AFATUL LISAN
AFATUL LISAN
TUJUAN
Setelah mendapatkan penjelasan materi ini pemirsa
diharapkan mampu :
1. Mengungkapkan keutamaan diam
2. Menunjukkan perintah berkata
baik
3. Menunjukkan bahaya yang ditimbulkan oleh lisan
4. Menunjukkan jenis-jenis
ucapan berbahaya
5. Menunjukkan cara
menghindarkan diri dari penyakit lisan
POKOK-POKOK MATERI
1. PERINTAH BERKATA BAIK
Kemampuan berbicara adalah
salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan
menyampaikan keinginan-keinginannya dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar
dari mulut manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb.
Agar kemampuan berbicara
yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi bermakna dan bernilai ibadah,
Allah SWT menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan
buruk. Allah SWT berfirman :
“Dan katakan
kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik
(benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” QS. 17: 53
”Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” QS. 16:125
Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” HR. Muttafaq alaih
“ Takutlah
pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya maka dengan
ucapan yang baik “ Muttafaq alaih
“Ucapan yang
baik adalah sedekah” HR. Muslim.
2. KEUTAMAAN DIAM
Bahaya yang ditimbulkan oleh
mulut manusia sangat besar, dan tidak ada yang dapat menahannya kecuali diam. Oleh
karena itu dalam agama kita dapatkan anjuran diam dan perintah pengendalian
bicara. Sabda Nabi:
“ Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua
kumisnya (kumis dan jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk
sorga” HR. Al Bukhariy
“Tidak akan
istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan
istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” HR Ahmad
Ketika
Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul
menjawab : “Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Dan ketika ditanya tentang
penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : “dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan”
HR. At Tirmidziy
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya,
Allah akan tutupi keburukannya” HR. Abu Nuaim.
Ibnu Mas’ud berkata : “Tidak ada sesuatupun yang perlu lebih lama
aku penjarakan dari pada mulutku sendiri”
Abu Darda berkata : “Perlakukan telinga dan mulutmu dengan
obyektif. Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih
banyak mendengar dari pada berbicara.
3. MACAM-MACAM AFATUL-LISAN,
PENYEBAB DAN TERAPINYA
Ucapan yang keluar dari
mulut kita dapat dikategorikan dalam empat kelompok : murni membahayakan, ada bahaya dan manfaat, tidak membahayakan dan
tidak menguntungkan, dan murni
menguntungkan.
Ucapan yang murni
membahayakan maka harus dijauhi, begitu juga yang mengandung bahaya dan
manfaat. Sedangkan ucapan yang tidak ada untung ruginya maka itu adalah tindakan
sia-sia, merugikan. Tinggallah yang keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.
Berikut ini akan kita bahas
afatul lisan dari yang paling tersembunyi sampai yang paling berbahaya. Ada dua puluh macam bahaya
lisan, yaitu :
1. Berbicara sesuatu yang tidak
perlu
Rasulullah SAW bersabda : “Di antara ciri kesempurnaan Islam seseorang
adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan” HR At
Tirmidziy
Ucapan yang tidak perlu
adalah ucapan yang seandainya anda diam
tidak berdosa, dan tidak akan membahayakan
diri maupun orang lain. Seperti menanyakan sesuatu yang tidak diperlukan.
Contoh pertanyaan ke orang lain “apakah anda puasa, jika dijawab YA, membuat
orang itu riya, jika dijawab TIDAK
padahal ia puasa, maka dusta, jika diam tidak dijawab, dianggap tidak
menghormati penanya. Jika menghindari pertanyaan itu dengan mengalihkan
pembicaraan maka menyusahkan orang lain mencari – cari bahan, dst.
Penyakit ini disebabkan oleh
keinginan kuat untuk mengetahui segala sesuatu. Atau basa-basi untuk menunjukkan
perhatian dan kecintaan, atau sekedar mengisi waktu dengan cerita-cerita yang
tidak berguna. Perbuatan ini termasuk dalam perbuatan tercela.
Terapinya adalah dengan
menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan
secara efektif maka akan merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa
setiap kata yang keluar dari mulut akan
dimintai pertanggung jawabannya. ucapan yang keluar bisa menjadi tangga ke
sorga atau jaring jebakan ke neraka. Secara aplikatif kita coba melatih diri
senantiasa diam dari hal-hal yang tidak diperlukan.
