Takbirnya Seorang Musafir jikalau Menaiki Tempat Tinggi
Takbirnya Seorang Musafir jikalau Menaiki Tempat Tinggi — Gunung-gunung — Dan Sebagainya Dan Bertasbih jikalau Turun Ke jurang Dan Sebagainya Serta Larangan Terlampau Sangat Dalam Mengeraskan Suara Takbir Dan Lain-lain
972. Dari Jabir r.a., katanya: "Kita semua - di waktu berpergian -apabila naik kita bertakbir dan apabila turun kita bertasbih." (Riwayat Bukhari)
973. Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. dan seluruh tenteranya itu apabila mendaki ke gunung-gunung, mereka semuanya bertakbir dan apabila turun mereka bertasbih." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
974. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila kembali dari haji atau umrah, setiap kali beliau naik di atas gunung atau tanah tinggi yang keras, beliau tentu bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengucapkan - yang ertinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya,juga bagiNyalah segenap kerajaan dan puji-pujian. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita semua kembali, kita semua bertaubat - kepada Allah, menyembah, bersujud kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian. Allah menepati janjiNya, menolong hambaNya dan mengalahkan pasukan-pasukan musuh dengan seorang diri saja." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:
"Jikalau beliau s.a.w. kembali dari memimpin pasukan atau tentera - dalam peperangan - atau dari haji atau umrah."
975. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, saya hendak berpergian, maka berikanlah wasiat pada saya!" Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau tetap bertaqwa kepada Allah serta bertakbir pada setiap berada di tempat yang tinggi." Setelah orang itu menyingkir, beliau s.a.w. lalu mengucapkan doa - yang ertinya: "Ya Allah, lipatlah - yakni dekatkanlah - yang jauh untuknya dan permudahkanlah untuknya dalam perjalanannya itu."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
976. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. dalam berpergian, lalu apabila kita semua naik di atas suatu jurang, kita semua bertahlil serta bertakbir dan amat keraslah suara-suara kita itu. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, kasihanilah pada dirimu sendiri - yakni jikalau bersuara tidak perlu keras-keras, sebab sesungguhnya engkau semua itu bukannya berdoa kepada Tuhan yang bersifat tuli ataupun yang tidak ada Zatnya, sesungguhnya Tuhan itu adalah beserta engkau semua dan Dia Maha Mendengar lagi Dekat." (Muttafaq’alaih)
Sunnahnya Berdoa Dalam perjalanan
977. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ber-sabda:
"Ada tiga macam doa yang mustajabah - yakni akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala, yang tiada disangsikan lagi akan terkabulnya, iaitu: doanya orang yang teraniaya, doanya orang yang dalam berpergian dan doanya orang tua terhadap anaknya."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. Tetapi dalam riwayat Imam Abu Dawud tidak terdapat kata-kata: 'ala waladihi yakni atas anaknya.
Apa Yang Diucapkan Sebagai Doa apabila Seseorang Itu
Takut Kepada Orang-orang Atau Lain-lainnya
Takut Kepada Orang-orang Atau Lain-lainnya
978. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila takut kepada sesuatu kaum - yakni golongan, maka beliau s.a.w. mengucapkan - yang ertinya: "Ya Allah, sesungguhnya kita menjadikan Engkau - yakni menjadikan perlindungan dan penjagaanMu - dalam leher-leher mereka - sehingga mereka tidak kuasa memperdayakan kita - dan kita mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatan-kejahatan mereka."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad shahih.
Apa Yang Diucapkan Jikalau Seseorang Itu Menempati Suatu Penginapan
979. Dari Khaulah binti Hakim radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang turun - berdiam - di suatu tempat pemondokan lalu mengucapkan - yang ertinya: "Saya mohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatannya apa saja yang diciptakan olehNya," maka orang itu tidak akan terkena bahaya sesuatu apapun, sehingga ia pergi dari tempat pemondokannya yang sedemikian itu." (Riwayat Muslim)
980. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila pergi lalu datang waktu malam, beliau s.a.w. mengucapkan -yang ertinya: "Hai bumi. Tuhanku dan Tuhanmu itu adalah Allah, saya mohon perlindungan kepada Allah dari kejahatanmu dan kejahatannya apa saja yang ada di dalam dirimu, juga kejahatannya apa saja yang diciptakan dalam tubuhmu, bahkan kejahatannya segala sesuatu merayap di atasmu. Saya juga mohon perlindungan denganMu - ya Allah - dari kejahatannya singa dan manusia, ular dan kala serta dari penduduk negeri ini - yang dimaksudkan ialah jin - serta dari yang melahirkan - maksudnya iblis yang melahirkan semua syaitan - dan pula dari apa yang diperanakkan olehnya - yakni syaitan-syaitan anak iblis. (Riwayat Abu Dawud)
AI-Aswad ertinya orang. At-Khathabi berkata: wa sakinul balad iaitu jin yang mendiami bumi ini. la berkata: "Albalad - yakni negeri-dari bumi ialah yang digunakan sebagai tempat tinggalnya binatang dan sekalipun di situ tidak ada bangunan atau rumah-rumah." la berkata lagi: "Dapat diperkirakan bahawa maksudnya Alwalid - yang melahirkan - ialah iblis, sedang mawalad - apa-apa yang dilahirkan olehnya" ialah syaitan-syaitan.
