Terjadinya Perang Saudara di Tengah Umat



📘 CERAMAH LENGKAP — TANDA AKHIR ZAMAN

“Terjadinya Perang Saudara di Tengah Umat”

Dalil • Teks Arab • Terjemahan • Penjelasan Ulama • Sentuhan Hikmah


🟣 MUKADIMAH

Segala puji bagi Allah…
Yang menghidupkan hati orang yang beriman dengan cahaya ilmu…
Dan memperingatkan manusia melalui tanda-tanda di langit dan bumi…
Serta meneguhkan langkah hamba-hambaNya dari fitnah akhir zaman.

Shalawat dan salam kepada Nabi yang paling sayang kepada umatnya,
yang meminta kepada Allah agar umat ini dilindungi dari kehancuran total,
namun sebagian permohonannya tidak dikabulkan—
dan di situlah letak hikmah besar dari Allah.

Malam ini kita membahas salah satu tanda akhir zaman
yang membuat hati manusia bergetar:

⚫ Umat Islam Berperang Sesama Sendiri — Perang Saudara


🟣 BAGIAN I

MEMBACAKAN HADIS-HADIS NABI ﷺ

1️⃣ Hadis Tsauban r.a. — Perang Saudara Tidak Dapat Dihindari

النَّصُّ العَرَبِيّ

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ :
إِنَّ اللهَ زَوَى لِيَ الأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا...
وَسَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا بِسَنَةٍ عَامَّةٍ…
وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ
فَقَالَ: …
وَلَا أُسَلِّطُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا، حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا، وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ بَعْضًا.

Artinya:

“Allah memperlihatkan kepadaku bumi ini, hingga aku melihat timur dan baratnya…
Aku meminta kepada Tuhanku agar umatku tidak dibinasakan dengan paceklik yang merata,
dan agar mereka tidak dikuasai oleh musuh dari luar bangsa mereka sendiri…”

Allah menjawab:

“Aku kabulkan, Aku tidak akan membinasakan mereka dengan kemarau yang merata,
dan Aku tidak akan menjadikan musuh luar menguasai mereka hingga menghancurkan mereka,
walaupun musuh-musuh itu berkumpul dari seluruh penjuru.

Namun sebagian mereka akan membinasakan sebagian yang lain,
dan sebagian mereka akan menawan sebagian yang lain.”

(HR. Muslim)


2️⃣ Hadis Amir bin Sa’d r.a. — 3 Permintaan Nabi, 1 Tidak Dikabulkan

النَّصُّ العَرَبِيّ

عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ:
... سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا، فَأَعْطَانِي اثْنَتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً…
سَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا.

Artinya:

“Aku meminta kepada Tuhanku tiga perkara:
Dua dikabulkan, satu tidak dikabulkan…
Aku meminta agar umatku tidak saling berperang sesama mereka,
tetapi permintaan itu tidak diberikan oleh Allah.”
(HR. Muslim)


🟣 BAGIAN II

MAKSUD DAN HIKMAH HADIS-HADIS INI

Dari dua hadis ini, ulama menjelaskan:

1️⃣ Umat Islam Tidak Akan Hancur oleh Musuh Luar

Walaupun seluruh musuh berkumpul menyerang kaum muslimin,
Islam tidak akan musnah, karena Allah telah menjamin:

“Tidak Aku kuasakan musuh dari luar umatmu untuk menghancurkan kalian.”

Ini peringatan bagi yang sukar beriman kepada janji Allah.


2️⃣ Namun Umat Islam Akan Hancur Oleh Diri Mereka Sendiri

Inilah fitnah terbesar akhir zaman:

✔ Permusuhan internal

✔ Pecah belah jamaah

✔ Perang saudara

✔ Umat menawan umat

Semua ini sudah Nabi ﷺ lihat sebelum terjadi.


3️⃣ Perang Saudara Adalah Takdir yang Tidak Bisa Dihindari

Ini bagian dari qadha Allah, karena Allah berfirman:

"Jika Aku sudah menetapkan ketentuan, maka tidak mungkin ditolak."

Perang saudara akan terjadi…
Tidak bisa dicegah total…
Namun setiap individu tetap bisa selamat dari fitnahnya.


🟣 BAGIAN III

DALIL AL-QUR’AN YANG MENGUATKAN HADIS

1️⃣ Fitnah dan Kerusakan Akan Muncul di Akhir Zaman

QS. Al-An'am: 65

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلٰى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ
أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ
أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ

Artinya:

“Katakanlah (wahai Muhammad):
Dia-lah Allah yang berkuasa untuk mengirimkan azab dari atas kalian,
atau dari bawah kaki kalian,
atau Dia menjadikan kalian berkelompok-kelompok,
lalu sebagian kalian merasakan keganasan sebagian yang lain.

Ibnu Katsir menafsirkan:
Ayat ini menunjukkan perpecahan internal adalah azab paling berbahaya.


2️⃣ Allah Tidak Mengubah Nasib Suatu Kaum Jika Kaum Itu Sendiri Yang Merusak

QS. Ar-Ra’d: 11

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ
حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum,
hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

➡ Perang saudara tidak turun begitu saja,
tetapi akibat dosa, kezaliman, dan rusaknya hati masyarakat.


3️⃣ Allah Mengingatkan Bahaya Perpecahan

QS. Ali Imran: 103

وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya:
“Dan janganlah kalian bercerai-berai.”


🟣 BAGIAN IV

ULASAN ULAMA TENTANG PERANG SAUDARA DI AKHIR ZAMAN

Imam an-Nawawi

Dalam Syarah Shahih Muslim:

“Perang internal umat ini adalah fitnah paling besar.
Ia terjadi karena ambisi dunia, hawa nafsu, dan perebutan kekuasaan.”


Ibnu Katsir

Dalam An-Nihayah fi Al-Fitan wal Malaahim:

“Perpecahan umat terjadi menjelang akhir zaman.
Banyak peperangan kecil yang membuka pintu kepada fitnah besar,
hingga akhirnya darah saudara sendiri menjadi halal.”


Ibnu Hajar al-Asqalani

Dalam Fathul Bari:

“Hadis ini menunjukkan bahwa umat akan dipukul oleh fitnah dari dalam.
Karena musuh luar tidak mampu menghancurkan mereka,
maka Allah menjadikan musuh itu muncul dari diri mereka sendiri.”