2. Fudhulul-Kalam ( Berlebihan
dalam berbicara)
Perbuatan ini dikategorikan
sebagai perbuatan tercela. Ia mencakup pembicaraan yang tidak berguna, atau bicara sesuatu yang
berguna namun melebihi kebutuhan yang secukupnya. Seperti sesuatu yang cukup
dikatakan dengan satu kata, tetapi disampaikan dengan dua kata, maka kata yang
kedua ini “fudhul” (kelebihan). Firman Allah : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh bersedekah,
berbuat ma’ruf, atau perdamaian di antara manusia” QS.4:114.
Rasulullah SAW
bersabda : “Beruntunglah orang yang dapat
menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya “ HR. Al
Baghawiy.
Ibrahim At
Taymiy berkata : Seorang mukmin ketika
hendak berbicara, ia berfikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika
tidak maka tidak diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya
lisannya mengalir saja”
Berkata Yazid
ibn Abi Hubaib :”Di antara fitnah orang
alim adalah ketika ia lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Jika orang
lain sudah cukup berbicara, maka mendengarkan adalah keselamatan, dan dalam
berbicara ada polesan, tambahan dan pengurangan.
3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan
diri dalam pembicaraan yang batil)
Pembicaraan yang batil
adalah pembicaraan ma’siyat, seperti menceritakan tentang perempuan,
perkumpulan selebritis, dsb, yang tidak terbilang jumlahnya. Pembicaraan
seperti ini adalah perbuatan haram, yang akan membuat pelakunya binasa.
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan
ucapan yang Allah murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu
dalam murka Allah hingga hari kiamat” HR Ibn Majah.
“ Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat
adalah orang yang paling banyak terlibat dalam pembicaraan batil” HR Ibnu
Abiddunya.
Allah
SWT menceritakan penghuni neraka. Ketika ditanya penyebabnya, mereka menjawab: “ …dan adalah kami membicarakan yang batil
bersama dengan orang-orang yang membicarakannya” QS. 74:45
Terhadap
orang-orang yang memperolok-olokkan Al Qur’an, Allah SWT memperingatkan
orang-orang beriman :”…maka janganlah
kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain.
Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan
mereka.” QS. 4:140
4. Al Jidal (Berbantahan dan
Perdebatan)
Perdebatan yang tercela
adalah usaha menjatuhkan orang lain dengan menyerang dan mencela pembicaraannya,
menganggapnya bodoh dan tidak akurat. Biasanya orang yang diserang merasa tidak
suka, dan penyerang ingin menunjukkan kesalahan orang lain agar terlihat
kelebihan dirinya.
Hal ini biasanya disebabkan
oleh taraffu’
(rasa tinggi hati) karena kelebihan dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan
orang lain.
Rasulullah SAW
bersabda : “Tidak akan tersesat suatu
kaum setelah mereka mendapatkan hidayah Allah, kecuali mereka melakukan
perdebatan” HR. At Tirmidziy
Imam Malik bin
Anas berkata : “Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan kekesalan”
5. Al Khusumah (pertengkaran)
Jika orang yang berdebat
menyerang pendapat orang lain untuk menjatuhkan lawan dan mengangkat kelebihan
dirinya. Maka al khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara (ngotot)
untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa merupakan reaksi atas orang
lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara.
Aisyah ra
berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya
orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka
bertengkar” HR. Al Bukhariy
6. Taqa’ur fil-kalam (menekan
ucapan)
Taqa’ur fil-kalam maksudnya adalah
menfasih-fasihkan ucapan dengan mamaksakan diri bersyaja’ dan menekan-nekan
suara, atau penggunaan kata-kata asing. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling
jauh dariku di hari kiamat, adalah orang-orang yang buruk akhlaknya di antara
kamu, yaitu orang yang banyak bicara, menekan-nekan suara, dan
menfasih-fasihkan kata”. HR. Ahmad
Tidak termasuk dalam hal ini
adalah ungkapan para khatib dalam memberikan nasehat, selama tidak berlebihan
atau penggunaan kata-kata asing yang
membuat pendengar tidak memahaminya. Sebab tujuan utama dari khutbah adalah menggugah
hati, dan merangsang pendengar untuk sadar. Di sinilah dibutuhkan bentuk-bentuk
kata yang menyentuh.
7. Berkata keji, jorok dan caci
maki
Berkata keji, jorok adalah
pengungkapan sesuatu yang dianggap jorok/tabu dengan ungkapan vulgar, misalnya
hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini termasuk perbuatan tercela yang dilarang agama. Nabi
bersabda :
“Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah
tidak suka sesuatu yang keji dan perbuatan keji” dalam riwayat lain :”Surga itu haram bagi setiap orang yang
keji”. HR. Ibnu Hibban
“Orang mukmin bukanlah orang yang suka
menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok” HR. At Tirmidziy.
“Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki
orang tua sendiri” Para sahabat bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang
tua sendiri ? Jawab Nabi: “Dia
mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang
tuanya”. HR. Ahmad.
Perkataan keji dan jorok
disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang menyakiti orang lain, atau karena
kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik (penuh dosa) atau orang-orang durhaka lainnya.
8. La’nat (kutukan)
Penyebab munculnya kutukan
pada sesama manusia biasanya adalah satu dari tiga sifat berikut ini, yaitu :
kufur, bid’ah dan fasik. Dan tingkatan
kutukannya adalah sebagai berikut :
a. Kutukan dengan menggunakan
sifat umum, seperti : semoga Allah mengutuk orang kafir, ahli bid’ah dan
orang-orang fasik.
b. Kutukan dengan sifat yang
lebih khusus, seperti: semoga kutukan Allah ditimpakan kepada kaum Yahudi,
Nasrani dan Majusi, dsb.
c. Kutukan kepada orang
tertentu, seperti : si fulan la’natullah. Hal ini sangat berbahaya kecuali
kepada orang-orang tertentu yang telah Allah berikan kutukan seperti Fir’aun,
Abu Lahab, dsb. Dan orang-orang selain yang Allah tentukan itu masih memiliki
kemungkinan lain.
Kutukan yang
ditujukan kepada binatang, benda mati , atau orang tertentu yang tidak
Allah tentukan kutukannya, maka itu adalah perbuatan tercela yang haus dijauhi.
Sabda Nabi :
“ Orang beriman bukanlah orang yang suka mengutuk”
HR At Tirmidziy
“Janganlah kamu saling mengutuk dengan kutukan
Allah, murka-Nya maupun jahanam” HR. At Tirmidziy.
“Sesungguhnya orang-orang yang saling mengutuk tidak akan mendapatkan
syafaat dan menjadi saksi di hari kiamat” HR. Muslim
9. Ghina’ (nyanyian) dan Syi’r
(syair)
Syair adalah ungkapan yang
jika baik isinya maka baik nilainya, dan jika buruk isinya buruk pula nilainya.
Hanya saja tajarrud ( menfokuskan diri) untuk hanya bersyair adalah perbuatan
tercela. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya memenuhi rongga dengan nanah, lebih
baik dari pada memenuhinya dengan syair” HR Muslim. Said Hawa mengarahkan hadits
ini pada syair-syair yang bermuatan buruk.
Bersyair secara umum bukanlah perbuatan
terlarang jika di dalamnya tidak terdapat ungkapan yang buruk. Buktinya
Rasulullah pernah memerintahkan Hassan bin Tsabit untuk bersyair melawan
syairnya orang kafir.
10. Al Mazah (Sendau gurau)
Secara umum mazah
adalah perbuatan tercela yang dilarang agama, kecuali sebagian kecil saja yang
diperbolehkan. Sebab dalam gurauan sering kali terdapat kebohongan, atau
pembodohan teman. Gurauan yang diperbolehkan adalah gurauan yang baik, tidak
berdusta/berbohong, tidak menyakiti orang lain,
tidak berlebihan dan tidak menjadi kebiasaan. Seperti gurauan Nabi
dengan istri dan para sahabatnya.
Kebiasaan bergurau akan membawa
seseorang pada perbuatan yang kurang berguna. Disamping itu kebiasaan ini akan
menurunkan kewibawaan.
Umar bin Khatthab berkata : “Barang siapa yang
banyak bercanda, maka ia akan diremehkan/dianggap hina”.
Said ibn al Ash berkata kepada anaknya : “Wahai
anakku, janganlah bercanda dengan orang mulia, maka ia akan dendam kepadamu,
jangan pula bercanda dengan bawahan maka nanti akan melawanmu”
11. As Sukhriyyah (Ejekan) dan
Istihza’( cemoohan)
Sukhriyyah berarti meremehkan orang
lain dengan mengingatkan aib/kekurangannya
untuk ditertawakan, baik dengan cerita lisan atau peragaan di
hadapannya. Jika dilakukan tidak di hadapan orang yang bersangkutan disebut ghibah
(bergunjing).
Perbuatan ini terlarang
dalam agama. Firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih
baik dari mereka yang mengolok-olok dan
janganlah pula wanita-wanita mengolok-olok wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok “ QS.
49:11
Muadz bin Jabal
ra. berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Barang siapa yang mencela dosa saudaranya yang telah bertaubat, maka ia
tidak akan mati sebelum melakukannya” HR. At Tirmidziy
12. Menyebarkan rahasia
Menyebarkan rahasia adalah perbuatan terlarang.
