Al-Haj Lord Headly al-Farooq (Negarawan dan Bangsawan Inggris)

Al-Haj Lord Headly al-Farooq (Negarawan dan Bangsawan Inggris) Lord Headly al-Farooq dilahirkan pada tahun 1855. Beliau adalah salah seorang bangsawan inggris, negarawan dan pengarang. Belajar pada universitas Cambridge dan menjadi seorang bangsawan pada tahun 1877, mengabdikan diri dalam kemiliteran dengan pangkat kapten, dan terakhir sebagai letnan kolonel dalam Batalion IV Infanteri di North Minister Fusilier. Walaupun seorang insinyur, beliau berkecimpung juga dalam bidang kesusastraan. Beliau pernah menjabat sebagai redaktur surat kabar Salisbury Journal dan banyak mengarang buku, dan yang paling terkenal ialah A Western Awakening to Islam.

Beliau menyatakan keislamannya pada tanggal 16 November 1913 dan berganti nama menjadi Syekh Rahmatullah al-Farooq. Beliau banyak melakukan perjalanan, dan pernah mengunjungi India pada tahun 1928.

Berikut ini pernyataannya!

Mungkin ada kawan saya yang mengira bahwa saya telah terpengaruh oleh orang-orang Islam. Dugaan itu tidak benar, sebab kepindahan saya kepada agama Islam timbul dari kesadaran saya sendiri, hasil pemikiran saya sendiri.

Saya bertukar pikiran dengan orang-orang Islam terpelajar tentang agama. Dan, perlu pula saya kemukakan bahwa saya sangat gembira setelah tahu bahwa tenyata semua teori dan kesimpulan saya seluruhnya cocok dengan Islam.

Kesadaran beragama, sebagaimana yang ditegaskan oleh Alquran, haus timbul dari kebebasan memilih dan putusan yang spontan, dan tidak boleh ada paksaan. Mengenai hal itu, Yesus al-Masih menyatakan kepada para pengikutnya, "Dan, orang tidak akan dapat menerima kamu atau memperhatikan kata-kata kamu apabila kamu meninggalkan dia." (Injil Markus, VI. 2).

Saya banyak mengetahui tentang aliran Protestan yang fanatik, yang berpendapat bahwa kewjiban mereka ialah mendatangi rumah-rumah orang Katolik Romawi untuk mengushakan supaya kawan-kawan se"kandang"nya itu bertobat. Tidak bisa diragukan lagi bahwa tindakan yang menyolok ini adalah suatu tindakan yang tidak jujur, bahkan setiap jiwa yang murni akan mengutuknya, karena hal itu dapat membangkitkan pertentangan-pertentangan yang menodai keluhuran agama. Maaf saya katakan, bahwa kebanyakan misi Masehi juga telah mengambil langkah-langkah yang sama terhadap sudara-saudaranya yang memeluk agama Islam. Saya tidak habis pikir, mengapa mereka selalu berusaha memurtadkan orang-orang yang pada hakikatnya lebih dekat kepada ajaran Yesus yang sebenarnya daripada mereka sendiri?! Saya katakan demikian, sebab dalam hal kebaikan, toleransi, dan keluasan berpikir, akidah Islam lebih dekat kepada ajaran Yesus, daripada ajaran-ajaran sempit dari gereja-gereja Kristen sendiri.

Sebagai contoh ialh aliran Atnali yang mengecam akidah trinitas dengan keterangannya yang sangat membingungkan. Aliran ini sangat penting dan berperan menentukan dalam salah satu ajaran pokok gereja, menyatakan dengan tegas bahwa dia mewakili ajaran Katolik, dan kalau kita tidak percaya kepadanya, kita akan celaka selama-lamanya. Tetapi, kita dihauskan olehnya supaya percaya kepada akidah trinitas. Dengan kata lain, kita diwajibkan beriman kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Agung, kemudian pada waktu yang sama kita diharuskan menutupinya dengan kezaliman dan kekejaman, seolah-olah kita menutupi manusia yang paling jahat. Sedangkan Allah SWT amat jauh dari kemungkinan bisa dibatasi oleh rencana manusia lemah yang mempercyai akidah trinitas atas Tatslits.

Masih ada satu contoh lagi tentang kemauan berbuat baik. Saya pernah menerima surat tentang kecenderungan saya kepada Islam di mana penulisnya menyatakan bahwa apabila saya tidak percaya kepda ketuhanan Yesus Kristus, saya tidak akan mendapat keselamatan. Padahal, soal ketuhanan Yesus itu menurut pendapat saya tidak sepenting soal "apakah Yesus Kristus telah menyampaikan risalah Tuhan kepada manusia atu tidak". Jika saya meragukan soal ini, pastilah pikiran saya akan tergoncang. Akan tetapi, alhamdulillah, saya tidak ragu-ragu sedikit pun, dan saya harap bahwa kepercayaan saya kepada Yesus dan segala ajarannya tetap kuat seperti keyakinan setiap orang Islam atau setiap pengikut Yesus Kristus. Sebagaimana yang sering saya kemukakan bahwa agama Islam dan agama Kristen yang diajarkan oleh Yesus sendiri, adalah laksann dua saudara sepupu. Antara kedua agama itu hanya berbeda dengan adanya dogma-dogma dan tata cara yang mungkin tidak diperlukan.

Sekarang ini manusia sudah mulai menjurus kepada ketiadaan iman kepada Allah SWT manakala mereka diminta supaya percaya kepada dogma-dogma dan kepercayaan-kepercayaan yang berpandangan sempit, dan dalarn waktu yang bersamaan, rnanusia haus kepada suatu agama yang dapat berbicara kepada akal dan athifah (sentimen) kemanusiaan.

Siapakah yang pernah mendengar ada seorang muslim menjadi seorang ateis? Memang mungkin ada beberapa kejadian, tetapi saya sangat meragukannya. Saya tahu ada beribu-ribu orang pria dan wanita, yang dalam hatinya adalah muslim, tetapi mereka tidak berani mengemukakan isi hatinya secara terang-terangan, supaya bisa nenghindari gangguan dan kesulitan yang akan dialami kalau mereka menyatakan keislamanya secara terbuka. Justru saya sendiri mengalami yang demikian itu selama 20 tahun. Keirnanan saya secara terang-terangan menyebabkan hilangnya pikiran baik dan teman-teman saya.

Saya telah menerangkan alasan saya, mengapa saya menghormati ajaran-ajaran Islam, dan saya umumkan bahwa saya sendiri telah merneluk Islam lebih baik daripada sawaktu saya masih seorang Kristen. Saya hanya bisa mengharap bahwa kawan-kawan saya mau mengikuti contoh ini yang saya tahu adalah suatu contoh yang baik, yang akan membawa kebahagiaan kepada setiap orang yang memandang langkah hidup saya sebagai suatu kemajuan dan jauh dari bersifat bermusuhan terhadap Agama Kristen.

Sumber: Limaa Dzaa Aslamnaa? Rabithah Alam Islamy Makkah al-Mukarramah

Tidak ada komentar