🟣 BAGIAN V

KENAPA PERANG SAUDARA TERJADI?

1️⃣ Karena Hilangnya Ilmu dan Ringannya Pembunuhan

Nabi ﷺ bersabda:

يَكْثُرُ الْهَرْجُ
— قيل وما الهرج؟ قال: القتل القتل
(HR. Bukhari)

“Di akhir zaman banyak al-harj.”
“Apakah al-harj itu?”
“Yaitu pembunuhan… pembunuhan…”


2️⃣ Karena Kepemimpinan yang Lemah dan Rakyat yang Rusak Moral

Pemimpin zalim dan rakyat durhaka adalah sebab utama kerusakan sosial.


3️⃣ Karena Hasad, Fitnah, Politik, dan Harta

Inilah penyebab perang saudara dari zaman nabi hingga kini.


4️⃣ Karena Umat Jauh Dari Al-Qur’an Dan Sunnah

Hati yang jauh dari hidayah membuat permusuhan mudah tumbuh.


🟣 BAGIAN VI

NASIHAT AGAR SELAMAT DARI FITNAH PERANG SAUDARA

1️⃣ Diam dari fitnah dan tidak ikut provokasi

Rasulullah ﷺ bersabda:

كُنْ حِلْسًا مِنْ أَحْلَاسِ بَيْتِكَ
(HR. Abu Dawud)

“Di masa fitnah, jadilah engkau orang yang tetap di rumahmu.”


2️⃣ Perbanyak doa perlindungan dari fitnah

اللهم نجنا من الفتن ما ظهر منها وما بطن


3️⃣ Jaga lisan, jangan ikut menyebarkan berita konflik

Karena fitnah membesar dari lidah sebelum dari pedang.


4️⃣ Fokus pada amal shaleh, bukan konflik

Zaman fitnah adalah zaman memperkuat iman.


🟣 BAGIAN VII — PENUTUP

Doa, Renungan, Muhasabah

Ya Allah…
Selamatkan kami dari fitnah akhir zaman…
Jauhkan kami dari permusuhan sesama muslim…
Lindungi negeri kami dari pertumpahan darah…
Satukan hati kami dalam cahaya iman…
Dan wafatkan kami dalam keadaan Engkau ridha…

Allahumma آمين يا رب العالمين…



Sedikit Lelaki dan Banyak Perempuan


TANDA AKHIR ZAMAN

Sedikit Lelaki dan Banyak Perempuan

Naskah Lengkap — Gaya Lembut, Menenangkan, Penuh Hikmah (± 2–3 jam)


🟣 MUKADIMAH (Pembukaan yang Mengalir Lembut)

Alhamdulillāhil-ladzī bini‘matihī tatimmuṣ-ṣāliḥāt…
Segala puji hanya milik Allah…
Dia yang membolak-balikkan hati manusia… Dia yang menciptakan zaman dan membaginya menjadi fasa-fasa… Dia yang menunjukkan kepada hambaNya tanda-tanda sebelum tibanya hari yang besar: Yaumul Qiyāmah.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada kekasih hati, nabiyyunā Muhammad ﷺ, sang pembawa cahaya di tengah gelapnya dunia… yang memberi kabar gembira, yang memberi peringatan, yang menunjukkan jalan keselamatan.

Hadirin yang dirahmati Allah…

Ceramah malam ini bukan untuk menakut-nakuti…
Bukan untuk melemahkan jiwa…
Tetapi untuk membangunkan kesadaran, untuk menghidupkan hati, agar kita lebih dekat kepada Allah di tengah fenomena dunia yang semakin berubah.

Malam ini kita membahas tanda-tanda akhir zaman — salah satunya adalah tanda yang sangat terlihat hari ini:

"Akhir zaman: jumlah perempuan lebih banyak, jumlah laki-laki semakin sedikit."


🟣 BAGIAN I

Membacakan Hadis Utama

Hadirin yang dirahmati Allah…

Salah satu hadis yang menjadi landasan utama kita hari ini diriwayatkan oleh dua imam besar: Al-Bukhari dan Muslim.

🟪 Hadis Anas bin Malik r.a.

النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيَفْشُو الزِّنَا، وَيَكْثُرَ النِّسَاءُ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ»

Artinya:
“Di antara tanda-tanda Kiamat adalah:
hilangnya ilmu, tersebarnya kejahilan, banyaknya perzinaan, jumlah perempuan semakin banyak, jumlah lelaki semakin sedikit, sehingga seorang lelaki harus mengurus lima puluh perempuan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini bukan sekadar kabar…
Ia adalah peringatan…
Bahwa dunia akan berubah drastis pada akhirnya.


🟣 BAGIAN II

**Mengapa Jumlah Perempuan Mengalahkan Lelaki?

Penjelasan Ulama**

Banyak ulama membahas fenomena ini. Kita akan sebutkan dengan lembut, agar hati kita bisa mencerna hikmahnya.

1. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani (Fathul Bari)

Beliau berkata bahwa sebab menurunnya jumlah lelaki adalah:

(a) Banyaknya peperangan dan kematian lelaki

Karena lelaki umumnya berada di barisan depan.

(b) Banyak musibah yang menimpa lelaki di akhir zaman

Seperti penyakit, fitnah, dan kerusakan moral yang menjauhkan mereka dari hidup sehat.

(c) Kehendak Allah: lebih banyak yang lahir perempuan

Ibnu Hajar menjelaskan bahwa Allah menentukan kadar kelahiran dunia:
Satu masa banyak lelaki, satu masa banyak perempuan.


🟣 BAGIAN III

Fenomena Hari Ini — Bukti Nyata Hadis Rasulullah ﷺ

Jika kita melihat dunia hari ini…

  • Di Amerika: jumlah perempuan lebih banyak 7 juta dari lelaki.
  • Di Eropa Timur: rasio mencapai 1 lelaki : 5 perempuan akibat perang.
  • Di beberapa negara Arab: perempuan lebih banyak 2–3 kali lipat.
  • Di kawasan Asia: data statistik menunjukkan tren laki-laki menurun perlahan.

Dan ini baru permulaan…
Sesuatu yang Nabi kabarkan 1400 tahun lalu sedang terjadi perlahan dan pasti.

Nabi ﷺ berkata:

“Akan tiba suatu zaman, seorang lelaki harus mengurus 50 perempuan.”

