Waktu Semakin Singkat



🕌 CERAMAH 120 MENIT

TANDA AKHIR ZAMAN

Kisah Akhir Zaman: Waktu Semakin Singkat


🟦 PEMBUKA (10 MENIT)

الحمد لله الذي خلق الزمان وخص بعضه بفضائل، نحمده ونستعينه ونستهديه.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Segala puji bagi Allah yang menciptakan waktu dan menjadikannya tanda-tanda kekuasaan-Nya. Allah menjadikan perubahan waktu sebagai ujian, peringatan, dan penegas bahwa dunia ini sementara.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Pada malam ini kita membahas salah satu tanda akhir zaman yang nyaris semua manusia merasakannya:

⏳ “Waktu terasa semakin cepat dan singkat.”

Hari-hari berlalu seperti jam, minggu seperti hari, dan tahun-tahun terasa seperti bulan.
Fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh mereka yang sibuk—tetapi dirasakan oleh seluruh manusia di berbagai belahan dunia.

Fenomena ini disebutkan oleh Rasulullah ﷺ sebagai pertanda menjelang Hari Kiamat.


🟦 BAGIAN I — DALIL AL-QUR'AN TENTANG PERUBAHAN ZAMAN (15 MENIT)

Al-Qur’an menggambarkan bahwa perubahan dalam kehidupan — termasuk waktu — adalah bagian dari sunnatullah menuju hari akhir.

📖 QS. Al-Anbiya 1

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ

Artinya:
“Telah semakin dekat kepada manusia saat perhitungan, sementara mereka dalam kelalaian dan berpaling."

Para ulama seperti Ibnu Katsir menerangkan bahwa salah satu manifestasi “kedekatan” adalah:

“Tanda-tanda kiamat semakin sering tampak, dan waktu terasa singkat sehingga manusia tidak sempat memperbaiki diri.”

📖 QS. Al-Ashr 1–3

وَالْعَصْرِ ۝ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۝ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ

Allah bersumpah dengan waktu (‘Ashr) karena manusia akan berada dalam kerugian jika waktu hilang tanpa amal.

Singkatnya waktu adalah pengingat bahwa:

Waktu yang tersisa semakin sedikit menjelang akhir kehidupan dunia.


🟦 BAGIAN II — HADIS-HADIS WAJIB TENTANG “WAKTU SEMAKIN SINGKAT” (35 MENIT)

1. Hadis dari Anas bin Malik r.a

Riwayat Tirmidzi, Zuhd: 24 (Hadis shahih).

النَّصُّ:
«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ؛ فَالسَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَالشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَالْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَالْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَالسَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ»

Artinya:
“Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa semakin dekat:
satu tahun seperti satu bulan,
satu bulan seperti satu pekan,
satu pekan seperti satu hari,
satu hari seperti satu jam,
dan satu jam terasa seperti api yang membakar ranting kering.”

Ini jelas menandakan percepatan waktu sebagai tanda besar sebelum kiamat.


2. Hadis riwayat Abu Hurairah r.a – Bukhari & Ahmad

النَّصُّ:
«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ...»

Artinya:
“Kiamat belum akan terjadi hingga zaman terasa berdekatan...”

Imam Al-Qurthubi menjelaskan:

"Berkurangnya keberkahan waktu adalah tanda akhir zaman; banyak aktivitas, tetapi sedikit manfaat."


3. Hadis tentang kendaraan yang memendekkan jarak

Bukhari, Fitan: 25; Ahmad 2/313

النَّصُّ:
«وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَقْرُبَ الْمَسَافَاتُ»

Artinya:
“Akan dekat zaman dan dekat pula jarak (perjalanan).”

Para ulama mengatakan ini terjadi melalui:

  • kereta cepat
  • pesawat
  • internet
  • globalisasi informasi

Makna “jarak dekat” = kebutuhan perjalanan yang dulu memakan bulan, kini hanya menit.


🟦 BAGIAN III — PENJELASAN ULAMA TENTANG “WAKTU MENYEMPIT” (20 MENIT)

1. Imam Ibn Hajar Al-Asqalani

Dalam Fathul Bari beliau menjelaskan:

“Menipisnya waktu disebabkan hilangnya keberkahan dalam umur, makanan, dan waktu.”

2. Imam Nawawi

“Banyak aktivitas dunia, banyak kesibukan, banyak fitnah; namun keberkahan waktu hilang sehingga waktu terasa cepat.”

