Dosa-dosa di hati ibarat angin panas di badan 1/3
Dosa dan maksiat amat membahayakan dan merugikan hati, seperti bahayanya angin panas terhadap badan.
Adakah di dunia dan di akhirat kecelakaan atau penyakit yang disebabkan oleh dosa-dosa dan maksiat? Apa yang mengeluarkan kedua orang tua kita, Adam dan Hawa, dari surga, sebuah tempat yang penuh kelezatan, kenikmatan, kesenangan dan kegembiraan?
Apa yang menyebabkan Iblis keluar dari kerajaan langit, diusir, dikutuk, dan diubah rupa lahir dan batinnya menjadi rupa yang paling buruk, bahkan batinnya lebih buruk daripada rupa wajahnya? Diubahlah rahmat menjadi laknat, kecantikan menjadi keburukan. Ia dikeluarkan dari surga ke neraka yang berkobar. Iman berganti dengan kekafiran, persahabatan yang amat dekat diganti dengan permusuhan dan kesengsaraan. Tasbih dan zikir ia ubah menjadi ucapan kekafiran, syirik, dusta, dan kekejian. Ia mengubah pakaian keimanan menjadi pakaian kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan. Hinalah ia di depan Allah sehina-hinanya, jatuh sejatuh-jatuhnya. Amarah Allah menimpanya. Murka Allah yang ditimpakan kepadanya adalah sebesar-besar murka. Iblis menjadi komandan bagi orang-orang yang fasik dan orang-orang yang suka berbuat dosa.
Ya Allah, kami mohon perlindungan-Mu dari pelanggaran terhadap perintah-Mu dan larangan-Mu.
Apa yang menenggelamkan penghuni bumi ini dan menyebabkan air naik hingga ke bukit-bukit? Apa pula yang mengirim angin kepada bangsa Ad yang melemparkan mereka menjadi mayat-mayat di atas tanah, seperti batang-batang kurma yang tumbang, angin yang menghancurkan rumah dan ladang mereka, bahkan membunuh temak-ternak mereka hingga kejadian ini menjadi contoh dan perumpamaan bagi manusia hingga akhir zaman? Siapakah yang mengirimkan suara keras kepada bangsa Tsamud hingga memutuskan jantung-jantung mereka dan mereka tewas seluruhnya?
Siapakah yang mengangkat dusun-dusun kaum Luth hingga Para malaikat mendengar anjing-anjing mereka menggonggong secara mengerikan, lalu membalik desa itu di atas mereka dan membinasakan mereka seluruhnya, lalu diikuti oleh bebatuan membara dari langit yang menghujani mereka? Berbagai macam hukuman ditimpakan kepada mereka sebuah kejadian yang belum pernah menimpa umat lain. Untuk saudara saudara mereka yang seperti itu, siksa itu tidak jauh.
Apa yang menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya di laut, lalu isteri mereka pindah ke Jahanam, jasad-jasad mereka tenggelam, dan ruh-ruh mereka dibakar? Apa yang memusnahkan Qarun, hartanya, istananya, dan keluarganya?
Apa yang memusnahkan berbagai generasi dan bangsa sesudah Nuh a.s. dengan berbagai macam siksaan hingga hancur luluh? Apa pula yang menghancurkan dan membinasakan bangsa-bangsa, sebagaimana tertera dalam Surah Yasin, dengan suara petir hingga akhirnya mereka tidak bergerak dan beku?
Siapa yang mengirim kepada Bani Israil suatu kaum yang menyelinap ke rumah-rumah dan kampung-kampung mereka, membunuh laki-laki dan membiarkan wanita-wanita mereka hidup terhina, membakar kampung-kampung mereka, merampas harta-harta mereka, memusnahkan semua yang mereka miliki, dan menghancurkan apa yang mereka tinggalkan?
Apa yang menguasai mereka dari berbagai hukuman, kadang dengan pembunuhan, kadang dengan dicincang, dan kadang dengan merusak kota? Apa yang membuat raja-raja pada saat tertentu berubah bentuk menjadi kera dan babi? Dari semuanya ini, Allah bersumpah dalam al-Qur‘an Surah al-A’raf ayat 167, “Pasti Dia mengirimkan kepada mereka hingga Hari Kiamat, arang-orang yang menyiksa mereka dengan siksaan yang keras. “
Imam Ahmad menuturkan dari Walid ibn Muslim dan Shafwan dari Amr dari Abdurrahman ibn Zubair ibn Nahr dari ayahnya, ia berkata : “Setelah Pulau Siprus ditaklukkan, lalu memisahkan penduduk dengan wilayahnya, mereka masing-masing menangis. Aku melihat Abu Darda’ sedang duduk sendirian menangis. Aku tanyakan, ‘Wahai Abu Darda, apa yang membuatmu menangis pada saat Allah memuliakan islam dan pemeluknya?
