Menjauhkan diri dari Ghibah (Menggunjing)
Menjauhkan diri dari Ghibah
(Menggunjing)
Firman Allah SWT :
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا
لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مّنْهُمْ، وَ لاَ
نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ
اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ، بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ
بَعْدَ اْلاِيْمَانِ. وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولئِكَ هُمُ الظّلِمُوْنَ.
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ
الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا،
اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ
اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ. الحجرات:11-12
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh
jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, (karena) boleh
jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
orang-orang yang dhalim. (11)
Hai orang-orang yang beriman,
jauhkanlah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang. (12) [QS. Al-Hujuraat : 11-12]
Hadits-hadits Nabi SAW :
عَنْ اَبِى بَكْرٍ رض اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ فِى حَجَّةِ اْلوَدَاعِ: اِنَّ دِمَاءَكُمْ وَ
اَمْوَالَكُمْ وَ اَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا
فِى شَهْرِكُمْ هذَا فِى بَلَدِكُمْ هذَا، اَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟. البخارى و مسلم
و غيرهما
Dari Abu Bakar RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW dalam khutbahnya pada hajji wada’ beliau bersabda, “Sesungguhnya
darah kalian, harta benda dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian
seperti hari kalian ini di dalam bulan kalian ini dan di dalam negeri kalian
ini. Ketahuilah, bukankah aku sudah menyampaikan ?”. [HR. Bukhari,
Muslim dan lainnya]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ
عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. مسلم و الترمذى
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap orang Islam atas orang Islam yang lain adalah
haram darahnya, kehormatannya dan harta bendanya”. [HR. Muslim dan
Tirmidzi]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: الرّبَا اِثْنَانِ وَ سَبْعُوْنَ بَابًا.
اَدْنَاهَا مِثْلُ اِتْيَانِ الرَّجُلِ اُمَّهُ. وَ اِنَّ اَرْبَى الرّبَا
اِسْتِطَالَةُ الرَّجُلِ فِى عِرْضِ اَخِيْهِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata
: Rasulullah SAW bersabda, “Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling
kecil (dosanya) seperti (dosanya) seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya,
dan sesungguhnya sebesar-besar riba ialah seseorang yang terus-menerus
(menjatuhkan) kehormatan saudaranya”. [HR. Thabrani di dalam Al-Ausath]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ رض
عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ مِنْ اَرْبَى الرّبَا اْلاِسْتِطَالَةُ فِى عِرْضِ
اْلمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقّ. ابو داود
Dari Sa’id bin Zaid RA dari Nabi
SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya termsuk sebesar-besar riba ialah
terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan orang Islam tanpa alasan yang benar”. [HR. Abu Dawud]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص ِلاَصْحَابِهِ: تَدْرُوْنَ اَرْبَى الرّبَا عِنْدَ اللهِ؟
قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: فَاِنَّ اَرْبَى الرّبَا عِنْدَ
اللهِ اِسْتِحْلاَلُ عِرْضِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ. ثُمَّ قَرَأَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ
الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا
اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. ابو يعلى
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata :
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para shahabat, “Tahukah kalian
sebesar-besar riba di sisi Allah ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
sebesar-besar riba di sisi Allah ialah menganggap halal (menjatuhkan)
kehormatan orang Islam”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat : Walladziina
yu’dzuunal-mu’miniin wal mu’minaati bi ghairi maktasabuu fodihtamaluu buhtaanaw
wa itsmam mubiina [QS. Al-Ahzab : 58] (Dan orang-orang yang menyakiti orang
mukmin laki-laki dan orang mukmin perempuan tanpa kesalahan yang mereka
lakukan, maka sungguh mereka telah berbuat buhtan (kebohongan) dan dosa yang
nyata).