3. Imam Al-Munawi

"Di akhir zaman, manusia disibukkan dengan dunia sehingga mereka tidak merasakan waktu yang berlalu."


🟦 BAGIAN IV — FENOMENA ILMIAH: RESONANSI SCHUMANN (20 MENIT)

Penjelasan Singkat

  • Bumi memiliki getaran dasar bernama Schumann Resonance.
  • Tahun 1950: sekitar 7.8 Hz (stabil).
  • 1980-an: naik menjadi > 11 Hz.
  • Setiap kenaikan frekuensi dianggap mempersingkat persepsi waktu.

Cendekiawan modern seperti Harun Yahya menjelaskan:

"Meningkatnya frekuensi bumi membuat manusia merasa waktu berlalu lebih cepat."

Walaupun sains belum sepenuhnya sepakat, fenomena “waktu terasa cepat” sudah disampaikan Rasulullah 1400 tahun sebelum ditemukan ilmu geofisika.


🟦 BAGIAN V — APA MAKNA SPIRITUAL DARI WAKTU YANG SINGKAT? (10 MENIT)

  1. Dunia benar-benar sedang menuju penghabisan.
  2. Kesempatan amal semakin sempit.
  3. “Umur akhir zaman” lebih sedikit berkahnya dibanding umat terdahulu.
  4. Terlalu mudah lalai, sangat sulit khusyuk.
  5. Fitnah akhir zaman makin banyak, memakan waktu, energi, dan fokus manusia.

🟦 BAGIAN VI — APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA WAKTU MENYEMPIT? (20 MENIT)

1. Mengisi waktu dengan amal saleh

Rasulullah ﷺ bersabda:

النَّصُّ:
«اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ ...» — HR. Hakim

“Manfaatkan lima kesempatan sebelum lima perkara...”

2. Mengurangi kesibukan yang tidak bermanfaat

Imam Hasan Al-Bashri berkata:

“Wahai manusia, sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari; setiap hari berlalu, maka hilanglah sebagian dari dirimu.”

3. Memperbanyak dzikir & membaca Qur'an

Ini menambah keberkahan waktu.

4. Meningkatkan kualitas ibadah, bukan hanya kuantitas

Sedikit amalan dengan keikhlasan lebih tinggi nilainya daripada banyak amal tanpa hati.

5. Menjaga rutinitas akhir zaman yang diajarkan Nabi

  • Sedekah
  • Istighfar
  • Sholat malam
  • Membaca Al-Kahfi pada Jumat
  • Dzikir pagi petang
  • Menjauhi fitnah dunia & media sosial berlebihan

🟦 PENUTUP — DOA (5 MENIT)

اللهم بارك لنا في أوقاتنا وأعمارنا وأعمالنا.
“Ya Allah, berkahilah waktu kami, umur kami, dan amal kami.”

اللهم ثبتنا في آخر الزمان على دينك وسنة نبيك.
“Ya Allah, teguhkan kami di akhir zaman ini di atas agama-Mu dan sunnah Nabi-Mu.”

اللهم أجرنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن.
“Ya Allah, lindungi kami dari fitnah, yang tampak maupun tersembunyi.”

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.


Tanda Akhir Zaman: Kisah Mewabahnya Thā‘ūn ‘Amwās & Pelajaran Besarnya



🕌 CERAMAH 120 MENIT

Tanda Akhir Zaman: Kisah Mewabahnya Thā‘ūn ‘Amwās & Pelajaran Besarnya


🔹 PROLOG (10 Menit)

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Segala puji bagi Allah yang menggenggam kehidupan dan kematian. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga hari kiamat.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini kita akan menyelami sebuah peristiwa besar yang mengguncang dunia Islam: Thā‘ūn ‘Amwās, sebuah wabah mematikan yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra. Tragedi ini bukan hanya sejarah, tapi menjadi salah satu tanda dan ujian besar di akhir zaman, serta membawa pelajaran yang sangat relevan yang dapat kita ambil pada masa modern—termasuk saat dunia menghadapi pandemi global beberapa tahun terakhir.


🔹 BAGIAN I — PENGERTIAN THA’UN & DALIL-DALIL SYAR’I (20 Menit)

1. Makna Tha’ūn Menurut Ulama

Imam Ibnu Qayyim berkata:

الطَّاعُونُ نَوْعٌ مِنَ الْوَبَاءِ الْفَتَّاكِ الْقَاتِلِ
“Tha’un adalah salah satu jenis wabah yang sangat mematikan.”

