Etika Sebelum Tidur
Etika Sebelum Tidur
Segala puji hanya untuk Allah
Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwa tidak
ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai
bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa
sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Sesungguhnya
Allah azza wa jalla telah menjadikan malam sebagai tempat bermalam dan
istirahat bagi umat manusia. Seperti yang di sebutkan didalam firman -Nya:
﴿ وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ لِبَاسٗا ١٠ وَجَعَلۡنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشٗا ١١ ﴾ [ النبأ: 10-11]
"Dan Kami jadikan malam
sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan". (QS an-Naba': 10-11).
Tidur juga merupakan kematian kecil yang dilanjutkan
kehidupan kembali bagi siapa yang di kehendaki oleh Allah azza wa jalla,
demikian yang diterangkan oleh Allah Shubhanahu
wa ta’a;;a melalui firman -Nya:
﴿ ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلۡأَنفُسَ حِينَ مَوۡتِهَا وَٱلَّتِي لَمۡ تَمُتۡ
فِي مَنَامِهَاۖ فَيُمۡسِكُ ٱلَّتِي قَضَىٰ عَلَيۡهَا ٱلۡمَوۡتَ وَيُرۡسِلُ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ
إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ٤٢ ﴾ [ الزمر: 42]
"Allah memegang jiwa (orang)
ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya;
Maka -Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan -Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang
ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir". (QS az-Zumar: 42).
Dan kebiasaan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallamtatkala baru bangun dari tidurnya ialah
membaca do'a:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا
بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ » [أخرجه البخاري]
"Segala puji bagi
Allah yang membangunkan kami setelah ditidurkan -Nya dan kepada -Nya kami dibangkitkan".
HR Bukhari no: 7395.
Orang yang ingin tidur harus mempunyai etika yang
telah diajarkan oleh Nabi kita, sebagaimana yang terkumpul didalam
hadits-hadits shahih yang berkaitan tentang tata cara dan etika sebelum tidur,
diantara adab-adabnya ialah:
1.
Mematikan api dan memadamkan
lampu, serta menutup pintu sambil membaca bismillah.
Hal itu, berdasarkan haditsnya
Jabir radhiyallahu 'anhuma, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Yang
mana beliau mengatakan: "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ بِاللَّيْلِ
إِذَا رَقَدْتُمْ وَغَلِّقُوا الْأَبْوَابَ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Matikanlah
lampu-lampu kalian pada waktu malam sebelum pergi tidur, lalu tutuplah
pintu-pintu rumah kalian". HR Bukhari no: 6296. Muslim no: 2012.
Alasan kenapa di suruh supaya
mematikan lampu dan memadamkan api ialah sebagai tindakan prepentif mencegah
bahaya yang disebabkan oleh tikus yang bisa jadi menumpahkan api atau menyeret
sumbu lampu sehingga bisa membakar rumah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits
lain yang dibawakan oleh Bukhari dan Muslim, masih dari sahabat Jabir
radhiyallah 'anhu, beliau mengatakan: "Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « خَمِّرُوا
الْآنِيَةَ, وَأَجِيفُوا الْأَبْوَابَ, وَأَطْفِئُوا الْمَصَابِيحَ, فَإِنَّ
الْفُوَيْسِقَةَ رُبَّمَا جَرَّتْ الْفَتِيلَةَ فَأَحْرَقَتْ أَهْلَ الْبَيْتِ »
[أخرجه البخاري و مسلم]
"Tutupilah
bejana-bejana kalian, lalu tutuplah pintu rumah kalian, kemudian padamkan lampu
penerang kalian, karena sesungguhnya hewan kecil ini bisa menyeret sumbu lampu
sehingga membakar penghuni rumah".
HR Bukhari no: 6295. Muslim no: 2012.
Dikisahkan dalam haditsnya Abu
Musa radhiyallahu 'anhu, pada suatu malam di kota Madinah pernah ada kebakaran
yang menimpa sebuah rumah sehingga menghabiskan seluruh isi rumah. Lalu
keesokan harinya hal itu dilaporkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, mendengar laporan tersebut beliau
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ هَذِهِ
النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ, فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ
» [أخرجه البخاري و مسلم]
"Sesungguhnya api ini
bisa menjadi musuh kalian, maka jika kalian ingin berangkat tidur matikanlah
terlebih dahulu lampu penerang kalian". HR Bukhari no: 6294. Muslim no: 2016.
Adapun alasan kenapa disuruh
untuk menutup pintu rumah sebelum pergi tidur, maka hal itu dijelaskan secara
jelas dalam haditsnya Jabir yang lainnya, dimana beliau menceritakan:
"Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallampernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَأَغْلِقُوا
الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا
مُغْلَقًا» [أخرجه مسلم]
"Tutuplah rapat-rapat
pintu rumah kalian, sambil dibacakan nama Allah, sesungguhnya setan tidak akan
mampu membuka pintu yang tertutup". HR Muslim no: 2012.
