USAHA PROPAGANDA
Untuk mencapai maksudnya yaitu memalingkan kaum Muslimin dari
agamanya, dan melemahkannya hingga mereka tak mampu melawan serangan musuh dan
penggerogotan da’wah, kaum Orientalis menggunakan berbagai cara lain dengan
memperalat segala kemungkinan yang dipakai oleh ummat Islam
sendiri.
1. Propaganda penyesatan dengan memakai nama Islam Orientalis menggunakan aliran-aliran Tasauf dan aliran Kepercayaan/Kebatinan Bahaiy dan Qodyaniyah. a. Aliran Tasauf Kepercayaan ini mendawahkan bahwa mereka ingin menempuh jalan untuk sampai pada Allah, tapi tidak dengan menempuh jalan yang diatur oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Nabi dalam Sunnah; mereka membuat cara sendiri, yang tidak diizinkan Allah, dan membuat ketentuan/undang-undang Suluk, yang melakukan zuhud (memencilkan diri dari keduniaan), latihan jiwa mengharamkan yang halal, dan membunuh nafsu. Mereka mengambil ajaran-ajaran agama, atau aliran-aliran lain, yang mereka rasakan dan kira-kira belum terdapat dalam agama Islam dan tentu Syaitan menggiringnya pada khayalan-khayalan yang tak ada hakekatnya, sehingga mereka membenamkan diri ke dalam ikatan-ikatan Wihdatul Wujud, serta tidak mengakui Syari’at, menyama-ratakan antara Iman dan Kafir serta menyamakan antara ta’at dan durhaka dan da’waan penyaksiannya pada Tuhan bagi segala yang ada. Lihat kitab karangan Ibnu Arraby, salah seorang aktivis yang aktif mengupas. tentang kaum tasauf (Wihdatul Wujud) yang sesat. b. Bahaiy Bahaiy lahir di Iran pada abad ke-19, yang mengambil inspirasi dari ajaran Syiah, disebarkan dan dikembangkan oleh Syirazy (keturunan Yahudi yang mengaku beragama Islam) yang bergelar BABA, tak berapa lama sesudah Imam ke-12 Muhammad bin Hasan al Ashary yang kelahirannya dinanti-nantikan oleh sekte “Syiah Imam 12”. Kemudian kebohongan ini terbukti dengan kehobongan Al Baba (Syirazy) di kalangan Syi’ah, yang menyatakan bahwa imam yang sudah hilang, akan muncul di Tebriz (Iran) (Adzarbijan.) Kaum Syi’ah meyakini, bahwa imam ini akan timbul/bangkit di Timur Iran, di suatu gunung yang bemama “Kouh Khada”, artinya “Gunung Allah”. Kemudian Al Baba ditangkap dan dihukum mati, dan sebelum dihukum mati diumumkan, bahwa Imam yang dimaksudnya ialah muridnya “Hasan Sabah Azal” yang bergelar “Baha’ullah” dan dinamakanlah alirannya Al-Baha’iy karena dihubungkan dengan Baha’ullah ini, yang lari dari Iran. Baha’ullah menda’wakan dirinya Nabi, yang diutus membawa agama baru, pembaharu Islam, dan kepadanya diturunkan kitab. Selama hidupnya ia giat menyiarkan ajaran Bahaiy ini. Dia dikuburkan di Palestina yang diduduki Israel. Propaganda Aliran Bahaiy serupa dengan Komunisme, yaitu melepaskan diri dari ikatan dan ajaran agama, dengan kedok “kedamaian dan anti perang”, memberikan kebebasan pada wanita sesuka hatinya, menjadikan tahunan jadi 19 bulan. Jadi hakekat ajaran ini benar-benar menyeleweng dari Islam dan merusak agama Islam. Propaganda Bahaiy ini disokong oleh Kolonialis dan Orientalis, demi untuk merusak dan memalsukan Islam. (Lihat Al-Qodyani dan Al-Qodyaniyah, karangan Abu Hasan An Nadawy, halaman 19 dan seterusnya). c. Al-Qadyaaniyah Yaitu propaganda penyesatan yang timbul di India, pada akhir abad ke-19, yang berkedok (memakai) nama Islam, didirikan oleh MIRZA GHULAM AHMAD dan pusat kegiatannya di India, penganutnya