Mendidik Dengan Kisah
Mendidik Dengan
Kisah
Disela-sela
pengamatan terhadap realita yang menyedihkan tentang pentingnya pendidikan
sebagai faktor prinsip dalam menyiapkan generasi yang bermanfaat bagi umat dan
mendorongnya untuk memiliki sifat mulia dan terhormat. Melalui pengamatan yang
baik dan trasparan, akan jelas bagi kita bahwa jika sang anak mendapatkan
perhatian dengan baik, maka akan lahir bibit-bibit yang baik untuk seterusnya
menjadi generasi yang saleh.
Jika diperhatikan
dalam Al-Quran dan Sunah yang suci, segera terlintas dalam pikiran, apakah
mungkin mereka dididik melalui Al-Quran dan Sunah dan apakah mungkin memanfaat
kisah-kisah Al-Quran dan Sunah dalam proyek raksasa ini?
Alhamdulillah.
Di dalam lingkungan buruk yang
dilahirkan oleh pengaruh budaya barat dan berbagai media informasi terhadap
rumah tangga muslim, dan orang tua yang larut dalam berbagai pekerjaan Seperti
pada sebagian keluarga, sang ibu keluar untuk bekerja, sedangkan ayah mengambil
jam lembur, akhirnya mereka sangat jauh dari pendidikan anak-anak mereka. Jika
berkumpul dengan anak-anaknya, mereka kehilangan rasa humornya, yang
didengarkan oleh anak-anak hanyalah teriakan dan kata-kata keras, jauh dari
kalimat kasih sayang, senyum manis atau candaan. Sebagian orang tua mengira
bahwa hal tersebut merupakan cara terbaik untuk mendidik anak, bahkan menurut
mereka merupakan prinsip dalam hal ini. "Pukullah anakmu untuk
mendidiknya, maka dia akan menjadi anak beradab dan saleh." Ini merupakan
kekeliruan dalam pendidikan.
Mendidik anak dengan
menggantung pecut untuk dilihat anggota keluarga, termasuk sunah, akan tetapi
itu menjadikan sarana satu-satunya dalam masalah ini adalah pendapat yang
tertolak. Metode-metode pendidikan harus digali dari wahyu yang mulia; Al-Quran
dan Sunah. Syariat telah membawah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia
dan segala urusannya. Di antara metode tersebut adalah mendidik dengan
memberikan kisah. Demikianlah, mendidik dengan kisah dan menyampaikan makna
agar sensitif dan mewujudkan tujuan dengan contoh, merupakan metode yang paling
baik dan paling banyak menghasilkan kesuksesan dan nyata, insya Allah.
Demikianlah, kami dapatnya
kenyataan bahwa memberikan nasehat dengan kisah sangat berpengaruh dalam jiwa
anak. Semakin menarik orang yang bercerita dengan caranya yang khas, akan
menarik perhatian sang anak dan mempengaruhinya, karena kisah memiliki pengaruh
bagi orang yang membaca atau mendengarnya.
Termasuk perkara yang tidak
diragukan lagi bahwa kisah menarik dan rinci, akan membuat pendengarnya
tertarik dan sampai ke dalam jiwa manusia dengan mudah. Karenanya, metode kisah
mendatangkan manfaat yang lebih efektif. Kisah adalah sesuatu yang disukai
orang dan memberikan kesan dalam jika serta selalu diingat. Bahakn saat masa
kecil sekalipun, mereka cenderung suka mendengarkan kisah dan memasang
pendengarannya untuk itu. Fenomena ini merupakan tabiat, selayaknya bagi para
pendidik memanfaatkan hal ini dalam media pendidikannya, apalagi banyak media
kita yang merusak anak-anak kita dengan menjadikan bintang-bintang film sebagai
pahlawan. Tidak ada seorang bintang film pun kecuali mereka melakukan wawancara
dengannya.
Karenanya, hendaknya sang anak
dikaitkan dengan para nabi Allah Azza wa Jalla.
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ
فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ (سورة الأنعام:
90)
"Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka." (QS. Al-An'am: 90)
Juga dengan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam,
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ (سورة الأحزاب: 21)
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21)
Juga hendaknya mendidik mereka
dengan akhlak para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
إن لم تكونوا مثلهم فتشبهوا إن التشبه
بالكرام فلاح
"Jika kalian tidak dapat seperti mereka, maka serupailah
mereka, sesungguhnya menyerupai mereka beruntung."
Kisah merupakan sarana terbaik
untuk meraih tujuan tersebut. Karenanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam
sering mengisahkan kepada para shahabat kisah-kisah umat sebelumnya untuk
mengambil pelajaran. Biasanya beliau awali dengan ucapan, "Dahulu
orang-orang sebelum kalian." Kemudian beliau sampaikan kisahnya hingga
selesai.
Dalam hal ini Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam mengambil sebuah manhaj rabbani, yaitu firman-Nya,
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ (سورة الأعراف: 176)
"Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir." (QS. Al-A'raf: 176)
Apalagi kisah-kisah tersebut
memiliki keistimewaan, berupa kenyataan dan mengandung kejujuran. Karena
tujuannya adalah untuk mendidik jiwa, bukan sekedar bersenang-senang untuk
dinikmati. Karena para shahabat dahulu menjadikan kisah sebagai bahan
pelajaran. Darinya mereka mengambil pelajaran tentang prilaku yang memberikan
manfaat untuknya dan orang-orang sesudahnya, di dunia dan akhirat.
Akan tetapi, apakah media yang
ada secara umum menggunakan metode ini, 'Mendidik dengan cerita" untuk
meraih capaian pendidikan, atau apakah mereka adalah media penghancur, atau
paling tidak media yang negatif?
Sangat disayangkan, banyak
yang bersikap negatif. Kisah-kisah yang ditayangkan dalam film kartun banyak
terdapat larangan-larangan dan kemungkaran di dalamnya. Di antaranya:
1- Kisah-kisah horor yang
menimbulkan ketakutan.
Kisah-kisah horor hanya
melahirkan ketakutan, membuat jiwa kangen namun bercampur takut, berikutnya
timbul sikap penakut dan pelik. Seperti beberap film tentang jin dan
sebagainya. Kisah-kisah seperti ini dapat menghancurkan kepribadian, membunuh
rangsangan berfikir di kalangan anak-anak, tidak membangun pribadi berani pada
anak, justeru yang tumbuh adalah kepribadian penakut dan pengecut yang dikuasai
rasa takut.
