THALAQ
|
THALAQ |
بَابُ اَلطَّلَاقِ
| |
Hadits No. 1098 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perbuatan halal yang paling dibenci
Allah ialah cerai." Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits shahih menurut
Hakim. Abu Hatim lebih menilainya hadits mursal.
|
َعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( أَبْغَضُ اَلْحَلَالِ عِنْدَ اَللَّهِ اَلطَّلَاقُ ) رَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ , وَابْنُ مَاجَهْ , وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ , وَرَجَّحَ أَبُو
حَاتِمٍ إِرْسَالَهُ
| |
Hadits No. 1099 | ||
Dari Ibnu Umar bahwa ia menceraikan istrinya ketika
sedang haid pada zaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Lalu Umar
menanyakan hal itu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan beliau
bersabda: "Perintahkan agar ia kembali padanya, kemudian menahannya hingga masa
suci, lalu masa haid dan suci lagi. Setelah itu bila ia menghendaki, ia boleh
menahannya terus menjadi istrinya atau menceraikannya sebelum bersetubuh
dengannya. Itu adalah masa iddahnya yang diperintahkan Allah untuk menceraikan
Allah untuk menceraikan istri." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا ( أَنَّهُ طَلَّقَ اِمْرَأَتَهُ -
وَهِيَ حَائِضٌ - فِي عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَ عُمَرُ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ ذَلِكَ ? فَقَالَ : مُرْهُ
فَلْيُرَاجِعْهَا , ثُمَّ لْيُمْسِكْهَا حَتَّى تَطْهُرَ , ثُمَّ تَحِيضَ , ثُمَّ
تَطْهُرَ , ثُمَّ إِنْ شَاءَ أَمْسَكَ بَعْدُ , وَإِنْ شَاءَ طَلَّقَ بَعْدَ أَنْ
يَمَسَّ , فَتِلْكَ اَلْعِدَّةُ اَلَّتِي أَمَرَ اَللَّهُ أَنْ تُطَلَّقَ لَهَا
اَلنِّسَاءُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 1100 | ||
Menurut riwayat Muslim: "Perintahkan ia agar kembali
kepadanya, kemudian menceraikannya ketika masa suci atau hamil."
|
َوَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : ( مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا, ثُمَّ
لْيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلًا )
| |
Hadits No. 1101 | ||
Menurut riwayat Bukhari yang lain: "Dan dianggap sekali
talak."
|
َوَفِي
رِوَايَةٍ أُخْرَى لِلْبُخَارِيِّ : ( وَحُسِبَتْ عَلَيْهِ تَطْلِيقَةً )
| |
Hadits No. 1102 | ||
Menurut riwayat Muslim, Ibnu Umar berkata (kepada orang
yang bertanya kepadanya): Jika engkau mencerainya dengan sekali atau dua kali
talak, maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhku untuk kembali
kepadanya, kemudian aku menahannya hingga sekali masa haid lagi, lalu aku
menahannya hingga masa suci, kemudian baru menceraikannya sebelum
menyetubuhinya. Jika engkau menceraikannya dengan tiga talak, maka engkau telah
durhaka kepada Tuhanmu tentang cara menceraikan istri yang Ia perintahkan
kepadamu.
|
َوَفِي
رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : قَالَ اِبْنُ عُمَرَ : ( أَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا
وَاحِدَةً أَوْ اِثْنَتَيْنِ ; فَإِنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
أَمَرَنِي أَنْ أُرَاجِعَهَا , ثُمَّ أُمْهِلَهَا حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً أُخْرَى
, وَأَمَّا أَنْتَ طَلَّقْتَهَا ثَلَاثًا , فَقَدْ عَصَيْتَ رَبَّكَ فِيمَا
أَمَرَكَ مِنْ طَلَاقِ اِمْرَأَتِكَ )
| |
Hadits No. 1103 | ||
Menurut suatu riwayat lain bahwa Abdullah Ibnu Umar
berkata: Lalu beliau mengembalikan kepadaku dan tidak menganggap apa=apa (talak
tersebut). Beliau bersabda: "Bila ia telah suci, ia boleh menceraikannya atau
menahannya.
