆَุฌَّู‡ْุชُ ูˆَุฌْู‡ِูŠَ ู„ِู„َّุฐِูŠ ูَุทَุฑَ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถَ ... ุฅِู†َّ ุตَู„َุงุชِูŠ ูˆَู†ُุณُูƒِูŠ ูˆَู…َุญْูŠَุงูŠَ ูˆَู…َู…َุงุชِูŠ ู„ِู„َّู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ
(QS. Al-An’am: 79, 162)



Kemudian membaca:
ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ، ุงู„ู„َّู‡ُ ุฃَูƒْุจَุฑُ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู‡َุฐَุง ู…ِู†ْูƒَ ูˆَู„َูƒَ
(“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu.”)

7. Pembagian dan Larangan

Pembagian daging kurban:
Sepertiga untuk keluarga, sepertiga untuk sedekah, sepertiga untuk teman.
Sabda Nabi ๏ทบ:

ูƒُู„ُูˆุง ูˆَุงุฏَّุฎِุฑُูˆุง ูˆَุชَุตَุฏَّู‚ُูˆุง
“Makanlah, simpanlah, dan bersedekahlah.”
(HR. Muslim no. 1971)

Upah tukang jagal:
Tidak boleh diberikan dari bagian hewan kurban. (HR. Bukhari dan Muslim)

Larangan bagi yang hendak berkurban:
Tidak memotong rambut dan kuku sejak masuk 1 Dzulhijjah hingga selesai menyembelih.
Sabda Nabi ๏ทบ:

ุฅِุฐَุง ุฏَุฎَู„َุชِ ุงู„ْุนَุดْุฑُ ูˆَุฃَุฑَุงุฏَ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฃَู†ْ ูŠُุถَุญِّูŠَ، ูَู„َุง ูŠَู…َุณَّ ู…ِู†ْ ุดَุนَุฑِู‡ِ ูˆَุจَุดَุฑِู‡ِ ุดَูŠْุฆًุง
(HR. Muslim no. 1977)

8. Kurban Rasulullah untuk Umatnya

Rasulullah ๏ทบ menyembelih dua ekor domba jantan, satu untuk beliau dan keluarganya, dan satu lagi untuk umatnya yang tidak mampu berkurban.
Beliau berdoa:

 ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู‡َุฐَุง ุนَู†ْ ุฃُู…َّุชِูŠ ุฌَู…ِูŠุนًุง ู…ِู…َّู†ْ ุดَู‡ِุฏَ ู„َูƒَ ุจِุงู„ุชَّูˆْุญِูŠุฏِ ูˆَู„ِูŠ ุจِุงู„ْุจَู„َุงุบِ
“Ya Allah, ini (kurban) untuk seluruh umatku yang bersaksi atas keesaan-Mu dan atas risalahku.”
(HR. Ahmad no. 24213)

Penutup

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Ibadah kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi menyembelih ego dan keserakahan, serta menumbuhkan ketundukan total kepada Allah. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, menumbuhkan ketakwaan dalam hati, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas dalam berkurban.

ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู„َุง ูŠَู†ْุธُุฑُ ุฅِู„َู‰ ุตُูˆَุฑِูƒُู…ْ ูˆَู„َุง ุฅِู„َู‰ ุฃَู…ْูˆَุงู„ِูƒُู…ْ، ูˆَู„َูƒِู†ْ ูŠَู†ْุธُุฑُ ุฅِู„َู‰ ู‚ُู„ُูˆุจِูƒُู…ْ ูˆَุฃَุนْู…َุงู„ِูƒُู…ْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian.”
(HR. Muslim no. 2564)

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู… ุจุงู„ุตูˆุงุจ.
ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ، ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†.
ูˆุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุฑุจ ุงู„ุนุงู„ู…ูŠู†