ialah rakyat India juga, kemudian meluas ke luar negeri dan bermunculan di negara-negara Asia, Afrika. Inipun disokong oleh Kolonialis dan Orientails. Gerakan Qodyaniyah ini timbul di masa udara pemikiran dan politik India sesudah revolusi menentang penjajahan Inggris pada tahun 1875, yaitu Revolusi yang menghancurkan ummat Islam. Maka Qodyani mengikuti langkah politik kolonial. Dengan langkah kebudayaan ini, mereka mendapat bantuan dari Inggris. Tujuannya adalah menggoncangkan aqidah Islam, karena Islam-lah sumber yang membangkitkan roh jihad membela agama, tanah air, harta benda dan jiwa. (Lihat Al-Qodyani karangan Abu Hasan An Nadawy). Di samping itu Kolonialis memperalat aliran-aliran Tasauf dan kebatinan yang telah menyeleweng untuk menyebar luaskan perbuatan-perbuatan bid’ah, khurafat. Dalam keadaan orang Islam India putus asa dan grogi, dan menyerah pada tekanan situasi yang berbahaya, banyak di antara mereka yang digiring masuk ke dalam aliran Qodyani yang bathil, yang dipelopori oleh Mirza Ghulam Ahmad di Punjab. Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang yang diagungkan oleh Inggris, yang di masa mudanya terkenal dengan penganut aliran Tasauf, dan menyendiri. Kemudian dia jadi tokoh di kalangan ummat Islam dan mengutip ayat-ayat Al Qur’an dan sebagiannya yang diselewengkan, yang bagi orang awamdan tidak hafal Qur’an, sama saja antara Qur’an dengan bahasaArab. Ini adalah usahanya merusak Qur’an. Bukan sekedar itu saja, bahkan dia menda’wakan dirinya sebagai Nabi yang menerima wahyu, dan dia aktif menyiarkan ajarannya ini untuk maksud politik yang digariskan oleh Kolonial. Dia menghapuskan Jihad, sebagai kewajiban umat Islam dia mengancam revolusi Islam menentang penjajah Inggris di India. Dalam bukunya TERYAQ QULUB, Mirza Ghulara Ahmad mengatakan: “Saya menggunakan sebagian besar umurku untuk menyokong pemerintah Inggris, dan mencegah jihad, wajib taat pada Ulil Amri (Inggris).” Ini ditulis dalam buku-buku selebaran-selebaran, brosur-brosur yang kalau mungkin dikumpulkan semuanya telah memenuhi 50 gudang. Buku-buku ini tersebar di negeri-negeri Arab, Mesir, Syiria, Turki serta Indonesia dan lain-lain, yang tujuannya agar ummat Islam toleransi dan mengakui kekuasaan penjajah; dia memuaskan hatinya dengan kisah Al Mahdi dan Al Masih yang ditunggu datangnya kembali ke bumi, dan menghapuskan perasaan Jihad dan lain-Iain. Ini membuktikan, bahwa Mirza Ghulam Ahmad menggunakan Qodyaniyah sebagai alat untuk mematahkan cita-cita ummat Islam India, supaya mereka tidak melakukan perlawanan terhadap Inggris dan menerima kehinaan serta perbudakan. Artinya, Qodyaniyah adalah produk Kolonial. Inilah rahasia yang menjadikan Qodyan masih berkembang sesudah matinya Mirza Ghulam Ahmad tahun 1908, dan pengikut-pengikut Mirza ini aktif menyiarkan aliran-aliran ini di kalangan ummat Islam dengan giat atas bantuan biaya dan moril dari musuh-musuh Islam. Qodyan membuka cabang-cabangnya di Eropa, Asia dan Afrika yang menggunakan nama sebagai da’wah Islam. Penganut Qodyaniyah bekerjasama menyebarkan faham kolonialisme bersama Orientalis dan Zionis. Bahkan mereka sengaja menyerang Islam dengan menggunakan musuh-musuh Islam sebagai anggota da’wahnya, yang tentu mereka mengarah saja ke penggerogotan Islam, namun begitu Allah tetap melindungi Islam. 