Ikhlas
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas.
karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah
keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya,
tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau
hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun.
Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun
tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat,
tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan
keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang,
maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak
bernilai!
Nah, sahabat. Orang
yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak akan kalah oleh aneka
macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan. Allaahuakbar.***
Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali
pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak
pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk
membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang
benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah,
indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak
menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia
lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang
dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke
dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi
pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi
Allah.
Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada
Allah, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas
adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh
Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh
pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar
menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas
walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada
setiap qalbu.
Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa.
Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah
Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih,
semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong
segalanya.
Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu?
Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin.
Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan
pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal
yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi
sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata
tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.
Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah
mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari
mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara
mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau
nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak
kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan
terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah
kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di
sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti
malah berkurang pahalanya.
Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang
ikhlas? Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia
seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba
Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik
perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak
curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar
bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak
ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang
yang dihadapinya, yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk
siapapun.
Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang
ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati.
Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran
jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar.
Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan
kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan
penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu
dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum
bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh
buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api"
(Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara
api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah
sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air"
(Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada,
yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat,
bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat,
tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu
yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin
ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah
adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab,
"Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan
kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling
dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya,
sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur
pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana
seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang
bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita
sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima
kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa
yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi
kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa
kebaikan.
Post a Comment