Sunnahnya Mempercepatkannya Seorang Musafir Untuk Pulang Ke Tempat Keluarganya, jikalau Sudah Menyelesaikan Keperluannya
981. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Berpergian itu sepotong - yakni sebahagian - dari siksa. Seseorang akan terhalang untuk makannya, minumnya serta tidurnya - sebab tidak dapat tertib seperti di rumah. Maka dari itu, apabila seseorang di antara engkau semua telah menyelesaikan maksud tujuannya, hendaklah segera kembali ke tempat keluarganya."
(Muttafaq 'alaih)
Sunnahnya Datang Di Tempat Keluarganya Di Waktu Siang Dan Makruhnya Datang Di Waktu Malam, Jikalau Tidak Ada Keperluan Penting
982. Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang di antara engkau semua itu telah lama tidak ada-yakni lama dalam berpergian, maka janganlah datang di tempat keluarganya di waktu malam. "Dalam riwayat lain disebutkan: "Bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu melarang kalau seseorang lelaki itu datang di tempat keluarganya- dari berpergian - di waktu malam." (Muttafaq 'alaih)
983. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu tidak pernah datang di tempat keluarganya di waktu malam. Beliau s.a.w. datang di tempat mereka di waktu pagi atau petang." (Muttafaq 'alaih)
Aththuruq ialah datang di waktu malam.
Apa Yang Diucapkan Apabila Seseorang Musafir Itu Telah Kembali Dan Apabila Telah Melihat Negerinya
Dalam bab ini termasuklah Hadis Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang terdahulu mengenai bab takbirnya seorang musafir jikalau menaiki gunung-gunung atau tempat-tempat yang tinggi.
984. Dari Anas r.a., katanya: "Kita datang - dari perjalanan - bersama Nabi s.a.w.,sehingga di waktu kita sudah berada di luar kota Madinah, lalu beliau s.a.w. mengucapkan - yang ertinya: "Kita semua telah kembali, kita semua bertaubat - kepada Allah, menyembah serta mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan kita." Beliau s.a.w. tidak henti-hentinya mengucapkan sedemikian itu, sehingga kita datang di Madinah." (Riwayat Muslim)
Sunnahnya Orang Yang Baru Datang — Dan Perjalanan — Supaya Masuk Masjid Yang Berdekatan Dengan Tempatnya Lalu Bersembahyang Dua Rakaat Di Dalam Masjid Itu
985. Dari Ka'ab bin Malik r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila datang dari berpergian lalu memulai dengan memasuki masjid, kemudian bersembahyang dua rakaat di dalamnya." (Muttafaq 'alaih)
Haramnya Wanita Berpergian Sendirian
986. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak halal-yakni haram-bagi seseorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari penghabisan, kalau ia berpergian sejauh jarak sehari semalam, melainkan wajib disertai orang yang menjadi mahramnya." (Muttafaq 'alaih)
987. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahawasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda:
"Janganlah seseorang lelaki itu menyendiri dengan seseorang wanita, melainkan wanita itu wajiblah disertai oleh orang yang menjadi mahramnya, juga janganlah seseorang wanita itu pergi, melainkan ia wajiblah disertai orang yang menjadi mahramnya."
Ada seorang lelaki berkata: "Sesungguhnya isteri saya hendak keluar untuk beribadat haji, sedang saya telah dicatat diriku untuk mengikuti peperangan ini dan ini?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Pergilah berhaji dengan isterimu." (Muttafaq 'alaih)
Kitab Fadhail (Berbagai Fadhilah Atau Keutamaan) Keutamaan Membaca Al-Quran
988. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat - yakni pertolongan - kepada orang-orang yang mempunyainya." (Riwayat Muslim)
Maksudnya mempunyainya ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.
