Idul Adha


Idul Adha
Setiap 10 Dzulhijah kita melaksanakan shalat Idu Adha atas perintah Rasulullah SAW yang mengikuti jejak nabi Ibrahim AS, Allah berfirman: "Kemudian Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad): 'Ikutilah ajaran Ibrahim yang hanif '". Dan Nabi Muhammad SAW bersabda: "Aku adalah hasil doa ayahku Ibrahim, dan berita gembira yang dibawa oleh Isa, dan mimpi yang pernah dilihat oleh ibuku. " (diriwaatkan oleh Ahmad).

Isyarat Nabi bahwa beliau merupakan hasil dari doa Ibrahim yang dikabulkan oleh Allah yaitu menunjuk kepada surat Al-Baqarah ayat 127-129, " Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): 'Ya Rabb kami terimalah dari pada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.' ' Ya Rabb kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.' 'Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayatMu, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.' Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (Al-Baqarah : 127-129)
Sesudah nabi Ibrahim selesai membangun Ka'bah ia diperintahkan oleh Allah untuk menyeru kepada ummat manusia agar mereka menjalankan ibadah haji, dimana perintah ini diabadikan di dalam Al-Qur'an surat Al-Hajj ayat 27 : "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta, yang datang dari segenap penjuru yang jauh ".
Pada lebaran qurban atau lebaran haji ini kita dapat mengambil pelajaran dari kegigihan nabi Ibrahim dan pengorbanan nabi Ismail untuk kita jadikan pedoman dalam hidup kita yang penuh dengan tantangan dimana umat islam dikerumuni oleh musuh-musuhnya persis yang digambarkan oleh Rasulullah SAW, "Hampir-hampir bangsa-bangsa lain mengerumuni kalian sebagaimana halnya para undangan mengerumuni jamuan makan." Para sahabat bertanya : "Apakah kita sedikit saat itu wahai Rasulullah ?" Rasulullah menjawab : "Tidak, bahkan jumlah kalian banyak pada saat itu, tetapi kalian seperti buih laut, pada saat itu Allah mencabut perasaan takut dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah mencampakkan perasaan wahan ke dalam hati kalian". Para sahabat bertanya : "Apakah wahan itu wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab : "Cinta dunia dan takut mati". ( Diriwayatkan oleh Ahmad ).
Perhatikan perjuangan nabi Ibrahim yang patut kita teladani seperti perintah Al-Qur'an didalam surat Al-Mumtahanah ayat 4 : Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka : "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari ( kekafiran ) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. " Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya : "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tak dapat memberikan pembelaan untukmu sedikitpun dari siksaan Allah." ( Ibrahim berkata ) : "Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."
Nabi Ibrahim sebagai bapak para nabi, dikenal gigih menentang kemusyrikan dan mengajak manusia menyembah hanya kepada Allah. Seruan pertama ditujukan kepada bapaknya dan kaumnya : "Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar : 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai sembahan-sembahan?' Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." ( Q S. Al-An'aam ayat 74 ).
Meskipun semua itu dijawab oleh bapaknya dengan pengusiran, tapi itu justru memperkuat keyakinan Ibrahim, bahwa setiap orang yang menyeru kepada kebenaran pasti mendapat cobaan dan ujian, justru hal itu lebih meningkatkan derajatnya di sisi Allah. Ibrahim tidak rela kalau kaumnya menyembah selain Allah, apakah itu berhala, kuburan, dukun atau bentuk-bentuk ketaatan yang tidak ditujukan kepada Allah. Karena selain Allah tak ada seorangpun yang dapat memberikan manfaat dan mudlarat.
