Balasan Selaras Dengan Amal Perbuatan
Balasan Selaras Dengan Amal Perbuatan
Segala puji hanya untuk Allah
Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam . Aku bersaksi bahwa tidak
ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada sekutu
bagi -Nya, dan
aku juga bersaksai bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi
wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. Amma ba'du:
Ada
begitu banyak penjelasan yang datang baik dari ayat-ayat suci yang mulia serta
hadits-hadits nabawai, yang menyebutkan tentang ganjaran bagi orang-orang muhsin
yang (berbuat baik) serta balasan bagi para pendosa, sebagai bentuk motivasi
untuk memacu kita didalam memperbanyak amal sholeh dan menakut-nakuti supaya
kita menjauh dari amal perbuatan buruk. Dan itu selaras dengan kaidah 'Balasan
sesuai dengan amalannya'. Seperti yang ditegaskan oleh Allah tabaraka wa
ta'ala dalam firman -Nya:
﴿ هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ
إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ٦٠ ﴾ [ الرحمن: 60]
"Tidak ada balasan kebaikan
kecuali kebaikan (pula)". (QS ar-Rahman: 60).
Dan sebagaimana yang Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan dalam ayat lainnya:
﴿ وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي
فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ
أَعۡمَىٰ ١٢٤ قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرٗا ١٢٥ قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتۡكَ
ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَاۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ ١٢٦ ﴾ [ طه: 124-126]
"Dan barangsiapa berpaling
dari peringatan -Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta". Ia pun berkata: "Ya Tuhanku,
mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari
ini kamupun dilupakan". (QS Thaahaa: 124-126).
Sedangkan penjelasan dalam hadits-hadits nabawi, itu
juga sangat banyak, diantaranya ialah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari haditsnya Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ كَانَ فِى
حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ
كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ » [أخرجه مسلم]
"Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan
saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhan dirinya. Barangsiapa yang
mengangkat kesusahan seorang muslim maka Allah akan mengangkat darinya
kesulitan dari kesulitan yang ada kelak para hari kiamat. Dan bagi siapa yang
menutup (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya kelak pada hari
kiamat". HR Muslim no: 2580.
Dan bagi siapa pun yang membela kehormatan seorang muslim, maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan
membalas dengan menjauhkan dirinya dari siksa neraka kelak pada hari kiamat.
Berdasarkan sebuah hadits yang dibawakan oleh Imam Ahmad dari Abu Darda
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ
أَخِيهِ, رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ » [أخرجه
أحمد]
"Barangsiapa yang menjaga kehormatan seorang muslim,
maka Allah akan menjaganya dari api neraka kelak pada hari kiamat". HR Ahmad 45/528 no: 27543.
Barangsiapa menjadi pemimpin dan mengurusi urusannya
kaum muslimin lantas dirinya mempersulit mereka didalam ururannya niscaya Allah
Shubhanahu wa ta’alla pun akan menjadikan sulit penghidupannya. Dan bagi siapa yang berlaku lembut kepada
mereka maka Allah Shubhanahu wa ta’alla juga akan berlaku lembut pada dirinya. Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
pernah berdo'a:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اللَّهُمَّ مَنْ وَلِىَ مِنْ
أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِىَ
مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ » [أخرجه مسلم]
"Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi urusan
umatku lalu dirinya mempersulit atas mereka, maka persulitlah urusannya. Dan
bagi siapa yang mengurusi urusan umatku lalu dirinya berlaku lembut pada mereka
maka sayangilah dirinya". HR Muslim no: 1828.