Imam Ibnu Daqiq al-I'ed
menjelaskan: "Dalam perintah supaya menutup pintu rumah terdapat
keterangan adanya kemaslahatan baik dari sisi agama maupun keduniaan yang
tersimpan didalamnya. Sebagai bentuk penjagaan bagi jiwa dan harta dari
orang-orang yang punya niatan buruk. Terlebih lagi dari kejahatan setan. Adapun
sabda beliau: "Sesungguhnya setan tidak akan mampu membuka pintu yang
tertutup". Dalam makna hadits ini terkandung isyarat alasan kenapa
disuruh menutup pintu, yaitu adanya kebaikan dijauhkan dirinya dari setan
sehingga mereka tidak bercampur bersama manusia. Dan dikhsususkan perintah
tersebut sebagai alasan utama ini sebagai peringatan adanya sesuatu yang
tersembunyi yang mana kita tidak dapat menyibaknya kecuali melalui jalan wahyu,
yang dalam hal ini hanya didapat oleh jalur kenabian". [1]
2.
Menutupi bejana (wadah untuk
makanan atau minuman).
Hal itu, berdasarkan haditsnya
Jabir yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « غَطُّوا الإِنَاءَ
وَأَوْكُوا السِّقَاءَ فَإِنَّ فِى السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ
لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ
وِكَاءٌ إِلاَّ نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ » [أخرجه مسلم]
"Tutupilah bejana
serta wadah minum kalian. Sesungguhnya setiap tahun ada suatu malam yang turun
wabah penyakit, yang tidaklah melewati bejana atau wadah air yang tidak
tertutupi melainkan wabah tersebut jatuh menimpanya". HR Muslim no:
2014.
3.
Disunahkan wudhu terlebih
dahulu sebelum tidur.
Berdasarkan haditsnya Bara'
bin Azib radhiyallahu 'anhu, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahwa
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallampernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا أَتَيْتَ
مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ
الْأَيْمَنِ وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي
إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا
مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي
أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ. فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى
الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Apabila engkau ingin
berangkat tidur, wudhulah sebagaimana wudhumu untuk sholat. Lalu setelah itu
berbaringlah pada sisi kanan. Kemudian bacalah do'a: "Ya Allah, aku
berserah diri kepada -Mu, aku menyerahkan segala
urusanku kepada -Mu. Aku hadapkan wajahku
kepada -Mu dan ku sandarkan punggungku
kepada -Mu, seraya berharap rahmat dan
takut siksa -Mu, tidak ada tempat
berlindung dan tidak ada tempat menyelamatkan diri dari siksa -Mu melainkan kepada -Mu. Aku beriman kepada kitab -Mu yang Engkau turunkan dan kepada
Nabi -Mu yang Engkau utus".
Bila engkau meninggal dunia,
maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan jadikanlah kalimat tersebut
ucapan terakhir yang engkau ucapkan". HR Bukhari no: 6311.
Muslim no: 2710.
4.
Mengibas-ngibas tempat tidur
sebelum menaruh punggung sambil membaca bismillah.
Sebagaimana penjelasan dalam
hadits yang dibawakan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, beliau mengatakan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا أَوَى
أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ
فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Kalau seseorang diantara kalian ingin tidur
hendaknya ia mengebut-ngebutkan kasurnya dengan kain sarungnya, karena
sesunggunya ia tidak tahu apa yang terjadi pada kasur itu sesudah
ditinggalkannya". HR Bukhari no: 6320. Muslim
no: 2714.
Dalam redaksinya Imam Muslim, beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَلْيُسَمِّ
اللَّهَ فَإِنَّهُ لاَ يَعْلَمُ مَا خَلَفَهُ بَعْدَهُ عَلَى فِرَاشِهِ » [أخرجه
مسلم]
"Lalu sebutlah nama Allah, karena ia tidak
tahu apa yang terjadi pada kasur itu sesudah ditinggalkannya". HR
Muslim no: 2714.
5.
Berbaring diatas sisi tubuh yang kanan, lantas
meletakan tangan kanan dibawah pipi.
Hal itu, berdasarkan haditsnya
Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu, yang terdahulu. Yang mana dijelaskan bahwa
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallambersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ
فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ »
[أخرجه البخاري و مسلم]
"Apabila engkau ingin
berangkat tidur, wudhulah sebagaimana wudhumu untuk sholat. Lalu setelah itu
berbaringlah pada sisi kananmu". HR Bukhari no: 6311. Muslim no: 2710.