Karena ia akan mengecewakan orang lain, meremehkan hak sahabat dan orang yang
dikenali. Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya
orang yang paling buruk tempatnya di hari kiamat, adalah orang laki-laki yang
telah menggauli istrinya, kemudian ia ceritakan rahasianya”. HR. Muslim
13. Janji palsu
Mulut sering kali cepat
berjanji, kemudian hati mengoreksi dan memutuskan tidak memenuhi janji itu.
Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan seseorang.
Firman Allah : “Wahai orang-orang beriman tepatilah janji…” QS 5:1
Pujian Allah
SWT pada Nabi Ismail as: “Sesungguhnya ia
adalah seorang yang benar janjinya..” QS 19:54
Rasulullah SAW
bersabda : “ada tiga hal yang jika ada
pada seseorang maka dia adalah munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku
muslim. Jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya
khiyanat” Muttafaq alaih dari Abu Hurairah
14. Bohong dalam berbicara dan
bersumpah
Berbohong dalam hal ini
adalah dosa yang paling buruk dan cacat yang paling busuk. Rasulullah SAW
bersabda :
“Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk
curang. Dan kecurangan akan menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya
seseorang yang berbohong akan terus berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah
sebagai pembohong” Muttafaq alaih.
“Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan
memandangnya di hari kiamat, yaitu : orang yang membangkit-bangkit pemberian,
orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang memanjangkan
kain sarungnya” HR Muslim.
“Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan
orang, celaka dia, celaka dia” HR Abu Dawud dan At Tirmidziy
15. Ghibah (Bergunjing)
Ghibah adalah perbuatan tercela
yang dilarang agama. Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat tentang
arti ghibah. Jawab para sahabat: ”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”.
Sabda Nabi: “ghibah adalah menceritakan sesuatu dari saudaramu, yang jika ia
mendengarnya ia tidak menyukainya.” Para
sahabat bertanya : “Jika yang diceritakan itu memang ada? Jawab Nabi : ”Jika
memang ada itulah ghibah, jika tidak ada maka kamu telah mengada-ada” HR
Muslim.
Al Qur’an menyebut perbuatan
ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12)
Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak
hanya ucapan, bisa juga tulisan, peragaan. dsb.
Hal-hal yang mendorong
terjadinya ghibah adalah hal-hal berikut ini :
1. Melampiaskan
kekesalan/kemarahan
2. Menyenangkan teman atau
partisipasi bicara/cerita
3. Merasa akan dikritik atau
dcela orang lain, sehingga orang yang dianggap hendak mencela itu jatuh lebih
dahulu.
4. Membersihkan diri dari
keterikatan tertentu
5. Keinginan untuk bergaya dan
berbangga, dengan mencela lainnya
6. Hasad/iri dengan orang lain
7. Bercanda dan bergurau,
sekedar mengisi waktu
8. Menghina dan meremehkan
orang lain
Terapi ghibah sebagaimana
terapi penyakit akhlak lainnya yaitu dengan ilmu dan amal.
Secara umum ilmu yang
menyadarkan bahwa ghibah itu berhadapan dengan murka Allah. Kemudian mencari
sebab apa yang mendorongnya melakukan itu. Sebab pada umumnya penyakit itu akan
mudah sembuh dengan meotong penyebabnya.
Menceritakan kekurangan
orang lain dapat dibenarkan jika
terdapat alasan berikut ini:
1. Mengadukan kezaliman orang
lain kepada qadhi
2. Meminta bantuan untuk
merubah kemunkaran
3. Meminta fatwa,seperti yang
dilakukan istri Abu Sufyan pada Nabi.
4. Memperingatkan kaum muslimin
atas keburukan seseorang
5. Orang yang dikenali dengan
julukan buruknya, seperti al a’raj (pincang), dst.
6. Orang yang diceritakan
aibnya, melakukan itu dengan terang-terangan (mujahir)
Hal-hal penting yang harus
dilakukan seseorang yang telah berbuat ghibah adalah :
1. Menyesali perbuatan
ghibahnya itu
2. Bertaubat, tidak akan
mengualnginya lagi
3. Meminta maaf/dihalalkan dari
orang yang digunjingkan.
16. Namimah (adu domba)
Namimah adalah menyampaika pembicaraan seseorang
kepada orang lain
17. Perkataan yang berlidah dua
18. Menyanjung
19. Kurang cermat dalam
berbicara (asal bunyi)
20. Melibatkan diri secara bodoh
pada beberapa pengetahuan dan pertanyaan yang menyulitkan
Post a Comment