Maka sang anak terus dibayangi
oleh pikiran tersebut walaupun setelah film selesai. Kemudian sejak setelah
pikirannya merekam kisah tersebut, sang anak terus berkhayal secara praktis
bahwa ada jin-jin ifrit yang mengerubunginya di waktu gelap dan bahwa di sana
ada penunggu tempat ini dan itu, dst. Seandainya setiap kita mengamati jiwanya,
niscaya kita masih merekap kisah-kisah yang dibaca di waktu kecilnya. Wajib
bagi kita untuk menumbuhkan sikap berani pada anak-anak kita agar kita dapat
membangun umat yang berani. Bukan membentuk anak di atas sikap takut, sehingga
kita akan membangun umat yang lemah.
2. Kisah populer yang
mengandung nilai bertentangan dengan akhlak.
Misalnya adalah kisah tarzan,
Superman, detektif yang mengandung nilai kemanusiaan namun menjadikan kekerasan
sebagai solusi dan kekuatan fisik sebagai faktor utama dalam menunantaskan
masalah.
Misalnya, menyampaikan kisah
tarzan yang dibesarkan di tengah-tengah hewan dan tidak mengetahui pemecahan
masalah selain kekuatan fisik. Cara berfikir seperti ini akan meruntuhkan
prilaku logika sang anak kepada prilaku permusuhan, tanpa menggunakan akal.
Penting menyampaikan kisah yang dapat melatih pertumbuhan anak untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan akal ketimbang kekuatan fisik.
3. Kisah yang menumbuhkan
simpati terhadap kekuatan buruk atau mengagungkannya.
Kisah yang dapat membangkitkan
simpati terhadap kekuatan buruk atau mengagungkannya, seperti keburukan yang
menang terhadap kebaikan, orang zalim yang menang atas orang yang dizalimi,
penjahat terhadap polisi. Mereka menyampaikan hal ini dengan dalih untuk
menyingkap prilaku menyimpang terhadap anak, seperti orang yang berdusta
terhadap anak-anaknya, lalu dia mengatakan bahwa itu adalah dusta putih,
padahal kenyataannya hal tersebut hanya
membuat sang anak terdidik untuk berdusta, karena tidak ada yang namanya dusta
putih atau hitam. Adapun terkait dengan membangkitkan simpati terhadap
kekuatan-kekuatan keburukan dan membelanya, hal tersebut akan menjadikan sang
anak memiliki prilaku salah agar dirinya tetap menjadi pihak yang menang.
Contoh dari kisah seperti ini
adalah kisah Superman, Manusia besi, Glandizers, dll.
4- Kisah yang mencela dan
menghina pihak lain.
Kisah-kisah yang berisi celaan
terhadap pihak lain, mengatur perangkap dan menyakiti mereka. Misalnya mencela
karena kecacatannya atau kekurangan pada fisiknya seperti dalam mengucapkan
sesuatu, atau mengelabui pihak yang lebih besar atau menimpakan celaka kepada
orang buta seperti dengan memasang perangkap untuknya atau lainnya tanpa
menjelaskan kekeliruan dari perbuatan orang yang salah atau perbuatan mereka
yang memasang perangkap. Di antara kisah yang terkenal dalam menumbuhkan
pemikiran keliru dari sisi pendidikan adalah film Tom and Jerry. Film ini,
meskipun sangat terkenal dari masa ke masa, namun sangat tidak mendidik.
Melalui film ini akan masuk dalam benak sang anak sebuah prilaku keliru, sang
anak mengikutinya untuk meraih kesenangan melalui siapa yang ada
disekelilingnya sedangkan dirinya berada di atas pihak yang lain. Begitu pula
film yang merendahkan orang berkulit hitam yang dapat menyebabkan sikap
merendahkan ras berkulit hitam. Hal ini akan mewariskan sikap dengki dan
kebencian dikalangan anak-anak dan meletakkan dasar-dasar perpecahan dan
pertikaian, bukan persatuan dan kasih sayang.
Inilah sedikit catatan tentang
kenyataan dari film-film yang dikonsumsi anak yang seharusnya berisi
pesan-pesan pendidikan.
Mungkin sebagian orang akan
mengatakan bahwa kisah yang cocok disampaikan kepada anak-anak masih sedikit
dan tidak bermanfaat. Padahal kita mendapatkan dalam Al-Quran dan Sunah banyak
kisah-kisah yang bagus.
Berikut sebagian dari kisah
yang cocok untuk anak-anak;
1- Kisah Yunus di perut ikan
Hiu.
2- Kisah Abu Hurairah bersama
setan.
3- Kisah kayu sang peminjam
4- Kisah tiga orang yang
terjebak dalam goa.
5- Kisah Ashabul Ukhdud
6- Kisah Anas dengan rahasia
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
7- Kisab Abdullah bin Umar
bersama sang penggembala…. "Katakan kepadanya, kambingnya dimakan
srigala."
8- Kisah Ibunya Musa.
9- Kisah Umar dengan penjual
susu.
10- Kisah Nabi Yusuf.
11- Kisah Muaz dan Mi'waz.
12- Kisah Qubbarah
13- Kisah perang Jamal.
14- Kisah pemilik selendang.
15- Kisab Ibnu Umar dan pohon
korma.
Bagaiman kita menyesuaikan
kisah dengan realita?
Bagaimana kita mendidik
anak-anak kita untuk taat kepada kedua orang tua dan mengambil manfaat dari
kisah-kisah dengan benar?
Imam Bukhari meriwayatkan
dalam shahihnya dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, dia berkata,
"Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Ada
tiga orang dari umat sebelum kalian melakukan perjalanan, lalu mereka masuk ke
dalam goa untuk berteduh di sana. Tiba-tiba ada batu besar yang runtuh dari
atas gunung dan menutup pintu goa. Mereka berkata, "Kalian tidak dapat
selamat dari batu ini kecuali kalian berdoa dengan perantara amal-amal saleh
kalian."
Lalu salah seorang dari mereka
berdoa, "Ya Allah, dahulu saya memiliki kedua orang tua yang sudah renta.
Saya tidak memberi minuman di malam hari
untuk keluarga saya atau hewan ternak saya, sebelum saya memberi minuman untuk keduanya. Suatu saat saya ada
keperluan hingga pulang larut dan belum sempat saya beri minum. Maka saya
buatkan minuman untuk mereka, namun ternyata saya dapatkan mereka telah
tertidur. Saya tidak ingin memberikan minum kepada keluarga dan hewan ternak
saya sebelum saya memberikan minum untuk keduanya, maka saya tunggu mereka bangun
dari tidur sambil memegangi wadah minuman tersebut. Saya pun tidak ingin
membangunkan keduanya, sementara anak-anak saya menangis-nangis kelaparan dan
memegangi kaki saya. Begitu seterusnya hingga terbit fajar. Kemudian terbit
fajar, lalu aku membangunkan keduanya dan memberinya minum.