Kali ini Ibrahim menghadapi penguasa yang Zhalim yang memaksakan kehendaknya kepada rakyat tanpa menghiraukan hak asasi mereka, bahkan lebih dari itu menjadikan dirinya sebagi tuhan yang mengaku bisa mematikan dan menghidupkan:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya, karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Saya dapat menghidupka dan mematikan". Ibrahim berkata, "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah matahari dari barat !" Lalu heran terdiamlah orang kafir itu, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 258)
Penguasa zalim yang bernama Namrudz itu tak berkutik menghadapi hujjah-hujjah Ibrahim, karena dengan kecongkakanya dia menggunakan kekerasan setelah tak mampu membendung kegigihan Ibrahim yang tidak rela manusia menyembah berhala. Akibatnya Ibrahim dibakar, diapun tetap tabah dan mengucapkan, "Cukuplah Allah bagi kami, dan Allahlah sebaik-baik pelindung". Allah pun membela hamba-Nya dan memerintahkan kepada api, Kami berfirman, "Hai api! menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim" (Al-Anbiyaa: 69).
Keadaan umaat Islam sekarang ini cukup menyedihkan, dimana banyak di antara mereka yang tidak mengerti ajaran Islam, akibatnya mereka tenggelam dengan kesibukan dan dunianya untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka, sementara jiwa mereka meronta-ronta karena tidak mendapatkan santapan rohani yang cukup. Sehingga banyak diantara mereka terkena stress akibat tidak seimbangnya antara otak, hati, dan badan. Mereka pun banyak datang kepengajian atau mendengarkan ceramah, namun itu hanya sebatas hiburan rohani sesaat, karena agama hanya dipahami atau didengar saja, tetapi tidak diamalkan, dan itu akan berakibat fatal bagi mereka, dan terjadi split personaliti, dimana mereka dimasjid baik, tetapi di rumah, di kantor, di jalanan mereka terlepas dari norma-norma Islam. Apabila mereka terus berjalan di atas garis kehidupan yang salah itu, maka akan tumbuh generasi yang tidak peduli terhadap Islam. Para orang tua tak mampu bahkan tak sempat mendidik anak-anaknya di rumah, lebih dari itu mereka tak mendapatkan contoh yang baik dari orang tua. Anak-anak sepenuhnya diserahkan kepada sekolah-sekolah yang mereka hanya menerima pelajaran 2 jam dalam seminggu, itu pun pengetahuan Islam bukan praktek Islam. Tidak heran jika timbul anak-anak didik yang brutal, senang berkelahi, bergaul bebas, meminum-minuman keras, ber-ectacy dan lain-lain kebejatan yang sekarang banyak dialami anak-anak usia sekolah. dengan kata lain banyak yang akhlak mereka yang rusak.
Kita semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas diri kita dan keluarga kita, dn apakah jawaban kita?...,"Hai orang-orang yang beriman ! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (At-tahriim: 6).
Bagaimana pun kemerosotan ummat Islam adalah akibat dari perbuatan kita sendiri, karena kita bagian dari mereka. Maka hendaklah kita memperisai diri dan keluarga kita dari segala hal yang dapat menjauhkan kita dari Allah. Peranan suami harus ditingkatkan sesuai ajaran Islam. Ibu harus menjaga benteng rumah tangganya dari rong-rongan film-film TV, pergaulan bebas lingkunganya dan terus meningkatkan pemahaman agamanya agar menjadi teladan bagi anak-anaknya. rasulullah SAW bersabda, "Orang yang terbaik di antara kalian ialah yang terbaik bagi keluarganya, dan akulah yang terbaik terhadap keluargaku" (diriwayatkan oleh Ath-Thahaawiy).
Ingatlah bahwa kehidupan kita hanya sebentar saja. Dan sungguh kita akan merugi apabila sisa kehidupan kita tidak kita gunakan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka yang beruntung dan bermasa depan adalah mereka yang berpegang dengan Al-Qur'an dan As-sunnah. Allah berfirman, "Dan barang siapa mentaati Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapatkan kemenangan yang besar." (Al-Ahzaab: 71). Rasulullah SAW bersabda, "Semua ummatku akan masuk surga, kecuali yang enggang." Para sahabat bertanya, "Siapakah yang enggang wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Barang siapa mentaati aku maka ia masuk surga, dan barang siapa melanggarku, maka dialah orang yang enggan." (diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy 7280).

Tidak ada komentar