Para ulama menafsirkan:

  • bukan berarti menikah 50 perempuan,
  • tetapi lelaki menjadi sangat sedikit,
  • sehingga mereka harus memikul tanggung jawab sosial, moral, dan keluarga yang lebih besar.

🟣 BAGIAN IV

Hubungan Dengan Hilangnya Ilmu dan Tersebarnya Perzinaan

Dalam hadis itu, Rasulullah ﷺ menyebutkan tanda ini bersama tanda lain:

1️⃣ Ilmu Diangkat

Al-Qur’an tetap ada, tetapi pemahamannya hilang dari hati manusia.

2️⃣ Kejahilan Menjadi Gaya Hidup

Orang tidak lagi malu berbuat dosa.
Yang haram jadi biasa.
Yang maksiat dianggap hiburan.

3️⃣ Perzinaan Merajalela

Perzinaan menjadi sebab:

  • banyak anak lahir tanpa ayah,
  • banyak keluarga hancur,
  • lelaki menjauh dari tanggung jawab.

Semua ini akhirnya membuat stabilitas keluarga dan masyarakat goyah.


🟣 BAGIAN V

Ayat Al-Qur’an Yang Sesuai Dengan Tema Ini

1. Ayat tentang kerusakan manusia akibat dosa

QS. Ar-Rum: 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ

Artinya:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.”

Ayat ini menjadi pengingat bahwa perubahan sosial besar—termasuk ketidakseimbangan jumlah lelaki dan perempuan—terjadi karena ulah manusia sendiri.

2. Ayat tentang siklus kehidupan yang Allah atur

QS. Az-Zukhruf: 11
وَهُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ

Artinya:
“Dialah Allah yang memberi hidup dan mematikan.”

Allah-lah yang mengatur kelahiran dan kematian.
Dan di akhir zaman, Allah menentukan jumlah lelaki semakin sedikit.


🟣 BAGIAN VI

Hikmah Ilahiah — Mengapa Allah Membiarkan Ini Terjadi?

Hikmah Pertama:

Untuk membangkitkan keimanan bagi orang yang mau berpikir bahwa sabda Nabi pasti benar.

Hikmah Kedua:

Untuk mengingatkan kita bahwa:

dunia semakin dekat kepada akhirnya.

Hikmah Ketiga:

Agar hamba-hamba yang beriman kembali berlindung kepada Allah, menjauhi fitnah dunia, memperbaiki moral keluarga.


🟣 BAGIAN VII

Dampak Sosial di Akhir Zaman (Analisis Lembut dan Mendalam)

Fenomena ini akan menimbulkan:

1. Banyak perempuan tidak menikah

Karena laki-laki semakin sedikit.

2. Tanggung jawab sosial laki-laki semakin berat

Bukan untuk menikahi mereka semua, tetapi:

  • membimbing,
  • melindungi,
  • menjaga kehormatan keluarga,
  • menuntun masyarakat.

3. Tekanan terhadap struktur keluarga

Ketidakseimbangan jumlah akan memunculkan fitnah sosial besar.

4. Meningkatnya fitnah

Karena semakin banyak perempuan, sementara laki-laki yang saleh semakin sedikit.

Nabi ﷺ berulang kali bersabda:

“Tidak aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi lelaki selain perempuan.”
(HR. Bukhari)


🟣 BAGIAN VIII

Nasihat Lembut Untuk Kaum Lelaki

Wahai para lelaki…

Zaman kita bukan lagi zaman normal.
Jika Allah memilih kita menjadi bagian dari sedikit lelaki yang masih ada…

Maka jangan nodai hidup ini dengan maksiat.
Jangan rusak diri dengan dosa.
Jangan hancurkan keluarga dengan kelalaian.

Lelaki adalah imam.
Lelaki adalah penopang keluarga.
Lelaki adalah benteng masyarakat.

Jika lelaki rusak…
Maka masyarakat runtuh.


🟣 BAGIAN IX

Nasihat Lembut Untuk Kaum Perempuan

Wahai para wanita…

Tidak salah jika jumlah kalian banyak.
Itu kehendak Allah.

Namun ujian kalian adalah:

  • menjaga kehormatan,
  • menjaga rasa malu,
  • menjaga diri dari fitnah zaman,
  • tidak terjebak dalam dunia yang penuh pamer dan godaan.

Rasulullah ﷺ berkata:

“Wanita adalah tiang negara.”
(Bukan hadis, tetapi hikmah ulama)

Jika tiang rapuh…
Rumah akan roboh.


🟣 BAGIAN X — Penutup yang Menenangkan Jiwa

Doa, Muhasabah, dan Isyarat Lembut Akhir Zaman

Hadirin yang dirahmati Allah…

Jika kita melihat dunia hari ini:

  • zina merajalela,
  • kejahilan menjadi budaya,
  • moral generasi merosot,
  • lelaki semakin sedikit secara kualitas dan kuantitas,

Maka yakinlah…
Ini bukan kebetulan.
Ini adalah tanda zaman bergerak menuju akhirnya.

Namun jangan takut…
Karena Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa orang beriman tetap bisa selamat.


🟣 DOA PENUTUP (Sangat Lembut dan Menyentuh)

Ya Allah…
Engkaulah Pemilik waktu,
Engkaulah Penjaga hati…
Selamatkan kami dari fitnah akhir zaman…
Perbaikilah lelaki-lelaki kami…
Muliakanlah perempuan-perempuan kami…
Jagakan keluarga kami dari kerusakan…
Teguhkan hati kami di atas iman…
Dan wafatkan kami dalam keadaan Engkau ridha…

Allāhumma āmīn…



15 MAKSIAT YANG MENURUNKAN BALA



📖 CERAMAH PANJANG (± 2–3 JAM)

TANDA AKHIR ZAMAN – 15 MAKSIAT YANG MENURUNKAN BALA

Disusun Khusus untuk Ceramah Umum, Kajian Ahad, Maulid, atau Pengajian Akbar


🔰 PEMBUKAAN CERAMAH

الحمد لله ربّ العالمين، حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه، كما يحبّ ربّنا ويرضى.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمداً عبده ورسوله، اللهم صلّ وسلم وبارك عليه وعلى آله وصحبه أجمعين.

Hadirin yang dimuliakan Allah…

Pada malam ini kita akan menyelami sebuah hadis agung yang menjadi peringatan keras dari Rasulullah ﷺ. Hadis tentang 15 maksiat yang menjadi sebab turunnya bala, hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi rahimahullah. Hadis yang bila kita renungi, seakan sedang menggambarkan keadaan umat di zaman kita hari ini.