"Ya Allah, jika aku
melakukan hal itu karena mengharap wajah-Mu, lepaskanlah kami dari batu
ini." Lalu batu itu bergeser sedikit, namun mereka belum dapat keluar
darinya.
Lalu Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, "Yang lain berkata, ya Allah, dahulu ada puteri
pamanku yang sangat aku cintai, lalu aku ingin berbuat zina dengannya, namun
dia menolaknya. Hingga suatu saat terjadi musim paceklik. Maka dia datang
(untuk meminta bantuan), maka aku memberikannya 120 dinar dengan syarat dia
menyerahkan dirinya kepadaku. Maka dia bersedia. Hingga ketika aku dapat
melakukan apa yang aku inginkan terhadapnya, dia berkata, 'bertakwalah kepada
Allah, cincin tidak boleh dilepas kecuali oleh orang yang berhak."Maka
akupun takut melakukan perbuatan itu, lalu aku tinggalkan dia padahal dia
adalah orang yang paling aku cintai. Aku tinggalkan pula emas yang telah aku
berikan kepadanya. "Ya Allah, jika aku melakukan hal tersebut semata untuk
mengharap wajah-Mu, maka bebaskan aku dari apa yang aku alami ini." Lalu
batu itu bergeser dua pertiganya, namun mereka masih telah belum dapat keluar.
Lalu Nabi shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, "Yang ketiga berkata, 'Ya Allah, dahulu aku menyewa
beberapa orang pekerja, lalu aku berikan upah mereka masing-masing kecuali satu
orang yang meninggalkannya begitu saja. Maka upahnya tersebut aku investasikan
hingga berkembang. Lalu (sekian lama kemudian) orang itu datang kepadaku dan
berkata, 'Wahai fulan, berikan upahku.' Maka aku katakan kepadanya, 'Semua yang
engkau lihat berupa onta, sapi, kambing dan budak adalah upahmu." Maka
orang itu berkata, 'Wahai Abdullah, jangan meledek aku,' Aku berkata, 'Sungguh
aku tidak meledekmu." Lalu orang itu mengambil semua haknya tanpa
menyisakan sedikitpun. "Ya Allah, jika aku lakukan semua itu karena
berharap wajah-Mu, maka bebaskanlah aku dari apa yang aku alami ini." Lalu
batu itu bergerak sehingga akhirnya mereka dapat keluar meninggalkan tempat
tersebut.
Pelajaran dari kisah ini:
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ (سورة المائدة: 35)
"Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan." (QS. Al-Maidah: 35)
Qatadah berkata,
"Bertaqarrublah kepada-Nya dengan mentaati-Nya dan beramal dengan sesuatu
yang Dia ridhai."
1- Amal saleh yang dilakukan
diwaktu senang, dapat dimanfaatkan seseorang di waktu sulit. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jagalah Allah, Dia akan menjagamu.
Jagalah Allah, engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenali Allah di waktu
senang, Dia akan mengenalimu di waktu sulit."
2- Seorang muslim wajib
kembali kepada Allah semata dalam doanya, khususnya ketika sedang mengalami
musibah. Termasuk syirik besar adalah berdoa kepada orang mati yang telah
tiada. Allah Ta'ala berfirman,
وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا
لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ
"Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika
kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu Termasuk
orang-orang yang zalim." (QS. Yunus: 106)
Yang dimaksud orang-orang
zalim adalah orang-orang musyrik.
3- Disyariatkannya tawasul
kepada Allah dengan amal saleh. Hal ini sangat bermanfaat, khususnya saat
mengalami bencana berat. Sebaliknya, tidak disyariatkan bertawasul dengan dzat
atau kedudukan makhluk tertentu.
4- Cinta kepada Allah harus
didahulukan daripada cinta terhadap apa yang dikehendaki hawa nafsu.
5- Siapa yang meninggalkan
zina dan kemungkaran karena takut kepada Allah, maka Allah akan selamatkan dari
bencana.
6- Siapa yang menjaga hak-hak
para pekerja, Allah akan melindunginya di waktu sulit dan selamatkan dirinya
dari ujian.
7- Berdoa kepada Allah
disertai tawasul dengan amal saleh dapat menyingkirkan batu.
8- Berbakti kepada orang tua
dan memuliakan keduanya melebih isteri dan anak-anak.
9- Hak orang yang disewa harus
diperhatikan. Jangan menunda-nunda pembayaran. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
أعطوا
الأجير حقه قبل أن يجف عرقه
"Berikan hak para pegawai sebelum keringat mereka
kering."
10. Disunahkan mengembangkan
harta pegawai yang dia tinggalkan. Ini adalah amal mulia dan masih merupakan
hak pegawai tersebut.
11. Syariat sebelum kita
adalah syariat kita jika hal itu dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam
bentuk pujian dan tidak ada petunjuk yang menghapusnya. Kisah ini disampaikan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada kita dalam rangka memuji ketiga
orang tersebut agar kita dapat meneladani mereka.
12. Dituntutnya keikhlasan
dalam beramal, karena setiap dari mereka berkata, "Ya Allah, jika aku
melakukan hal itu karena mengharap wajah-Mu, maka selamatkan kami dari apa yang
kami alami."
13- Ditetapkannya sifat
'wajah' bagi Allah subhaanahu wa ta'ala tanpa bermaksud menyerupai. Allah
Ta'ala berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya. Dia Maha
Mendengar dan Maha Melihat."
Berikutnya kisah kayu sang
peminjam yang amanah. Perhatikanlah bagaiman kita dapat mendidik anak-anak kita
agar memiliki sifat amanah dan mengembalikan amanah melalui penyampaian cerita
berikut?
Imam Bukhari rahimahullah
meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau menyebutkan bahwa seseorng dari
Bani Israil meminta pinjaman kepada salah seorang dari Bani Israil sebanyak
seribu dinar. Lalu orang itu berkata, "Hadirkan beberapa orang saksi yang
menyaksikan ini." Maka dia berkata, "Cukuplah Allah sebagai
saksi." Lalu dia berkata, "Hadirkan orang yang dapat memberikan
jaminan." Dia berkata, "Cukuplah Allah sebagai jaminan." Maka
dia berkata, "Engkau benar." Dia ridha dengan jaminan Allah,
menunjukkan keimanan orang yang memberi hutang dan keyakinannya terhadap Allah
Azza wa Jalla.