|
َوَفِي
رِوَايَةٍ أُخْرَى : قَالَ عَبْدُ اَللَّهِ بْنُ عُمَرَ : ( فَرَدَّهَا عَلَيَّ ,
وَلَمْ يَرَهَا شَيْئًا , وَقَالَ : " إِذَا طَهُرَتْ فَلْيُطَلِّقْ أَوْ
لِيُمْسِكْ )
| |
Hadits No. 1104 | ||
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada masa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan dua tahun masa
khalifah Umar talak tiga kali itu dianggap satu. Umar berkata: Sesungguhnya
orang-orang tergesa-gesa dalam satu hal yang mestinya mereka harus bersabar.
Seandainya kami tetapkan hal itu terhadap mereka, maka ia menjadi ketetapan yang
berlaku atas mereka. Riwayat Muslim.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( كَانَ اَلطَّلَاقُ عَلَى
عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبِي بَكْرٍ , وَسَنَتَيْنِ مِنْ
خِلَافَةِ عُمَرَ , طَلَاقُ اَلثَّلَاثِ وَاحِدَةٌ , فَقَالَ عُمَرُ بْنُ
اَلْخَطَّابِ : إِنَّ اَلنَّاسَ قَدْ اِسْتَعْجَلُوا فِي أَمْرٍ كَانَتْ لَهُمْ
فِيهِ أَنَاةٌ , فَلَوْ أَمْضَيْنَاهُ عَلَيْهِمْ ? فَأَمْضَاهُ عَلَيْهِمْ ) .
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 1105 | ||
Mahmud Ibnu Labid Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah diberi tahu tentang seseorang yang
mencerai istrinya tiga talak dengan sekali ucapan. Beliau berdiri amat marah dan
bersabda: "Apakah ia mempermainkan kitab Allah padahal aku masih berada di
antara kamu?". Sampai seseorang berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah, apakah
aku harus membunuhnya. Riwayat Nasa'i dan para perawinya dapat dipercaya.
|
َوَعَنْ مَحْمُودِ بْنِ
لَبِيدٍ قَالَ : ( أُخْبِرَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ رَجُلٍ
طَلَّقَ اِمْرَأَتَهُ ثَلَاثَ تَطْلِيقَاتٍ جَمِيعًا , فَقَامَ غَضْبَانَ ثُمَّ
قَالَ : أَيُلْعَبُ بِكِتَابِ اَللَّهِ تَعَالَى , وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ
حَتَّى قَامَ رَجُلٌ , فَقَالَ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَلَا أَقْتُلُهُ ? )
رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَرُوَاتُهُ
مُوَثَّقُونَ
| |
Hadits No. 1106 | ||
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Abu Rakanah pernah
menceraikan Ummu Rakanah. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda padanya: "Kembalilah pada istrimu." Ia berkata: Aku telah
menceraikannya tiga talak. Beliau bersabda: "Aku sudah tahu, kembalilah
kepadanya." Riwayat Abu Dawud.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( طَلَّقَ أَبُو رُكَانَةَ
أُمَّ رُكَانَةَ . فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَاجِعِ
امْرَأَتَكَ , فَقَالَ : إِنِّي طَلَّقْتُهَا ثَلَاثًا. قَالَ : قَدْ عَلِمْتُ ,
رَاجِعْهَا ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
| |
Hadits No. 1107 | ||
Dalam suatu lafadz riwayat Ahmad: Abu Rakanah menceraikan
istrinya dalam satu tempat tiga talak, lalu ia kasihan padanya. Maka Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Yang demikian itu satu
talak." Dalam dua sanadnya ada Ibnu Ishaq yang masih dipertentangkan.