[HR. Abu Ya’la, para perawinya perawi shahih]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ:
قُلْتُ لِلنَّبِيّ ص: حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَ كَذَا. قَالَ بَعْضُ
الرُّوَاةِ: تَعْنِى قَصِيْرَةً. فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ لَوْ مُزِجَت بِمَاءِ
اْلبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ. قَالَتْ: وَ حَكَيْتُ لَهُ اِنْسَانًا. فَقَالَ: مَا
اُحِبُّ اَنّى حَكَيْتُ اِنْسَانًا وَ اِنَّ لِى كَذَا وَ كَذَا. ابو داود و
الترمذى و البيهقى و قال الترمذى: حديث حسن صحيح
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Saya
pernah berkata kepada Nabi SAW, “Cukup bagimu dari Shafiyah begini dan begitu”.
Sebagian orang-orang yang meriwayatkan mengatakan : Yang dimaksud ‘Aisyah
ialah, “Ia wanita yang pendek”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh kamu
telah mengatakan suatu kalimat seandainya dicamput dengan air laut sungguh air
laut itu menjadi keruh”. Dan ‘Aisyah pernah berkata, “Saya pernah menceritakan
tentang seseorang kepada beliau, maka beliau bersabda, “Aku tidak suka
menceritakan (keburukan) seseorang meskipun akan mendapatkan upah sekian dan
sekian”.
[HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Baihaqi, Tirmidzi berkata : Hadits, hasan shahih]
عَنْ عَائِشَةَ رض اَيْضًا
اَنَّهُ اعْتَلَّ بَعِيْرٌ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيّ، وَ عِنْدَ زَيْنَبَ فَضْلُ
ظَهْرٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص لِزَيْنَبَ: اَعْطِيْهَا بَعِيْرًا. فَقَالَتْ:
اَنَا اُعْطِى تِلْكَ اْليَهُوْدِيَّةَ؟ فَغَضِبَ رَسُوْلُ اللهِ ص، فَهَجَرَهَا
ذَا اْلحِجَّةِ وَ اْلمُحَرَّمَ وَ بَعْضَ صَفَرٍ. ابو داود
Dari ‘Aisyah RA juga, ia berkata :
Sesungguhnya untanya Shafiyah binti Huyaiyyin sedang sakit, sedang Zainab
mempunyai kelebihan kendaran. Maka Nabi SAW bersabda kepada Zainab, “Berikanlah
onta kepadanya !”. Lalu (Zainab) menjawab, “Saya disuruh memberi kepada wanita
Yahudi itu !”. Kemudian Nabi SAW meninggalkan Zainab pada bulan Dzulhijjah,
Muharram dan sebagian bulan Shafar. [HR. Abu Dawud]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ:
كُنَّا عِنْدَ النَّبِيّ ص فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا
اَعْجَزَ فُلاَنًا! اَوْ قَالُوْا: مَا اَضْعَفَ فُلاَنًا! فَقَالَ النَّبِيُّ ص:
اغْتَبْتُمْ صَاحِبَكُمْ وَ اَكَلْتُمْ لَحْمَهُ. ابو يعلى و الطبرانى و لفظه:
اِنَّ رَجُلاً قَامَ مِنْ عِنْدِ النَّبِيّ ص فَرَأَوْا فِى قِيَامِهِ عَجْزًا.
فَقَالُوْا: مَا اَعْجَزَ فُلاَنًا! فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكَلْتُمْ
اَخَاكُمْ وَ اغْتَبْتُمُوْهُ.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata :
Dahulu ketika kami di sisi Nabi SAW, ada seorang laki-laki berdiri. Lalu
orang-orang sama berkata, “Ya Rasulullah, alangkah sangat loyonya si fulan itu
!”. Atau mereka berkata, “Alangkah sangat lemahnya orang itu”. Maka Nabi SAW
bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepada teman kalian dan kalian telah
makan dagingnya”. [HR. Abu Ya’la, dan Thabrani meriwayatkan dengan lafadhnya],
sesungguhnya ada seorang laki-laki berdir di sisi Nabi SAW, maka orang-orang
melihat ketika dia berdiri itu dalam keadan loyo. Mereka berkata, “Alangkah
sangat loyonya si fulan itu”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Kalian telah makan
saudaramu dan kalian telah berbuat ghibah kepadanya”.