Lalu dia memberinya seribu
dinar untuk jangka waktu tertentu. Kemudian sang peminjam berlayar untuk suatu
keperluan. Kemudian saat hendak kembali, dia mencari perahu yang dapat
mengantarnya pulang unutk melunasi hutang pada waktunya. Namun dia tidak
mendapatkan perahu. Maka dia mengambil sebatang perahu, lalu melobanginya,
kemudian dia memasukkan uang seribu dinar dan sehelai surat kepada pemberi
hutang. Kemudian lobang kayu tersebut dia tutup. Lalu dia pergi ke pantai dan
berkata, "Ya Allah, sungguh Engkau tahu bahwa aku meminjam dari si fulan
sebanyak seribu dinar. Dia telah memintaku untuk menghadirkan penjamin, lalu
aku katakan 'Cukuplah Allah sebagai penjamin, lalu dia ridha Engkau (sebagai
penjamin)."
Kemudian dia meminta saksi
kepadaku, maka aku katakan kepadanya, "Cukuplah Allah sebagai saksi."
Lalu dia ridha dengan hal itu. Kini aku tidak mendapatkan kapal yang
mengantarkan aku kepadanya, sehingga aku tidak mampu (melunasi hutang)
kepadanya. Maka aku titipkan kepada Engkau uang ini
Lalu dia lemparkan kayu berisi
uang tersebut hingga dia terapung di tengah lautan.
Dia melemparkannya dengan
keyakinan dan tawakal kepada Allah serta hatinya tenang bahwa dirinya telah
menitipkan sesuatu kepada Dzat yang tidak akan menyia-nyiakan titipannya.
Kemudian orang itu kembali mencari-cari
kapal yang dapat membawanya keluar dari negeri tersebut. Sementara itu orang
yang memberinya hutang pergi (ke pantai) untuk melihat-lihat apakah ada kapal
yang datang membawa orang yang meminjam hartanya. Ternyata dia kemudian
mendapatkan sebongkah yang kayu yang didalamnya terdapat uang tersebut. Lalu
dia mengambilnya dan dibawa ke keluarganya untuk dijadikan kayu bakar. Ketika
dia hendak memotong kayu tersebut dengan gergaji, ternyata dia dapatkan uang
tersebut dan suratnya
Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, "Kemudian orang yang meminjam tadi datang dengan
membawa uang seribu dinar, lalu dia berkata, 'Demi Allah, sebelum ini aku tidak
mendapatkan kapal yang dapat mengantarkan aku untuk membayar hutangmu."
Lalu si pemberi hutang berkata, "Apakah engkau telah mengirim sesuatu
untukku." Dia berkata, "Aku sudah kabarkan bahwa aku tidak
mendapatkan kapal untuk mengantarkan aku kepadamu." Maka orang itu
berkata, "Sesungguhnya Allah telah mengirimkan uang tersebut yang terdapat
di dalam kayu yang engkau kirim. Bawalah kembali uangmu yang seribu dinar
tersebut."
Maksudnya adalah bahwa ketika
orang yang berhutang dapat kembali ke negerinya, dia segera mendatangi orang
yang memberinya hutang dan membawa uang sebanyak seribu dinar yang lain. Karena
dia khawatir, uang yang dikirim melalui kayu tidak sampai kepadanya. Maka
ketika bertemu dia langsung meminta maaf dan menjelaskan keterlambatannya dalam
melunasi hutangnya tepat waktu. Maka orang yang memberi hutang tersebut
mengabarkan bahwa Allah Azza wa Jalla yang dijadikan orang tersebut sebagai
saksi dan penjaminnya telah melunaskan hutang untuknya pada waktunya yang
tepat.
Dalam hadits ini juga terdapat
pelajaran tawakal kepada Allah. Siapa yang benar tawakalnya, Allah akan berikan
jaminan kemenangan dan pertolongan.
Di zaman yang sangat
materialis ini dan ketergantungan manusia dengan sebab, kecuali siapa yang
Allah berikan rahmat, manusia sangat membutuhkan sikap untuk memperbarui
keyakinannya kepada Allah dan bersandar kepadanya dalam memenuhi kebutuhannya
dan menyingkirkan musibah. Kadang seseorang bergantung dengan sebab dan tunduk
kepadanya serta lupa dengan sumber yang memberi sebab yang di tangan-Nya segala
urusan. Dia pemilik langit dan bumi. Karena itu kita dapatkan bahwa Allah
Ta'ala dalam banyak tempat di Kitab-Nya menjelaskan masalah ini, seperti dalam
firman Allah Ta'ala, وكفى
بالله شهيدا (سورة الفتح: 28)
"Dan cukuplah Allah sebagai saksi." (QS. Al-Fath: 28)
وكفى بالله وكيلا (سورة الأحزاب: 3(
"Dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah
sebagai Pemelihara." (QS. Al-Ahzab: 3)
أليس
الله بكاف عبده (سورة الزمر: 36)
"Bukankah Allah cukup untuk melindungi
hamba-hamba-Nya." (QS. Az-Zumar: 36)
Semua itu bertujuan untuk
mengokohkan nilai ini dalam jiwa, agar tidak dilupakan dalam arus kehidupan.
Lalu sunah mengisahkan kepada kita tentang kedua orang tersebut dari umat
terdahulu yang telah memberikan contoh yang sangat baik tentang makna ini.
Kisah ini menunjukkan bahwa
Allah sangat sayang dan menjaga hamba-Nya. Dia juga sangat melindungi hamba-Nya
jika dia bertawakal kepadanya dan menyerahkan urusannya kepada-Nya serta lebih
mendahulukan tawakal kepadanya dalam memenuhi kebutuhan-Nya. Maka seseorang
harus selalu berbaik sangka, karena jika dia berbaik sangka, Allah akan lebih
cepat kebaikannya kepadanya. Jika perkiraannya selain itu, maka dia telah
berburuk sangka kepada Tuhannya.
Sesungguhnya, jika seorang
hamba telah mencapai puncak zuhud, akan melahirkannya sifat tawakal
Jika engkau tawakal, maka
yakinlah kepada Tuhanmu, dengan apa yang akan diraih dari yang kamu inginkan.
Rasulullah shallalahu alaihi
wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ
عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا
وَتَرُوحُ بِطَانًا .
"Jika kalian bertawakal
kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberikan rizki
sebagaimana burung diberikan rizki, berangkat di pagi hari dengan perut kosong,
kembali di sore hari dengan perut kenyang."
...وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ
قَدْراً (سورة الطلاق: 3)
"Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq: 3)
Demikian pula halnya dengan
kisah yang mengajarkan sifat amanah ini.
Kisah Sekantong Emas
Sebagaimana disebutkan dalam
hadits shahih, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, seseorang membeli
tanah dari orang lain. Ternyata si pembeli bahwa di tanahnya terdapat emas!!