Barangsiapa kalangan pemimpin yang menutupi kebutuhan
orang miskin dan butuh, maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan memenuhi hajat dan kebutuhannya. Berdasarkan riwayat yang dikeluarkan oleh Imam
Ahmad dari Amr bin Murah, bahwasannya beliau berkata pada Mu'awiyah,
"Wahai Mu'awiyah! Sesungguhnya aku pernah
mendengar dari Rasulalah Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَا مِنْ إِمَامٍ أَوْ وَالٍ
يُغْلِقُ بَابَهُ دُونَ ذَوِي الْحَاجَةِ وَالْخَلَّةِ وَالْمَسْكَنَةِ إِلَّا
أَغْلَقَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَبْوَابَ السَّمَاءِ دُونَ حَاجَتِهِ وَخَلَّتِهِ
وَمَسْكَنَتِهِ. قَالَ: فَجَعَلَ مُعَاوِيَةُ رَجُلًا عَلَى حَوَائِجِ النَّاسِ » [أخرجه أحمد]
"Tidaklah ada seorang penguasa yang menutup
(mata) enggan memenuhi kebutuhan orang miskin, fakir dan papa niscaya Allah
akan menutup pintu langit baginya, kecuali bagi orang miskin, fakir dan butuh". Mendengar itu
maka Mu'awiyah langsung mengambil pegawai yang mengurusi kebutuhan
manusia". HR Ahmad 29/565 no: 18033.
Dan bagi siapa yang menginfakan hartanya niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan
menggantinya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang dibawakan oleh
Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dalam hadits
Qudsi, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ » [أخرجه البخارى ومسلم]
"Allah ta'ala berfirman, "Wahai anak
Adam berinfaklah niscaya Aku akan berinfak padamu". HR Bukhari no:
4684. Muslim no: 993.
Demikian pula bagi siapa yang kikir mengeluarkan hartanya sesuai dengan
kewajiban yang Allah Shubhanahu wa ta’alla bebankan padanya untuk memenuhi hak-hak orang lain.
Niscaya -Dia akan memusnahkan hartanya dan mencabut
barokahnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah
radhiyallahu, bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ
الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ
أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا
تَلَفًا » [أخرجه البخارى ومسلم]
"Tidaklah pagi hari menyapa seorang hamba
melainkan ada dua malaikat yang turun padanya. Lalu salah seorang diantara
keduanya berdo'a, "Ya Allah, gantilah harta orang yang berinfak". Dan
yang satunya lagi berdo'a, "Ya Allah, binasakanlah harta orang yang enggan
berinfak". HR Bukhari no:1442,
Muslim no: 1010.
Dan barangsiapa mengingat Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam
hatinya maka -Dia pun akan mengingat ia dalam Dirinya. Dan bagi siapa
yang menyebut -Nya di majelis yang banyak orangnya niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan
menyebut dirinya di majelis yang lebih baik dari majelis mereka. Berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, beliau berkata, "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي
فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي
مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ » [أخرجه البخري ومسلم]
"Allah
azza wa jalla berfirman, "Aku sesuai dengan
persangkaan hamba pada -Ku, dan Aku bersama dirinya manakala ia menyebut nama -Ku, dan jika dirinya
menyebut -Ku didalam hatinya niscaya aku akan menyebutnya didalam Diri -Ku, dan apabila dia menyebut
-Ku di sebuah majelis niscaya
Aku akan menyebut dirinya di majelis yang lebih baik dari majelisnya mereka". HR Bukhari no: 7405. Muslim no: 2675.
Barangsiapa yang membangun masjid niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan
membangunkan baginya istana di surga. Hal itu, berdasarkan haditsnya Utsman bin
Affan radhiyallahu 'anhu, bahwa Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ
بَنَى اللَّهُ لَهُ فِى الْجَنَّةِ مِثْلَهُ » [أخرجه مسلم]
"Barangsiapa membangun masjid (di dunia)
dengan ikhlas karena Allah niscaya Allah akan membangunkan baginya yang semisal
di dalam surga". HR Muslim no: 533.
Begitu pula bagi siapa yang memata-matai auratnya kaum
muslimin niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan membuka auratnya bahkan menyibaknya walaupun dia
berada didalam rumahnya. Berdasarkan hadits yang dibawakan oleh Imam Ahmad dari
sahabat Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ
بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ
وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَاتِهِمْ
يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي
بَيْتِهِ » [أخرجه أحمد]
"Duhai orang-orang beriman yang (hanya)
dengan lisannya dan tidak masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian saling
mengunjing sesama muslim, tidak pula mengikuti auratnya mereka. Karena
seungguhnya, bagi siapa yang mengikuti auratnya mereka, Allah akan membuka
auratnya, dan bagi siapa yang dibuka auratnya oleh Allah niscaya Allah akan
memperlihatkan kejelekannya pada orang banyak ". HR Ahmad 20/33 no:
19776.
