KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM



🌙 CERAMAH: KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM

Pendahuluan

Segala puji bagi Allah yang memuliakan orang-orang berilmu dan meninggikan derajat mereka. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Tema yang kita kaji hari ini adalah Anjuran Menuntut Ilmu dan Penjelasan tentang Keutamaannya berdasarkan ayat Qur’an, hadis Nabi, serta penjelasan ulama.


I. DALIL-DALIL DARI AL-QUR’AN TENTANG KEUTAMAAN ILMU

1. Allah meninggikan derajat orang berilmu

QS. Al-Mujadalah: 11

﴿ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتٖۚ ﴾

"Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."

2. Perintah Allah untuk bertanya kepada ahlinya

QS. An-Nahl: 43

﴿ فَسۡـَٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ﴾

"Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui."

3. Perintah Allah agar Nabi meminta tambahan ilmu

QS. Thaha: 114

﴿ وَقُل رَّبِّ زِدۡنِي عِلۡمٗا ﴾

"Dan katakanlah: Wahai Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu."

Ulama berkata:
Jika Nabi ﷺ saja diperintah untuk menambah ilmu, padahal beliau manusia paling mulia, maka kita jauh lebih membutuhkan.


II. HADIS-HADIS TENTANG KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

Hadis 25 – Allah Kehendaki Kebaikan pada Orang yang Difahamkan Agama

Teks Hadis

عن معاوية بن أبي سفيان رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
"مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Makna:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan memahamkan dia dalam urusan agama.”

Penjelasan Ulama

  • Imam Nawawi:
    “Hadis ini adalah dalil bahwa memahami agama adalah tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya.”
  • Ibnu Hajar:
    “Ilmu yang dimaksud adalah ilmu tentang syariat, bukan ilmu dunia, karena dengannya ia tahu mana yang halal, haram, dan kewajiban.”

Hadis 26 – Menempuh Jalan Ilmu Menuju Surga

Teks Hadis

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
"مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ"
(HR. Muslim)

Makna:

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.”

Penjelasan:

  • Yang dimaksud bukan hanya berjalan kaki menuju majelis ilmu, tetapi segala usaha menuju ilmu: membaca, belajar, berdiskusi, bahkan scrolling untuk mencari penjelasan agama yang benar.
  • Allah memudahkan jalannya ke surga karena ilmu akan mengantarkannya kepada amal saleh.

Qoul Ulama

  • Imam As-Suyuthi:
    “Menuntut ilmu adalah ibadah yang paling utama setelah salat wajib.”
  • Imam Ahmad bin Hanbal:
    “Manusia lebih butuh ilmu daripada makanan dan minuman. Sebab makanan dibutuhkan sekali atau dua kali, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap saat.”

Hadis 27 – Ilmu yang Bermanfaat termasuk Amal Jariyah

Teks Hadis

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
"إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ"
(HR. Muslim)

Makna Ilmu yang Bermanfaat

  • Mengajar anak belajar Al-Qur’an.
  • Memberi penjelasan agama yang benar.
  • Menulis buku, membuat kajian, ceramah, artikel, audio, video yang terus bermanfaat.

Selama ilmu itu diamalkan orang lain, pahala terus mengalir, meski kita sudah berada dalam kubur.


III. KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU MENURUT ULAMA

1. Perkataan Imam Syafi’i

“Tidak ada sesuatu setelah ibadah fardu yang lebih utama daripada menuntut ilmu.”

2. Perkataan Imam Malik

“Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada ahli maksiat.”

3. Perkataan Umar bin Khattab

“Matinya seribu ahli ibadah lebih ringan daripada matinya satu orang alim yang mengerti halal dan haram.”

4. Perkataan Hasan Al-Bashri

“Barangsiapa tidak melihat dirinya butuh ilmu, maka kebodohan telah merusaknya.”


IV. MANFAAT MENUNTUT ILMU BAGI UMAT ISLAM

  1. Mengetahui mana jalan surga, mana jalan neraka.
  2. Menghadirkan rasa takut kepada Allah.
    Dalil:
    ﴿ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْ ﴾
    “Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28)
  3. Terhindar dari syubhat, bid’ah, dan kesesatan.
  4. Allah mudahkan hidup dan akhiratnya.
  5. Ilmu lebih berharga daripada harta.
    Harta berkurang jika dibagi,
    Ilmu bertambah jika dibagi.