Pembeli berkata kepada si
penjual: Ambillah emasmu dari aku, sesungguhnya aku hanya membeli tanahmu dan
tidak membeli emasmu.
Penjual: Sesungguhnya yang aku
jual adalah tanah dan apa yang terdapat di dalamnya.
Akhirnya keduanya meminta
ketetapan hukum seorang hakim.
Hakim: Apakah kalian memiliki
anak?
Salah seorangnya berkata,
"Saya punya anak laki-laki." Yang satunya berkata, "Saya punya
anak perempuan."
Maka hakim berkata,
"Nikahkan anak laki-laki tersebut dengan anak perempuan tersebut, lalu
berikan itu semua kepada mereka berdua." Maka keduanya bersadaqah.
Pelajaran dari kisah itu:
1- Menunaikan amanah merupakan
tuntutan, berdasarkan firman Allah Ta'ala,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ
تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا (سورة النساء: 58)
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya." (QS. An-Nisa: 58)
3- Disyariatkannya meminta
keputusan hukum kepada orang yang mengetahui Al-Quran dan Sunah. Jangan pergi
ke pengadilan sipil yang hanya menghabiskan waktu dan harta. Ini sebagai
pengamalan atas firman Allah Ta'ala,
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ (سورة النساء: 59)
"Kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)." (QS.
An-Nisa: 59)
4- Siapa yang ridha dengan
pemberian Allah, maka dia menjadi orang yang paling kaya. Berdasarkan sabda
Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
a. "Ridhailah pembagian
Allah terhadapmu, maka engkau menjadi orang yang paling kaya."
b. "Bukanlah orang kaya
karena banyak harta benda, tapi orang yang kaya (itu kaya) jiwa."
5. Rejeki yang telah
ditetapkan pasti akan sampai kepada anda sesuatu waktu dan kadarnya. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لو
أن ابن آدم هرب من رزقه كما يهرب من الموت لأدركه رزقه كما يدركه الموت(قال الشيخ الألباني
رحمه الله : رواه الطبراني في الأوسط والصغير بإسناد حسن)
"Seandainya Anak Adam
lari dari rizikinya sebagaiman dia lari dari kematian, niscaya rizkinya akan
mendapatinya sebagaimana kematian akan mendapatinya." (Syekh Al-Albani
rahimahullah berkata, 'Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Al-Usatsh dan
Ash-Shagir, dengan sanad hasan')
1- Setiap muslim hendaknya
merasa cukup dengan harta yang halal dan meninggalkan yang haram serta
mengangankan apa yang bukan haknya disertai dengan upaya mencari sebab untuk
mendapatkan rizki. Dan bahwa sesungguhnya amal saleh akan mendatangkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Bertakwalah kalian kepada Allah dan bersungguh-sunggulah dalam
meminta."
2-Hukum yang adil akan
mendatangkan keridhaan dua belah pihak.
3-Tidak mengangankan sesuatu
yang bukan haknya.
Bagaimana kita mendidik
anak-anak kita agar merasa selalui diawasi Allah?
Kisah Ibnu Umar dan Seorang
Penggembala
Kisah ini disebutkan oleh Ibnu
Jauzi rahimahullah dalam Kitab Sifatush-Shafwa, 2/188.
Nafi berkata, "Aku pergi
bersama Ibnu Umar ke beberapa daerah di pinggir kota. Ikut pula beberapa orang,
lalu mereka membuka hidangan untuk makan. Kemudian seorang anak penggembala
melewati mereka. Maka Ibnu Umar berkata kepadanya, "Ayo nak, mari
makan." Anak tersebut berkata, "Saya sedang puasa." Lalu Ibnu
Umar berkata, "Pada hari panas seperti ini sedangkan engkau sedang
menggembala kambing di antara pegunungan, engkau berpuasa?" Sang anak
menjawab, "Aku ingin memanfaatkan waktu yang senggang."
Ibnu Umar terpesona dengan
anak tersebut, lalu dia berkata, "Apakah engkau bersedia menjual seekor
kambing dari gembalamu, lalu akan kami sembelih dan kamu akan kami berikan
makan dengan dagingnya lalu kami akan berikan uangnya."
Dia berkata, "Ini bukan
milik saya, tapi milik tuan saya."
Ibnu Umar berkata,
"Bukankah engkau dapat mengatakan kepadanya bahwa seekor srigala telah
memangsanya."
Lalu sang anak tersebut pergi
sambil mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, "Di mana Allah?"
Maka Ibnu Umar selalu
mengulang-ulang perkataan, "Si penggembala berkata, 'Di mana Allah?'. Maka
setelah tiba di Madinah, beliau mengirim utusan kepada tuan anak tersebut untuk
membeli budak tersebut beserta gembalanya, lalu sang budak dimerdekakan dan
hewan ternaknya diberikan kepadanya.Semoga Allah merahmatinya."
(Sifatu Ash-Shafwah, 2/188)
Kisah ini mengandung pelajaran
yang banyak, di antaranya;
- Seruan bersikap dermawan.
Ibnu Umar tidak hanya hendak makan-makan dengan teman-temannya tanpa mengajak
sang penggembala yang lewat di depannya. Tapi dia mengajaknya untuk makan
bersama mereka. Maka seorang anak yang dermawan, jika dia membawa makanan ke
sekolah, atau saat berwisata, maka dia seharusnya mengajak teman-temannya dan
menawarkan mereka untuk makan bersama.
- Begitu pula dalam hal puasa,
sang anak meskipun sedang melakukan pekerjaan yang berat di hari yang panas,
akan tetapi dia tetap mencari pahala untuk persiapan di hari perhitungan dan
pembalasan.
- Ibnu Umar menguji amanah sang anak dan dia
sangat kagum dengan jawabannya. Bahkan diriwayatkan dia menangis saat sang anak
mengangkat jarinya ke langit seraya berkata, 'Di mana Allah?'
- Adapula pelajaran lain yang
sang bermanfaat, yaitu membangun hubungan kepada Allah, rasa takut kepada-Nya
baik sendiri maupun ramai, menumbuhkan perasaan selalu diawasi dalam diri.
Sebagaimana ungkapan sang penyair
إذا ما خلوت الدهر يوماً فلا تقل
خلوت ولكن قل عليَّ رقيب
ولا تحسبن الله يغفل سـاعـةً ولا
أن ما تُخفي عليه يغيب
"Jika engkau sedang sendiri, jangan katakan aku sedang
sendiri, akan tetapi katakan, aku ada yang mengawasi.
Jangan kau kira Allah lalai
walau sesaat, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya apa yang engkau sembunyikan.