989. Dari an-Nawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli al-Quran iaitu orang-orang yang mengamalkan al-Quran itu di dunia, didahului oleh surat al-Baqarah dan surat ali-lmran. Kedua surat ini menjadi hujah untuk keselamatan orang yang mempunyainya-yakni membaca, memikirkan dan mengamalkan. (Riwayat Muslim)
990. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
Perintah Berta'ahud Kepada Al-Quran — Memelihara Dan Membacanya Secara Tetap — Dan Menakut- nakuti Berpaling Daripadanya Kerana Kelupaan
999. Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Berta'ahudlah kepada al-Quran - yakni peliharalah untuk selalu membaca al-Quran itu secara tetap waktunya, sebab demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, nescayalah al-Quran itu lebih sangat mudah terlepasnya daripada seekor unta yang ada di dalam ikatan talinya." (Muttafaq 'alaih)
1000. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hanyasanya perumpamaan orang yang menghafal al-Quran - di luar kepala - adalah sebagaimana perumpamaan seekor unta yang diikat. Jikalau ia terus langsung mengikatnya, dapatlah ia menahannya - tidak sampai lepas dan lari- dan jikalau ia melepas-kannya, maka itu pun pergilah." (Muttafaq 'alaih)
Sunnahnya Memperbaguskan Suara Dalam Membaca Al-Quran Dan Meminta Untuk Membacanya Dari Orang Yang Bagus Suaranya Dan Mendengarkan Pada Bacaan Itu
1001. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah tidak pernah mendengarkan pada sesuatu - dengan penuh perhatian dan rasa ridha serta menerima - sebagaimana mendengarnya kepada seseorang Nabi yang bagus suaranya, ia bertaghanni dengan al-Quran itu yakni mengeraskan suaranya."* (Muttafaq 'alaih)*
Dikatakan oleh para alim ulama: "Bahawasanya sabda Nabi s.a.w.: Yajharu bihi -ertinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran - ini adalah sebagai penjelasan dari sabdanya: yataghanna - yakni bertaghanni dari kata ghina'."
Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keredhaan dan diterima.
1002. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:
"Sesungguhnya engkau telah dikurnia - oleh Allah - mizmar -yakni seruling - dari mizmar-mizmarnya keluarga Dawud."* (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:
"Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahawa saya mendengarkan bacaanmu - akan al-Quran - tadi malam."
Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Ertinya bertaghanni ialah memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya - atau mengiramakan bacaan al-Quran itu." huraian sedemikian ini disaksikan pula dengan Hadis lain, iaitu:
- yakni: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab, setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya itu dapat disebut ghina'.
Maksudnya bahawa bacaan Abu Musa r.a. itu amat indah dan baik sekali. Kata mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Dawud adalah seorang Nabi 'alaihis-salam dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam kebagusan suaranya di dalam membaca.
1003. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. membaca dalam shalat Isya' dengan surat Attin wazzaitun - dalam salah satu dari kedua rakaatnya yang dibaca keras. Maka saya tidak pernah mendengar seseorang pun yang lebih indah bacaannya dari beliau s.a.w. itu." (Muttafaq 'alaih)
1004. Dari Abu Lubabah iaitu Basyir bin Abdul Mundzir r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang tidak bertaghanni dengan al-Quran - yakni di waktu membacanya, maka ia bukanlah termasuk golongan kita."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.
Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran
1005. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran padaku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah saya akan membaca al-Quran untuk Tuan, sedangkan al-Quran itu kepada Tuan lah diturunkannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang sekali kalau mendengar al-Quran itu dari orang lain." Saya lalu membacanya untuk beliau s.a.w. itu surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat ini – yang ertinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini" - an-Nisa' 42.
Setetah itu beliau s.a.w. lalu bersabda: "Cukuplah sudah bacaanmu sekarang." Saya menoleh pada beliau s.a.w. dan kedua matanya menitiskan airmata." (Muttafaq 'alaih)
Anjuran Membaca Surat-surat Atau Ayat-ayat Yang Tertentu
1006. Dari Abu Said, iaitu Rafi' bin al-Mu'alla r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka jikalau saya mengajarkan padamu akan seagung-agung surat dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari masjid?" Kemudian beliau s.a.w. mengambil tanganku. Setelah kita ingin hendak keluar, saya pun berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan tadi bersabda: "Sungguh-sungguh saya akan mengajarkan padamu seagung-agung surat dalam al-Quran." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Seagung-agung surah ialah Alhamdulillahi rabbil-'alamin - dan seterusnya. Itulah yang disebut Assab'ul matsani - yakni tujuh ayat banyaknya dan diulang-ulangi dua kali atau surat Alfatihah. Juga itulah yang disebut al-Quran al-'Azhim yang diberikan padaku." (Riwayat Bukhari)
1007. Dari Abu Said al-Khudri r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai surat Qulhuwallahu ahad - yakni surat al-lkhlas, iaitu: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,sesungguhnya surat al-lkhlas itu nescayalah menyamai sepertiga al-Quran - mengenai pahala membacanya."