Ia menjawab, ‘Wahai Zubair, alangkah rendahnya makhluk di sisi Allah jika mereka meninggalkan perintah-perintah-Nya, sementara ia adalah umat yang benar-benar perkasa. Mereka menjadi seperti yang engkau lihat sekarang. Ali ibn Ja’ad mengatakan bahwa Nabi saw. bersabda, “Tidak akan binasa manusia itu, hingga alasan yang tepat bagi dirinya. “
Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan hadis dari Ummu Salamah,
Rasulullah s.a.w. bersabda, ”Bila telah timbul maksiat pada umatku, Allah menyamaratakan dengan siksa dari sisi-Nya. ”
Aku bertanya kepada beliau, ”Apakah di situ tidak ada orang-orang saleh?”
Beliau menjawab, ”Ada. ” Aku bertanya lagi, “Bagaimana Allah memperlakukan mereka itu?”
Beliau berkata, “Siksa itu menimpa mereka seperti menimpa semua orang, Kemudian mereka yang saleh mendapatkan ampunan dan keridhaan.“
Dalam rangkaian hadis riwayat Hasan, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, ”Umat ini akan terus berada di bawah Tangan Allah dan di bawah perlindungan-Nya selama para pembacanya (pembaca Al-Qur’an) tidak membantu para penguasa dalam kebatilan dan selama orang-orang saleh umatku ini tidak menganggap bersih arang-orang zalim, selama orang-orang baik tidak menganggap ringan orang-orang yang jahat, Namun, kalau mereka berbuat itu, Allah akan mengangkat Tangan-Nya dari mereka lalu memberi kekuasaan kepada arang-orang atau penguasa yang congkak. Penguasa-penguasa yang congkak itu menyiksa umat dengan siksaan yang amat buruk Kemudian Allah menimpakan kepada mereka kemiskinan dan kekafiran. “
Dalam Musnad, Tsauban meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda,
”Sesungguhnya seseorang tidak mendapat rezki disebabkan dosa yang dibuatnya.”
Dalam Musnad itu pula, masih dari Tsauban, Rasulullah SAW bersabda ”Hampir saja umat-umat lain akan menyergap kalian seperti binatang buas menyergap mangsanya.
Ia bertanya, ”Rasulullah, apakah karena sedikitnya jumlah kami saat itu?“
Beliau menjawab, “Kalian saat itu amat banyak. Akan tetapi, kalian bagaikan buih lautan. Rasa kagum dan segan kepada kalian telah dicabut dari hati musuh kalian Dan Allah meletakkan wahn dalam hati kalian. “
Para sahabat bertanya, ”Apakah yang dimaksud dengan wahn?” Rasulullah menjelaskan, ”Cinta dunia dan benci kematian.” Dalam Musnad, disebutkan hadis yang disampaikan Anas,
Rasulullah s.a.w. bersabda, ”Setelah aku di-mi’raj-kan, aku melewati suatu kaum. Mereka mempunyai kuku dari kuningan. Mereka menggaruk wajah dan dada dengan kuku itu. Aku bertanya kepada jibril, ‘Siapakah mereka itu, ya jibril?’
Jibril menjawab, ‘Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan merampas hak dan pribadi mereka ‘. ” (HR. Ahmad).
Dalam jami’ Tirmidzi, Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah s.a.w. bersabda, ”Akan keluar suatu kaum pada akhir zaman. Mereka menggunakan agama sebagai umpan (jalan) untuk mendapatkan dunia. Mereka memakai kulit kambing (karena halusnya) sebagai pakaian. Lidah mereka lebih manis daripada gula, tetapi hati mereka adalah hati serigala. Allah Yang Maha mulia berfirman, “Apakah terhadap Aku mereka menipu? Dan kepada-Ku mereka berani? Aku bersumpah dengan diri-Ku. Aku pasti akan mengirimkan cobaan kepada mereka berupa fitnah yang membuat orang-orang yang tabah dan pandai menjadi kebingungan’.”
Ibnu Abi Dunya menyebutkan riwayat yang bersumber dari ja’far ibn Muhammad dari ayahnya, dari kakeknya, Ali r.a. berkata, ”Akan datang kepada manusia suatu zaman, di mana tiada yang tinggal dari Islam itu kecuali namanya, dan dari Al-Qur’an kecuali tulisannya. Masjid saat itu makmur, tetapi rusak dalam soal hidayah. Ulama-ulama mereka lebih berbahaya. Sesuatu yang berasal dari bawah, tampak keluar dari langit. Dari dari merekalah keluar fitnah yang akan kembali kepada mereka sendiri.”