Demikian pula dengan perkataan
Ibnu Sammad;
Wahai orang pendosa, tidakkan
engkau malu kepada Allah saat sendiri dan yang keduanya adalah Allah..
Engkau terpedaya hingga tidak
tunduk kepada Tuhanmu yang menunda balasannya dan menutup aibmu sepanjang
keburukanmu.
Dalam kisah ini juga terdapat
pelajaran bahwa kesudahan yang baik adalah bagi orang yang memiliki sifat-sifat
penggembala tersebut. Penggembala yang disebutkan dalam kisah tersebut adalah
seorang pekerja yang makan dari hasil keringat sendiri dengan menggembala
kambing. Selain itu dia tetap taat beribadah dengan berpuasa di siang hari yang
panas. Diapun amanah, selalu merasa terawasi Allah dalam jiwanya, hubungannya
kepada Allah kuat. Karena itu dia menolak pemasukan yang haram, padahal dia
dapat dengan mudah mendapatkannya. Namun dia tidak memanfaatkan amalnya dan
menggadaikan amanahnya serta tidak mencurinya. Maka Allah ganti sikapnya dengan
kebaikan berupa pembebasan dirinya dari perbudakan oleh Ibnu Umar dan dibelikan
kambing untuknya.
Dari seorang budak penggembala
kambing, kini seorang merdeka memiliki harta yang banyak. Ini merupakan
kebaikan yang besar. Hendaknya sang anak dididik dengan nilai-nilai tersebut,
"Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan menggantinya
dengan yang lebih baik darinya."
Ini merupakan prinsip yang
jika telah tertanam pada diri sang anak sejak kecil, niscaya akan
menghindarinya dari berbagai kemunkaran dan perkara haram ketika dia sudah
besar.
Mendidik Anak Agar tidak
Menipu
Ketika Umar radhiallahu anhu
pada masa kekuasannya melarang mencampur laban (susu) dengan air, suatu malam
dia mengelilingi kota Madinah. Kemudian dia bersandar di sebuah dinding untuk
beristirahat. Ternyata seorang wanita sedang berpesan kepada puterinya untuk
mencampur laban dengan air. Maka sang puteri tersebut berkata, 'Bagaimana aku
mencampurnya sedangkan Amirul Mukminin melarang hal tersebut." Lalu wanita
tersebut berkata, "Amirul Mukminin tidak mengetahuinya." Maka sang
anak menjawab, "Jika Umar tidak mengetahuinya, maka Tuhannya Umar mengetahuinya.
Aku tidak akan melaksanakannya selama hal tersebut telah dilarang."
Ucapan sang anak perempuan
tersebut sang berkesan di hati Umar. Maka di pagi harinya dia memanggil
puteranya bernama Ashim, lalu dia ceritakan kejadiannya dan dia beritahu tempatnya,
kemudian dia berkata, "Pergilah wahai anakku, nikahilah anak
tersebut." Maka akhirnya Ashim menikahi puteri tersebut, dan dari
perkawinan tersebut, lahirlah Abdu Aziz bin Marwan bin Hakam, kamudian darinya
lahir Umar bin Abdul Aziz.
Di antara pelajaran dalam
kisah ini:
1- Kesungguhan kalangan salaf
dalam mendidik anak-anak mereka.
2- Selalu merasa diawasi Allah
dalam sepi dan ramai.
3- Tidak mengapa memberikan
nasehat kepada kedua orang tua.
4- Memilihkan suami atau
isteri yang saleh bagi anak laki maupun perempuan.
Bagaimana kita mendidik
anak-anak agar menjauhi kezaliman?
Imam Bukhari rahimahullah
telah meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha, dia berkata, "Seorang
wanita hitam milik salah seorang penduduk Arab masuk Islam. Dia memiliki tempat
bermalam di masjid. Dia biasanya berbincang-bincang dengan kami. Jika selesai,
dia membaca sebuah syair:
Hari saat selendang
menunjukkan keagungan Tuhan kami
Dengan itu, aku selamat dari
negeri kufur
Ketika syair itu sering dia
bacakan, maka Aisyah bertanya kepadanya, "Apakah hari selendang itu?"
Dia berkata, "Suatu hari anak-anak tuanku pergi dengan membawa selendang
dari kulit. Kemudian selendang itu disambar burung gagak yang menyangkanya
sebagai daging. Lalu dia membawanya pergi.
Ternyata mereka menuduhku mencuri selendang tersebut. Lalu mereka
menyiksaku hingga taraf mereka memeriksa qubul aku. Ketika mereka di sekitar
aku yang sangat menderita, tiba-tiba
burung gagak itu datang dan menjatuhkan selendang itu di atas kepala kami, lalu
mereka mengambilnya. Maka aku katakan kepada mereka, "Itulah yang kalian
tuduh aku mencurinya, sedangkan aku bebas dari perbuatan tersebut." (HR.
Bukhari, Fathul Bari, no. 3835)
Pelajaran dari cerita
tersebut:
Dalam hadits terdapat
pelajaran manfaat keluar dari negeri yang seseorang mendapatkan cobaan di
dalamnya. Dengan harapan, di negeri yang baru dia mendapatkan suasana lebih
baik sebagaimana yang terjadi pada wanita tersebut.
Sebagaimana hal itu Allah
kabarkan,
ومن يهاجر في سبيل الله يجد في الأرض
مراغماً كثيراً وسعة (سورة النساء: 100)
"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka
mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak."
(QS. An-Nisa: 100)
2- Doa orang yang dizalimi itu
dikabulkan, walaupun dia kafir. Karena berdasarkan susunan cerita, dia baru
menyatakan masuk Islam setelah dirinya berada di Madinah.
3- Dibolehkan menginap dan
tidur siang bagi orang yang tidak memiliki tempat tinggal, baik laki-laki
maupun perempuan dengan syarat aman dari fitnah. Boleh juga menggunakan naungan
di masjid seperti kemah dan semacamnya.
Bagaimana kita mengajarkan
anak-anak untuk berlindung dari setan?
Kisab Abu Hurairah bersama
setan.
