BAGIAN-BAGIAN SYIRIK
BAGIAN-BAGIAN SYIRIK
Syirik terbagi dua: Syirik besar dan
syirik kecil.
1. Syirik
besar mengeluarkan seseorang dari agama, menggugurkan semua amal ibadah,
pelakunya menjadi halal darah dan hartanya, dan dikekalkan di dalam neraka
apabila dia meninggal dunia dan tidak sempat bertaubat. Yaitu memalingkan
ibadah atau sebagiannya kepada selain Allah SWT, seperti berdoa kepada selain
Allah SWT, menyembelih dan bernazar kepada selain Allah SWT berupa ahli kubur,
jin, syetan, dan selain mereka. Dan begitu pula berdoa kepada selain Allah SWT
yang tidak bisa melakukannya selain Allah SWT seperti meminta kekayaan dan
kesembuhan, meminta hajat dan turun hujan kepada selain Allah SWT. Dan seperti
yang demikian itu yang diucapkan orang-orang bodoh di sisi kubur para wali dan
orang-orang shalih, atau di sisi berhala berupa pohon, batu, dan yang
semisalnya.
.
Di antara macam-macam syirik besar:
a. Syirik dalam
takut: yaitu takut kepada selain Allah SWT berupa berhala atau patung, atau
thagut, atau mayat, atau yang gaib (tidak terlihat mata, pent.) dari bangsa jin
atau manusia bahwa ia bisa membahayakannya atau menimpakan kepadanya sesuatu
yang dibenci. Takut ini termasuk tingkatan agama yang tertinggi dan teragung.
Barangsiapa yang memalingkannya kepada selain Allah SWT maka sungguh dia telah
menyekutukan Allah SWT dengan syirik besar. Firman Allah SWT:
﴿ فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم
مُّؤۡمِنِينَ ١٧٥ ﴾ [ال عمران: ١٧٥]
karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu
benar-benar orang yang beriman. (QS. Ali Imrah : 175)
b. Syirik dalam
tawakkal: tawakkal kepada Allah SWT dalam segala perkara dan di semua kondisi
termasuk jenis ibadah yang paling agung yang harus diikhlaskan hanya kepada
Allah SWT saja. Barangsiapa yang bertawakkal kepada selain Allah SWT dalam
perkara yang tidak bisa melakukannya selain Allah SWT, seperti tawakkal kepada
orang yang sudah meninggal dunia dan orang-orang yang ghaib serta seumpama
mereka dalam menolak bahaya, mendapatkan manfaat dan rizqi, berarti dia telah
menyekutukan Allah SWT dengan syirik besar. Firman Allah SWT:
﴿ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم
مُّؤۡمِنِينَ ٢٣ ﴾ [المائدة: ٢٣]
Dan hanya
kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman". (QS. Al-Maidah :23)
c. Syirik dalam
mahabbah (cinta): Cinta kepada Allah SWT adalah cinta yang konsekuensi logisnya
adalah kesempurnaan hina dan taat kepada Allah SWT. Inilah cinta yang murni
hanya karena Allah SWT. Tidak boleh menyekutukan seseorang dengan-Nya dalam
mahabbah ini. Maka, siapa yang cinta kepada sesuatu seperti cintanya kepada
Allah SWT, berarti ia telah menjadikan sekutu dari selain Allah SWT dalam cinta
mengagungkan, dan ini termasuk syirik. Firman Allah SWT:
﴿ وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ
ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ
حُبّٗا لِّلَّهِۗ ١٦٥ ﴾ [البقرة: ١٦٥]
Dan di antara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (QS. Al-Baqarah:165)
d.
Syirik dalam taat:
termasuk syirik dalam taat adalah taat
kepada para ulama, umara (pemerintah), pemimpin dan hakim dalam
menghalalkan yang diharamkan, atau mengharamkan yang dihalalkan Allah SWT.
Maka, siapa yang taat kepada mereka dalam hal itu, berarti dia telah menjadikan
sekutu-sekutu (tandingan-tandingan) bagi Allah SWT dalam tasyri'
(menetapkan hukum), menghalalkan dan mengharamkan. Ini termasuk syirik besar,
seperti firman Allah SWT:
﴿ ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ
وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا
هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٣١ ﴾
[التوبة: 31]
Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb-Rabb selain
Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal
mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS.
At-Taubat :31)
.
