Makna Kalimat Tauhid
Makna Kalimat Tauhid
"معنى
لا إله إلا الله"
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu
wata’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Rasulullah
salallahu’alaihi
wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma
Ba’du:
Sesungguhnya yang dimaksud dengan kalimat ikhlas adalah
kalimat: لا إله إلا الله sebab kalimat ini mengandung makna mengikhlaskan ibadah
semata-mata karena Allah Ta’ala, mengesakan -Nya dalam beribadah dan arti
kalimat ini adalah tiada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah subhanahu wata’ala. Kalimat ini sangat
agung, dengan sebab kalimat inilah para rasul diutus, kitab-kitab diturunkan
dan dalam rangka menegakkan kalimat ini maka Allah subhanahu wata’ala memerintahkan orang-orang yang beriman untuk
berjihad, pedang-pedang terhunus dan kuda-kuda dikendalikan.
قال الله تعالى: ]وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ
إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ [
Dan Kami
tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan yang
hak melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya’: 25)
Dan
setiap Rasul menyeru kaumnya untuk mewujudkan kalimat ini, sebagaimana firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
قال تعالى: ] فَقَالَ
يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ [
Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, karena sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. (QS. Al-Mu’minun: 23)
Dan orang-orang kafir yang
didatangkan Rasul kepada mereka mengakui bahwa tiada tuhan yang menciptakan
kecuali Allah Subhanahu
Wa Ta’ala sebagaimana
firman -Nya:
قال الله تعالى: ] وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللهُ
فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ [
Dan
sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah
mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah?. (QS. Al-Zukhruf: 87)
Hanya
saja pengakuan ini tidak cukup dalam mewujudkan tauhid, sebab pengakuan ini
harus dibarengi dengan pengesaan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala dalam
beribadah kepada -Nya semata, yang tiada sekutu bagi -Nya, dan inilah yang
dikehendaki oleh Allah Azza Wa Jalla, dengan firman -Nya:
] فَاعْلَمْ
أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ [
Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan Yang Hak melainkan Allah. (QS.
Muhammad: 19).
Di
antara kaum muslimin ada yang mengucapkan kalimat ini, mendirikan shalat,
berpuasa, berhaji dan bersedeqah namun bersamaan dengan hal tersebut mereka
memalingkan sebagian dari ibadah kepada selain Allah Ta’ala, seperti istigotsah
kepada sselain Allah kepada para wali dan orang-orang yang shaleh, bernazar
untuk mereka atau berdo’a kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka orang-orang yang mengerjakan perbuatan
seperti ini sebenarnya belum mewujudkan makna لا
إله إلا الله sebab kalimat tersebut
menuntut mengesakan Allah dalam beribadah dan memalingkan segala bentuk ibadah
hanya kepada Allah semata dan orang yang memalingkan bagian tertentu dari
ibadah ini kepada selain Allah maka dia musyrik sekalipun dirinya mengucapkan لا
إله إلا الله mendirikan shalat, berpuasa dan mengakui dirinya sebagai muslim.
Sesungguhnya seorang hamba tidak dikatakan sebagai muslim yang sebenarnya dan
tidak akan selamat dari kekekalan di dalam api neraka Jahannam kecuali dengan
iman yang bersih yang tidak bercampur kesyirikan dan tidak pula dihapuskan oleh
kekafiran.
قال الله تعالى: ] الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم
بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ [
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. Al-An’am: 82).
Maka
barangsiapa yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dan dibarengi dengan ibadah kepada selian Allah Subhanahu Wa Ta’ala
maka ibadah tersebut tidak memberikan manfaat apapun baginya.
قال
الله تعالى: ] وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ [
Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi)
yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi. QS. Al-Zumar: 65)
Para
ulama telah menyebutkan bahwa makna لا
إله إلا الله ini
mengandung beberapa syarat yang jika tidak terpenuhi maka dia tidak akan
sempurna.