Imam Bukhari rahimahullah
berkata, "Dari Abu Hurairaih radhiallahu anhu, dia berkata, 'Aku
ditugaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menjaga harta zakat
Ramadan. Lalu ada seseorang datang dan mengambil makanan tersebut, maka aku
menangkapnya. Aku katakan kepadanya, 'Aku adukan engkau kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam.' Orang itu berkata, 'Saya membutuhkannya, saya
memiliki keluarga dan sangat kesulitan." Abu Hurairah berkata, 'Maka aku
lepaskan dia. Lalu di pagi hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata,
'Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu malam tadi?' Aku berkata,
'Wahai Rasulullah, dia mengadukan kebutuhannya yang sangat dan memiliki
keluarga, maka aku kasihan kepadanya lalu aku lepaskan.' Lalu beliau berkata,
'Dia itu dusta, dan akan kembali lagi.' Maka akupun jadi tahu dia bakal kembali
berdasarkan perkataan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa dia akan
kembali. Lalu aku mengintainya, kemudian datanglah orang itu dan mengambil
makanan, lalu aku menangkapnya. Maka aku katakan kepadanya, 'Aku akan laporkan
engkau kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dia berkata, 'Lepaskan
aku, aku sangat membutuhkan dan memiliki tanggungan keluarga. Aku tidak akan
kembali lagi.' Maka aku kasihan terhadapnya, lalu akupun melepaskannya. Di pagi
harinya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku, 'Wahai Abu
Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu,' Aku berkata, 'Ya Rasulullah, dia
mengadukan tentang kesulitannya dan tanggungannya. Maka aku kasihan kepadanya,
lalu akupun melepaskannya.' Beliau berkata, "Dia itu dusta kepadamu, dan
dia akan kembali." Maka akupun mengintainya untuk ketiga kali. Lalu orang
itu datang mengambil makanan kembali. Maka akupun menangkapnya, lalu aku
katakan kepadanya, 'Aku akan laporkan engkau kepada Rasulullah, ini yang ketiga
dan terakhir kali. Engkau berjanji tidak kembali namun ternyata kembali. Lalu
dia berkata, "Lepaskan aku, akan akan mengajarkanmu bacaan yang akan Allah
jadikan bermanfaat bagimu dengannya.' Aku berkata, 'Apa itu?' Dia berkata,
'Jika engkau hendak tidur, bacalah ayat kursi, "Allahu laa ilaaha illa
huwal hayyul qayyuum.....hingga selesai.' Maka engkau akan selalu dijaga Allah
dan tidak didekati setan hingga pagi harinya. Maka akupun melepaskannya. Lalu
di pagi harinya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepadaku,
"Apa yang dilakukan tawananmu tadi malam?' Aku berkata, 'Wahai Rasulullah,
dia mengajarkan aku bacaan yang menurutnya akan Allah jadikan bermanfaat
terhadapku, maka akupun melepaskannya.' Dia berkata, 'Apa itu?' Aku katakan,
'Jika engkau hendak tidur bacalah ayat Kursy, dari awal hingga akhir, 'Allahu laa
ilaaha illaa huwal hayyul qayyum...' lalu dia berkata, engkau selalu akan
dilindungi Allah dan tidak akan didekati setan hingga pagi.' Sementara mereka
(para sahabat) adalah orang yang sangat gemar dengan kebaikan. Maka Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam berkata, 'Kali ini dia benar kepadamu, tapi
asalnya dia adalah pendusta. Tahukah engkau wahai Abu Hurairah, siapa yang
engkau ajak bicara sejak tiga hari ini?' Dia berkata, 'Tidak' Beliau bersabda,
'Itu adalah setan.'
Demikianlah kita dapatkan
ikhwah dan akhawat sekalian, salah satu episode pertarungan antara seorang
muslim dengan setan. Dan terjadi pada sejumlah shahabat, seperti yang dialami
oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu. Dalam cerita ini memberikan banyak
petunjuk, di antaranya;
1- Setan boleh jadi mengetahui
apa yang bermanfaat bagi kaum muslimin.
2- Kebaikan boleh jadi
diketahui makhluk durhaka, akan tetapi dia tidak dapat mengambil manfaatnya,
karena dia tidak mengamalkannya. Akan tetapi kebaikan itu boleh diambil
darinya.
3- Seseorang boleh jadi
mengetahui sesuatu, akan tetapi dia tidak dapat mengambil manfaat darinya
(mengetahui sesuatu dan tidak mengamalkannya).
4- Setan boleh jadi benar dan
membenarkan sebagian dari yang dibenarkan orang beriman, namun demikian, dia
tidak beriman.
5- Seorang pendusta boleh jadi
suatu saat dia benar, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, "Dia benar kepadamu, walaupun dia adalah pendusta."
6- Kebiasaan setan adalah
dusta, jarang sekali dia berkata benar. Istilah (كذوب) adalah
untuk menunjukkan mubalaghah (sangat).
7-Setan dapat berbentuk dalam
bentuk yang memungkinkan manusia untuk melihatnya. Karena Allah berfirman dalam
Kitab-Nya, إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ
لا تَرَوْنَهُمْ .. (سورة الأعراف: 27)
"Sesungguhnya ia (Iblis)
dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka." (QS. Al-A'raf: 27)
Setan dan bangsanya dapat
melihat kalian (manusia), sedangkan kalian manusia tidak dapat melihat mereka.
Lalu bagaimana Abu Hurairah dan para shahabat dapat melihat mereka? Yaitu
ketika mereka berubah wujudnya dalam wujud yang lain selain rupa dasar yang
Allah ciptakan mereka. Maka ketika itu kita dapat melihatnya. Adapun dalam
wujud dasarnya, tidak mungkin kita dapat melihatnya.
8- Seseorang yang mendapat
tugas memelihara sesuatu dikatakan wakil. Maka dia diperintahkan untuk menjaga
dan memperhatikannya.
9- Jin dapat makan makanan
manusia. Firman Allah Ta'ala,
وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ
.. (سورة الاسراء: 64)
"Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak.." (QS. Al-Isra: 64)
Makanan termasuk bagian dari
harta. Maka jika anda ingin agar setan tidak ikut serta dalam makanan anda,
hendaknya anda membaca basmalah saat makan, lalu menutup makanan dan katakana
bismillah. Karena setan akan memakan makanan dan minuman yang terdapat dalam
wadah terbuka. Maka manfaat menutup makanan dan membaca basmalah adalah
mencegah setan darinya.
Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,
)ولو أن تعرض عليه عودا وتسم بالله (
"Walaupun dengan engkau meletakkan sebatang kayu dan
membaca basmalah."
Jadi walaupun dengan
meletakkan sebatang kayu dan membaca basmalah, maka setan tidak dapat ikut
makan dan minum darinya. Demikian pula, tindakan tersebut bermanfaat menghindari
jatuhnya penyakit dari langit. Karena dalam satu tahun terdapat malam saat
turunnya penyakit, sebagaimana diberitakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Ini adalah perkara gaib. Jika anda tutup wadah, maka penyakit tidak
akan jatuh.
Dengan demikian, menutup wadah
memiliki beberapa manfaat, di antaranya;
· Mencegah turunnya penyakit.
· Mencegah setan ikut menyantap makanan dan
minuman anda.
