PEMUDA PILIHAN -
- PEMUDA PILIHAN
-
Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; (13) - dan Kami telah
meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata:
"Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru
Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan
perkataan yang amat jauh dari kebenaran". (14)
(QS Al Kahfi 13-14)
|
Pemuda dan masa muda merupakan tahapan
hidup dan kehidupan manusia yang penuh vitalitas. Aktif, reaktif, kreatif,
sekaligus idealis. Ketika penindasan sedang terjadi dalam suatu masyarakat dan
bangsa, para pemuda tampil melakukan perlawanan. Ketika kebekuan sedang melanda
kehidupan masyarakat, para pemuda muncul melakukan pendobrakan. Ketika terjadi
pengerusakan terhadap nilai-nilai kehidupan, para pemuda tampil memberantas
nya. Dan ketika kebencian kepada para Nabi, Utusan Allah melanda suatu kaum,
para pemuda tampil menjadi pembela yang gigih, sekaligus menjadi
pengikut-pengikut setia para Nabi.
Itulah beberapa karakter kehidupan
pemuda yang terukir indah kalam khasanah sejarah umat manusia. Pemuda-pemuda
pilihan yang namanya telah diabadikan alam pentas kehidupan manusia sejak
dahulu kala
1. Pembela
Kebenaran
Dalam catatan secara di dunia, terungkap
dengan jelas tatkala Nabi Musa mengajak kaumnya untuk menyembah Allah swt, maka
hanya para pemuda sajalah yang mau mengikutinya. Sedang lapisan masyarakat
lainnya menolak tegas. Mereka takut pada ancaman dan siksaan penguasa. Allah
swt, telah memberitahukan sikap positif para pemuda itu dalam Al-Quran surat Yunus 83, sbb:
Maka tidak ada yang beriman kepada Musa,
melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir`aun
dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir`aun itu
berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang
yang melampaui batas. (QS.
Yunus 83)
Hal serupa terjadi pada tahun-tahun
permulaan Rasulullah menyampaikan Risalah Islamiyah kepada ummat manusia, para
pemuda lah yang lebih dulu menyambutnya dengan sepenuh hati. Mereka adalah Umar
bin Khattab, Sa’ad bin Abi Waqash, Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Mash’ud,
Thalhah bin Ubaidillah, Zubail bin Awwam, Ali bin Abi Thalib, dan lain-lain
yang umurnya kala itu rata-rata belum 20 tahun.
Sedangkan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang
namanya menjadi buah bibir orang di masa itu, dan yang telah mengantarkan para
pemuda itu memeluk Islam, usianya belum sampai 40 tahun.
2. Penghancur
Kebatilan
Sebaliknya, para pemuda juga menjadi
orang-orang pertama penghancur kebatilan. Ketika Raja Namrud memerintah secara
kejam dan masyarakat menyembah patung-patung, maka pemuda Ibrahim tampil secara
heroik menentang kekuasaan raja dan menghancurkan patung-patung
sesembahan mereka.. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda
yang mencela berhala-berhala, namanya Ibrahim”. (QS. Al-Anbiya 40)
Kemudian dalam kurun waktu yang berbeda,
ketika kebatilan teramat kuat merasuki kehidupan masyarakat, suku dan bangsa
lantaran dukungan penuh dari kalangan militer, birokrat, dan penguasa, para
pemuda pilihan maju pantang mundur. Bahkan mereka menolak tawaran perdamaian
dari para penguasa. Mereka menolak kompromi antara kebatilan dan kebenaran.
Bagi mereka, antara keduanya tidak bisa disatukan. Bentuk dan sifat keduanya
(kebatilan dan kebenaran) berbeda secara diametral. Jika tetap dipaksa mereka
lebih suka memilih berlepas diri, dari pada hidup bersama kebatilan. Itulah
sikap para pemuda Ashabul Kahfi, yang perjalanan hidupnya diabadikan secara
indah dalam Al-Quran.
Mereka mengembara untuk menghindarkan diri
dari kebatilan, sampai suatu gua mereka masuk dan beristirahat dengan tenang.
Padahal di luar, penguasa terus memburuknya. Di dalam gua itu, mereka tidur
pulas berhari-hari lamanya, bahkan bertahun-tahun dan berabad-abad, tanpa haus,
lapar, maupun lelah. Mereka tidur panjang, melampaui zamannya, selama309 tahun
(lihat QS Al-Kahfi 25). Sungguh ajaib!
Meski demikian, sewaktu Allah membangunkan
mereka, mereka merasa seperti baru tidur sebentar saja, sebab semua yang ada di
sekitarnya termasuk pakaian yang melekat di badannya masih utuh, tak kurang
sedikit pun juga. Bahkan anjing yang setia menyertainya, tertidur juga. Dan
ketika bangun anjing itu tetap menyalak, sehat tak kurang suatu apapun.