|
َوَفِي
لَفْظٍ لِأَحْمَدَ : ( طَلَّقَ أَبُو رُكَانَةَ اِمْرَأَتَهُ فِي مَجْلِسٍ وَاحِدٍ
ثَلَاثًا , فَحَزِنَ عَلَيْهَا , فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
فَإِنَّهَا وَاحِدَةٌ ) وَفِي سَنَدِهَا اِبْنُ إِسْحَاقَ , وَفِيهِ
مَقَالٌ
| |
Hadits No. 1108 | ||
Abu Dawud meriwayatkan dari jalan lain yang lebih baik
dari hadits tersebut: Bahwa Rakanah menceraikan istrinya, Suhaimah, dengan talak
putus (talak tiga). Lalu berkata: Demi Allah, aku tidak memaksudkannya kecuali
satu talak. Maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengembalikan istrinya
kepadanya.
|
َوَقَدْ
رَوَى أَبُو دَاوُدَ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ أَحْسَنَ مِنْهُ : ( أَنَّ رُكَانَةَ
طَلَّقَ اِمْرَأَتَهُ سُهَيْمَةَ اَلْبَتَّةَ , فَقَالَ : وَاَللَّهِ مَا أَرَدْتُ
بِهَا إِلَّا وَاحِدَةً, فَرَدَّهَا إِلَيْهِ اَلنَّبِيُّ -صَلَّى اَللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ )
| |
Hadits No. 1109 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tiga hal yang bila dikatakan dengan
sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi, yaitu: nikah,
talak dan rujuk (kembali ke istri lagi)." Riwayat Imam Empat kecuali Nasa'i.
Hadits shahih menurut Hakim.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
( ثَلَاثٌ جِدُّهنَّ جِدٌّ , وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ : اَلنِّكَاحُ , وَالطَّلَاقُ ,
وَالرَّجْعَةُ ) رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ , وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 1110 | ||
Menurut Hadits dha'if riwayat Ibnu 'Adiy dari jalan lain:
"Yaitu: talak, memerdekakan budak dan nikah."
|
َوَفِي
رِوَايَةٍ لِابْنِ عَدِيٍّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ ضَعِيفٍ : ( اَلطَّلَاقُ , وَالْعِتَاقُ , وَالنِّكَاحُ )
| |
Hadits No. 1111 | ||
Menurut Hadits marfu' riwayat Harits Ibnu Abu Usamah dari
hadits Ubadah Ibnu al-Shomit r.a: "Tidak dibolehkan main-main dengan tiga hal:
talak, nikah dan memerdekakan budak. Barangsiapa mengucapkannya maka jadilah
hal-hal itu." Sanadnya lemah.
|
َوَلِلْحَارِثِ
اِبْنِ أَبِي أُسَامَةَ : مِنْ حَدِيثِ عُبَادَةَ بْنِ اَلصَّامِتِ رَفَعَهُ : (
لَا يَجُوزُ اَللَّعِبُ فِي ثَلَاثٍ : اَلطَّلَاقُ , وَالنِّكَاحُ , وَالْعِتَاقُ ,
فَمَنْ قَالَهُنَّ فَقَدَ وَجَبْنَ ) وَسَنَدُهُ
ضَعِيفٌ
| |
Hadits No. 1112 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mengampuni
apa-apa yang tersirat dalam hati umatku selama mereka tidak melakukan atau
mengucapkannya." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (
إِنَّ اَللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا , مَا لَمْ
تَعْمَلْ أَوْ تَكَلَّمْ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 1113 | ||
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah mengampuni dari
umatku kesalahan, kealpaan, apa-apa yang mereka dipaksa melakukannya." Riwayat
Ibnu Majah dan Hakim. Abu Hatim berkata: Hadits itu tidak sah.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- , عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم قَالَ : ( إِنَّ اَللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ عَنْ أُمَّتِي اَلْخَطَأَ ,
وَالنِّسْيَانَ , وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ ,
وَالْحَاكِمُ , وَقَالَ أَبُو حَاتِمٍ : لَا يَثْبُتُ
| |
Hadits No. 1114 | ||
Ibnu Abbas berkata: Apabila seseorang mengharamkan
istrinya, maka hal itu tidak apa-apa. Dia berkata: Sesungguhnya telah ada pada
diri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam suri tauladan yang baik untukmu.
Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ
- رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( إِذَا حَرَّمَ اِمْرَأَتَهُ لَيْسَ
بِشَيْءٍ ) . وَقَالَ : لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اَللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ (
اَلْأَحْزَاب : 21 ). رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 1115 | ||
Menurut riwayat Muslim dari Ibnu Abbas: Apabila seseorang
mengharamkan istrinya, maka itu berarti sumpah yang harus dibayar dengan
kafarat.
|
َوَلِمُسْلِمٍ : ( إِذَا حَرَّمَ اَلرَّجُلُ عَلَيْهِ اِمْرَأَتَهُ ,
فَهِيَ يَمِينٌ يُكَفِّرُهَا )
| |
Hadits No. 1116 | ||
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa tatkala puteri
al-Jaun dimasukkan ke kamar (pengantin) Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam dan beliau mendekatinya, ia berkata: Aku berlindung kepada Allah darimu.
Beliau bersabda: "Engkau telah berlindung kepada Yang Mahaagung, kembalilah
kepada keluargamu." Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- ( أَنَّ اِبْنَةَ
اَلْجَوْنِ لَمَّا أُدْخِلَتْ عَلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَدَنَا
مِنْهَا . قَالَتْ : أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْكَ , قَالَ : لَقَدْ عُذْتِ بِعَظِيمٍ
, اِلْحَقِي بِأَهْلِكِ ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 1117 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada talak kecuali setelah nikah
dan tidak ada pemerdekaan budak kecuali setelah dimiliki." Riwayat Abu Ya'la dan
dinilai shahih oleh Hakim. Hadits ini ma'lul.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : (
لَا طَلَاقَ إِلَّا بَعْدَ نِكَاحٍ , وَلَا عِتْقَ إِلَّا بَعْدَ مِلْكٍ ) رَوَاهُ
أَبُو يَعْلَى , وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ , وَهُوَ
مَعْلُولٌ
| |
Hadits No. 1118 | ||
Ibnu Majah meriwayatkan hadits serupa dari al-Miswar Ibnu
Mahrahmah, sanadnya hasan namun ia juga ma'lul.
|
َوَأَخْرَجَ
اِبْنُ مَاجَهْ : عَنِ اَلْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ مِثْلَهُ , وَإِسْنَادُهُ
حَسَنٌ , لَكِنَّهُ مَعْلُولٌ أَيْضًا
| |
Hadits No. 1119 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
Tidak sah anak Adam (manusia) bernadzar dengan apa yang bukan miliknya,
memerdekakan budak dengan budak yang bukan miliknya, dan menceraikan istri yang
bukan miliknya." Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Menurut Bukhari hadits tersebut adalah yang paling shahih dalam masalah ini.
|
َوَعَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ قَالَ :
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا نَذْرَ لِابْنِ آدَمَ فِيمَا لَا
يَمْلِكُ , وَلَا عِتْقِ لَهُ فِيمَا لَا يَمْلِكُ , وَلَا طَلَاقَ لَهُ فِيمَا لَا
يَمْلِكُ ) أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ, وَنُقِلَ
عَنْ اَلْبُخَارِيِّ أَنَّهُ أَصَحُّ مَا وَرَدَ
فِيهِ
| |
Hadits No. 1120 | ||
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Pena diangkat dari tiga orang (malaikat tidak
mencatat apa-apa dari tiga orang), yaitu: orang tidur hingga ia bangun, anak
kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga ia berakal normal atau sembuh."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Hakim. Ibnu
Hibban juga mengeluarkan hadits ini.
|
َوَعَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا, عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (
رُفِعَ اَلْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ اَلنَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ, وَعَنِ
اَلصَّغِيرِ حَتَّى يَكْبُرَ, وَعَنِ اَلْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ, أَوْ يَفِيقَ
) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ
| |
|
Post a Comment