Dalam
riwayat Abu Dawud dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallamsetiap kali hendak tidur, beliau
meletakkan tangan kanannya dibawah pipi, kemudian mengucapkan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ قِنِي
عَذَابَكَ يَوْمَ تَجْمَعُ عِبَادَكَ » [أخرجه ابو داود]
"Ya Allah, peliharalah
diriku dari siksa -Mu di hari ketika Engkau
membangkitkan hamba-hamba -Mu". HR Abu Dawud no: 5045.
Dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud 3/951 no: 4218.
6.
Membaca dzikir-dzikir sebelum
tidur.
Dan
saya hanya akan bawakan sebagiannya saja, yaitu do'a yang dibawakan oleh Imam
Bukhari dari haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha, dijelaskan bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallamsetiap
kali hendak tidur malam, beliau mempertemukan kedua telapak tangannya, lalu
meniupkan keduanya sambil membaca:
﴿ قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
١ ﴾ [ الاخلاص] ﴿ قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ١ ﴾ [الفلق] ﴿ قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ١ ﴾ [ الناس].
Kemudian
beliau mengusap bagian tubuh yang bisa diusap dengan kedua tangan tersebut,
dimulai dari kepala dan wajah dan lokasi yang terdekat dengan wajah. Beliau
lakukan hal itu sebanyak tiga kali". HR Bukhari no: 5017.
Kemudian hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ قَرَأَ
بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ » [أخرجه
البخاري و مسلم]
"Barangsiapa yang
membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada suatu malam maka akan
mencukupinya". HR Bukhari no: 5009. Muslim no: 807, 808.
Juga dzikir yang disebutkan
dalam haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, yang dibawakan oleh Bukhari
dalam kisahnya beliau bersama setan yang mengajarkan padanya:
"Kalau engkau ingin
mendatangi tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi, pasti engkau akan
mendapatkan penjagaan dari Allah Shubhanahu wa ta’alla
dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi hari". Setelah diadukan
kepada Nabi maka beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « صَدَقَكَ وَهُوَ
كَذُوبٌ ذَاكَ شَيْطَانٌ» [أخرجه البخاري]
"Dirinya telah berkata
benar padahal dia pendusta, itulah setan". HR Bukhari no: 5010.
Didalam haditsnya Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, dibawakan dzikir bagi orang sebelum tidur, dijelaskan dalam
hadits tersebut bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallamketika ingin tidur beliau membaca:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « بِاسْمِكَ رَبِّ
وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ
أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ » [أخرجه
البخاري ومسلم]
"Dengan nama -Mu, ya Rabbi ku letakan
tubuhku ini, dengan pertolongan -Mu aku mengangkatnya. Kalau
Engkau mencabut nyawaku ini, maka berikanlah rahmat -Mu kepadanya. Kalau Engkau
membiarkannya hidup, maka peliharalah ia sebagaimana Engkau memelihara
hamba-hamba -Mu yang shalih".
HR Bukhari no: 6320. Muslim no: 2714.
Didalam
sunan Abu Dawud diriwayatkan dari Naufal al-Asyja'i radhiyallahu 'anhu, beliau
berkata: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah memberi wasiat kepadaku dengan sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اقْرَأْ عِنْدَ
مَنَامِكَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ قَالَ ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا
فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنْ الشِّرْكِ » [أخرجه أبو داود]
"Bacalah: ﴿ قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا
ٱلۡكَٰفِرُونَ ١ ﴾ [ الكافرون] Kemudian tidurlah setelah membacanya, sesungguhnya surat
itu sebagai pelepas dari kesyirikan". HR Abu Dawud no: 5055. Dinyatakan
shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud 3/954 no: 4227.
Juga bisa membaca dzikir yang
dijelaskan dalam haditsnya Hudzaifah radhiyallahu 'anhu, diterangkan bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallamketika
hendak tidur beliau membaca:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « بِاسْمِكَ أَمُوتُ
وَأَحْيَا.وَإِذَا قَامَ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا
أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ » [أخرجه البخاري]
"Ya Allah, dengan nama -Mu aku mati dan dengan nama -Mu aku hidup kembali".
Dan bila beliau terbangun beliau membaca: "Segala puji bagi Allah yang
membangunkan kami setelah ditidurkan -Nya dan kepada -Nya kami dibangkitkan".
HR Bukhari no: 6324.
7.
Disunahkan bagi yang terkena
janabah untuk wudhu terlebih dahulu sebelum tidur.
Sebagaimana dijelaskan dalam
haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau mengatakan: "Adalah Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallamapabila
ingin berangkat tidur sedang beliau dalam keadaan janabah, beliau mencuci
kemaluannya lalu berwudhu seperti wudhunya sholat". HR Bukhari no: 288.
Muslim no: 305.
Dan bila dia menginginkan
untuk mandi terlebih dahulu maka itu lebih utama baginya. Berdasarkan haditsnya
Abdullah bin Abi Qais yang menceritakan: "Aku pernah bertanya kepada
Aisyah tentang sholat malamnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam'. Lalu beliau menjelaskan secara
panjang lebar.
