Allahu ghayatuna -> Allah tujuan kita (3)Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh Saudara-saudaraku seiman dan se-Islam, Allah Ta'ala berfirman: "Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling dari hukum yang telah Allah turunkan maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik dari pada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?" (Al-Maidah 49) Keberadaan Allah Ta'ala sebagai Rabb kita dan Ilah kita menghendaki kita untuk patuh dan taat secara utuh terhadap perintah dan larangan Allah. Hal itu adalah satu kesimpulan yang natural, melihat latar-belakang yang telah saya utarakan pada posting sebelumnya. Maka tiada jalan lain bagi kita, for our own sake, kecuali menerima dan mentaati segala ketetapan-Nya dengan penuh tawakkal dan sabar hati, rela menerima ketentutan-Nya dalam hal-hal yang telah terjadi dan sabar terhadap segala cobaan dan musibah dalam mengemban hukum-Nya. Allah Ta'ala berfirman: "Dan tidaklah patut bagi mu'min laki-laki dan tidak pula perempuan apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada lagi bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka." (Al-Ahzab : 36) Bagi kita cukuplah bercermin kepada Khalifah Umar bin Khattab r.a. yang mentaati dan menerima sikap Rasulullah dalam mencium hajar aswad (batu hitam di pojok Ka'bah) walaupun ia sendiri tidak mengetahui hikmah menciumnya. Dia hanya berkata kepada batu itu: "Sungguh aku tahu bahwa engkau hanyalah seonggok batu yang tidak dapat memberi manfaat dan menolaknya. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah SAW menciummu niscaya aku tidak suka menciummu." (HR. Bukhari & Muslim).
Post a Comment