KESEPAKATAN SALAF TERHADAP RIWAYAT-RIWAYAT INI
KESEPAKATAN SALAF TERHADAP
RIWAYAT-RIWAYAT INI
Seorang lelaki dari bani Tamim yang bernama Shabigh
datang ke Madinah, ia banyak memiliki kitab, namun sering bertanya-tanya tentang
ayat-ayat mutasyabihat. Berita inipun sampai ke telinga Umar bin Khattab. Maka
Shabigh dipanggil sedangkan Umar sudah menyiapkan pelepah kurma, ketika orang
itu sudah menemuinya, ia pun duduk. Umar bertanya: "Siapa kamu?" lelaki itu
menjawab: "Saya Shabigh". Umar kemudian berkata: "Saya Umar, hamba Allah". Umar
lalu menghajar lelaki itu dengan pelepah kurma, sampai kepalanya mengeluarkan
darah. Maka Shabigh berkata: "Cukup, wahai amirul Mukminin, Demi Allah, kini
sudah hilang yang selama ini bersarang di kepalaku", kemudian Shabigh
dikembalikan ke kaumnya dan Umar memerintahkan agar kaum muslimin tidak
mengajaknya berbicara dengan Shabigh, sampai Shabigh benar-benar sembuh dari
'penyakit'. Setelah Shabigh benar-benar sembuh dari penyakit suka bertanya-tanya
tentang ayat mutasyabihat, maka umar membolehkan kaum muslimin untuk bergaul
dengan Shabigh.
Imam Syafi'i rahimahullah berkata: "Andaikata aku
menemui Allah (wafat) dengan membawa segala dosa selain syirik, lebih aku sukai
daripada aku menjumpai Allah dengan membawa sedikit saja dari kebid'ahan. 8
Sufyan bin Uyainah menyatakan: "Segala sifat yang
Allah sifatkan bagi diri-Nya di dalam Al-Qur'an, penafsirannya adalah baca dan
diam" (dikeluarkan oleh Baihaqi dalam Al-I'tiqad)
Diriwayatkan dari sebagian ulama salaf bahwa mereka
mengungkapkan : "Islam itu datang semata-mata ditegakkan diatas rasa pasrah
(menerima)"
Rasulullah shallallahu wa 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Islam ini dimulai dalam keadaan asing.
Dan ia suatu saat akan kembali dianggap asing, maka beruntunglah orang-orang
yang dianggap asing itu"
Abdul Qasim bin Sallam menyatakan: "Seorang pengikut
sunnah, tak ubahnya orang yang menggenggam bara. Dan pada hari ini, bagiku ia
lebih utama dari pada sabetan sebilah pedang di jalan Allah" (Dikeluarkan oleh
Al-Khatib)
Ibnu Mas'ud menyatakan: "Wahai manusia, siapa
diantara kamu yang mengetahui sesuatu, maka ungkapkanlah. Dan siapa yang tak
mengetahui sesuatu maka hendaklah ia berkata wallahu a'lam. karena wallahu a'lam
untuk sesuatu yang tidak diketahui, itu termasuk ilmu. Allah azza wa jalla
berfirman:
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا
مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ
"Katakanlah [kepada manusia]: "Aku tidak meminta upah
apapun kepadamu atas perbuatanku itu. Dan akupun bukan orang yang memaksakan
diri untuk hal yang tidak diketahui" (Shaad:86)
(Dikeluarkan oleh Al-Humaidi, Al-Bukhari,
At-Tirmidzi)
8
Sanadnya shahih, dikeluarkan oleh Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah
Post a Comment