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ
اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ اَنَّهُمْ ذَكَرُوْا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ص رَجُلاً،
فَقَالُوْا: لاَ يَأْكُلُ حَتَّى يُطْعَمَ، وَ لاَ يَرْحَلُ حَتَّى يُرْحَلَ لَهُ،
فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اغْتَبْتُمُوْهُ، فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا
حَدَّثْنَا بِمَا فِيْهِ. قَالَ: حَسْبُكَ اِذَا ذَكَرْتَ اَخَاكَ بِمَا فِيْهِ.
الاصبهانى باسناد حسن
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya
dari kakeknya, bahwasanya orang-orang menyebutkan tentang seorang laki-laki di
sisi Rasulullah SAW. Mereka mengatakan, “Orang itu tidak makan sehingga ia
diberi makan, dan ia tidak punya tempat tinggal hingga diberi tempat tinggal”.
Maka Nabi SAW bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah kepadanya”. Lalu mereka
menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami hanya menceritakan apa adanya”.
Rasulullah SAW bersabda, “Cukup bagimu (dikatakan berbuat ghibah) apabila kamu
menyebutkan saudaramu dengan apa yang ada padanya”. [HR.
Al-Ashbihaniy dengan sanad hasan]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَ تَدْرُوْنَ مَا اْلغِيْبَةُ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَ
رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: ذِكْرُكَ اَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ. قِيْلَ: اَرَأَيْتَ
اِنْ كَانَ فِى اَخِى مَا اَقُوْلُ؟ قَالَ: اِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ
اغْتَبْتَهُ، وَ اِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ. مسلم و
ابو داود و الترمذى و النائى
Dari Abu Hurairah RA bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda (kepada para shahabatnya), “Tahukah kalian apakah
ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah kamu menyebut tentang saudaramu
dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang bertanya kepada beliau,
“Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu memang betul-betul
seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaan
saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah
berbuat ghibah kepadanya. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya,
maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan) kepadanya”. [HR. Muslim, Abu
Dawud, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض
اَنَّهُ مَرَّ عَلَى بِغَالٍ مَيّتٍ فَقَالَ لِبَعْضِ اَصْحَابِهِ: َلاَنْ
يَأْكُلَ الرَّجُلُ مِنْ هذَاِ حَتَّى يَمْـَلأَ بَطْنَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ
يَأْكُلَ لَحْمَ رَجُلٍ مُسْلِمٍ. ابو الشيخ ابن حبان
Dari ‘Amr bin ‘Ash RA, bahwasanya
dia pernah melewati seekor bangkai baghal, lalu dia berkata kepada sebagian
shahabat-shahabatnya, “Sungguh seseorang makan bangkai ini sehingga memenuhi
perutnya itu lebih baik baginya dari pada ia makan daging (menggunjing) seorang
muslim”.
[HR. Abusy-Syaikh Ibnu Hibban]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ:
جَاءَ اْلاَسْلَمِيُّ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَشَهِدَ عَلَى نَفْسِهِ بِالزّنَا
اَرْبَعَ شَهَادَاتٍ يَقُوْلُ: اَتَيْتُ امْرَأَةً حَرَامًا. وَ فِى كُلّ ذلِكَ
يُعْرِضُ عَنْهُ رَسُوْلُ اللهِ ص. فَذَكَرْتُ اْلحَدِيْثَ اِلَى اَنْ قَالَ:
فَمَا تُرِيْدُ بِهذَا اْلقَوْلِ؟ قَالَ: اُرِيْدُ اَنْ تُطَهّرَنِى. فَاَمَرَ
بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُرْجَمَ، فَرُجِمَ. فَسَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ ص
رُجُلَيْنِ مِنَ اْلاَنْصَارِ يَقُوْلُ اَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: اُنْظُرْ اِلَى
هذَا الَّذِى سَتَرَ اللهُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَدَعْ نَفْسَهُ حَتَّى رُجِمَ رَجْمَ
اْلكَلْبِ. قَالَ: فَسَكَتَ رَسُوْلُ اللهِ ص، ثُمَّ سَارَ سَاعَةً، فَمَرَّ
بِجِيْفَةِ حِمَارٍ شَائِلٍ بِرِجْلِهِ، فَقَالَ: اَيْنَ فُلاَنٌ وَ فُلاَنٌ؟
فَقَالُوْا: نَحْنُ ذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَقَالَ لَهُمَا: كُلاَ مِنْ جِيْفَةِ
هذَا اْلحِمَارِ! فَقَالاَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، غَفَرَ اللهُ لَكَ، مَنْ يَأْكُلُ
مِنْ هذَا؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا نِلْتُمَا مِنْ عِرْضِ هذَا الرَّجُلِ
آنِفًا اَشَدُّ مِنْ اَكْلِ هذِهِ اْلجِيْفَةِ. فَوَ اللهِ الَّذِى نَفْسِى
بِيَدِهِ، اِنَّهُ اْلآنَ فِى اَنْهَارِ اْلجَنَّةِ يَنْغَمِسُ فِيْهَا. ابن حبان
فى صحيحه
Dari Abu Huriarah, ia berkata :
Telah datang seorang laki-laki (dari suku) Aslam kepada Rasulullah SAW lalu dia
bersaksi atas dirinya sendiri bahwa dia berbuat zina. Dia bersaksi empat kali.