Sebagian ulama salaf menuturkan, "Aku pernah
berjumpa dengan suatu kaum yang tidak memilik aib sedikitpun, namun, celakanya
mereka selalu menyebut-yebut aib orang lain. Maka manusia pun menyebut-nyebut aib mereka. Kemudian akan berjumpa dengan suatu kaum yang aku
dapati banyak mempunyai aib, namun, mereka menahan lisannya dari membicarakan
kejelekan manusia. Maka orang pun melupakan kejelekan mereka … atau semisal
dengan ucapan beliau".[1]
Imam Syafi'i mengatakan dalam bait syairnya:
Duhai penyibak kehormatan orang dan mengikuti
Keburukan mereka, sadarlah dirimu hidup dalam kehinaan
Jika seandainya engkau bebas dari penghambaan Maha Mulia
Niscaya engkau tidak menyibak kehormatan muslim
Siapa yang berzina dengan wanita lain dengan upah seribu dirham
Niscaya orang lain akan menzinai keluarganya dengan
setengah dirham
Sungguh zina adalah hutang jika engkau menangguhkan
Pasti pemiliknya akan menagih untuk menyerahkan
keluargamu. Camkanlah
Dan barangsiapa menenggak miras di dunia maka diharamkan baginya minuman
keras diakhirat kelak.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang dibawakan
oleh Imam Ahmad dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي
الدُّنْيَا لَمْ يَشْرَبْهَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا أَنْ يَتُوبَ » [أخرجه أحمد]
"Barangsiapa meminum khamr di dunia niscaya
dirinya tidak akan pernah merasakannya di akhirat kelak, sampai sekiranya dia
bertaubat darinya". HR Ahmad 8/354 no: 4729.
Barangsiapa menyiksa orang lain di dunia niscaya Allah
Shubhanahu wa ta’alla akan menyiksanya kelak pada hari kiamat. Sebagaimana diterangkan dalam
sebuah hadits yang dibawakan oleh Imam Muslim dari Hisyam bin Hakim bin Hizam
radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita, "Aku pernah mendengar Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ يُعَذِّبُ
الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ النَّاسَ فِى الدُّنْيَا » [أخرجه مسلم]
"Sesungguhnya Allah akan menyiksa
orang-orang yang menyiksa orang lain ketika dulu di dunia". HR Muslim
no: 2613.
Sehingga suatu perkara pasti yang sangat jelas bagi
kita kalau balasan itu sesuai dengan amal perbuatannya. Seperti kabar gembira
yang diberitakan oleh Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam pada istri tercintanya Khadijah, ibunda mukminin
radhiyallahu 'anha. Yaitu sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan, "Jibril pernah datang
kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa sallam lalu berkata padanya, "Wahai Rasulallah, inilah Khadijah,
dirinya telah datang, bersamanya ada bejana yang berisi daging atau makanan,
atau minuman. Apabila dirinya datang padamu sampaikan salam keselamatan padanya
dari Allah Shubhanahu wa ta’alla dan diriku. Dan berilah kabar gembira, baginya surga dari emas dan
perak, tidak bising tidak pula lelah didalamnya". HR Bukhari no: 3820. Muslim no: 2432.
Penjelasan hadits, yang dimaksud dengan Shakhibu
ialah suara-suara keras lagi bising. An-Nashab artinya capai, lelah.