Itulah pertolongan Allah yang diberikan
kepada para pemuda yang gigih melawan kebatilan. Mereka diberi petunjuk dan
kekuatan oleh Allah sehingga memperoleh kejayaan (lihat QS Al-Kahfi 13-14)
3. Menjaga
Kehormatan Dirinya
Pemuda yang namanya terukir indah, dan
akan tetap dikenang sepanjang masa, adalah seorang pemuda yang berhasil
memanfaatkan masa mudanya dengan sebaik-baiknya. Ia bukan hanya menjadi pembela
bagi orang yang tertindas, dan tampil ke gelanggang menghancurkan segala bentuk
kebatilan dan kemungkaran, namun juga memiliki kepribadian yang utuh dan kuat,
tidak bersifat munafiq, dan tidak tergoda oleh segala bujuk rayu syaitan.
Itulah watak pemuda pilihan seperti Nabi
Yusuf as, yang namanya menjadi perlambang ketampanan, kegagahan dan kebagusan
di seantero jagad. Meskipun ia menjadi incaran bagi para gadis dan wanita
cantik, dan berulang kali dibujuk dan dipaksa untuk berbuat maksiat serta
memiliki banyak kesempatan, namun ia tetap menolak melakukan zina. Ia lebih
rela dijebloskan ke penjara, karena tidak mau melayani nafsu seorang istri
pejabat tinggi yang cantik, muda, kaya, dan terhormat, daripada harus melanggar
aturan Allah. Dengan jujur Yusuf as berkata:
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku,
penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika
tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung
untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh." (QS.
Yusuf 33)
4. Berilmu
dan Berwawasan Luas
Pemuda pilihan juga pemuda yang memiliki
ilmu dan wawasan yang luas, seperti yang diperlihatkan oleh Ali bin Abi Thalib.
Sejak masih kanak-kanak ia memang tekun
menuntut ilmu dan membaca berbagai fenomena masyarakat. Ketika tumbuh menjadi
pemuda, ilmu dan wawasan nya bertambah banyak, melebihi orang-orang yang
seusianya. Beberapa Sahabat Senior tidak jarang menanyakan sesuatu masalah kepadanya,
dan dijawab dengan tuntas. Ia menjadi gudang ilmu, sepeninggal Rasulullah saw.
Dan dengan bijaksana ia berkata, “Tiap wadah (tempat) menjadi sempit dengan
barang yang dimasukkan ke dalamnya, kecuali tempat ilmu, maka ia akan bertambah
luas.” (dikutip dalam kitab Abqariyyatul al Imam Ali yang ditulis oleh Abbas
Mahmoud al Aqqad).
Pernyataan itu benar. Ketika berbagai
persoalan yang juga mengantar terjadinya berbagai kemelut di masyarakat dan
pemerintahan, ia mampu menghadapinya dengan memberikan berbagai pandangan yang
luas.
Pemuda pilihan memang harus memiliki ilmu
dan wawasan yang luas. Terlebih pada zaman sekarang ini dimana ilmu manusia
sudah sangat maju.
5. Berakhlaq
Mulia
Pemuda pilihan selain memiliki sikap-sikap
positif di atas, juga harus berakhlaq mulia seperti yang terlihat pada diri
Muhammad saw, jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi Utusan Allah. Begitu
rupa keindahan akhlaq nya, sampai orang-orang menyebutnya “Al-Amin”, artinya
orang yang dapat dipercaya (jujur).
Syaih Shafiyyur Rahman Al Muarakfury,
seorang penulis sejarah Nabi, dalam kitabnya yang berjudul “Ar-Rahiqul Makhtum,
Bahtsun fis-Sirah an-Babawiyah ‘ala Shahibu Afdalish-Shalati Wassalam”, menulis
sbb:
Nabi saw menonjol di tengah kaumnya karena
perkataannya yang lemah lembut, akhlaqnya yang utama, sifat-sifatnya yang
mulia. Beliau adalah orang yang paling utama kepribadiannya, paling bagus
akhlaqnya, paling terhormat dalam pergaulannya dengan para tetangga, paling
lemah lembut, paling jujur perkataannya, paling terjaga jiwanya, paling terpuji
kebaikannya, paling baik amalnya, paling banyak memenuhi janji, paling bisa
dipercaya sehingga orang-orang menjulukinya “Al-Amin”, karena beliau menghimpun
semua keadaan yang baik dan sifat-sifat yang diridhai Allah dan manusia.
Wal hasil, beliau adalah ushwah hasanah,
contoh teladan yang baik sejak dari kanak-kanak sampai akhir hayatnya.
