Mengimani Rububiyah Allah SWT
Mengimani rububiyah Allah SWT maksudnya mengimani sepenuhnya
bahwa Dia-lah Rabb satu-satunya, tiada sekutu dan tiada penolong bagi-Nya.
Rabb adalah yang berhak menciptakan, memiliki serta memerintah. Jadi, tidak
ada pencipta selain Allah, tiada pemilik selain Allah, dan tidak ada perintah
selain perintah-Nya.
Allah SWT telah berfirman :
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanya hak Allah, Maha Suci Allah, Rabb semesta alam." ( Al-A'raf:
54).
"?Yang (berbuat) demikian itulah Allah Rabbmu,
kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah
tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari." (Faathir: 13).
Tidak ada makhluk yang mengingkari kerububiahan Allah SWT, kecuali orang yang
congkak sedang ia tidak meyakini kebenaran ucapanya, seperti yang dilakukan
Fir'aun ketika berkata kepada kaumnya,
"Akulah Tuhanmu yang paling
tinggi." (An-Naazi'aat: 24), dan juga ketika berkata,
"Hai pembesar
kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku." (Al-Qashhash: 38)
Allah SWT berfirman,
"Dan mereka mengingkarinya karena kedzaliman
dan kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya."
(An-Naml: 14).
Nabi Musa berkata kepada Fir'aun,
"Sesungguhnya kamu telah mengetahui
bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb yang memelihara
langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira
kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa." (Al-Israa': 102).
Oleh karena itu, sebenarnya orang-orang musyrik mengakui Rububiyah Allah,
meskipun mereka menyekutukan-Nya dalam uluhiyah (penghambaan).
Allah SWT berfirman yang artinya,
"Katakanlah: 'Kepunyaan siapakah
bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?' Mereka akan
menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah: 'Maka apakah kamu tidak ingat?'
Katakanlah: 'Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang
besar?'Mereka akan menjawab: 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah: 'Maka apakah kamu
tidak bertakwa?' Katakanlah: 'Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas
segala sesuatu, sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?' Mereka akan menjawab: 'Kepunyaan Allah.'
Katakanlah: '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
(Al-Mu'minun: 84-89).
"Dan sesungguh jika kamu bertanya kepada mereka:
'Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?' niscaya mereka akan menjawab,
'Semuanya
diciptakan oleh Yang Maha perkasa lagi Maha Mengetahui." (Az-Zukhruf:
9).
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan
mereka?' niscaya mereka menjawab: 'Allah,' maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)?" (Az-Zukhruf: 87).
Perintah Allah SWT mencakup perintah alam semesta (kauni) dan perintah syara
(syar'i). Dia adalah Pengatur alam, sekaligus sebagai Pemutus seluruh perkara,
sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya. Dia juga pemutus peraturan-peraturan ibadah
serta hukum-hukum muamalat sesuai dengan tuntutan hikmah-Nya. Oleh karena itu,
barang siapa menyekutukan Allah dengan seorang pemutus ibadah atau pemutus
muamalat, maka dia berarti telah menyekutukan Allah serta tidak mengimani-Nya.
Post a Comment