As-Suhaili menjelaskan kenapa di tiadakan dua sifat ini pada istana yang
ditempatinya kelak disurga, yakni suara bising dan capai, "Bahwasannya
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa
sallam manakala mengajak memenuhi panggilan Islam, dirinya bersegera untuk
menerimanya dalam keadaan rela, tidak dibarengi dengan mengangkat suara tidak
pula sampai mendebat dan membikin letih dirinya. Bahkan, dirinya menghilangkan segala kesedihan
yang menimpa suaminya, menentramkan hatinya dari segala kegalauan, dan membantu
demi memudahkan kesulitan yang dihadapinya. Sehingga pantas sekali bila
dijadikan istananya kelak disurga seperti yang di kabarkan oleh Rabbnya melalui
perantara utusan -Nya dengan sifat yang sesuai dengan perbuatannya". [2]
Lihat pada Ja'far bin Abi Thalib
tatkala dirinya mati syahid pada peperangan Uhud, dirinya terpotong tangannya
maka Allah Shubhanahu wa ta’alla mengganti
tangannya dengan sayap sehingga dirinya bisa terbang di surga bersama para malaikat.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat yang dikeluarkan oleh al-Hakim
dalam Mustadraknya dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « رأيت جعفر بن أبي طالب مع
جبريل و ميكائيل له جناحين » [أخرجه الحاكم]
"Aku melihat Ja'far bin Abi Thalib sedang
terbang bersama Jibril dan Mikail, dirinya mempunyai dua sayap". HR
al-Hakim 4/218 no: 4988. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam silsilah
ash-Shahihah 3/226 no: 1226.
Diantara perkara masyhur dalam
hikayah yang menyebar di kalangan banyak orang apa yang terjadi, bagi orang
yang berbakti pada kedua orang tuanya atau yang durhaka pada keduanya, maka hal
tersebut adalah nyata dalam kehidupan yang bisa dilihat dan disaksikan oleh
banyak orang, yakni bagi siapa yang berbakti pada kedua orang tuanya, maka
Allah Shubhanahu wa ta’alla memberinya
rizki dengan anak-anak yang berbakti pada dirinya ketika masih hidup.
Demikian pula kebalikannya bagi
orang yang durhaka pada orang tuanya, dan diantara kisah dalam hal ini ialah
seperti dikisahkan, : Bahwa ada seseorang yang mempunyai anak-anak yang berbakti
padanya, jika mereka datang untuk mengambil air di sumur maka mereka membawa
serta ayahnya yang sudah sangat tua demi menyenangkan orang tuanya. Apabila
mereka telah sampai di sumur, mereka menurunkan ayahnya dengan penuh kelembutan
dari atas onta lantas mereka menaruh ditempat yang sudah mereka persiapkan,
setelah itu mereka membikin api unggun untuk menghangatkan tubuhnya lalu
membikinkan minuman hangat baginya.
Pada suatu ketika mereka melihat
di dekat sumur ada orang tua dan dua anaknya yang sedang mengambil air ke dalam
sumur, seperti di ketahui sumur zaman dahulu, jika ada dua orang yang ingin
mengambil air maka salah satunya harus ada yang turun dengan susah payah untuk
mengambil air, lalu yang satunya lagi menunggu diatas, akan tetapi, anaknya
yang satu menyuruh ayahnya yang turun ke dalam sumur dan di janjikan akan
dibikinkan kopi hangat, kemudian ayahnya pun enggan menuruti kemauan anaknya
dan menyuruh anaknya saja yang turun, namun, usahanya tidak berhasil, akhirnya
dengan terpaksa dia pun turun.
Melihat kejadian tersebut maka
anak yang berbakti pada orang tuanya tadi bangun beramai-ramai menawarkan
bantuan, akan tetapi, anak orang tua tadi menolaknya dengan keras. Lalu ayahnya
mereka mengatakan, "Jika seandainya kalian gali di sekitar tempat kalian
duduk ini niscaya kalian akan mendapati bekas api yang dulu aku buat untuk
orang tuaku. Sungguh diriku telah mendapat
karunia bakti kalian dengan sebab apa yang aku lakukan dahulu pada orang tuaku.
Adapun orang tua itu, sungguh aku telah menyaksikan dia memperlakukan orang
tuanya sama seperti perlakuan kedua anaknya sekarang ini". Balasan sesuai
dengan amal perbuatan.
Akhirnya
kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla
curahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam,
kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.
Post a Comment