Disebutkan dari penuturan Sammak ibn Harb dari Abdurrahmn ibn Abdullah ibn Mas’ud dari ayahnya, “Kalau perbuatan zina telah merebak, begini pula dengan riba di dusun-dusun, Allah akan mengumandangkan kebinasaannya.”
Riwayat mursul hasan menyebutkan, ”Bila orang-orang telah menampakkan ilmu dan menghilangkan amal, saling mencintai hanya dengan lidah, saling membenci, saling memutuskan tali silaturahim maka Allah mengutuk mereka saat itu. Mereka ditulikan dan dibutakan penglihatannya.”
Dalam kitab Sunan Ibnu Majah, disebutkan sebuah hadis yang bersumber dari Abdullah ibn Umar ibn Khaththab, aku orang kesepuluh dari kelompok sepuluh orang Muhajirin. Rasulullah datang kepada kami, lalu bersabda, “Wahai golongan Muhajirin, lima perkara yang aku mintakan perlindungan kepada Allah bila kamu mendapatkan perkara tersebut. Yakni, kekejian dan kejahatan tidak akan timbul pada suatu kaum hingga mereka mengumumkan bahwa mereka itu diberi cobaan dengan penyakit menular dan rasa sakit yang belum pernah menimpa nenek moyang mereka dahulu. Suatu kaum tidak akan mengurangi takaran dan timbangan kecuali akibatnya adalah diberi cobaan dengan kekeringan bertahun-tahun, paceklik, dan kezaliman para penguasa.
Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat dari harta mereka kecuali mereka akan dicegah mendapatkan tetesan air dari langit. Sekiranya bukan karena binatang-binatang, mereka tidak akan dikaruniai hujan. Tiada suatu kaum mengingkari janji kecuali Allah akan memberi kekuasaan kepada musuh mereka sehingga musuh-musuh itu mengambil sebagian yang ada di tangan mereka. Selama umat tidak beramal, berbuat sesuai dengan apa yang diturunkan Allah dalam Kitab-Nya, maka Allah akan mendatangkan siksaan di antara mereka. “
Dalam Musnad dan Sunan yang mengutip hadis riwayat Amr ibn Murrah dan Salim ibn Abi Jad dari Abi Ubaidah ibn Abdullah ibn Mas’ud dari ayahnya, Rasulullah s.a.w. bersabda, ”Sesungguhnya orang-orang yang ada sebelummu, kalau seseorang itu berbuat kesalahan di tengah kaumnya, datanglah seseorang melarang dengan tujuan memberi bukti-bukti. Tapi keesokan harinya ia duduk-duduk bersamanya lagi, saling bersandar satu sama lain, minum minuman bersama, seakan tidak melihat kesalahan kemarin. Setelah Allah menyaksikan perbuatan-perbuatan demikian ini, Dia memberi pukulan pada hati sebagian mereka di atas yang lain. Lalu Allah melaknati melalui lidah Nabi mereka, Daud dan Isa putra Maryam.
Ini disebabkan mereka bermaksiat dan melangkahi hukum-hukum Allah. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, kalian akan menyuruh kepada makruf (kebaikan) dan mencegah kemungkaran dan kalian memegang tangan orang yang bodoh, lalu membelokkannya kepada kebenaran atau Allah akan memukul hati sebagian dari kamu atas yang lain, lalu Dia mengutuk kalian sebagaimana mengutuk mereka?” (HR. Tirmidzi).
lbnu Abi Dunya menyebutkan dari lbrahim lbn Amr As Shan’ani, Allah menurunkan wahyu kepada Yusya ibn Nun, “Sesungguhnya Kami (Allah) akan membinasakan dari kaummu 40 ribu orang yang paling jahat di antara mreka,” Yusya bertanya ”Ya Tuhanku, mereka itu orang-orang jahat yang melakukan kejahatan lalu, bagaimana orang-orang yang baik?”
Allah menjawab “Mereka tidak marah karena Aku. Mereka mewakili orang-orang jahat itu. Mereka membantu orang jahat itu dan mengajak minum bersama.”
Abu Umar ibn Abdul Barr menyebutkan dari Abu Imran, Allah mengutus dua malaikat ke sebuah desa. Mereka menghancurkan desa tersebut bersama penghuninya. Maka, mereka mendapatkan seorang laki-laki sedang berdiri melakukan shalat di masjid. Para malaikat berkata, ”Ya Allah, smmgguhnya di situ hamba Mu si Fulan sedang shalat.”