Keluhuran akhlaq sangat diperlukan bagi
pemuda, sebab mereka akan menjadi tumpuan hidup bagi keluarganya,
masyarakatnya, bangsa, dan negaranya, serta umat manusia pada umumnya. Di
bagian lain, keluhuran akhlaq diperlukan bagi pemuda lantaran jasad mereka
sedang mengalami proses pertumbuhan . Jika dalam proses pertumbuhan itu mereka
diisi dengan akhlaq yang baik, maka akan menghantarkan jiwa mereka menjadi baik.
Hidupnya menjadi bermakna, hati, pikiran, dan perasaannya bersih, penuh kasih
sayang, tidak sombong, selalu berbuat baik kepada orang tua, konsisten kepada
kebenaran dan selalu bertaqwa kepada Allah.
Itulah pemuda yang diisyaratkan oleh
Allah, dalam Kitab-Nya Al-Quranul Karim, akan mendapat kesejahteraan pada Hari
Kebangkitan nanti.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia
dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup
kembali. (QS. Maryam
15)
Wallahu ‘alam bishowab.
Khutbah Kedua :
Di masa Rasulullah, terdapat puluhan ribu pemuda-pemudi lain yang terlibat aktif dalam
dakwah menegakkan panji-panji Islam Al-Rayah di masa hidup Rasullullah.
Umumnya, mereka adalah pemuda-pemudi, bahkan remaja yang baru meningkat dewasa.
Dan tidak sedikit diantara mereka telah berperanan penting di usia mudanya.
Usamah bin Zaid, ketika berusia 18 tahun, diangkat Nabi sebagai komandar pasukan
Islam ketika menyerbu Syam. Padahal diantara pasukan Islam masih terdapat
sahabat-sahabat seperti Abu Bakar, Umar al- Khatab yang lebih tua darinya.
begitu juga Abdullah bin Umar. Jiwa perjuangan Islam telah menguasainya sejak
umur 13 tahun. suatu ketika Rasulullah ketika menyiapkan pasukan untuk perang
Badar, datang kepada Rasulullah dua remaja Islam, Abdullah ibnu Umar dan
Al-Baraq meminta agar diterima sebagai anggota pasukan Islam tetapi Rasulullah
menolak kerana mereka masih kanak-kanak. Tahun berikutnya, menjelang perang
Uhud, mereka datang sekali lagi kepada Rasulullah untuk tujuan yang sama. Hanya
Al-Baraq yang diterima. pada perang Ahzab barulah Ibnu Umar diterima sebagai
anggota pasukan Islam (Shahih Bukhari).
Banyak juga dikalangan pemudi yang menjadi teras dalam
perjuangan di peringkat awal dakwah Rasulullah SAW seperti Siti Khadijah binti
Khuwailid, Siti Aisyah binti Abu Bakar - isteri Nabi Muhammad SAW, Fatimah -
adik kepada Umar al - Khattab, Sumaiyah binti Khayyat, dan ramai lagi.
Pemuda-pemudi gagah berani, yang hidupnya
semata-mata hanya bagi kejayaan dan kemuliaan Islam dan pemuda-pemudi seperti
itulah yang sanggup memikul beban da'wah dan bersedia berkorban menghadapi
berbagai ujian dan siksaan dengan penuh kesabaran. Mereka mendapat kebaikan,
keampunan dari Allah dan syurga yang tak terkira nikmatnya. Mereka itulah yang
disebut sebagai orang-orang muflih (beruntung).
Dulu, (Imam) Syafii telah hafal Al Quran pada usia
sekitar 9 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun.,
sebelum akhirnya ia menjadi mujtahid, imam madzhab yang terkemuka. Hassan Al
Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun. Usamah bin Zaid
pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang Ali bin Abi Thalib dan Zubair
bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam perjuangan. Kini, apakah yang
sedang dilakukan dan dipikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan
pemuda-pemudi berusia 23 tahunan ?Remaja dan pemuda-pemudi sekarang lebih
banyak aktif untuk memuaskan nafsu remaja semata-mata. Lihatlah cara berpakaian
mereka, cara bergaul, kreativiti dan sejenisnya. Gambaran remaja dan
pemuda-pemudi yang tampil di berbagai media, tak ada bezanya antara mereka
(yang mengaku Muslim) dengan artis-artis yang jelas menyebarkan kekufuran dan
kesesatannya, realiti inilah yang terpampang di depan mata dan telinga kita.
Jelas, dan sangatlah jelas, perlunya kebangkitan umat,
khususnya dari kaum mudanya, bila kita semua menginginkan kejayaan Islam
kembali. Diperlukan pemuda-pemudi Islam sekualitas para sahabat yang memiliki
komitmen tauhid yang lurus, keberanian menegakkkan kebenaran dan keadilan. Ya Ayyuhasy syabab, antumur ruhul jadid fii
jasaadil ummat.
Post a Comment