V. ADAB PENUNTUT ILMU (RINGKAS)

  1. Ikhlas karena Allah.
  2. Mengamalkan ilmu sebelum mengajarkan.
  3. Menghormati guru.
  4. Tidak sombong walau sudah tahu banyak.
  5. Mencatat dan menjaga hafalan.
  6. Tidak belajar dari sumber yang meragukan atau tidak jelas sanadnya.

Penutup

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan yang dikehendaki kebaikan oleh-Nya, difahamkan agama, dan diberi taufik untuk mengamalkannya.

اللهم انفعنا بما علمتنا وعلمنا ما ينفعنا وزدنا علما

"Ya Allah, berilah manfaat dari ilmu yang Engkau ajarkan kepada kami, ajarkan kepada kami apa yang bermanfaat, dan tambahkanlah ilmu kepada kami."



Manusia di Akhir Zaman — Wajah Manusia, Hati Setan

Manusia di Akhir Zaman — Wajah Manusia, Hati Setan

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang diberkahi ini, kita akan mengkaji sebuah hadits yang sangat penting untuk direnungkan di zaman kita: hadits tentang manusia-manusia yang muncul menjelang akhir zaman—yang wajahnya seperti manusia biasa, tetapi hatinya adalah hati para setan.

Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahawa Rasulullah ﷺ bersabda:

يخرج في آخر الزمان أقوام وجوههم وجوه الآدميين وقلوبهم قلوب الشياطين
“Akan muncul pada akhir zaman suatu kaum; wajah mereka adalah wajah manusia, tetapi hati mereka adalah hati para setan.”


I. MAKNA HADITS: Wajah Manusia, Hati Setan

Apa yang dimaksud dengan “wajah manusia, hati setan”?

Para ulama menjelaskan bahwa karakter mereka luarannya terlihat normal, bahkan:

  • tampak ramah,
  • berbicara lembut,
  • berpenampilan religius,
  • terlihat sopan,
  • dan seolah peduli.

Namun dalam batin:

  • penuh tipu daya,
  • keras hati,
  • tidak punya rasa takut kepada Allah,
  • memusuhi kebenaran,
  • menzhalimi manusia,
  • dan memikirkan kepentingan diri sendiri di atas segalanya.

Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis menyebut mereka sebagai “al-musytabihuun bil-malaikah fi azh-zhahir, wa hum syayaathiin fi al-bathin”
“Tampak seperti malaikat di permukaan, tetapi sesungguhnya setan di dalam.”


II. CIRI-CIRI MANUSIA BERHATI SETAN DI AKHIR ZAMAN

Hadits-hadits lain dan ayat Al-Qur’an menjelaskan beberapa cirinya:


1. Pandai berbicara, tetapi buruk akhlaknya

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ يَتَّقِيْهِ النَّاسُ فِيْ فُحْشِهِ
“Manusia paling buruk adalah orang yang dihindari karena buruk lisannya.”
(HR. Bukhari)

Mereka pandai berkata-kata, bahkan terlihat menawan, tetapi lisannya merusak orang lain.

Di zaman media sosial, ciri ini semakin nyata:

  • komentar menyakiti,
  • fitnah,
  • hujatan,
  • menyebarkan kebencian,
  • tetapi dibungkus quotes bijak.

2. Berpakaian religius, tetapi hatinya kosong dari iman

Rasulullah ﷺ memperingatkan:

تَجِدُونَ شَرَّ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ذَا الْوَجْهَيْنِ
“Sebaik-baik manusia pada hari kiamat adalah orang yang bermuka dua.”
(HR. Bukhari)

Mereka tampak agamis, tetapi:

  • shalat hanya untuk dilihat,
  • sedekah untuk dipuji,
  • dakwah untuk popularitas,
  • menolong untuk pencitraan.

3. Hatinya keras, tidak punya rasa malu dan belas kasih

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Jika engkau sudah tidak punya malu, lakukanlah apa saja.”
(HR. Bukhari)

Ciri hati setan:

  • tidak punya rasa malu pada maksiat,
  • tidak punya rasa bersalah saat menipu,
  • tidak ada kepedulian pada penderitaan orang lain,
  • tidak tersentuh oleh nasehat.