Dalam riwayat lain disebutkan: Bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya: "Apakah seseorang di antara engkau semua itu akan merasa lemah -tidak kuat - untuk membaca sepertiga al-Quran dalam satu malam?" Tentu saja hal itu dirasakan berat oleh mereka dan mereka berkata: "Siapakah di antara kita semua yang kuat melakukan itu, ya Rasulullah?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda: Qul huwallahu ahad Allahush shamad adalah sepertiga al-Quran - yakni pahala membacanya menyamai membaca sepertiga al-Quran itu." (Riwayat Bukhari)
1008. Dari Abu Said al-Khudri r.a. pula bahawasanya ada seorang lelaki mendengar orang lelaki lain membaca: Qul huwallahu ahad, dan seterusnya - dan orang itu mengulang-ulanginya. Setelah datang pagi harinya, orang yang mendengar itu pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. lalu menyebutkan pada beliau s.a.w. apa yang didengarnya, seolah-olah orang ini menganggapnya sebagai amalan yang kecil saja - kurang bererti. Kemudian Rasulultah s.a.w. ber- sabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggamanNya, sesungguhnya surat al-lkhlas itu nescayalah menyamai - pahalanya dengan membaca - sepertiga al-Quran." (Riwayat Bukhari)
1009. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai Qul huwallahu ahad, iaitu: "Sesungguhnya surat ini adalah menyamai - pahalanya dengan membaca - sepertiga al-Quran." (Riwayat Muslim)
1010. Dari Anas r.a. bahawasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya senang sekali pada surat ini, iaitu Qul huwallahu ahad. Lalu beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kecintaanmu pada surat itu akan dapat memasukkan engkau dalam syurga."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. Imam Bukhari juga meriwayatkannya dalam kitab shahihnya sebagai ta'liq.
1011. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah engkau mengetahui beberapa ayat yang diturunkan malam ini? Benar-benar tidak ada sama sekali yang seumpama dengan itu, iaitu surat Qul a'udzu birabbil falaq dan surat Qul a'udzu birabbin nas." (Riwayat Muslim)
1012. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. dahulunya selalu berta'awwudz - mohon perlindungan kepada Allah - dari gangguan jin dan mata manusia, sehingga turunlah dua surat mu'awwidzah - iaitu surat-surat Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas. Setelah kedua surat itu turun, lalu beliau s.a.w. mengambil keduanya itu saja - mengamalkannya - dan meninggalkan yang lain-lainnya." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
1013. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Setengah dari al-Quran itu ada sebuah surat yang jumlah ayatnya ada tiga puluh buah. Surat itu dapat memberikan syafaat kepada seseorang - jikalau ia membacanya - sehingga orang itu diampuni, iaitu surat Tabarakal ladzi biyadihil mulk - yakni surat al-Mulk."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dalam riwayat Imam Abu Dawud disebutkan dengan menggunakan kata: tasyfa'u - sebagai gantinya "syafaat", ertinya sama iaitu memberi syafaat.
1014. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di waktu malam - iaitu ayat Aamanar rasulu sampai akhir surat, maka kedua ayat itu mencukupinya." (Muttafaq 'alaih)
Dikatakan oleh para alim ulama bahawa erti kafataahu atau mencukupi orang tadi, maksudnya mencukupi dari apa yang tidak disenangi atau tidak diinginkan pada malam itu. Ada pula yang mengertikan mencukupi dari berdiri untuk shalat malam.