Beliau menjelaskan tha’un menyebabkan pembengkakan ganas, panas tinggi, luka menghitam, dan nanah.

2. Dalil Al-Qur’an tentang Musibah & Kesabaran

📖 QS. Al-Baqarah 155–156

النَّصُّ:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ۝ الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Terjemahan:
“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ketika ditimpa musibah berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”

Ayat ini menjadi pondasi sikap seorang mukmin menghadapi wabah.


🔹 BAGIAN II — HADIS-HADIS TENTANG WABAH (25 Menit)

1. Larangan Memasuki atau Keluar dari Wilayah Wabah

Hadis ini menjadi dasar utama kebijakan Umar.

📜 HR. Bukhari & Muslim

النَّصُّ:
فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا

Terjemahan:
“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu negeri, janganlah kalian memasukinya. Dan jika wabah itu terjadi di negeri tempat kalian berada, janganlah kalian keluar darinya.”

Ini adalah prinsip lockdown syar’i sejak 1400 tahun lalu—jauh sebelum sains modern mengetahuinya.

2. Wabah adalah Rahmat bagi Orang Beriman

📜 HR. Bukhari

النَّصُّ:
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Terjemahan:
“Tha’un adalah mati syahid bagi setiap muslim.”

Imam Nawawi menjelaskan bahwa kaum muslimin yang wafat karena wabah mendapatkan pahala syahid walaupun mereka wafat di rumahnya.


🔹 BAGIAN III — KISAH AGUNG THA’UN ‘AMWAS (40 Menit)

1. Umar Mendengar Wabah Melanda Syam

Tahun 18 H, wilayah Syam diserang tha’un yang sangat mematikan. Umar pun berangkat dari Madinah menuju wilayah Syam untuk membantu pasukan dan penduduk.

Ketika hampir tiba di tujuan, ia bertemu para pemimpin kaum muslimin seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Muadz bin Jabal, Amr bin Ash, dan lainnya.

2. Muncul Perbedaan Pendapat

Para sahabat berbeda pandangan:

  • Sebagian ingin tetap masuk Syam.
  • Sebagian melarang Umar masuk demi menjaga keselamatan kaum muslimin.

3. Hadirnya Abdurrahman bin Auf ra

Beliau membawa hadis yang menjadi penentu:

📜 HR. Bukhari

النَّصُّ:
إِذَا وَقَعَ الطَّاعُونُ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا ...
وَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فِي أَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهَا

Terjemahan:
“Jika kalian berada di wilayah yang terkena tha’un, janganlah keluar darinya. Dan jika kalian mendengar tha’un ada di suatu negeri, jangan memasukinya.”

4. Umar Mengambil Keputusan

Umar ra berkata:

Kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain.
(riwayat Thabari)

Ini adalah pelajaran penting bahwa ikhtiar adalah bagian dari iman.

5. Jumlah Korban 25.000 Jiwa

Ibnu Katsir menyebutkan dalam Al-Bidayah wan-Nihayah:

“Tha’un ‘Amwas menyebabkan kematian lebih dari 25.000 kaum muslimin.”

Termasuk di antara syuhada tersebut:

  • Abu Ubaidah bin Jarrah
  • Muadz bin Jabal
  • Yazid bin Abi Sufyan
  • Al-Harith bin Hisham
  • Dan banyak tokoh lain

6. Sikap Umar: Kepemimpinan yang Penuh Hikmah

Umar memerintahkan agar kaum muslimin menyebar di daerah pegunungan, bukan berkerumun, untuk memutus rantai penyebaran.

Ini adalah prinsip social distancing dan pencegahan cluster yang baru dipahami ilmu medis modern belakangan ini.


🔹 BAGIAN IV — WAFAATNYA UMAR: DOA, WABAH, & TAKDIR (20 Menit)

1. Doa Umar agar Wafat Syahid

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Umar berdoa:

النَّصُّ:
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ
وَاجْعَلْ مَوْتِي بِبَلَدِ رَسُولِكَ

Terjemahan:
“Ya Allah, karuniakanlah aku mati syahid di jalan-Mu dan jadikanlah kematianku di kota Rasul-Mu.”