2. Menggunakan Mass Media Orientalis selalu bersama Kolonialis dalam menyerang (memerangi Islam). Di negeri-negeri Islam sendiri, seluruh mass media modem selalu bekerjasama dengan Orientalis dalam memerangi Islam dan menggerogoti da’wahnya. Maka ummat Islam menghadapi perang pena, mass media yang membawa kebinasaan yang disampaikan mereka dalam surat-surat kabar, majalah-majalah, radio, televisi, film atau theater dan lain-lain. Bahaya perang Mass Media (perang pena) ini besar sekali, sebab ia langsung meresap ke dalam otak dan hati tanpa koreksi, dan tanpa disaring oleh kebanyakan manusia dan ummat Islam. Fikiran-fikiran berbisa yang dilontarkan dan meresap ke dalam otak ummat Islam, fikiran-fikiran yang merusak dan berbisa ini sengaja ditiupkan dan dihembuskan oleh para orientalis antek kolonialis sebagai taktiknya menyerang Islam. Mass media dipergunakan oleh musuh-musuh Islam itu untuk menghancurkan umat Islam, melalui tulisan-tulisan, gambar-gambar, film-film, fikiran, buku-buku, sandiwara, pidato-pidato, dan uraian yang berkedok ilmiah. Ini lebih berbahaya dari serangan fisik langsung oleh militer lengkap dengan persenjataannya sebab tentara itu mudah dilihat dan diketahui gerakan dan penyerangannya. Yang sangat disayangkan sekali ialah bahwa ummat Islam di semua tempat tidak menyadari bahaya mass media yang disalah-gunakan ini, dan banyak pula para Juru Da’wah, Muballigh, menerima saja apa yang disiarkan oleh Mass Media. Di zaman kita sekarang ini, umumnya Mass Media sering menyiarkan bermacam kefasadan, kemungkaran, kebebasan, atheis. Semuanya disajikan sesuai dengan apa yang berlaku di Eropah dan Amerika, di mana kebanyakan masyarakatnya sudah merosot sekali moralnya karena sudah dangkalnya paham dan pengertian agama mereka dan akibat terbongkarnya rahasia Kristen yang di dalam ajarannya sekarang banyak sekali kontradiksi (pertentangan-pertentangan) begitu pula ajaran Yahudi sendiri, semuanya tak sesuai lagi dengan akal yang sehat dan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, Islam dan ajarannya selamat dari kontradiksi itu. Islam menyeru kepada Tauhid, persatuan dan persaudaraan, keadilan, kemajuan dan sesuai dengan akal dan pengetahuan. Islam menyeru ummat manusia agar berjuang untuk mempertahankan agama Islam, mempertahankan tanah air, hak, diri, keluarga, dan lain-lain. Justru karena itulah Kolonialis dan antek-anteknya MENGUASAI MASS MEDIA untuk MENGELABUI dan MEMUTAR-BALIKKAN FAKTA. 3. Membesar-besarkan Tradisi Kuno Membesar-besarkan adat dan tradisi serta perbuatan-perbuatan masyarakat di masa Jahiliyah, perbuatan-perbuatan bangsa primitif, yang dida’wakan dan dihembuskan bahwa hal yang seperti itu seolah-olah adalah ajaran Islam; ini dilakukan pula oleh para Ilmuwan Islam (munafiq) yang bekerjasama dengan Orientalis. Akhirnya mereka menuduhkan bahwa orang-orang Islam itu sama dengan Badui, Kubu, Ortodok, seperti suku terasing dan primitif, liar, fanatik, dan lain-lain. Syari’at Islam itu (menurut Orientalis ) hanya sesuai dengan orang-orang primitif dan orang ortodok, tak sesuai dan tak cocok dengan zaman modern, dan lain sebagainya. Di samping itu, Orientalis dan anteknya selalu meniupkan hal-hal dan bibit perpecahan antara bangsa, pemisahan antara bangsa, pemisahan antara adat Arab, dan adat suatu bangsa dengan Islam. |
Post a Comment