Pembagian nifaq:
1. Nifaq besar:
yaitu nifaq dalam keyakinan dengan cara menampakkan Islam dan menyembunyikan
kekafiran. Penganutnya adalah kafir, (ia akan dimasukkan) ke dalam neraka
bagian paling bawah. Firman Allah SWT:
﴿ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ
مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا ١٤٥ ﴾ [النساء : ١٤٥]
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka. (QS. An-Nisaa` :145)
2. Nifaq Kecil:
yaitu nifaq dalam perbuatan dan seumpamanya. Pelakunya tidak keluar dari agama
Islam, akan tetapi dia maksiat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dari Abdullah bin 'Amr r.a, bahwa Nabi
SAW bersabda, "Ada empat perkara, siapa yang ada padanya empat perkara
itu, niscaya ia adalah seorang munafik murni. Dan, siapa yang ada salah satunya
padanya, berarti pada dirinya ada satu perkara nifaq sampai dia
meninggalkannya: Bila diberi amanah, ia berkhianat, bila bicara ia berdusta,
bila berjanji ia melanggar, dan bila berbantahan (bermusuhan) ia
menyimpang/menyeleweng. "Muttafaqun 'Alaih.[1]
2. Syirik
Kecil: yaitu sesuatu yang dinamakan syirik oleh syara' dan tidak sampai
kepada syirik besar. Syirik ini mengurangi tauhid, tetapi tidak mengeluarkan
dari agama. Ia adalah sarana menuju syirik besar. Pelakunya akan disiksa dan
tidak kekal dalam neraka seperti kekalnya orang-orang kafir. Darahnya tidak
boleh ditumpahkan dan hartanya tidak boleh diambil. Syirik besar menggugurkan
semua amal ibadah. Adapun syirik kecil, maka ia menggugurkan amal ibadah yang
menyertainya. Seperti orang yang beribadah karena Allah SWT, ia juga ingin
mendapat pujian manusia atasnya, seperti memperbaiki shalatnya, atau
bersedekah, atau puasa, atau berzikir kepada Allah SWT agar manusia melihatnya,
atau mendengarnya, atau memujinya. Ini adalah riya, bila disertai amal ibadah
niscaya riya itu membatalkannya. Tidak ada ungkapan syirik dalam al-Qur`an
kecuali yang dimaksud adalah syirik besar. Adapun syirik kecil, maka terdapat
dalam sunnah-sunnah mutawatir.
1. Firman Allah
SWT:
﴿ قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ
يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ
رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
١١٠ ﴾ [الكهف: ١١٠]
Katakanlah:"Sesungguhnya
aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku:"Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Rabb-nya". (QS. Al-Kahfi:110)
2. Dari Abu
Hurairah r.a, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman
(dalam hadits qudsi): 'Aku adalah yang paling kaya dari sekutu. Barangsiapa
yang melakukan amal ibadah yang di dalamnya menyekutukan yang lain dengan Aku,
niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya."[2]
. Termasuk
syirik kecil adalah bersumpah dengan sesuatu selain Allah SWT. Dan ucapan
manusia: sesuatu yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, atau kalau bukan
karena Allah SWT dan fulan, atau ini dari Allah SWT dan fulan, atau tidak ada
bagiku selain Allah SWT dan fulan, dan seumpamanya. Seharusnya ia berkata:
Sesuatu yang dikehendaki Allah SWT kemudian dikehendaki fulan, dan seterusnya.
1. Dari
Ibnu Umar r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang
bersumpah kepada selain Allah SWT, maka dia telah kafir atau syirik."
HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi.[3]
2. Dari
Huzaifah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Janganlah engkau
katakan: 'Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan, akan tetapi
katakanlah: apa yang dikehendaki Allah SWT kemudian yang dikehendaki fulan."
HR. Ahmad dan Abu Daud.[4]
. Syirik kecil
bisa menjadi besar menurut apa yang ada di hati pelakunya. Maka, seorang muslim
harus berhati-hati terhadap syirik secara mutlak/absolut: yang besar dan kecil.
Syirik adalah kezhaliman yang besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Seperti
dalam firman Allah SWT:
﴿ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ
بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ ﴾ [النساء : ٤٨]
Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS.
An-Nisaa`:48)
.
Perbuatan dan Ucapan yang termasuk syirik (menyekutukan Allah SWT) atau
termasuk sarana-sarananya.
Ada
perbuatan dan ucapan yang berada di antara syirik besar dan kecil menurut hati
pelakunya dan yang bersumber darinya. Ia bertentangan dengan tauhid atau
mengotori kemurniannya. Syari'at telah memperingatkan darinya, di antaranya
adalah:
1.
Memakai gelang atau benang dan semisalnya
dengan tujuan menghilangkan mara bahaya atau penangkal datangnya mara bahaya.
Hal itu termasuk syirik.
2.
Menggantung tamimah[5]
terhadap anak-anak, sama saja berasal dari kharz, atau tulang, atau
tulisan. Hal itu untuk menjaga diri dari 'ain[6]
dan itu termasuk syirik.
3.
Tathayyur, yaitu
menganggap sial dengan burung atau seseorang atau suatu tempat atau semisalnya,
dan itu termasuk syirik karena dia bergantung kepada selain Allah SWT dengan
keyakinan mendapat bahaya dari makhluk yang tidak mempunyai manfaat atau
mudharat untuk dirinya sendiri. Keyakinan ini termasuk gangguan syetan dan
waswasnya, hal itu menolak tawakkal.
4.
