Ilmu Tajwid
Ulumul Qur'an
Ilmu Tajwid
Sejarah ilmu tajwid Jika dibincangkan kapan bermulanya ilmu Tajwid, maka kenyataan menunjukkan bahwa ilmu ini telah bermula sejak dari al-Quran itu diturunkan kepada Rasulullah SAW . Ini kerana Rasulullah SAW sendiri diperintah untuk membaca al-Quran dengan tajwid dan tartil seperti yang disebut dalam ayat 4, surah al-Muzammil yang artinya "Bacalah al-Quran itu dengan tartil(perlahan-lahan).".
Sayyidina Ali r.a apabila ditanya tentang apakah maksud bacaan al-Quran secara tartil itu, maka beliau menjawab" adalah membaguskan sebutan atau pelafalan bacaan pada setiap huruf dan berhenti pada tempat yang betul”. Ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu hasil dari Ijtihad (fatwa) para ulama' yang diolah berdasarkan dalil-dalil dari al-Quran dan Sunnah, tetapi pembacaan al-Quran adalah suatu yang Taufiqi (diambil terus) melalui riwayat dari sumbernya yang asal yaitu sebutan dan bacaan Rasulullah Saw.
Pengertian tajwid Untuk menghindari kesalahpahaman antara tajwid dan qiraat, maka perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tajwid Pendapat sebagaian ulama memberikan pengertian tajwid sedikit berbeda namun pada intinya sama. sebagaimana yang dikutip Hasanuddin. AF. ” Secara bahasa, tajwid berarti al-tahsin atau membaguskan. Sedangkan menurut istilah yaitu, mengucapkan setiap huruf sesuai dengan makhrajnya menurut sifat-sifat huruf yang mesti diucapkan, baik berdasarkan sifat asalnya maupun berdasarkan sifat-sifatnya yang baru. Sebagian ulama yang lain medefinisikan tajwid sebagai berikut “Tajwid ialah mengucapkan huruf(al-Quran) dengan tertib menurut yang semestinya, sesuai dengan makhraj serta bunyi asalnya, serta melembutkan bacaannya sesempurna mungkin tanpa belebihan ataupun dibuat-buat”.
Pengertian qiraat Sebagaimana yang telah kita pahami, mengenai pengertian qiraat bahwa qiraat adalah Ilmu yang mempelajari tentang cara atau metode membaca (pengucapan) lafal atau kalimat al-Quran beserta perbedaan-perbedaanya yang disandarkan kepada orang yang menukilnya (imam), seperti yang menyangkut aspek kebahsaan; I’raab, hadzf, isbat, fashl, washl yang diperoleh dengan cara periwayatan.
Tingkatan Bacaan Al Quran Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan:
1. At-Tartil : Bacaannya yang perlahan-perlahan, tenang dan melafadzkan setiap huruf daripada makhrajnya yang tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungi maknanya, hukum dan pelajaran daripada ayat. Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan
2. Tahqiq: Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti membetulkan bacaan huruf daripada makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung. Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul.
3. Al-Hadar: Bacaan yang cepat serta memelihara hukum-hukum bacaan tajwid. Tingkatan bacaan hadar ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat.
4. At-Tadwir: Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan Hadar, serta memelihara hukum-hukum tajwid. a. Pengertian Tajwid
Tajwīd secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan. Dalam ilmu Qira’ah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an.
Tajwīd secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan. Dalam ilmu Qira’ah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an.
Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Qur’an. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Qur’an adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci yang mempunyai kode etika dalam membacanya. Membaca Al-Qur’an tidak seperti membaca bacaan-bacaan lainnya. Membaca Al-Qur’an harus tanpa nafas dalam pengertian sang pembaca harus membaca dengan sekali nafas hingga kalimat-kalimat tertentu atau hingga tanda-tanda tertentu yang dalam istilah ilmu tajwid dinamakan waqof. Jika si pembaca berhenti pada tempat yang tidak semestinya maka dia harus membaca ulang kata atau kalimat sebelumnya.
b. Hukum Bacaan Nun Mati/ Tanwin
Nun mati/tanwin keduanya memiliki kesamaan akhir suara baca , yakni suara "EN oleh sebab itulah keduanya memiliki hukum yang sama manakala bertemu dengan huruf Hijaiyah. Nun mati/ tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyah akan menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Nun mati/tanwin keduanya memiliki kesamaan akhir suara baca , yakni suara "EN oleh sebab itulah keduanya memiliki hukum yang sama manakala bertemu dengan huruf Hijaiyah. Nun mati/ tanwin bila bertemu dengan huruf hijaiyah akan menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
c. Idhar
Idzhar : Maknanya adalah jelas, yang dimaksud jelas ialah jelas suara Nun Mati atau Tanwinnya, atau lebih jelas lagi suara EN nya , dan hurufnya ada 6.
Idzhar : Maknanya adalah jelas, yang dimaksud jelas ialah jelas suara Nun Mati atau Tanwinnya, atau lebih jelas lagi suara EN nya , dan hurufnya ada 6.
Keterangan :
Nun mati bertemu dengan Ha' dan Tanwin bertemu dengan "Aen, adapun dari segi lama membacanya atau harkat (ketukan) adalah Qashar atau pendek yang artinya begitu terbaca harus segera pindah, karena bacaan yang lama di suatu kalimat menimbulkan harkat menjadi panjang, yakni bisa menjadi dua bahkan sampai lima harkat..bagi yang baru belajar hal ini dapat dihindari dengan membaca secara putus putus. Sebagai tambahan, terjadinya pertemuan antara Tanwin atau Nun mati bukan dalam satu kalimat, tapi dengan kalimat setelahnya.