Kemudian
aku bertanya kembali: "Lantas apa yang beliau lakukan manakala terkena
janabah? Apakah beliau mandi terlebih dulu sebelum tidur atau tidak? Aisyah menjelaskan:
"Keduanya pernah beliau kerjakan. Pernah beliau mandi kemudian tidur,
pernah pula beliau hanya berwudhu lalu berangkat tidur". Lantas aku
katakan: 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan perkara ini mudah". HR
Muslim no: 307.
8.
Etika ketika terbangun dari
tidur.
Hendaknya
dia membaca dzikir yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti yang diriwayatkan oleh
Bukhari dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ تَعَارَّ مِنْ
اللَّيْلِ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ
وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ
وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا
اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلَاتُهُ » [أخرجه البخاري]
"Barangsiapa yang terjaga
diwaktu malam kemudian membaca: 'Tidak ada yang berhak diibadahi secara benar
melainkan Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi -Nya. Yang memiliki kekuasaan dan segala pujian. Dan -Dia yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji
bagi -Nya, Maha suci Allah, tidak
ada yang berhak di ibadahi secara benar melainkan Allah, Allah Maha Besar.
Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah".
Lantas dirinya berdo'a:
"Ya Allah, ampunilah diriku". Atau dia berdo'a yang ia inginkan, maka
do'anya akan diijabahi, bila dirinya bangkit lalu berwudhu kemudian sholat maka
sholatnya akan diterima". HR Bukhari no: 1154.
Hadits
yang agung ini, mengandung banyak faidah bagi siapa saja yang mau
mengamalkannya setiap kali terbangun dari tidurnya, dengan membiasakan lisannya
basah dengan mentauhidkan Allah Shubhanahu
wa ta’alla serta memuji -Nya. Sehingga tidak tangung-tangung balasan dari Allah Shubhanahu
wa ta’alla, yaitu akan menerima
sholatnya serta mengabulkan do'anya. Berapa
banyak orang yang terbebas dari beban hidup, terlepas dari jerat hutang,
berubah menjadi baik, dengan sebab itu. Dan orang yang mudah ialah yang
dimudahkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla
untuk melakukan hal itu.
Imam Ibnu Bathal menyebutkan
dalam penjelasannya: "Allah Shubhanahu
wa ta’alla telah menjanjikan melalui lisan Nab -iNya bagi orang yang
terbangun dari tidurnya lantas lisannya tergerak untuk mengesakan Rabbnya,
tunduk dalam kekuasaan -Nya, mengakui nikmat yang diperoleh sehingga ia memuji
-Nya, mensucikan -Nya dari segala perkara yang tidak layak untuk Allah Shubhanahu wa ta’alla, merendahkan diri
dengan mengagungkan serta pasrah akan kelemahan dirinya kecuali adanya
pertolongan dari -Nya, bahwasannya Allah Shubhanahu
wa ta’alla menjanjikan bagi orang tersebut do'anya akan diijabahi, dan bila
diteruskan dengan sholat ia akan diterima. Karenanya
bagi siapa saja yang mendengar hadits ini untuk segera mempratekannya sambil di
barengi dengan ikhlas didalam niatnya karena mengharap wajah Rabbnya".[2]
9.
Dibenci tidur dengan cara
bertelungkup.
Sebagaimana
dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seseorang yang tiduran sambil
bertelungkup, maka beliau berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ هَذِهِ
ضِجْعَةٌ لَا يُحِبُّهَا اللَّهُ » [أخرجه البخاري و مسلم]
"Sesungguhnya tidur
model ini tidak disukai oleh Allah ta'ala". HR at-Tirmidzi no: 2768.
Dinilai hasan oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 2/359 no: 2221.
10. Bersegera untuk tidur.
Berdasarkan
haditsnya Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu 'anhu, yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Musliam. Beliau mengatakan: "Adalah Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam membenci tidur sebelum (sholat) isya dan ngobrol
setelahnya". HR Bukhari no: 568. Muslim no: 647.
Berkata
al-Hafidh Ibnu Hajar dalam penjelasannya: "Itu di sebabkan karena tidur
sebelum sholat isya mengakibatkan bisa mengerjakan sholat setelah keluar waktu
secara total atau keluar dari waktu pilihan di dalam pengerjaannya.
Sedang bergadang sesudah sholat
isya maka akan menjadikan dirinya tertidur untuk mengerjakan sholat shubuh,
atau mampu mengerjakan namun bukan diwaktunya, atau dirinya tidak bisa sholat
malam. Sehingga Umar bin Khatab mencela orang-orang
yang melakukan hal tersebut sembari mengatakan: "Apakah kalian mau
bergadang lalu tidur ditengah malam?!". [3]
Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah
curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.[4]
Post a Comment