MEMENUHI JANJI
MEMENUHI JANJI
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Setelah mengikuti materi ini pemirsa diharapkan mampu
:
1.
Menunjukkan dalil syar’iy tentang memenuhi janji
2.
Menunjukkan bahwa tapat janji adalah bagian dari akhlak Islam.
3.
Membentuk sistem nilai dalam diri sendiri dengan membiasakan beberapa
hal asasi, seperti tertib, bersih dan disiplin.
POKOK-POKOK MATERI
1. Dalil-dalil tentang tepat janji
- Perintah Allah: “Wahai orang-orang beriman,
tepatilah janji…” QS. Al Maidah/5:1
- Perintah Allah : “ …dan penuhilah janji,
sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya” Qs. Al
Isra’/17:34
- Allah memuji orang-orang yang menepati janji,
sebagai orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. QS. Al Baqarah/2: 177
- Sabda Nabi : “Barang siapa yang menipu maka ia
tidak termasuk umatku” HR. AtTirmidziy
2. Kewajiban tepat janji dan ancaman bagi yang todak menepatinya
- Tidak menepati janji adalah salah satu ciri
kemunafikan. Rasulullah bersabda : “Ada empat hal jika ada pada seseorang
maka jadilah ia munafik tulen, dan jika ada sebagainnya maka ia memiliki
ciri-ciri kemunafukan, hingga ia bisa meninggalkannya. 1). Jika dipercaya
ia berkhianat, 2). Jika berbicara ia berdusta, 3). Jika berjanji
mengingkari, 4). Jika berdebat ia curang.” Muttafaq alaih
- Menjadi musuh Allah di hari kiamat. Sabda Nabi
: Allah berfirman ”Ada tiga orang yang menjadi musuhku di hari kiamat:1).
Orang yang menjanjikan pemberian lalu mengingkari, 2). Orang yang menjual
orang merdeka lalu ia makan hasilnya, 3). Orang yang mempekerjakan seseorang
dan telah memenuhi permintaannya lalu tidak dibayrakan upahnya.” HR. Al
Bukhariy.
- Salah satu bentuk kezaliman. Sabda Nabi :
“Orang kaya yang menunda-nunda pembayaran hutang adalah perbuatan
zalim….”Muttafaq alaih.
3. Janji-janji yang sering dibuat oleh seseorang
- Janji kepada keluarga, (anak dan istri)
- Janji kepada bawahan atau orang yang levelnya
lebih rendah dari dirinya dalam suatu unit pekerjaan, dsb.
- Janji kepada teman sejawat/sebaya
- Janji kepada rekanan bisinis
- Janji kepada orang-orang tertentu sesuai
profesi atau lingkungan masing-masing.
4. Kisah tepat janji
Rasulullah
berkisah: Ada seorang Bani Israil (A) yang meminjam 1000 dinar kepada salah
seorang dari Bani Israil (B).
Si B
meminta A untuk mendatangkan saksi. Si A berkata : Cukuplah Allah sebagai
saksi. Si B meminta ditunjukkan kafil (penjamin). Si A menjawab cukuplah Allah
sebagai penjamin.
Si B
percaya dan ia berikan 1000 dinar itu, sesuai dengan batas waktu yang
disepakati bersama.
Lalu
si A pulang ke kampungnya di seberang sana. Ia kumpulkan uang hingga cukup
jumlahnya samapai batas waktu pembayarannya.
Ketika
jatuh tempo itulah si A mencari kapal penyebrangan untuk membayar hutangnya.
Tetapi tidak ada kapal penyebrangan hari itu.
Akhirnya
si A mengambil sebatang kayu, ia lubangai kayu itu dania masukkan 1000 dinar
pinjamannya itu disertai pesan kepada saudaranya di seberang. Ia ceburkan kayu
itu ke laut, disertai doa:
”Ya
Allah Engkau Yang Maha Mengetahui, bahwa saya pernah berhutang 1000 dinar
kepada seseorang, ketika ia meminta jaminan, saya katakan : “Cukuplah Allah
sebagai penjamin” dan ia menerima. Ketika ia meminta saksi, saya katakan :
“Cukuplah Allah sebagai saksi” dan iapun menerima. Dan sekarang saya sudah
berusaha mencari penyebrangan untuk membayarkannya, tetapi saya tidak menemukannya,
maka sekarang saya titipkan ini kepadamu Ya Allah”.
Setelah
itu ia pergi sambil mencari kapal yang bisa menyeberangkannya.
Si B
yang dijanjikan dibayar pada hari itupun keluar ke pantai menunggu kapal yang
datang, menjemnput Si A yang meminjam uang kepadanya.
Kapal
tidak ada yang merapat. Akhirnya ia memutuskan pulang.
Ketika
hendak pulang itulah ia melihat kayu mengapung. Daripada pulang dengan tangan
kosong ia ambil kayu itu, siapa tahu berguna untuk kayu bakar.
Sesampai
di rumah kayu itu ia belah untuk dijadikan kayu bakar. Ketika dibelah,
ditemukanlah 1000 dinar dan catatan dari si A diseberang.
si A
yang terus berusaha mencari kapal penyebrangan akhirnya menemukannya. Dan
berhasil menyebrang ke rumah si B.
Sesampainya
di rumah B, si A menyodorkan 1000 dinar, dengan mengatakan : “Demi Allah, saya
telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kapal penyebrangan guna
membayar hutang, dan saya tidak menemukannya kecuali hari ini.
Kata
si B. “Tidakkah kamu telah mengirimkannya kepadaku?
Kata
A: “ Bukankan telah saya katakan bahwa saya tidak mendapatkan kapal penyebrangan.
Kata
si B:”Sesungguhnya Allah telah menyampaikan kepadaku apa yang engkau letakkan
di dalam kayu bakar. (Ibn Katsir, 1: 447)
Wallahu a’lam.
Post a Comment