Allah berfirman, “Hancurkan desa itu dan hancurkan dia bersama mereka. Sesungguhnya dia tidak berubah wajahnya sama sekali demi Aku (maksudnya, tiada lnisiatif untuk melakukan amar makruf nahi mungkar karena Allah).” Humaidi menyebutkan dari Sufyan ibn Uyainah, Sufyan menceritakan kepadaku bahwa seorang malaikat diperintahkan untuk memusnahkan sebuah desa. Para malaikat itu bertanya, ”Ya Allah sesungguhnya di situ ada seorang yang suka beribadah.”
Akan tetapi, Allah memerintahkan malaikat, ”Mulailah dari orang tersebut dan hancurkan, Sesungguhnya wajahnya tidak berubah sesuatu pun untuk-Ku (untuk membela agama-Ku). Ibnu Abi Dunya menyebutkan dari Wahab ibn Munabbih, setelah melakukan kesalahan, Nabi Daud berkata, “Ya Allah ampunilah dosaku”
Maka Allah berkenan, ”Telah Kuampuni untukmu dan Aku menetapkan kejelekannya (hukumannya) kepada bangsa Israil.”
Berkatalah Daud, ”Ya Allah, bagaimana ini, sedangkan Engkau adalah hakim yang adil, tidak zalim kepada seseorang. Aku yang berbuat kesalahan dan Engkau timpakan hukumannya kepada orang lain selain aku?” Maka Allah mewahyukan kepadanya, ” Setelah engkau berbuat kesalahan, mereka segera tidak menentang atau mencegahmu.”
Ibnu Abi Dunya menyebutkan dari Anas ibn Malik bahwa ia bersama seseorang telah mendatangi Ummul Mukminin Aisyah. Orang itu berkata kepada Ummul Mukminin Aisyah, “Ya Ummul Mukminin, ceritakan kepadaku tentang gempa (keguncangan bumi)!”
Aisyah pun menuturkan, “Bila mereka telah membolehkan zina. bila mereka minum khamr dan memukul genderang. Allah memantau dari tempat-Nya seraya berfirman kepada bumi, ‘Berguncanglah engkau bumi. Guncangkan mereka hingga mereka bertobat dan menghentikan perbuatan itu, atau mereka dihancurkan!” Orang tersebut bertanya, ”Ya Ummul Mukminin, adakah itu siksa atas mereka?”
Aisyah berkata, ”Betul, sebagai peringatan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan siksa bagi orang-orang kafir.”
Kemudian Anas mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengar hadis seperti itu sesudah Rasulullah.
Ibnu Abi Dunya menceritakan sebuah hadis mursal (hadis yang diriwayatkan oleh tabi’in langsung kepada Rasulullah s.a.w. tanpa menyebutkan perantaranya dari kalangan sahabat, peny) bahwa bumi berguncang pada zaman Rasulullah s.a.w. Beliau meletakkan tangannya di atas bumi lalu berkata, “Tenanglah. Sesungguhnya belum datang waktunya kepadamu.” Lalu beliau menoleh kepada para sahabatnya seraya bersabda, ”Sesungguhnya Allah memintamu kembali dari kejelekan kepada kebaikan. Kembalilah kalian.”
Lalu bumi berguncang lagi pada masa Umar ibn Khaththab. Maka Umar pun berkata, ”Tidak terjadi guncangan ini kecuali karena sesuatu yang kalian bicarakan. Demi Allah, kalau bumi kembali mengguncang aku tidak akan menghuni tempat tersebut bersama kalian”
Ka’ab berkata, “Bumi berguncang kalau orang berbuat maksiat dan membuat takut sekelompok orang kepada Allah.”
Umar ibn Abdul Aziz menulis surat ke berbagai negara. “Sesungguhnya gempa muncul karena sesuatu. Dengannya, Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya. Aku kirim surat perintah ke berbagai negeri agar kalian keluar pada hari ini dan hari ini, pada bulan ini dan bulan ini. Siapa yang mempunyai sesuatu hendaklah mengeluarkan sedekah.”
Allah berfirman, ”Telah beruntung orang yang membersihkan dirinya dan mentebut nama Tuhannya (berzikir) lalu shalat. ” (QS. Al-A’la 14.15). Dan juga fiIman-Nya dalam Surah al-A’raf ayat 23, ”jikalau Engkau tidak mengampuni aku jadilah aku orang-orang yang merugi. ”
Mereka berkata seperti yang dikatakan oleh Nabi Yunus, ”Tiada Tuhan Selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang dzalim. (QS. Al-Anbiya 87).
Sumber : Terapi penyakit hati, Ibnul Qayyim.
Post a Comment