Nun mati bertemu dengan Ha' dan Tanwin bertemu dengan "Aen, adapun dari segi lama membacanya atau harkat (ketukan) adalah Qashar atau pendek yang artinya begitu terbaca harus segera pindah, karena bacaan yang lama di suatu kalimat menimbulkan harkat menjadi panjang, yakni bisa menjadi dua bahkan sampai lima harkat..bagi yang baru belajar hal ini dapat dihindari dengan membaca secara putus putus. Sebagai tambahan, terjadinya pertemuan antara Tanwin atau Nun mati bukan dalam satu kalimat, tapi dengan kalimat setelahnya.
d. Ikhfa
Ikhfa adalah yang terbanyak hurufnya yakni 15 huruf.
Makna Ikhfa adalah samar samar, yakni menyembunyikan suara Nun mati atau Tanwin atau EN , secara dengung atau lebih tepatnya seperti bindeng. Tanwin dengan FA, dan Nundengan Kaf. Adapun panjang bacaanya adalah dua harkat atau dua ketukan nada, dalam istilah lain membacanya di tahan itulah yang lebih tepat karena bila dikatakan memanjangkan bacaan maka nati akan bentrok dengan penjelasan pelajaran tentang MAD.
Ikhfa adalah yang terbanyak hurufnya yakni 15 huruf.
Makna Ikhfa adalah samar samar, yakni menyembunyikan suara Nun mati atau Tanwin atau EN , secara dengung atau lebih tepatnya seperti bindeng. Tanwin dengan FA, dan Nundengan Kaf. Adapun panjang bacaanya adalah dua harkat atau dua ketukan nada, dalam istilah lain membacanya di tahan itulah yang lebih tepat karena bila dikatakan memanjangkan bacaan maka nati akan bentrok dengan penjelasan pelajaran tentang MAD.
e. Idgham
Idgham terbagi dua macam cara membaca, yakni Idgham bila Ghunnah (tidak berdengung) dan Idgham bi Ghunnah (berdengung) Idgham artinya melebur, yakni melebur suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara huruf setelahnya. Contohnya bila Nun mati atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf Idgham maka penjelasannya seperti di bawah ini:
Idgham terbagi dua macam cara membaca, yakni Idgham bila Ghunnah (tidak berdengung) dan Idgham bi Ghunnah (berdengung) Idgham artinya melebur, yakni melebur suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara huruf setelahnya. Contohnya bila Nun mati atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf Idgham maka penjelasannya seperti di bawah ini:
- bila bertemu LAM, maka suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara "EL atau suaraLAM.
- bila bertemu RA,maka suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara ER atau suara RA.
- bila bertemu YA, maka suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara Y atau YA.
- bila bertemu NUN, maka suaranya tetap /tidak berubah karena sama.
- bila bertemu MIM, maka suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara EM atau MIM.
- bila bertemu WAWU, maka suara Nun mati atau Tanwin menjadi suara W atauWAWU
Iqlab hanya memili satu huruf yakni BA, Iqlab aritinya membalik , yakni membalik suara Tanwin atau Nun mati menjadi suara B atau BA, adapun bacaannya di tahan sebanyak dua harkat atau satu alif.
Hukum mim mati, yang disebut hukum mim mati jika huruf mim mati( ﻡْ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah. Hukum mim mati memiliki 3 jenis, yang diantaranya adalah :
1. Ikhfa Syafaw
Apabilah mim mati bertemu huruf ba’(ب). maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.<|B|R|> Contoh: .(ﺗَﺮْﻣِﻴﻬِﻢﺑِﺤِﺠَﺎﺭَﺓٍ)
Apabilah mim mati bertemu huruf ba’(ب). maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan dibaca didengungkan.<|B|R|> Contoh: .(ﺗَﺮْﻣِﻴﻬِﻢﺑِﺤِﺠَﺎﺭَﺓٍ)
2. Idgham Mimi
Apabila mim mati (ﻡْ ) bertemu dengan mim(م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain. Contoh : ﺃَﻡ ﻣَﻦْ)ٍ)
Apabila mim mati (ﻡْ ) bertemu dengan mim(م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain. Contoh : ﺃَﻡ ﻣَﻦْ)ٍ)
3. Izhar Syafawi
Apabila mim mati ﻡْ bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim(م) dan ba’(ب),maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: ( ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ)
Apabila mim mati ﻡْ bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim(م) dan ba’(ب),maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.
Contoh: ( ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ)
h. Bacaan Alif Lam Qamarriyah dan Syamsiyah Bacaan alif lam (ال) adalah ketentuan membaca alif lam mati yang diikuti salah satu huruf hijaiyah.
i. Alif lam syamsiyah
Alif lam syamsiyah adalah hukum bacaan alif lam (ال) yang apabila bertemu salah satu huruf syamsiyah. Hukum bacaannya disebut Idgham syamsiyah atau termasuk huruf lam syamsiyah. Cara membacanya harus dimasukan atau diidghamkan atau Alif Lam hilang (samar) kepada huruf syamsiyah atau dengan kata lain tulisannya tetap ada tetapi tidak dibaca alif lamnya.
Huruf-huruf syamsiyah ada 14, yaitu :
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Alif lam syamsiyah adalah hukum bacaan alif lam (ال) yang apabila bertemu salah satu huruf syamsiyah. Hukum bacaannya disebut Idgham syamsiyah atau termasuk huruf lam syamsiyah. Cara membacanya harus dimasukan atau diidghamkan atau Alif Lam hilang (samar) kepada huruf syamsiyah atau dengan kata lain tulisannya tetap ada tetapi tidak dibaca alif lamnya.
Huruf-huruf syamsiyah ada 14, yaitu :
ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن
Post a Comment