Mari kita buka dengan hadisnya:

📜 Hadis Utama

Hadis dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:
Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا فَعَلَتْ أُمَّتِي خَمْسَ عَشْرَةَ خَصْلَةً حَلَّ بِهَا الْبَلَاءُ

“Apabila umatku telah melakukan 15 perkara, maka bala pasti turun pada mereka.”

Kemudian Rasulullah ﷺ menyebutkan 15 maksiat tersebut satu per satu (akan kita bahas panjang lebar sebentar lagi).

(HR. at-Tirmidzi)


☀️ SEBELUM MASUK KE 15 MAKSIAT: MENGAPA BALA TURUN?

Bala tidak turun tiba-tiba. Bala turun bukan karena Allah kejam. Bala turun karena manusia membuka pintunya sendiri.

📖 Al-Qur’an menegaskan:

1. Allah tidak menurunkan azab tanpa sebab

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama mereka beristighfar.”
(QS. Al-Anfal 8:33)

2. Azab turun karena maksiat yang merajalela

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
“Telah tampak kerusakan di darat dan laut karena ulah tangan manusia.”
(QS. Ar-Rum 30:41)

Ibn Kathir berkata dalam tafsir ayat ini:
“Kerusakan muncul karena dosa-dosa mereka, maka Allah menghukum sebagian dari mereka sebagai peringatan bagi semuanya.”


🌑 MASA-MASA KETIKA MAKSIAT DIANGGAP HALAL

Rasulullah ﷺ sudah mengabarkan bahwa akan datang zaman di mana:

• yang halal dianggap asing
• yang haram dianggap lumrah
• yang benar diperolok
• yang salah diagungkan
• ulama dituduh, pendosa dipuja

Ini selaras dengan firman Allah:

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ
“Jika engkau mengikuti mayoritas manusia di bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu.”
(QS. Al-An’am 6:116)

Mayoritas tidak selalu benar. Kebenaran bukan dilihat dari jumlah, tetapi dari dalil.


💥 MASUK KE PEMBAHASAN UTAMA: 15 MAKSIAT YANG MENURUNKAN BALA

Setiap poin akan dijelaskan dalil, ulasan ulama, dan contoh zaman kini.


1️⃣ Harta Negara Beredar Pada Orang-Orang Tertentu

Ini adalah bentuk korupsi struktural, oligarki, penyalahgunaan kekuasaan.

📖 Dalil:

وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوٰلَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ
“Janganlah kalian memakan harta di antara kalian dengan cara batil.”
(QS. Al-Baqarah 2:188)

Ibn Abbas:
“Termasuk yang batil adalah korupsi, manipulasi, dan merampas hak rakyat.”

Contoh Hari Ini:

• proyek negara hanya dinikmati segelintir elite
• uang rakyat hilang melalui proyek fiktif
• subsidi tepat sasaran justru tidak sampai ke yang miskin

Dan ketika ini terjadi, bala turun berupa kesempitan ekonomi dan hilangnya keberkahan.


2️⃣ Amanah Dijadikan Sumber Keuntungan

Jabatan bukan lagi amanah, tetapi ladang bisnis.

Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
“Jika amanah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancuran.”
(HR. Bukhari)

Imam al-Ghazali:
“Hancurnya negara dimulai dari rusaknya amanah para pemimpinnya.”


3️⃣ Zakat Dianggap Hutang

Padahal zakat adalah kewajiban, bukan opsional.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ
“Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.”
(QS. Al-Baqarah: 43)

Ketika zakat tidak ditunaikan, bala berupa kemiskinan massal dan hilang keberkahan harta.


4️⃣ Suami Memperturutkan Kehendak Istri

Yang dimaksud bukan “suami harus keras”, tetapi:

→ Suami kehilangan kepemimpinan
→ Suami tunduk pada istri dalam hal maksiat
→ Suami takut pada istrinya hingga menyalahi syariat

Hadis:

لَا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah.”
(HR. Ahmad)


5️⃣ Anak Durhaka kepada Ibu

Dosa terbesar setelah syirik.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Tuhanmu memerintahkan… berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
(QS. Al-Isra’ 17:23)

Durhaka kepada ibu membuka pintu bala karena:

• hilang keberkahan
• doa mustajab ibu tidak turun
• hidup penuh kesempitan


6️⃣ Berbaik-Baik kepada Kawan namun Berbuat Kasar kepada Ibu

Fenomena zaman kini:
• ibu dibiarkan menangis
• teman diperlakukan bak raja


7️⃣ Menjauh dari Ayah

Ayah adalah pintu rezeki.
Durhaka kepada ayah menyebabkan kesempitan hidup.

Hadis:

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ
“Ridha Allah bergantung pada ridha ayah.”
(HR. Tirmidzi)


8️⃣ Suara Dit tinggikan di dalam masjid

Masjid tempat adab, bukan tempat debat, teriak, politik.

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرْفَعَ
“Di rumah-rumah yang Allah izinkan untuk dimuliakan.”
(QS. An-Nur 24:36)

Ibnu Katsir:
“Masjid dimuliakan dengan ketenangan dan ketundukan.”


9️⃣ Ketua Kaum Adalah Orang yang Paling Hina

Zaman ini banyak jabatan dipegang:
• koruptor
• pendusta
• orang fasik

Padahal pemimpin menentukan nasib umat.


🔟 Seseorang Dimuliakan Karena Ditakuti Kejahatannya

Bukan karena ilmunya, bukan karena akhlaknya, tetapi karena orang takut disakiti.

Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا أُكْرِمَ ٱلْفَاجِرُ تَضَاعَفَ الْبَلَاءُ
“Jika orang fasik dimuliakan, maka bertambah besar bala.”
(HR. Baihaqi)


1️⃣1️⃣ Khamar Diminum di Merata Tempat

Khamar bukan hanya alkohol, tetapi semua yang memabukkan termasuk narkoba.

إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ… رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
“Khamar dan judi adalah najis dari perbuatan setan.”
(QS. Al-Ma'idah 5:90)


1️⃣2️⃣ Kain Sutera Dipakai oleh Laki-Laki

Hadis:

حُرِّمَ لُبْسُ الْحَرِيرِ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي
“Haram memakai sutra bagi laki-laki umatku.”
(HR. Abu Dawud)

Makna simbolis:
• hidup berfoya-foya
• laki-laki melembek
• hilang kewibawaan


1️⃣3️⃣ Artis dan Selebriti Disanjung-Sanjung

Bukan salah menjadi artis, tetapi ketika pelaku maksiat dijadikan idola inilah kehancuran.

Ibn Mas’ud:
“Umat akan rusak jika teladan mereka bukan lagi ulama, tetapi selebritas.”


1️⃣4️⃣ Musik Banyak Dimainkan

Para ulama berbeda pendapat soal hukum musik, tetapi sepakat bahwa musik yang membawa kelalaian adalah haram.

لَهْوَ الْحَدِيثِ (nyanyian yang melalaikan)
(QS. Luqman 31:6)
Ibnu Mas’ud:
“Demi Allah, yang dimaksud adalah musik.”


1️⃣5️⃣ Generasi Akhir Melaknat Generasi Sahabat

Ini adalah puncak bala.

Menghina Sahabat = menghina Islam.
Karena merekalah pembawa agama ini.

رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Allah telah ridha kepada mereka.”
(QS. At-Taubah 9:100)

Ibn Taymiyyah:
“Ahlus Sunnah mencintai semua sahabat dan tidak membenci seorang pun.”


BENTUK BALA YANG AKAN TURUN

Rasulullah ﷺ menyebutkan tiga:

1. Angin Merah

Sebagian ulama menafsirkan sebagai badai yang mematikan.

2. Gempa Bumi

Fenomena yang semakin sering terjadi.

3. Diubah Menjadi Makhluk Lain

Sebagian ulama mengatakan:
→ perubahan sifat manusia
→ hilang kemanusiaan
→ fisik lengkap, hati binatang


🌧️ KENAPA BALA BELUM TURUN TOTAL?

Karena masih ada:

✓ orang yang shalat
✓ orang yang berzikir
✓ orang yang beristighfar
✓ orang yang menundukkan diri pada Allah

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ
“Allah tidak akan mengazab mereka selama engkau (wahai Muhammad) ada di tengah mereka.”
(QS. Al-Anfal 8:33)

Sekarang Rasulullah ﷺ sudah wafat, maka pelindungnya adalah istighfar.


🌙 PENUTUP CERAMAH (MUHASABAH MENYENTUH HATI)

Hadirin…

Jika malam ini kita bicara tentang bala,
sesungguhnya yang kita takuti bukan hanya:

• gempa bumi
• badai
• banjir
• pandemi

Yang paling kita takutkan adalah dicabutnya hidayah.
Hati yang keras.
Maksiat yang terasa manis.
Dosa yang terasa ringan.
Nasehat yang terasa pahit.

Mari pulang malam ini sambil membawa tiga hal:

1️⃣ Taubat

2️⃣ Istighfar

3️⃣ Janji memperbaiki diri

Allah berfirman:

قُل يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ
“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas, jangan berputus asa dari rahmat Allah.”
(QS. Az-Zumar 39:53)


🤲 DOA PENUTUP

اللهم إنا نسألك توبة نصوحا…
اللهم جنبنا الفتن ما ظهر منها وما بطن…
اللهم احفظ بلادنا وبلاد المسلمين…
اللهم ارفع عنا الغلاء والوباء والزلازل والمحن…

آمين يا رب العالمين.



GOLONGAN YANG SELAMAT



🕌 CERAMAH LENGKAP – GOLONGAN YANG SELAMAT (AL-FIRQA AN-NĀJIYAH)

Bagian dari rangkaian Tanda-Tanda Akhir Zaman


1. Pendahuluan Ceramah

Alhamdulillāh segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam.
Kita hidup di zaman perpecahan, zaman ketika kebingungan menjalar dan kebenaran terlihat asing. Namun Nabi ﷺ telah menjelaskan bahwa di tengah badai fitnah itu, akan ada satu golongan yang tetap selamat—golongan yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat.


2. Hadits Utama Tentang Golongan yang Selamat

Teks Hadits

Rasulullah ﷺ bersabda:

افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَسَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً
قِيلَ: مَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

Riwayat Ibnu Mājah no. 3991

Artinya:

“Yahudi berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga dan lainnya di neraka. Nasrani berpecah menjadi 72 golongan, satu di surga dan lainnya di neraka. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu.”

Para sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:
“(Yaitu) yang mengikuti aku dan para sahabatku.”

Inilah yang kemudian dikenal dengan nama:

Ahlus Sunnah wal Jamaah (As-Salaf Ash-Shalih)

Golongan yang selamat (Al-Firqah An-Nājiyah).


3. Dalil Al-Qur’an Tentang Golongan yang Selamat

a. Perintah mengikuti jalan orang beriman

Allah berfirman:

﴿ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ﴾

QS. Luqmān: 15

Artinya:
“Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku.”

➡️ Para ulama sepakat: yang dimaksud “jalan orang-orang yang kembali kepada Allah” adalah jalan para sahabat.


b. Peringatan agar tidak menyelisihi Rasul dan jamaah kaum beriman

Allah berfirman:

﴿ وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ﴾

QS. An-Nisā’: 115

Artinya:
“Barangsiapa menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang beriman, Kami biarkan dia pada kesesatannya dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannam.”

➡️ “Sabilul-mu’minin” (jalan kaum beriman) = jalan sahabat Nabi ﷺ.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“Allah mewajibkan bahwa siapa pun yang keluar dari pendapat sahabat, maka dia telah keluar dari jalan orang beriman.”


c. Umat ini diperintahkan tetap bersatu dalam jamaah

Allah berfirman:

﴿ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ﴾

QS. Āli ‘Imrān: 103

Artinya:
“Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai.”

➡️ “Tali Allah” menurut tafsir ulama adalah Al-Qur’an, Sunnah, dan manhaj para sahabat.


4. Penjelasan Para Ulama Tentang Golongan yang Selamat

a. Imam Al-Baghawi (Syarhus Sunnah)

“Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah mereka yang berpegang pada Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ sahabat, serta menempuh jalan salaf.”


b. Imam Ahmad bin Hanbal

“Jika engkau melihat seseorang mencela sahabat Nabi, curigailah keislamannya.”