Dan
syarat kalimat لا إله إلا الله adalah delapan, yaitu:
Pertama:
Memahami maknanya, maksudnya dan apa-apa yang dilarangnya serta apa-apa yang
menjadi tuntutannya.
قال
تعالى: ] فَاعْلَمْ
أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ [
Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu
dan bagi dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat
tinggalmu. (QS. Muhammad: 19).
Pada riwayat Muslim di dalam kitab shahihnya dari Utsman
radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi
wa salam bersabda: Barangsiapa yang mati dan dia mengetahui bahwa
tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebanarnya kecuali Allah maka dia pasti
masuk surga”.[1]
Dan
banyak manusia yang mengucapkannya dengan lisannya semata namun dia tidak
mengetaui apaun dari artinya, oleh karena itulah mereka terjebak di dalam
kesyirikan.
Kedua:
Keyakinan yang menghilangkan keraguan, yaitu orang yang mengucapkannya harus
meyakini apa-apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini. Dan jika di dalam
hatinya terdapat keraguan terhadap apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat ini
maka ucapannya tersebut tidak memberikan manfaat apapun baginya.
قال
تعالى: ] إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا [
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu. (QS. Al-Hujurat: 15).
Diriwayatkan
oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa
Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Aku bersaksi
bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, dan
sesungguhnya aku adalah utusan Allah, maka tidaklah seorang hamba yang bertemu
Allah dengan meyakini kalimat tersebut dan dirinya tidak ragu dengannya kecuali
dia akan masuk surga”.[2]
Ketiga: IKhlas yang menghapuskan kesyirikan. Seseorang tidak
mengucpakannya karena riya’ atau sum’ah.
قال
تعالى: ] وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ [
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada -Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus. (QS. Al-An’am: 5).
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shihihnya dari Abi
Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi
wa salam bersabda: orang yang
paling bahagia dengan syaf’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan لا إله إلا الله dengan
ikhlas dari dirinya”.[3]
Keempat:
Kebenaran yang menghapuskan kebohongan. Dia mengucapkan kalimat لا
إله إلا الله dengan
benar bersumber dari hatinya.
قال
تعالى: ] الم. أَحَسِبَ النَّاسُ أَن
يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ
مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ [
Alif
laam miim (2) Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?.
(3)Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta. )QS. Al-Ankabut: 1-3).
Diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Mu’adz bin Jabal
radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Tidak ada seorangpun yang bersaksi bahwa
tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah dengan ucapan yang benar-benar dari hatinya kecuali Allah
mengharamkan dirinya dari api neraka”.[4]
Di
dalam hadits ini disyaratkan pengucapan kalimat ini dengan sebenar-benarnya.
Kelima:
Cinta yang menghapuskan kebencian. Dia mencintai kalimat ini dan apa yang
ditunjukkan oleh kalimat ini serta orang-orang yang berbuat dengan tuntutan
kalimat ini.
قال
تعالى: ] وَالَّذِينَ
آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِّلهِ [
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah:
165).
Keenam:
Tunduk terhadap apa yang ditunjukkan oleh kalimat ini, yaitu tunduk yang
menghapuskan sikap meninggalkan tuntutan kalimat ini. Maka wajib bagi orang
yang beriman untuk tunduk terhadap makna yang dikandung
oleh kalimat لا إله إلا الله baik secara lahiriyah atau
bathiniyah.
قال
تعالى: ] وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا
مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لله وَهُوَ مُحْسِنٌ [
Dan
siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, (QS. Al-Nisa’: 125)
Kepasrahan
adalah bentuk ketundukan kepada perintah Allah Subahanahu Wa Ta’ala.