1015. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu sebagai kuburan - yakni tidak pernah bersembahyang sunnah atau membaca al-Quran di dalamnya, sehingga sunyi-sunyi saja dari ibadat. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah." (Riwayat Muslim)
1016. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abul Mundzir, adakah engkau mengetahui, ayat manakah dari Kitabullah - yakni al-Quran - yang ada besertamu itu yang teragung?" Saya lalu menjawab:
"Yaitu Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyum, yakni ayat al-Kursi. Beliau s.a.w. lalu menepuk-nepuk dadaku dan bersabda: "Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, hai Abul Mundzir." Beliau s.a.w. mendoakan demikian kerana benar sekali apa yang diucapkan itu. (Riwayat Muslim)
1017. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya diserahi oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan-yakni zakat fitrah. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, Segeralah ia mulai mengambil makanan itu - sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah. Saya lalu menahannya terus berkata: "Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah s.a.w." Orang itu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat memerlukan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya. Setelah itu ia pun saya lepaskan - dengan membawa makanan secukupnya. Pada pagi harinya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu - yakni orang yang kau pegang - tadi malam?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, ia mengadukan bahawa ia mempunyai keperluan serta keluarga, lalu saya belas-kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya - yakni sesuka hatinya pergi." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sebenarnya saja orang itu telah berdusta padamu dan ia akan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata:
1015. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu sebagai kuburan - yakni tidak pernah bersembahyang sunnah atau membaca al-Quran di dalamnya, sehingga sunyi-sunyi saja dari ibadat. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah." (Riwayat Muslim)
1016. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abul Mundzir, adakah engkau mengetahui, ayat manakah dari Kitabullah - yakni al-Quran - yang ada besertamu itu yang teragung?" Saya lalu menjawab:
"Yaitu Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyum, yakni ayat al-Kursi. Beliau s.a.w. lalu menepuk-nepuk dadaku dan bersabda: "Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, hai Abul Mundzir." Beliau s.a.w. mendoakan demikian kerana benar sekali apa yang diucapkan itu. (Riwayat Muslim)
1017. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya diserahi oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan-yakni zakat fitrah. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, Segeralah ia mulai mengambil makanan itu - sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah. Saya lalu menahannya terus berkata: "Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah s.a.w." Orang itu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat memerlukan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya. Setelah itu ia pun saya lepaskan - dengan membawa makanan secukupnya. Pada pagi harinya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu - yakni orang yang kau pegang - tadi malam?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, ia mengadukan bahawa ia mempunyai keperluan serta keluarga, lalu saya belas-kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya - yakni sesuka hatinya pergi." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sebenarnya saja orang itu telah berdusta padamu dan ia akan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata:
"Kini sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w. dan ini adalah yang terakhir, kerana untuk ketiga kalinya engkau datang, sedang engkau memastikan tidak akan datang, tetapi engkau datang lagi." Orang itu lalu berkata: "Biarkanlah aku - yakni supaya engkau lepaskan saja, sesungguhnya saya akan mengajarkan beberapa kalimat padamu yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padamu."
Saya berkata: "Apakah kalimat-kalimat itu." la menjawab: "Jikalau engkau hendak menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi, kerana sesungguhnya saja - kalau itu engkau baca, engkau akan senantiasa didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan engkau tidak akan didekati oleh syaitan sehingga engkau berpagi-pagi." Akhirnya orang itu saya lepaskan lagi sekehendak jalannya. Saya berpagi-pagi, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: "Apakah yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Saya menjawab: "la menyangka bahawa ia telah mengajarkan padaku beberapa kalimat yang dengannya itu Allah akan kembali lagi." Jadi saya mengetahui bahawa ia akan kembali kerana begitulah sabda Rasulullah s.a.w. Selanjutnya saya terus mengintipnya, tiba-tiba ia kembali lagi dan segera saja mengambil makanan lagi, lalu saya berkata: "Sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w." Ia berkata: "Biarkanlah saja - sekali ini, sebab sesungguhnya saya adalah seorang yang amat membutuhkan dan saya mempunyai banyak keluarga yang menjadi tanggungan saya. Saya tidak akan kembali lagi." Sekali lagi saya menaruh belas-kasihan padanya, lalu saya lepaskan sekehendak jalannya. Pagi-pagi menjelma, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: "Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu tadi malam?" Saya berkata: "la mengadukan lagi bahawa ia amat memerlukan dan mempunyai banyak tanggungan keluarga, maka dari itu saya belas-kasihan padanya dan saya lepaskanlah sekehendak jalannya." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya ia berkata dusta padamu dan ia akan kembali lagi." Saya mengintipnya untuk ketiga kalinya. la datang dan memberikan kemanfaatan padaku, lalu saya lepaskanlah ia menurut sekehendak jalannya."