Ia berkata, “Saya menyetubuhi wanita secara haram”. Setiap ia mengatakan yang
demikian itu, Rasulullah SAW berpaling darinya. Lalu aku menyebutkan cerita itu
sehingga beliau bertanya, “Apa yang kamu inginkan dengan cuapan ini ?”. Orang
itu menjawab, “Saya menginginkan supaya engkau membersihkan diriku”. Kemudian
Rasulullah SAW memerintahkan supaya ia dirajam. Lalu orang tersebut dirajam.
Kemudian Rasulullah SAW mendengar ada dua orang laki-laki Anshar, salah satunya
berkata kepada temannya, “Lihatlah kepada orang ini yang Allah telah
menutupinya, tetapi ia tidak membiarkan dirinya, sehingga ia dirajam seperti
anjing yang dilempari batu”. (Abu Hurairah) berkata : Rasulullah SAW diam saja.
Sebentar kemudian beliau berjalan (bersama para shahabat), lalu melewati
bangkai himar di dekat kaki beliau. Maka beliau bersabda, “Mana si fulan dan si
fulan itu ?”. Mereka menjawab, “Ini kami ya Rasulullah”. Beliau bersabda kepada
kedua orang itu, “Makanlah bangkai himar ini !”. Mereka berdua menjawab, “Ya
Rasulullah, semoga Allah mengampuni engkau. Siapa yang mau memakan bangkai
himar ini ?”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Apa-apa yang kamu dapat dari
(menjelek-jelekkan) kehormatan orang laki-laki tadi adalah lebih buruk dari
makan bangkai himar ini. Dan demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya,
sesungguhnya (orang laki-laki yang telah dirajam itu) sekarang sedang berendam
di sungai surga”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ الرَّجُلَ لَيُؤْتَى كِتَابَهُ مَنْشُوْرًا
فَيَقُوْلُ: يَا رَبّ، فَاَيْنَ حَسَنَاتُ كَذَا وَ كَذَا عَمِلْتُهَا لَيْسَتْ
بِصَحِيْفَتِى؟ فَيَقُوْلُ: مُحِيَتْ بِاغْتِيَابِكَ النَّاسَ. الاصبهانى
Dari Abu Umamah RA, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada orang yang diberi kitab catatannya
dengan terbuka”. Maka orang itu bertanya, “Ya Tuhanku, mana catatan kebaikan
ini dan itu yang telah saya kerjakan, koq tidak ada di sini ?”. Kemudian Allah
menjawab, “(Kebaikan-kebaikanmu) terhapus oleh perbuatan ghibahmu kepada orang
lain”.
[HR. Al-Ashbihaniy]
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ رض
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اْلغِيْبَةُ وَ النَّمِيْمَةُ يَحُتَّانِ
اْلاِيْمَانَ كَمَا يَعْضِدُ الرَّعِى الشَّجَرَةَ. الاصبهانى
Dari ‘Utsman bin ‘Affan RA, ia
berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ghibah dan Namimah
(adu-adu) itu bisa meruntuhkan iman sebagaimana seorang penggembala yang menebang
pohon”.
[HR. Al-Ashbihaniy]
Post a Comment