Tabarruk (mengambil
berkah) kepada pohon, batu, tempat-tempat bersejarah, kubur, dan semisalnya.
Maka, meminta berkah, mengharap, dan meyakininya dalam perkara-perkara itu
termasuk syirik; karena ia bergantung kepada selain Allah SWT dalam mendapatkan
berkah.
5.
Sihir: yaitu yang samar dan halus sebabnya.
Ia adalah nama dari jimat-jimat, mantera-mantera, ucapan, dan obat-obatan, maka
hal itu memberi pengaruh di hati dan badan, lalu menyebabkan sakit atau
meninggal dunia, atau memisahkan di antara seseorang dan istrinya. Ia adalah
perbuatan syetan, dan kebanyakan dari sihir itu tidak bisa sampai kepadanya
kecuali dengan perbuatan menyekutukan Allah SWT. Sihir adalah perbuatan syirik
karena padanya mengandung ketergantungan kepada selain Allah SWT dari jenis
syetan, karena hal itu termasuk mengaku mengetahui yang gaib. Firman Allah SWT:
﴿ وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ
كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ ﴾ [البقرة: ١٠٢]
padahal
Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir). Merek mengajarkan sihir kepada manusia …. (QS.
Al-Baqarah :102)
Terkadang
sihir adalah perbuatan maksiat yang merupakan bagian dari dosa besar, bila
hanya dengan obat-obatan dan sejenisnya saja.
6.
Meramal: ia adalah mengaku mengetahui yang
gaib, seperti memberitakan yang akan terjadi di muka bumi karena bersandar
kepada syetan, dan itu termasuk syirik; karena mengandung pendekatan diri
kepada selain Allah SWT dan mengklaim mengetahui yang gaib bersama Allah SWT.
Dari
Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barang siapa mendatangi
dukun atau tukang ramal, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka
sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada
Muhammad SAW."[7]
7.
Tanjim (astrologi):
yaitu mengambil dalil dengan kondisi falak(peredaran bulan dan matahari) atas
segala kejadian di permukaan bumi, seperti waktu bertiupnya angin, turunnya
hujan, terjadinya penyakit dan kematian, nampaknya panas dan dingin, perubahan
harga dan sejenisnya. Itu termasuk syirik; karena menyandarkan sekutu bagi
Allah SWT dalam mengatur dan terhadap ilmu gaib.
8.
Meminta hujan dengan bintang: yaitu
menyandarkan turunnya hujan kepada munculnya bintang atau tenggelamnya, seperti
ia berkata: kita diturunkan hujan dengan bintang ini dan bintang itu. Maka, ia
menyandarkan hujan kepada bintang, bukan kepada Allah SWT. Ini termasuk syirik;
karena turunnya hujan berada di tangan Allah SWT, bukan di tangan bintang dan
yang lainnya.
- Menyandarkan nikmat kepada selain Allah I.
Segala nikmat di dunia dan akhirat berasal
dari Allah I
Barangsiapa menyandarkannya kepada selain-Nya, sesungguhnya
dia telah kafir dan menyekutukan Allah SWT. Seperti orang yang menyandarkan
nikmat mendapat harta atau sembuh dari sakit kepada fulan atau fulan, atau
menyandarkan nikmat perjalanan dan keselamatan di darat, laut dan udara kepada
sopir, nakoda, dan pilot, atau menyandarkan mendapat nikmat dan terhindar dari
mara bahaya kepada usaha pemerintah atau individu atau bendera dan semisalnya.
Maka,
wajib menyandarkan semua nikmat kepada Allah I saja
dan bersukur kepada-Nya. Adapun yang terjadi di atas tangan sebagian makhluk
hanyalah merupakan sebab yang terkadang membuahkan hasil dan bisa juga tidak
menghasilkan apa-apa. Terkadang bermanfaat dan bisa juga tidak berguna. Firman Allah
SWT:
﴿ وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ فَمِنَ ٱللَّهِۖ
ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ فَإِلَيۡهِ تَجَۡٔرُونَ ٥٣ ﴾ [النحل: ٥٣]
Dan apa saja nikmat yang ada pada
kamu, maka dari Allah SWT-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh
kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (QS. An-Nahl:
53)
[3] Shahih. HR. Abu Daud no.
3251, Shahih Sunan Abu Daud no 2787, at-Tirmidzi no. 1535 dan lafazd adalah
miliknya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 1241.
[4] Shahih. HR. Ahmad no.
2354, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 127, dan Abu Daud no. 4980 dan lafazd
ini adalah miliknya, Shahih Sunan Abu Daud no. 4166.
[5] Tamimah: sesuatu yang
dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa
dengki seseorang, dan lain sebagainya. (pent. Dikutip dari terj. Kitab Tauhid,
Muhammad Yusuf Harun MA.)
[7] Shahih. HR. Ahmad no.
9536 dan ini lafazdnya, dan al-Hakim no. 15, lihat Irwa` al-Ghalil no 2006.
Post a Comment