Beliau s.a.w. bertanya: "Apakah kalimat-kalimat itu?" Saya menjawab: "la berkata kepada saya: "Jikalau engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi sejak dari permulaannya sehingga engkau habiskan ayat itu sampai selesai, iaitu: Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qayyum." la melanjutkan katanya kepada saya: "Jikalau itu engkau baca, maka engkau selalu akan didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan syaitan tidak akan mendekat padamu sehingga engkau berpagi-pagi." Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya ia telah berkata benar padamu - yakni kalau membaca ayat al-Kursi, maka akan terus mendapat penjagaan dari Allah, tetapi orang itu sendiri sebenarnya adalah pendusta besar. Adakah engkau mengetahui, siapakah yang engkau ajak bicara selama tiga malam berturut-turut itu?" Saya menjawab: "Tidak." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Itu adalah syaitan." (Riwayat Bukhari)
Keterangan:
Ayat al-Kursi yang dimaksudkan dalam Hadis di atas ialah sebagaimana yang tercantum di bawah ini dan sebelum membaca ayat tersebut, sebaiknya membaca Ta'awwudz dulu iaitu: A'udzu billahu minasy syatthanir rajiim, selanjutnya barulah membaca ayat al-Kursi yang tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 255, bunyinya:
"Allah yang tiada Tuhan selain Dia itu, adalah Maha Hidup serta Berdiri sendiri - yakni tidak memerlukan kepada yang selainNya. Dia tidak akan dihinggapi oleh rasa mengantuk dan tidak pula pernah tidur. BagiNya adalah semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Maha Mengetahui apa saja pun yang ada di muka mereka - yakni seluruh makhluk - dan apa saja yang ada di belakangnya. Siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat - pertoiongan - di sisiNya - baik sewaktu di dunia ataupun di akhirat nanti - melainkan dengan izinNya? Kursinya - yakni kerajaanNya - adalah meluas pada seluruh langit dan bumi dan Dia tidak akan tersibukkan dalam
memelihara keduanya - langit dan bumi - itu, kerana Dia adalah Maha Tinggi serta Agung."
1018. Dari Abuddarda' r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia terjaga dari gangguan Dajjal."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dari akhir surat al-Kahfi." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Ayat al-Kursi yang dimaksudkan dalam Hadis di atas ialah sebagaimana yang tercantum di bawah ini dan sebelum membaca ayat tersebut, sebaiknya membaca Ta'awwudz dulu iaitu: A'udzu billahu minasy syatthanir rajiim, selanjutnya barulah membaca ayat al-Kursi yang tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 255, bunyinya:
"Allah yang tiada Tuhan selain Dia itu, adalah Maha Hidup serta Berdiri sendiri - yakni tidak memerlukan kepada yang selainNya. Dia tidak akan dihinggapi oleh rasa mengantuk dan tidak pula pernah tidur. BagiNya adalah semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Maha Mengetahui apa saja pun yang ada di muka mereka - yakni seluruh makhluk - dan apa saja yang ada di belakangnya. Siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat - pertoiongan - di sisiNya - baik sewaktu di dunia ataupun di akhirat nanti - melainkan dengan izinNya? Kursinya - yakni kerajaanNya - adalah meluas pada seluruh langit dan bumi dan Dia tidak akan tersibukkan dalam
memelihara keduanya - langit dan bumi - itu, kerana Dia adalah Maha Tinggi serta Agung."
1018. Dari Abuddarda' r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia terjaga dari gangguan Dajjal."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dari akhir surat al-Kahfi." (Riwayat Muslim)
Sunnahnya Berkumpul Untuk Membaca — Al-Quran
1019. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Pada suatu ketika Jibril sedang duduk di sisi Nabi s.a.w., lalu mendengar suara - pintu terbuka - di atasnya, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata: "Ini adalah pintu dari langit yang dibuka pada hari ini dan tidak pernah sama sekali dibuka, melainkan pada hari ini." Kemudian turunlah dari pintu tadi seorang malaikat, lalu Jibril berkata: "Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak pernah turun sama sekali, melainkan pada hari ini." Malaikat yang baru turun itu lalu memberi salam dan berkata: "Bergembiralah - hai Muhammad - dengan dua cahaya yang dikurniakan kepada Tuan dan tidak pernah dikurniakan kepada Nabi siapapun sebelum Tuan, iaitu fatihatul kitab-yakni surah al-Fatihah dan beberapa ayat penghabisan dari surat al-Baqarah. Tidaklah Tuan membaca sehuruf dari keduanya itu, melainkan Tuan akan diberi - pahala besar." (Riwayat Muslim)
Annaqiidh ertinya suara - seperti suara pintu dan Iain-Iain.
