GENERASI-GENERASI MASA LAMPAU
GENERASI-GENERASI MASA LAMPAU |
Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalah(nabi).
Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah
suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan
suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk
melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para
pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai "pembohong,
sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan" dan menjadi pemimpin
dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh.
Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah
kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai
keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa
kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang
haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama
dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat.
Apa yang telah terjadi antara Syu'aib dan kaum Madyan dimana dia
diutus, menggambarkan hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang
disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syu'aib terhadap Syu'aib, yang menyerukan
kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan semua tindakan
ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir
sangatlah menarik :
Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka
Syu'aib, Ia berkata: "Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain
Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat
kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu
akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."
Dan Syu'aib berkata: "hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat
kerusakan.
Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika
kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri
kamu.
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu
agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami
berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah
seorang yang sangat penyantun lagi berakal.
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya
rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak
berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak
bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan
tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada
Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali.
Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan
kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang
menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula)
jauh (tempatnya) dari kamu.
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih.
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti
tentang apa yang kamu katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat
kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena
keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang
yang berwibawa disisi kami.
Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih
terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan
sesuatu yang terbuang dibelakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi
apa yang kamu kerjakan".
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatalah menurut
kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa
yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan
tunggulah azab (tuhanku), sesungguhnya akupun menungu bersama kamu."
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan
orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan
orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah
mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah
berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana
kaum Tsamud yang telah binasa.(QS Huud 84-95).
Dengan memikirkan "batu /prasasti Syu'aib" yang tidak lain kecuali
menerukan mereka kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah
dan merekapun telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas.
Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya sebagaimana Syu'aib
sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu
sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak
masyarakat lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah.
Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan
masyarakat-masyarakat yang telah disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan
sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Qur'an, masyarakat-masyarakat ini
disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan
mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini
berakhir.
Pada titik ini, Al Qur'an secara khusus menarik perhatian terhadap
kenyataan bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut
memiliki tingkat peradaban yang tinggi. . Di dalam Al Qur'an, sifat-sifat dari
kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut:
Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan
sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka
mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri.
Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?.(QS Qaf 36).
Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah
dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa "lebih
besar kekuatannya". Hal ini berarti bahwa masyarakat-masyarakat yang telah
dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system
birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada
memalui dengan cara paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat
yang telah disebutkan dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan
karya-karya arsitektur mereka.
Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat
ini termasuk yang dimiliki oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini,
yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara yang
tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan
mengabaikan Allah, melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat
kaena Kekuasan Allah saja. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban
mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah
dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan
pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda
selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku
jahat di dunia.
Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang
diceritakan dalam Al Qur'an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian
arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini yang secara jelas
membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur'an benar-benar
pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi "peringatan terlebih dahulu"
yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur'an. Allah berfirman di dalam Al
Qur'an bahwa penting untuk "bepergian di muka bumi" dan "melihat bagaimana
kesudahan orang-orang sebelum mereka".
Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang
Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka
bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum
mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih
baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya.
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi (tentang
keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah
kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami
kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang
berdosa.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kiab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.(QS Yusuf 109-111).
Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang
masyarakat di waktu lampau bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman.
Kehancuran mereka yang disebabkan oleh pemberontakan mereka terhadap Allah dan
penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini mengungkapkan kepada
kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di dalam
halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang
urut berdasarkan kronologi kejadiannya.
|
Post a Comment