Ketujuh:
Penerimaan yang menghapuskan penolakan. Maka wajib menerima apa yang menjadi
tuntutan kalimat ini baik berupa ibadah kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala semata tanpa mempersekutukan -Nya dengan
sesuatu apapun dan meninggalkan peribadatan kepada selain Allah Subahanahu Wa Ta’ala, maka barangsiapa
yang mengucapkannya namun dia tidak menerima apa yang menjadi tuntutan kalimat
ini maka dia termasuk orang yang dikatakan oleh Allah Subahanahu Wa Ta’ala di dalam firman -Nya:
قال
الله تعالى: ] إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا
قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَسْتَكْبِرُونَ [
Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: Laa
ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. (QS. Al-Shoffat: 35)
Kedelapan:
Mengningkari setiap sesembahan selain Allah Subahanahu Wa Ta’ala seperti penyembahan
terhadap tahagut dan menetapkan ibadah hanya kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala semata.
قال
الله تعالى: ] فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ
وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ [
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu,
barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat. (QS. Al-Baqarah: 256).
Diriwayatkan
oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari
Abi Malik dari bapaknya bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi
wa salam bersabda: Barangsiapa
yang mengucapkan لا إله إلا الله dan meningkari penyembahan
selain Allah maka harta dan darahnya menjadi haram dan perhitungan dirinya
diserahkan kepada Allah”.[5]
Di
antara keutamaan kalimat yang agung ini adalah:
Pertama:
Akan dibukakan bagi orang yang mengucapkannya, delapan pintu surga. Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ubadah bin Shamit
radhillahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi wa salam bersabda: Barangsiapa yang mengucapkan tiada tuhan yang berhak
disembah dengan sebenarnya selain Allah Subahanahu
Wa Ta’ala semata, tiada sekutu bagi -Nya
dan Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya, dan Isa adalah hamba Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan anak dari hamba Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan kalimat
-Nya yang dihunjumkan kepada Maryam dan ruh dari -Nya, dan surga itu benar
adanya, neraka itu benar adanya maka Allah Subahanahu
Wa Ta’ala akan memasukkannya ke dalam
surga dari pintu manapun dari delapan pintu surga yang disukainya”.[6]
Kedua: Orang yang
mengakui kebenaran kalimat ini sekalipun dia seorang pelaku maksiat dan
dimasukkan ke dalam neraka akibat kemaksiatannya namun mereka tetap akan
dikeluarkan dari api neraka. Di dalam kitab as-shahihaini dari Anas radhiallahu
anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi
wa salam bersabda: Allah subahanhu wa ta’ala
berfirman: Demi Keperkasaan -Ku, demi kemuliaan -Ku, demi kebesaran -Ku, demi keagungan
-Ku, Aku akan mengeluarkannya dari neraka orang yang mengatakan (لا
إله إلا الله)[7]
Diriwayatkan
oleh Al-Thabrani di dalam Al-mu’jamul Ausath dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi
wa salam bersada: Barangsiapa yang mengucapkan لا إله إلا الله maka ucapannya itu akan memberikannya manfaat pada suatu masa dan
sebelum itu dia akan mendapatkan apa yang sebelumnya diperbuat oleh dirinya”.[8]
Ketiga:
Barangsiapa yang mengucapkannya sebelum kematiannya dan dia meninggal atasnya maka dia masuk surga. Diriwayatkan
oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Muadz bin Jabal radhiallahu anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu’alaihi
wa salam bersabda: Barangsiapa yang
akhir kalamnya لا إله إلا الله maka dia pasti masuk surga”.[9]
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan
kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
[1] Muslim no: 26
[2] Muslim no: 26
[3] Al-Bukhari: no:
[4] Al-Bukhari no: 128 dan Muslim:
no: 32
[5] Muslim: no: 23
[6] Shahih Muslim: no: 28 dan
Bukhari no: 3435
[7] Al-Bukhri no: 7510 dan Muslim:
192
[8] Al-Thabrani 6/274 no: 6369
dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab shahihul jami’s shagir 2/1098 no:
2434
[9] Sunan Abu Dawud no: 3116
Post a Comment