1020. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. .bersabda:
"Tiada suatu kaum pun yang sama berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah - yakni masjid - sambil membaca Kitabullah dan saling bertadarus di antara mereka itu - iaitu berganti-gantian membacanya, melainkan turunlah ketenangan di atas mereka, serta mereka akan diliputi oleh kerahmatan dan diliputi oleh para malaikat dan Allah menyebut-nyebutkan mereka itu kepada makhluk-makhluk yang ada di sisiNya - yakni para malaikat." (Riwayat Muslim)
Keutamaan Berwudhu'
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman! Jikalau engkau semua berdiri hendak bersembahyang, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku dan sapulah kepala dan basuhlah kakimu sampai ke mata kaki. Dan jikalau engkau semua berjunub, maka sucikanlah dirimu - yakni mandilah. Dan jikalau engkau semua sakit atau dalam berpergian atau seseorang dari engkau semua datang dari buang air atau bersetubuh dengan wanita, lalu engkau semua tidak mendapatkan air, maka carilah tanah yang baik - atau bersih yang digunakan untuk bertayammum, kemudian sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak menghendaki untuk membuat kesempitan - kesukaran - atasmu semua, tetapi hendak menyucikan engkau semua dan menyempurnakan kurnianya kepadamu semua, supaya engkau semua bersyukur." (al-Maidah: 6)
1021. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya ummatku itu akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajahnya dan amat putih bersih tubuhnya dari sebab bekas-bekasnya berwudhu'. Maka dari itu, barangsiapa yang dapat di antara engkau semua hendak memperpanjang - yakni menambahkan - bercahayanya, maka baiklah ia melakukannya -dengan menyempurnakan berwudhu' itu sesempurna mungkin." (Muttafaq 'alaih)
1022. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar kekasihku Rasulullah s.a.w. bersabda:"Perhiasan-perhiasan - di syurga - itu sampai dari tubuh seseorang mu'min, sesuai dengan anggota yang dicapai oleh wudhu'"yakni sampai di mana air itu menyentuh tubuhnya, sampai di situ pula perhiasan yang akan diperolehnya di
syurga. (Riwayat Muslim)
1023. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'-nya - yakni menyempurnakan sesempurna mungkin, maka keluar lah kesalahan-kesalahannya sehingga keluarnya itu sampai dari bawah kuku-kukunya." (Riwayat Muslim)
1024. Dari Usman bin Affan r.a. pula, katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. berwudhu' seperti wudhu'ku ini, kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang berwudhu' sedemikian, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosa yang telah lalu dan shalatnya serta jalannya ke masjid adalah sunnah hukumnya." (Riwayat Muslim)
1025. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila seseorang hamba yang Muslim atau mu'min itu berwudhu', lalu ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari muka-nya itu semua kesalahan yang disebabkan ia melihat padanya dengan kedua matanya dan keluarnya ialah beserta air atau beserta titisan air yang terakhir. Jikalau ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya itu semua kesalahan yang dilakukan oleh kedua tangannya beserta air atau beserta titisan air yang terakhir. Selanjutnya apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua kesalahan yang dijalankan oleh kedua kakinya beserta air atau beserta titisan air yang terakhir, sehingga akhirnya keluarlah ia dalam keadaan suci dari semua dosa." (Riwayat Muslim)
1026. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. mendatangi suatu kuburan lalu mengucapkan: "Assalamu 'alaikum, hai perumahan kaum mu'minin dan kita semua Insya Allah akan menyusul engkau semua. Saya ingin kalau kita semua sudah dapat melihat saudara-saudara kita." Para sahabat berkata: "Bukankah kita ini saudara-saudara Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua adalah sahabat-sahabatku, sedang saudara-saudara kita itu masih belum datang lagi." Para sahabat berkata pula: "Bagaimanakah Tuan dapat mengetahui orang yang masih belum datang dari golongan ummat Tuan, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Bagaimanakah pendapatmu, sekiranya ada seorang lelaki mempunyai seekor kuda yang putih bersih kepalanya, putih pula kaki-kakinya berada di samping kuda yang hitam polos, tidakkah pemilik itu dapat mengetahui kudanya sendiri?" Para sahabat menjawab: "Ya, tentu dapat, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ummatku yang akan datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu' dan saya adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke telaga - haudh," (Riwayat
Muslim)
1027. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa darjat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyaknya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang disebut ribath. Itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)
1028. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bersuci itu adalah separuh keimanan."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan sudah lalu kelengkapan-nya yang panjang dalam bab Sabar - lihat Hadis no. 25.
Dalam bab ini termasuk pula Hadisnya 'Amr bin 'Abasah r.a. yang juga sudah dihuraikan di muka dalam akhir bab Pengharapan. Hadis itu adalah suatu Hadis yang agung sekali yang memuat berbagai macam kebaikan.
1029. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. dari Nabi s.a.w.,sabdanya: "Tiada seorangpun dari engkau semua yang berwudhu' lalu ia menyampaikan yakni menyempurnakan wudhu'nya, kemudian mengucapkan: Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuluh, melainkan di-bukakanlah untuknya pintu syurga yang lapan buah banyaknya. la diperbolehkan masuk dari pintu mana pun juga yang dikehendaki olehnya." (Riwayat Muslim)
Imam Termidzi menambahkan ucapan di atas dengan: Alla-hummaj'alni minat tawwabina waj'alni minal mutatthahhirin, -ertinya: Ya Allah, jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah saya termasuk golongan orang-orang yang bersuci.
