Lailatul Qadar
Lailatul Qadar
Segala puji hanyalah untuk Allah semata, Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada nabi yang tiada lagi nabi sesudahnya, Nabi kita
Muhammad dan juga kepada keluarganya, para Sahabat, dan orang-orang yang
mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
Amma ba’du.
Wahai saudaraku seiman.. Sesungguhnya pada sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan ada malam kemuliaan (lailatul qadar). Ini adalah malam
yang memiliki keutamaan yang agung. Diantara keutamaannya:
· Malam
lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan sebagaimana firman Allah
ta’ala:
قال
الله تعالى: ﴿ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ
حَكِيمٍ * أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ
﴾
“ Sesungguhnya Kami menurunkannya
pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan. pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,(yaitu)
urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus
rasul-rasul” (QS. Ad Dukhan : 3-5)
· Malam
lailatul qadar adalah malam mulia nan agung sebagaimana firman Allah ta’ala:
قال
الله تعالى:
﴿ إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴾
“Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”
(Qs. Al Qadar: 1)
(Qs. Al Qadar: 1)
Pada malam itu Allah
menetapkan apa yang terjadi sepanjang tahun dan memutuskan segala perkaranya yang
penuh hikmah.
·
Malam lailatul qadar adalah malam yang penuh dengan keutaman,
kemuliaan, dan banyaknya kebaikan serta balasan pahalanya lebih baik dari
seribu bulan sebagaimana firman Allah ta’ala:
﴿ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ
شَهْرٍ ﴾
“malam
lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan” (Qs. Al Qadar : 3)
· Pada
malam lailatul qadar para Malaikat dan Malaikat Jibril turun ke bumi dengan membawa
keberkahan, kebaikan, dan rahmat. Sebagaimana firman Allah ta’ala:
﴿ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
﴾
“
pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril” (Qs. Al Qadar : 4)
· Malam
lailatul qadar adalah malam keselamatan / kedamaian bagi orang-orang yang
beriman dari segala hal yang mereka takutkan dikarenakan banyaknya pengampunan
dosa dan pembebasan dari neraka.
﴿ سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴾
“malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar” (Qs. Al Qadar : 5)
· Malam
lailatul qadar itu sebagaimana yang Rasulullah katakan:
(( مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
))
“Barangsiapa
yang berdiri (menunaikan shalat) pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan
mengharapkan pahala maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Maka
siapapun orang yang menegakkan shalat (tarawih –pent.) dengan penuh keimanan
kepada Allah serta mengharapkan balasan pahala dari Allah, ia akan memperoleh
keutamaan sekalipun ia tidak mengetahuinya.
· Malam
lailatul qadar terjadi pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (pada malam-malam
ganjil). Maka disyari’atkan bagimu -wahai
kaum muslimin- dalam mencarinya dan berupaya keras mendapatkannya. Rasulullah bersabda:
(( تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي
الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ))
“Carilah
malam lailatul qadar pada malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR.
Bukhari)
· Jika
tiga malam pertama dari sepuluh hari terakhir terlewatkan olehmu atau karena
tidak mampu, maka bersungguh-sungguhlah pada tujuh hari yang tersisa.
Rasulullah bersabda:
(( الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ
يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلَا
يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي ))
“Carilah malam
lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir. jika salah seorang di antara kalian
tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya” (HR.
Muslim)
· Berupayalah
dengan sungguh-sungguh dalam mencari malam lailatul qadar pada sepuluh malam
terakhir bulan Ramadhan dan lebih bersungguh-sungguh lagi pada tujuh malam
terakhir. Rasulullah berkata kepada seorang sahabat yang bermimpi melihat malam
lailatul qadar pada tujuh malam terakhir:
(( أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي
السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ
الأَوَاخِرِ ))
“Aku
melihat mimpi kalian. Mimpi kalian tepat pada tujuh malam terakhir. Barang
siapa yang ingin mencarinya, maka carilah pada tujuh malam terakhir bulan
Ramadhan.” (H.R. Muslim)
· Carilah
malam lailatul qadar pada malam kedua puluh lima, kedua puluh tujuh, dan kedua puluh
sembilan. Sungguh telah bersabda Rasulullah :
(( الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ
مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى فِي سَابِعَةٍ تَبْقَى
فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى ))
“Carilah
malam lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pada malam
kedua puluh Sembilan, keduapuluh tujuh, kedua puluh lima”. (HR. Bukhari)
·
Dari tujuh malam terakhir bulan Ramadhan
yang paling mendekati adalah malam kedua puluh tujuh, maka
bersungguh-sungguhlah pada malam ini. Sungguh Ubay bin Ka’ab telah berkata:
(( وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ
لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ
وَعِشْرِينَ ))
“Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu
malam yang kita diperintah Rasulullah untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh
tujuh” (HR. Muslim)
· Perbanyaklah membaca doa ini pada malam-malam
pencarian lailatul qadar:
اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah..
Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf.. Engkau
senang memaafkan.. Maka ampunilah aku..”
‘Aisyah Radhiyallahu
‘anha pernah bertanya kepada Nabi :
(( أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ
كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي ))
“Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat anda
kalau saya mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang saya ucapkan ketika itu? beliau
menjawab: “Katakanlah, Allahumma innaka 'afuwwun, tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, Shahih)
·
Tanda-tanda malam lailatul qadar
disebutkan dalam hadits Ubay, Rasulullah
bersabda:
(( وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ
فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا ))
“Tandanya adalah matahari terbit
pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)
Juga dalam riwayat Abu Daud:
(( تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَةَ تِلْكَ
اللَّيْلَةِ مِثْلَ الطَّسْتِ لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ حَتَّى تَرْتَفِعَ ))
”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa
sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (shahih)
Post a Comment