10. Nama Allah juga akan
mencegah setan melihat seseorang saat dia melepaskan bajunya atau ketika seorang
suami hendak menggauli isterinya. Apakah kita akan biarkan jin melihat aurat
kita? Tidak, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa
jika seseorang hendak melepas bajunya hendaknya dia membaca basmalah, maka
ketika itu setan tidak dapat melihat auratnya, demikian pula dengan basmalah
dapat mencegah setan ikut serta dalam hubungan suami isteri. Karena terdapat
riwayat dalam tafsir firman Allah Ta'ala, وَشَارِكْهُمْ
فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ
"Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan
anak-anak.." (QS. Al-Isra: 64)
Bahwa setan ikut serta saat
suami menggauli isterinya. Namun jika dia membaca basmalah sebelum jimak, maka
hal itu akan menghalangi setan untuk ikut serta.
11- Jin dapat mencuri dan
berbicara dengan pembicaraan manusia, dengan pembicaraan yang dapat didengar
dan dengan bahasa yang dipahami orang itu. Ada peristiwa yang dialami oleh Abu
Alqam, ahli nahwu (tata bahasa Arab). Suatu hari dia berjalan dan tersandung
sesuatu, lalu dia jatuh. Maka orang-orang datang mengerubunginya, ada yang
memegang ibu jarinya, yang lain membacakan di telinganya, ada pula yang azan di
telinga yang lain. Lalu dia berkata, "Mengapa kalian berkumpul seperti
orang kemasukan setan, menyingkirlah dariku." Dia berkata demikian dalam
bahawa Persia. Orang-orang mengatakan, "Setannya telah berbicara dengan
bahawa Persia dan India."
12- Jin dapat mencuri dan memperdayakan,
sebagaimana perkataannya, 'Saya tidak akan kembali,' namun dia kembali lagi.
13- Keutamaan Ayat Kursy,
dalam riwayat lain terdapat keutamaan akhir surat Al-Baqarah.
14- Seorang pencuri tidak
dipotong tangannya saat terjadi bencana kelaparan.
15- Menerima alasan dan
menutupi aib terhadap orang yang diperkirakan orang baik.
16- Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam dapat diberitahu perkara gaib.
17- Dibolehkan mengumpulkan
zakat fitrah sebelum malam Idul fitr untuk dibagian setelah itu.
18- Zakat fitrah dikeluarkan
dalam bentuk makanan.
19- Keyakinan shahabat
terhadap ucapan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan pembenaran mereka
terhadapnya.
20- Disunahkan membaca Ayat
Kursy sebelum tidur.
21- Ketetapan syariat atas
ucapan setan berasal dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ketika dia
berkata, "Dia benar kepadamu, akan tetapi penetapan syariat bukan dari
ucapan setan."
22- Ayat Kursy dapat mencegah
setan jin dan manusia, apakah dalam urusan agama maupun dunia, "Setan
tidak akan mendekatimu hingga pagi."
23- Karamah Allah terhadap Abu
Hurairah ketika dia dapat menangkap setan, dan setan tidak dapat kabur darinya.
Hal itu berarti bahwa seorang mukmin yang kuat imannya dalam menangkap setan
dan membuatnya tidak dapat lari darinya. Ibnu Qayim menyebutkan beberapa
manfaat zikir, bahwa dengan banyak zikir yang dibaca seorang mukmin kepada
Allah Azza wa Jalla, boleh jadi setan mendekatinya untuk menngganggunya, namun
justeru setan tersebut yang akhirnya terkapar. Lalu setan-setan lainnya
berkumpul dan mereka mengatakan bahwa setan ini telah diganggu manusia.
24- Berzikir kepada Allah akan
melindungi seorang mukmin dari gangguan setan. Zikir yang paling utama adalah
dengan Al-Quran, sedangkan ayat yang paling utama adalah Ayat Kursy.
25- Jika seseorang memiliki
kebutuhan, maka dia wajib menjelaskan kebutuhannya agar alasannya diketahui dan
perkaranya tidak meragukan.
26- Melaporkan perkara penting
kepada ulama (Abu Hurairah hendak mengadukan masalah tersebut kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam).
27- Abu Hurairah sangat kuat
keinginannya untuk mendapatkan ilmu (para shahabat adalah orang-orang yang
sangat ingin mendapatkan ilmu) karena itu dia bersedia melepaskannya untuk
mendapatkan ilmu.
28- Mungkin saja akan terjadi
pertanyaan, bagaimana Abu Hurairah dapat menangkap setan, padahal Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam saja terhalang untuk menangkapnya karena doa nabi
Sulaiman,
قَالَ
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكاً لا يَنْبَغِي لأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي . فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ
رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ . وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ ..(سورة صّ: 35-37)
"Ia berkata: 'Ya Tuhanku,
ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh
seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi. kemudian
Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja
yang dikehendakiNya, dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan
semuanya ahli bangunan dan penyelam." (QS. Shaad: 35-37)
Lalu bagaimana Abu Hurairah
menangkapnya dan hendak membawanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam??
Al-Hafiz Ibnu Hajar tentang
problem masalah ini, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin menangkap
tokoh setan, maka ketika itu bertentangan dengan apa yang dialami olen Nabi
Sulaiman. Adapun setan yang disebutkan dalam bab ini adalah setan yang selalu
mendampingi shahabat tersebut (setiap manusia ada setannya), atau salah satu
setan dan bukan tokohnya setan.
Jika ada yang bertanya,
keistimewaan apa yang terdapat dalam Ayat Kursy sehingga dapat mencegah setan?
Ayat Kursy merupakan ayat yang
paling agung dalam Al-Quran, sebagaiman sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam terhadap shahabat tersebut, dan bahwa ayat ini jika dibaca oleh seorang
mukmin setiap selesai shalat, maka tidak ada yang mencegahnya untuk masuk surga
kecuali kematiannya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam dalam shahihnya yang
diriwayatkan oleh Nasai rahimahullah. Selain itu, Ayat Kursy juga dibaca
menjelang tidur. Dan setiap selesai shalat itu termasuk sebab keutamannya.
Sisi yang paling tinggi adalah
mengandung nama Allah yang Agung (Al-ismu AL-A’dhom). ‘Allahu Lailaha Illa Huwa
Al-hayyu Al-Qoyyum’ dalam surat Al-baqarah, Ali Imron dan Thoha. Karena
AL-Hayyu Wal Qayyum menurut sebagian pendapat termasuk Nama Allah yang Agung
(Il-Ismu Al-A’dhom). Ayat ini terdapat sepuluh kalimat tersendiri ‘Allahu
Lailaha Illa Huwa’.
Post a Comment