➡️ Golongan yang selamat tidak mungkin membenci sahabat, karena manhaj keselamatan hanya terwujud dengan mengikuti mereka.


c. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

“Ahlus Sunnah ialah mereka yang menjadikan sahabat sebagai panutan dalam ilmu, amal, dan akidah. Inilah jamaah yang disebut dalam hadits.”


d. Imam Asy-Syathibi (Al-I’tisham)

“Firqa Najiyah adalah golongan yang mengikuti dalil dan atsar sahabat. Selainnya terjatuh dalam bid’ah dan hawa nafsu.”


5. Mengapa Mereka Disebut ‘Jamaah’?

Karena:

1. Mereka bersatu di atas kebenaran, bukan sekadar jumlah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ
“Allah tidak akan mengumpulkan umatku di atas kesesatan.”

HR. Tirmidzi


2. Mereka mengikuti pemahaman jamaah sahabat

Bukan mengikuti pendapat yang baru muncul jauh setelah zaman sahabat.


3. Mereka menjaga Sunnah dan menolak bid’ah

Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ
“Hendaklah kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin.”

HR. Abu Dawud


6. Ciri-Ciri Golongan yang Selamat

1. Tauhid yang murni

Tidak mencampurinya dengan syirik, tahayul atau perdukunan.


2. Mengikuti sunnah secara utuh

Baik dalam ibadah, akhlak maupun aqidah.


3. Menjauhi bid’ah

Nabi ﷺ bersabda:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Setiap bid’ah adalah sesat.”

HR. Muslim


4. Mengutamakan pemahaman sahabat

Karena merekalah saksi turunnya wahyu.


5. Beradab kepada ulama

Mereka menjadikan ulama sebagai rujukan, bukan selebritas atau orang populer.


6. Menjaga persatuan umat di atas kebenaran

Bukan persatuan di atas hawa nafsu.


7. Aplikasi Zaman Modern

Golongan yang selamat adalah mereka yang:

  • Tidak mudah terpengaruh opini media
  • Tidak mengikuti ajaran yang bertentangan dengan sunnah
  • Tidak mengkafirkan kaum muslimin tanpa ilmu
  • Tidak fanatik terhadap tokoh atau kelompok
  • Tetap berpegang pada ulama terpercaya (tsiqah)

Di tengah 73 golongan yang bermunculan hari ini,

kita selamat bila kembali kepada:

Al-Qur’an

Sunnah

dengan pemahaman sahabat


8. Nasihat Penutup

Wahai kaum muslimin, kita hidup di zaman fitnah di mana kebingungan merajalela. Maka selamatkanlah diri dan keluarga dengan kembali kepada manhaj Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.

Itulah jalan keselamatan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya.

Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan yang selamat — golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah.



GOLONGAN RUWAIBIDHAH



🕌 CERAMAH LENGKAP – TANDA AKHIR ZAMAN: GOLONGAN RUWAIBIDHAH

Pendahuluan

Alhamdulillāh… kita memuji Allah yang Maha Mengatur segala zaman. Zaman kejernihan, zaman kekuatan iman, sampai datangnya zaman penuh kekacauan, saat kebenaran dianggap asing dan kebatilan diagung-agungkan.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, sang pembawa cahaya, penunjuk jalan di tengah gelapnya fitnah akhir zaman.


1. Hadits Tentang Ruwaibidhah

Hadits Utama

Rasulullah ﷺ bersabda:

النَّبِيُّ ﷺ قَالَ:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ».
قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟
قَالَ: «الرَّجُلُ التَّافِهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»

Riwayat Ibnu Mājah, no. 4036

Artinya:
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh penipuan. Ketika itu orang pendusta dianggap jujur, orang jujur dianggap pendusta. Pengkhianat dipercaya, dan orang amanah dianggap pengkhianat. Dan yang berbicara hanyalah Ruwaibidhah.”

Para sahabat bertanya: “Siapakah Ruwaibidhah itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Orang kerdil, hina, rendah akhlaknya, tetapi berbicara dalam urusan masyarakat.”


2. Penjelasan Para Ulama Tentang Ruwaibidhah

a. Ibnu Atsir (An-Nihāyah)

“Ruwaibidhah adalah orang bodoh yang tidak pantas berbicara, tetapi ia memaksakan diri berbicara dalam urusan publik dan diberi panggung oleh masyarakat.”

b. Imam Al-Mubārakfūrī (Tuhfatul Ahwadzi)

“Ruwaibidhah ialah orang kecil akalnya, rusak ilmunya, rendah adabnya, tetapi ia ikut menentukan arah masyarakat, memutuskan hukum, membentuk opini, dan disanjung karena dunia.”

c. Imam Ibnul Qayyim

Beliau menyebut fenomena ini sebagai taqallub al-maqāyīs — “kacau-balau standar moral”, sehingga orang yang tidak memiliki sifat amanah justru diberi amanah.


3. Tanda Ajal Zaman: Ketika Timbangan Kebenaran Dibalik

Hadits ini menunjukkan runtuhnya tiga hal penting:

  1. Hilangnya adab
  2. Hilangnya ilmu yang benar
  3. Dominasi orang bodoh yang lantang

Masyarakat lebih percaya pada suara berisik dan viral, bukan kepada ulama yang alim dan amanah.


4. Dalil Al-Qur’an yang Menguatkan Fenomena Ini

(1) Orang-orang yang tidak berilmu memimpin

Allah berfirman:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

QS. An-Nahl: 43

Artinya:
“Maka bertanyalah kepada ahlinya jika kalian tidak mengetahui.”

➡️ Ketika umat tidak lagi bertanya kepada ahli ilmu, tetapi mengikuti suara “ahli bicara”, maka lahirlah Ruwaibidhah.


(2) Manusia lebih condong kepada pemimpin sesat

Allah berfirman:

وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ

QS. Al-Isrā’: 16

Artinya:
“Apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami jadikan orang-orang pembesar mereka sebagai pemimpin, lalu mereka berbuat kefasikan, maka berlakulah hukum Allah atas negeri itu.”

➡️ Orang fasik naik ke panggung karena masyarakat mengangkat mereka. Itulah Ruwaibidhah.


(3) Yang hak dinilai batil, yang batil dinilai hak

Allah berfirman:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

QS. Al-Isrā’: 81

Namun di akhir zaman, sebelum ayat ini benar-benar tegak, kebatilan bisa tampak mendominasi secara lahiriah.