Allah mengabulkannya: Umar wafat syahid di Madinah, terbunuh oleh Abu Lu’lu’ah.

2. Umar Dimakamkan Bersama Nabi ﷺ dan Abu Bakar

Sayyidah Aisyah ra merelakan tempat yang ia siapkan bagi dirinya untuk Umar. Ini menunjukkan:

  • kedudukan Umar yang sangat mulia
  • cintanya para sahabat kepada Umar
  • bahwa amal saleh meninggikan derajat seseorang hingga setelah wafatnya

🔹 BAGIAN V — KOMENTAR ULAMA (15 Menit)

1. Ibnu Qayyim

“Tha'un adalah ujian, namun juga rahmat. Ia mengangkat derajat orang beriman.”

2. Ibnu Katsir

“Pada Tha’un ‘Amwas, kaum muslimin diuji dengan ujian yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

3. Imam Nawawi

“Orang yang wafat karena tha’un mendapatkan pahala syahid karena kesabarannya.”

4. Syaikh Sa’id Ramadhan Al-Buthi

Beliau menunjukkan adanya kemungkinan konspirasi Majusi dan Zindiq dalam pembunuhan Umar, bukan semata konflik pajak.


🔹 BAGIAN VI — PELAJARAN BESAR UNTUK AKHIR ZAMAN (15 Menit)

  1. Taat pada perintah syariat dalam wabah (lockdown, tidak memasuki atau keluar wilayah).
  2. Ujian adalah tanda cinta Allah pada hamba-Nya.
  3. Pemimpin harus mendahulukan keselamatan rakyat. Contohnya Umar kembali ke Madinah demi umat.
  4. Kematian orang beriman dalam wabah adalah syahid.
  5. Takdir harus diiringi ikhtiar.
  6. Pemimpin dzalim akan muncul di akhir zaman, tetapi umat tetap harus bersabar dan berpegang pada sunnah.
  7. Wabah adalah pengingat akan rapuhnya dunia.

🔹 PENUTUP & DOA (5 Menit)

اللهم إنا نسألك رحمة تهدي بها قلوبنا وتجمع بها شملنا وتدفع بها عنا الوباء والبلاء.

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat yang memberi petunjuk kepada hati kami, menyatukan barisan kami, serta mengangkat wabah dan bala dari kami.”

اللهم اجعلنا من عبادك الصابرين الشاكرين.

“Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang sabar dan bersyukur.”

Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.


Hidup di Bawah Kekuasaan Orang Zalim dan Fenomena Kebodohan



📖 CERAMAH 90 MENIT LENGKAP

Tanda Akhir Zaman: Hidup di Bawah Kekuasaan Orang Zalim dan Fenomena Kebodohan


🕌 1. Pembukaan (10 Menit)

الحمد لله رب العالمين، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

Amma ba’du…

Jamaah yang dirahmati Allah…

Pada malam ini kita akan membahas sebuah tema penting yang sangat relevan dengan kondisi zaman kita sekarang, yaitu tanda-tanda akhir zaman yang telah disampaikan Rasulullah ﷺ lebih dari 14 abad yang lalu. Banyak dari tanda tersebut kini tampak nyata di depan mata kita: pemimpin zalim, tersebarnya kebodohan, hilangnya ilmu, fitnah yang berkesinambungan, dan semakin jauhnya manusia dari agama.

Tujuan ceramah ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk menyadarkan, mempertebal iman, dan mempersiapkan diri agar tetap selamat dalam kondisi fitnah yang semakin besar.

Rasulullah ﷺ bersabda:

«بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ…»
(HR. Muslim)
"Bersegeralah beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah bagaikan gelapnya malam yang pekat…"


🕌 2. Kekuasaan Orang-Orang Bodoh dan Zalim (20 Menit)

Rasulullah ﷺ telah mengabarkan secara sangat detail bahwa di akhir zaman akan muncul pemimpin yang zalim, penyiksa rakyat, menggunakan alat kekuasaan untuk menindas, dan jauh dari rahmat Allah.

📌 Hadis pertama

Dari Abu Umamah r.a:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ الْبَقَرِ، يُغْدُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ وَيَرُوحُونَ فِي غَضَبِهِ»
(HR. Al-Albani)

Artinya:
“Akan ada di akhir zaman orang-orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi. Mereka pergi pagi hari dalam kemurkaan Allah dan kembali sore hari dalam kemarahan Allah.”