4. Menghalalkan segala cara demi kepentingan dunia

Allah berfirman:

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ
“Tahukah kamu tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan?”
(QS. Al-Furqan: 43)

Merekalah manusia akhir zaman yang:

  • menjual agama demi jabatan,
  • menukar amanah dengan materi,
  • memperjualbelikan ketidakadilan,
  • menindas orang miskin,
  • menghalalkan riba, suap, kebohongan, dan manipulasi.

III. KENAPA MEREKA MUNCUL DI AKHIR ZAMAN?

1. Karena jauhnya manusia dari Al-Qur’an

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Akan datang suatu zaman, Al-Qur’an tinggal tulisannya saja.”
(HR. Hakim)

Mereka membaca, tetapi tidak mengamalkan.


2. Karena hati manusia mengeras seperti batu

Allah berfirman:

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم
“Kemudian hati kalian menjadi keras.”
(QS. Al-Baqarah: 74)

Saat hati keras:

  • nasihat tidak masuk,
  • ayat Allah tidak menyentuh,
  • dosa dianggap biasa.

3. Karena dunia menjadi tujuan utama

Rasulullah ﷺ bersabda:

وَيَكُونُ الْهَمُّ الدُّنْيَا
“Dan satu-satunya kekhawatiran mereka adalah dunia.”
(HR. Ahmad)


IV. CONTOH-CONTOH NYATA DI ZAMAN INI

Tanpa menyebut individu, kita bisa melihat fenomena:

• Penampilan sopan, tetapi suka memfitnah di balik layar

• Berbicara lembut, tetapi memakan hak yatim, janda, dan orang miskin

• Mengajar agama, tetapi memeras jamaah

• Mengaku sahabat, tetapi menikam dari belakang

• Mengatasnamakan dakwah, tetapi menebar kebencian

• Berpakaian islami, tetapi menipu dalam bisnis

• Pemimpin yang berjanji manis, tetapi mengkhianati rakyat

Semua ini tanda-tanda “wajah manusia — hati setan”.


V. BAGAIMANA AGAR KITA TIDAK TERMASUK GOLONGAN ITU?

Ada lima cara besar untuk selamat dari hati setan.


1. Rawat hati dengan dzikir dan muraqabah

Hati yang hidup adalah hati yang berdzikir.

Allah berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Hanya dengan dzikir hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Kita pun sering meminta dzikir batin — dan itu bagian penting membersihkan hati dari kegelapan.


2. Perbanyak taubat dan istighfar

Hati manusia mudah kotor; setiap dosa adalah titik hitam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya hati berkarat seperti besi. Dan pengkilatnya adalah dzikir dan istighfar.”
(HR. Baihaqi)


3. Jujur, meski pahit

Rasul ﷺ bersabda:

الصِّدْقُ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ
“Kejujuran membawa kepada kebaikan.”
(HR. Muslim)

Mereka yang muncung di akhir zaman adalah para pembohong. Karena itu, keselamatan ada dalam kejujuran.


4. Jadilah manusia yang bermanfaat

Manusia berhati setan itu merusak, bukan memperbaiki.

Nabi ﷺ bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat.”
(HR. Thabrani)


5. Perbanyak doa agar diberi hati yang bersih

Rasulullah ﷺ berdoa:

اللهم طهر قلبي من النفاق
“Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan.”
(HR. Tirmidzi)

Ini doa penting untuk diamalkan setiap hari.


VI. PENUTUP: SIAPA YANG SELAMAT DI AKHIR ZAMAN?

Di zaman banyak manusia berhati setan, yang selamat adalah:

  • mereka yang jujur,
  • ikhlas,
  • rendah hati,
  • lembut,
  • menjaga lisan,
  • menjaga amanah,
  • dan dekat dengan Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

يأتي زمان الصابر فيه على دينه كالقابض على الجمر
“Akan datang masa, orang yang memegang agamanya seperti memegang bara api.”
(HR. Tirmidzi)


DOA PENUTUP CERAMAH

اللهم يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا على دينك.
اللهم طهر قلوبنا من النفاق، وأعمالنا من الرياء، وألسنتنا من الكذب، وأعيننا من الخيانة.
اللهم اجعلنا من عبادك الصالحين، ومن الذين سلمت قلوبهم، وصدقت أعمالهم، وخلصت نياتهم.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.

والحمد لله رب العالمين.