5. Tandusnya Tahun-Tahun Akhir Zaman

Rasulullah ﷺ menyebutnya sebagai:

سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ — “tahun-tahun penipu”

Bentuknya:

  • Tandus harta (ekonomi goyah)
  • Tandus adab (hilangnya malu)
  • Tandus ilmu (ulama meninggal, ilmu diangkat)
  • Tandus hikmah (cerdas teknologi, bodoh hati)

Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا... وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ

Muttafaq ‘Alaih

Artinya:
“Allah tidak mencabut ilmu sekaligus, tetapi mencabutnya dengan mewafatkan para ulama.”

➡️ Ketika ulama wafat, yang tersisa hanyalah “pembicara bodoh” – inilah Ruwaibidhah.


6. Komentar Ulama Tentang Fenomena Sosial Ruwaibidhah

a. Syaikh Shalih Al-Fauzan

“Ruwaibidhah muncul ketika kebenaran tidak lagi dicari berdasarkan ilmu, tetapi berdasarkan suara terbanyak dan kesenangan massa.”

b. Syaikh Al-Albani

“Hadits Ruwaibidhah adalah bukti bahwa media, mimbar, dan opini publik dapat dikuasai oleh orang yang tidak bertakwa dan tidak berilmu.”

c. Imam Ibn Baththah

“Ketika orang kecil suara didengar dan para ulama dibungkam, maka tunggulah kehancuran suatu kaum.”


7. Realitas Zaman Kita (Kontekstual)

Fenomena Ruwaibidhah tampak dalam:

  • Orang tanpa ilmu berbicara agama
  • Public figure menjadi rujukan moral
  • Pengkhianat dianggap pahlawan
  • Orang jujur dianggap ekstrem/aneh
  • Fitnah viral lebih dipercaya daripada nasihat ulama
  • Konten kosong lebih didengar daripada tausiyah

Seperti kata Nabi ﷺ:

يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ
وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ

— “Pendusta dianggap jujur, orang jujur dianggap dusta.”


8. Nasihat Agar Selamat dari Fitnah Ruwaibidhah

1. Kembali kepada ulama yang terpercaya

Allah berfirman:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ

Jangan mengikuti siapa pun yang viral tanpa ilmu.


2. Pegang erat Al-Qur’an dan Sunnah

Nabi ﷺ bersabda:

تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ... كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي

— “Aku tinggalkan dua perkara: Kitab Allah dan Sunnahku.”


3. Jaga amanah & adab

Karena ciri akhir zaman adalah hilangnya amanah.


4. Perbanyak doa dari fitnah

Salah satu doa Nabi ﷺ:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari segala fitnah yang tampak maupun tersembunyi.”


9. Penutup Ceramah

Di akhir zaman, suara kebenaran menjadi asing, namun ia tetap dijaga oleh Allah. Janganlah kita tergoda mengikuti suara bising para Ruwaibidhah, tetapi jadilah pengikut ulama, orang-orang yang jujur, dan pemilik amanah.

Semoga Allah meneguhkan hati kita di atas iman dan menyelamatkan kita dari fitnah-fitnah akhir zaman.



AL-QUR’AN AKAN HILANG DAN ILMU AKAN DIANGKAT



CERAMAH LENGKAP – TANDA AKHIR ZAMAN: AL-QUR’AN AKAN HILANG DAN ILMU AKAN DIANGKAT

Bagian 1: Pendahuluan

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya hingga hari kiamat.

Saudaraku seiman, pada kesempatan ini kita akan membahas salah satu tanda besar akhir zaman yang sangat penting, yaitu hilangnya ilmu tentang Islam dan diangkatnya Al-Qur’an dari bumi. Fenomena ini bukan hanya peringatan, tetapi panggilan bagi setiap Muslim untuk menjaga iman, ilmu, dan amalan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
(QS. An-Nahl: 43)
“Dan tidak Kami utus sebelum kamu melainkan orang-orang yang Kami wahyukan kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui.”

Komentar Ulama:

  • Ibnu Katsir menekankan bahwa ayat ini menunjukkan pentingnya keberadaan ahli ilmu. Ketika ilmu agama diangkat, manusia kehilangan petunjuk yang benar.

Bagian 2: Dalil Hadis Tentang Hilangnya Ilmu dan Al-Qur’an

Dari Huzaifah bin al-Yaman r.a., beliau berkata:

النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِسْلَامُكُمْ كَاللَّوْنِ الْمُبْهَمِ يَبْلَى، حَتَّى لاَ يَعْلَمُ النَّاسُ الصِّيَامَ وَالصَّلَاةَ وَالنُّسُكَ وَالصَّدَقَةَ، وَيُرْفَعُ الْقُرْآنُ فِي لَيْلَةٍ وَيُخْلَفُ النَّاسُ عَلَى بَعْضِهِمْ، فَيَقُولُونَ: لَقَدْ وَجَدْنَا أَسْلافَنَا يَقُولُونَ: لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقُلْنَا مَعَهُمْ
(Riwayat Ibnu Majah, Hadis No. 4015)

Terjemahan:
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Islam kalian akan luntur seperti lusuhnya corak pakaian lama, sampai suatu saat orang tidak memahami puasa, salat, ibadah haji, dan sedekah. Al-Qur’an akan diangkat pada suatu malam, dan hanya tersisa beberapa kelompok manusia yang mampu mengucapkan La ilaha illallah, tetapi tidak memahami hakikat ibadah itu. Kalimat itu tetap akan menyelamatkan mereka dari api neraka.”

Komentar Ulama:

  • Ibnu Hajar al-Asqalani: Hadis ini menegaskan pengangkatan ilmu secara bertahap, bukan hilangnya Al-Qur’an secara fisik, tetapi pemahaman dan pengamalan yang menipis.
  • Syaikh Al-Albani: Hadis ini sahih dan menjadi peringatan agar umat Islam menjaga ilmu agama dan amalan.

Bagian 3: Tanda-Tanda Hilangnya Ilmu

Hadis ini menggambarkan kondisi umat akhir zaman:

  1. Ilmu tentang Islam diangkat

    • Orang tidak memahami puasa, salat, sedekah, dan ibadah haji.
    • Hanya tahu istilah, tetapi tidak tahu hukum atau makna sebenarnya.
  2. Al-Qur’an akan “diangkat”

    • Maksud ulama: pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an berkurang drastis.
  3. Keimanan minimal tetap diselamatkan

    • Orang yang hanya mengucapkan La ilaha illallah tetap mendapatkan rahmat Allah.