📌 Makna dan ulasan ulama

  • Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa “cambuk seperti ekor sapi” adalah kiasan untuk alat pemukul serta simbol kekuasaan yang digunakan untuk menyiksa rakyat—baik secara fisik maupun kebijakan.
  • Imam Nawawi menyebutkan bahwa mereka adalah para penjaga dan aparat yang lalim, melakukan kekerasan meski tahu hal itu menimbulkan murka Allah.
  • Zaman kita menyaksikan berbagai bentuk kekerasan aparat dan pemimpin yang tidak takut kepada Allah.

📌 Hadis kedua – HR. Ahmad

Dari Abu Hurairah r.a:

«تَغْدُو عَلَيْهِمْ فِي سَخَطٍ وَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ فِي غَضَبٍ، بِأَيْدِيهِمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ»

Artinya:
“Mereka pergi pada pagi hari dalam kemurkaan Allah dan kembali pada sore hari dalam kemurkaan Allah. Di tangan mereka ada cambuk seperti ekor sapi.”

Makna dari hadis ini:

  • Pekerjaan mereka murni kezaliman, dari pagi sampai malam.
  • Allah murka kepada mereka bukan hanya pada pekerjaannya, tapi pada keberadaan mereka sendiri.

📌 Hadis ketiga – Dua Golongan Ahli Neraka

Rasulullah ﷺ bersabda:

«صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا… رِجَالٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ…»
(HR. Muslim)

Artinya:
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah kulihat… yaitu laki-laki yang membawa cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia…”

📌 Penjelasan:

  • Rasulullah ﷺ menyatakan secara tegas: mereka ahli neraka.
  • Ini menunjukkan betapa berbahayanya kedudukan mereka yang menindas rakyat.

Relevansi saat ini:

  • Kekuasaan digunakan untuk menindas rakyat.
  • Aturan dibuat untuk menguntungkan kelompok tertentu.
  • Kezaliman dianggap lumrah.
  • Kebenaran disembunyikan, kebohongan disebarkan.

Semua ini adalah tanda nyata yang kini semakin jelas.


🕌 3. Hilangnya Ilmu dan Munculnya Kebodohan (20 Menit)

📌 Al-Qur’an – QS. Az-Zumar: 9

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya:
“Katakanlah: Tidak sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu.”

Namun, di akhir zaman Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa ilmu benar-benar akan hilang.

📌 Hadis Bukhari-Muslim

قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
«إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا … وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ…»

Artinya:
“Allah tidak mencabut ilmu secara langsung dari dada manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama…”

📌 Penjelasan:

  • Ketika ulama yang lurus meninggal, orang-orang akan mencari fatwa kepada orang bodoh.
  • Orang bodoh itu berfatwa tanpa ilmu dan menyesatkan banyak orang.

📌 Ulasan ulama

  • Al-Hafizh Ibn Hajar:
    “Tidak ada bencana yang lebih besar bagi umat ini daripada wafatnya ulama.”
  • Imam Malik:
    “Ilmu adalah cahaya yang Allah letakkan di hati manusia. Bila ulama wafat, cahaya itu padam.”

Kondisi hari ini sesuai prediksi Nabi:

  • Konten viral lebih dipercaya daripada ulama.
  • Pendapat orang tidak berilmu dianggap lebih benar.
  • Kebenaran dikalahkan oleh suara terbanyak.
  • Media sosial menjadi sumber fatwa.

Semua ini adalah tanda-tanda nyata dekatnya akhir zaman.


🕌 4. Siksaan Pemimpin Zalim dan Fitnah Berat Menjelang Kemunculan Mahdi (25 Menit)

📌 Hadis Abu Sa’id al-Khudri – HR Hakim

Rasulullah ﷺ bersabda:

«سَيَنْزِلُ فِي أُمَّتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ بَلَاءٌ شَدِيدٌ مِنْ سُلْطَانِهِمْ…»

Artinya:
“Pada umatku di akhir zaman akan turun cobaan yang sangat dahsyat dari para pemimpin mereka…”

📌 Lanjutan hadis:

«حَتَّى يَضِيقَ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ…»

Artinya:
“Sampai bumi yang luas terasa sempit…”

📌 Penjelasan:

  • Rakyat tidak bisa bergerak bebas.
  • Pemasukan sulit.
  • Kebijakan merugikan.
  • Kezaliman dianggap legal.
  • Orang saleh merasa tidak menemukan tempat untuk lari dari fitnah.