Dalil Al-Qur’an tentang pentingnya ilmu:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
(QS. Al-Mujadilah:11)
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Komentar Ulama:

  • Ulama menekankan bahwa ilmu adalah warisan terbaik dan wajib dipelajari, diamalkan, dan disebarkan.

CERAMAH LENGKAP – TANDA AKHIR ZAMAN: AL-QUR’AN AKAN HILANG DAN ILMU AKAN DIANGKAT

Bagian 4: Hikmah dan Peringatan

Saudaraku, hadis ini mengandung beberapa hikmah penting:

  1. Menjaga ilmu agama

    • Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya belajar dan mengamalkan ilmu.
    • Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan: “Ilmu yang tidak diamalkan akan diangkat dari hati manusia.”
  2. Mengamalkan keimanan minimal tetap diselamatkan

    • Kalimat La ilaha illallah tetap menyelamatkan dari neraka walaupun pemahaman agama berkurang.

    • Hadis Nabi ﷺ:

      مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الجَنَّةَ
      (HR. Bukhari dan Muslim)
      “Barangsiapa mengucapkan La ilaha illallah dengan ikhlas, ia masuk surga.”

  3. Menyiapkan generasi berilmu

    • Ajarkan anak-anak dan keluarga tentang ibadah, hukum, dan akhlak Islam.

    • Nabi ﷺ bersabda:

      بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
      (HR. Bukhari)
      “Sampaikan dariku walaupun satu ayat.”

Pesan utama: ilmu harus dipelajari, diamalkan, dan diwariskan, sebelum diangkat dari bumi.


Bagian 5: Ilustrasi Kisah Nyata Akhir Zaman

Bayangkan suatu kota di akhir zaman:

  • Orang tahu istilah salat, puasa, dan sedekah, tapi tidak memahami syarat dan rukun ibadah.
  • Al-Qur’an ada di rak, tapi manusia malas membaca atau mengamalkannya.
  • Beberapa orang tua masih mengucapkan La ilaha illallah, namun mereka tidak memahami hakikat kalimat tauhid itu.

Fenomena ini sejalan dengan hadits Huzaifah r.a., menggambarkan luntur dan hilangnya pemahaman Islam.

Komentar Ulama:

  • Ibnu Hajar al-Asqalani menyebut: “Ini adalah peringatan bagi umat agar menjaga ilmu agama, karena akan ada masa umat hanya mengenal lafadz tanpa makna.”

Bagian 6: Praktik dan Strategi Menjaga Ilmu

  1. Tingkatkan pemahaman Al-Qur’an

    • Belajar tajwid, tafsir, fiqh, dan akhlak.
    • Amalkan setiap ayat sesuai tuntunan Nabi ﷺ.
  2. Mengajarkan keimanan secara menyeluruh

    • Jangan hanya mengajarkan lafadz (La ilaha illallah), jelaskan hakikat, tuntutan, dan dampaknya.
  3. Menjadi teladan bagi masyarakat

    • Salat tepat waktu, puasa, sedekah, dan haji bila mampu.
    • Membimbing tetangga dan generasi muda agar tetap memahami agama.
  4. Menyebarkan ilmu walau sedikit

    • Nabi ﷺ bersabda:

      أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَعْطُوا الطَّرِيقَ وَسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِكُمْ وَبَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
      (HR. Bukhari, Muslim)
      “Sampaikan salam, berbuat baik kepada jalan, sampaikan dariku walaupun satu ayat.”


Bagian 7: Dalil Tambahan dari Al-Qur’an dan Hadis

Al-Qur’an:

  1. QS. Al-Alaq:1-5

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ... عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

  1. QS. Al-Baqarah:2

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
“Kitab ini tidak ada keraguan padanya, menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa.”

Hadis:

  • Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ
(HR. Muslim)
“Barangsiapa menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

Komentar Ulama:

  • Hadis ini menekankan pentingnya mencari ilmu hingga akhir hayat, agar tetap mendapatkan petunjuk dan rahmat Allah.

Bagian 8: Contoh Praktik Nyata di Masyarakat Modern

  1. Mengajar di keluarga

    • Orang tua membaca dan menjelaskan Al-Qur’an bersama anak-anak setiap malam.
    • Contoh: membuat jadwal membaca surah pendek, tajwid, dan tafsir ringkas.
  2. Membimbing lingkungan sekitar

    • Mengadakan kelas kecil tentang fiqh dan akhlak di masjid atau rumah.
  3. Menyebarkan ilmu secara digital

    • Membuat video atau konten edukasi tentang Al-Qur’an dan sunnah agar generasi muda tetap terhubung dengan ilmu agama.
  4. Praktik sosial berbasis syariah

    • Sedekah rutin, mentoring anak yatim, dan kegiatan dakwah nyata.

Bagian 9: Doa dan Muhasabah

Saudaraku, marilah kita selalu memohon kepada Allah:

اللَّهُمَّ اجعلنا من أهل العلم النافع، وارزقنا فهم الدين، واجعلنا هادين مهتدين، واجعلنا من الذين تقيهم النار برحمتك يا أرحم الراحمين.
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat, berikanlah kami pemahaman agama, jadikan kami orang yang mendapat petunjuk, dan selamatkan kami dari api neraka dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang.”

Muhasabah:

  • Sudahkah kita mengamalkan ilmu yang kita miliki?
  • Sudahkah kita menyebarkan ilmu agar tidak hilang dari bumi?
  • Apakah keluarga kita mendapat bimbingan tentang tauhid dan ibadah?

Bagian 10: Penutup Retorik

Saudaraku, fenomena hilangnya ilmu dan Al-Qur’an secara pemahaman bukanlah isapan jempol. Ini peringatan agar:

  1. Memperkuat iman dan amal shalih
  2. Mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dan sunnah
  3. Menyiapkan generasi penerus yang memahami agama

Marilah kita jadikan diri kita dan keluarga sebagai penjaga ilmu Islam, agar tetap mendapat hidayah dan rahmat Allah di tengah zaman yang penuh ujian.

Doa Penutup:

اللَّهُمَّ اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه، واهدنا الصراط المستقيم، ونجنا من النار برحمتك يا أرحم الراحمين.
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendengar perkataan lalu mengikuti yang terbaik, tunjukkan kami jalan yang lurus, dan selamatkan kami dari api neraka dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang.”