📌 Kemudian Rasulullah melanjutkan:

«ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ رَجُلًا مِنْ عِتْرَتِي يَمْلَأُهَا قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا»

Artinya:
“Lalu Allah mengutus seorang laki-laki dari keturunanku (Al-Mahdi) yang akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezaliman.”

📌 Ulasan ulama

  • Ibn Katsir: hadis tentang Mahdi mutawatir maknawi, artinya sangat kuat dan pasti terjadi.
  • Mahdi muncul ketika kondisi dunia telah mencapai puncak kegelapan moral dan politik.

📌 Kondisi hari ini sejalan:

  • Kezaliman pemerintahan tampak di berbagai negeri.
  • Fitnah media dan kesesatan informasi.
  • Ketidakadilan ekonomi dan sosial.
  • Perang dan perseteruan antar penguasa.
  • Hukum berpihak pada yang kuat.
  • Rakyat miskin semakin terhimpit.

Semua ini adalah rangkaian yang mengarah kepada masa kemunculan Al-Mahdi.


🕌 5. Beratnya Hidup Hingga Manusia Berharap Mati (10 Menit)

Rasulullah ﷺ bersabda:

«لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ»
(Muttafaq ‘alaih)

Artinya:
“Kiamat tidak akan terjadi sampai seseorang melewati kubur seseorang dan berkata: ‘Seandainya aku di tempatnya.’”

📌 Mengapa?

  • Hidup sangat sulit.
  • Fitnah besar.
  • Kezaliman merajalela.
  • Ekonomi sempit.
  • Rasa aman hilang.

📌 Ibnu Hajar menjelaskan:

“Kesulitan itu bukan karena lemah iman, tetapi karena banyaknya fitnah yang membuat manusia merasa berat menjalani hidup.”


🕌 6. Renungan Akhir Zaman (10 Menit)

Tanyakan kepada diri kita:

  • Bukankah hari ini kebodohan tersebar?
  • Bukankah banyak pemimpin menggunakan kekuasaan untuk menindas?
  • Bukankah orang bodoh kini diikuti, sementara ulama dihina?
  • Bukankah berita fitnah lebih dipercaya dibanding nasihat agama?
  • Bukankah zina, maksiat, kekerasan menjadi hal biasa?
  • Bukankah kita merasakan hilangnya keberkahan hidup?

Semua ini adalah tanda-tanda nyata.


🕌 7. Sikap Seorang Muslim di Zaman Fitnah (15 Menit)

1. Berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah

Rasulullah ﷺ bersabda:

«تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا…»
(HR. Malik)

*“Aku tinggalkan dua perkara, kalian tidak akan tersesat jika berpegang padanya: Al-Qur'an dan Sunnah.”


2. Mendekat kepada ulama yang lurus

Bukan selebriti agama.
Bukan ustaz viral.
Tetapi ulama yang ilmunya mendalam dan akhlaknya terjaga.


3. Menjauhi fitnah media dan informasi

Rasulullah ﷺ bersabda tentang akhir zaman:

«الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ…»
(HR. Muslim)

“Pada masa fitnah, orang yang duduk lebih baik dari yang berdiri…”

Maknanya: jangan ikut-ikut menyebarkan fitnah.


4. Perbanyak amal salih

  • salat malam,
  • sedekah,
  • puasa sunnah,
  • membaca Al-Qur’an,
  • menjaga lisan.

5. Memohon perlindungan dari fitnah

Doa yang diajarkan Nabi ﷺ:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi.”


🕌 8. Penutup (5 Menit)

Jamaah yang dirahmati Allah…

Tanda akhir zaman bukan untuk ditakuti, tetapi untuk:

  • memperkuat iman,
  • memperbaiki amal,
  • meningkatkan taat,
  • memperkuat kesabaran,
  • memperbanyak doa,
  • dan memohon keselamatan dari fitnah.

Semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah akhir zaman.

اللَّهُمَّ ثَبِّتْ قُلُوبَنَا عَلَى دِينِكَ
اللَّهُمَّ احْفَظْ لَنَا أَهْلَنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
اللَّهُمَّ نَجِّنَا مِنَ الْفِتَنِ

وصلى الله على نبينا محمد والحمد لله رب العالمين.