Keutamaan Berazan
1030. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya berazan dan menempati saf pertama - di waktu shalat, kemudian mereka tidak menemukan jalan untuk memperolehinya itu melainkan dengan cara mereka mengadakan undian, nescayalah mereka akan melakukan undian itu. Juga andaikata para manusia mengetahui betapa besar pahalanya datang lebih dulu - untuk melakukan shalat, nescayalah mereka akan berlumba-lumba untuk itu. Demikian pula andaikata mereka mengetahui betapa besar pahalanya shalat Isyak dan shalat Subuh - dengan berjamaah, nescayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu, sekalipun dengan berjalan merangkak." (Muttafaq 'alaih)
Alistiham ertinya mengadakan undian dan Attahjir ialah datang paling awa! untuk mengerjakan shalat - di masjid.
1031. Dari Mu'awiyah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Para muazzin - ahli berazan - itu adalah sepanjang-panjang leher manusia besok pada hari kiamat."(Riwayat Muslim)
1032. Dari Abdullah bin Abdur Rahman bin Abu Sha'sha'ah bahawasanya Abu Said al-Khudri r.a. berkata padanya: "Sesungguhnya saya melihat engkau suka sekali pada kambing dan tempat-tempat di desa, maka jikalau engkau berada di tempat kambingmu atau di desamu, lalu engkau berazan untuk bersembahyang, maka keraskanlah suaramu dengan berazan itu, kerana sesungguhnya tiada seorang jin, manusia atau sesuatu apa pun yang mendengar dengungan suara muazzin itu, melainkan ia akan menjadi saksi untuknya pada hari kiamat."
Abu Said berkata: "Saya mendengar yang sedemikian itu dari Rasulullah s.a.w." (Riwayat Bukhari)
1033. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Jikalau azan dibunyikan untuk shalat, maka membelakanglah syaitan - yakni lari ke belakang - sambil berkentut, sehingga ia tidak mendengar lagi suara azan tersebut. Selanjutnya jikalau azan sudah selesai, maka ia datang lagi, sehingga apabila dibunyikan iqamat, maka sekali lagi ia membelakang, kemudian apabila bunyi iqamat telah selesai datanglah ia kembali sehingga ia mengusikkan - yakni menggoda - antara seseorang itu dengan hatinya sendiri sambil mengucapkan: "Ingatlah ini dan ingatlah itu," iaitu sesuatu yang tidak diingatnya sebelum ia bersembahyang itu, sampai-sampai seseorang itu tidak lagi mengetahui, sudah berapa rakaat ia bersembahyang." (Muttafaq 'alaih)
1034. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahawasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau mendengar azan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muazzin, kemudian bacalah shalawat untukku, kerana sesungguhnya saja barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali shalawatan, maka Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali, selanjutnya mohonlah wasilah kepada Allah untukku, sebab sesungguhnya wasilah itu adalah suatu tingkat dalam syurga yang tidak patut diberikan melainkan kepada seseorang hamba dari sekian banyak hamba-hamba Allah dan saya mengharapkan agar sayalah hamba yang memperolehi tingkat wasilah tadi. Maka dari itu barangsiapa yang memohonkan wasilah untukku - kepada Allah, wajiblah ia memperolehi syafaatku." (Riwayat Muslim)
1035. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. .bersabda;
"Jikalau engkau semua mendengar azan, maka ucapkanlah ,sebagaimana yang diucapkan oleh muazzin." (Muttafaq 'alaih)
1036. Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang ketika - sudah selesai - mendengarkan azan lalu mengucapkan - yang ertinya: "Ya Allah yang Maha Menguasai doa yang sempurna serta shalat yang akan didirikan ini, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan," maka akan dapatlah ia memperolehi syafaatku pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)
1037. Dari Said bin Abu Waqqash r.a. dari Nabi s.a.w. bahawasanya beliau bersabda:
"Barangsiapa yang ketika - telah selesai - mendengarkan azan lalu mengucapkan - yang ertinya: "Saya menyaksikan bahawasanya tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya dan bahawasanya Muhammad adalah hamba dan pesuruhNya. Saya rela dengan Allah sebagai Tuhan, dengan Muhammad sebagai rasul dan dengan Islam sebagai agama," maka diampunkanlah dosanya." (Riwayat Muslim)
1038. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Doa itu tidak akan ditolak antara azan dan iqamah." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
Keutamaan Shalat
Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari keburukan dan kemungkaran." (al-'Ankabut: 45)
1039. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Adakah engkau semua mengetahui, andaikata pada pintu seseorang di antara engkau semua itu ada sebuah sungai dan ia mandi di situ sebanyak lima kali dalam sehari, apakah masih ada kotoran sekalipun sedikit yang tertinggal di badannya?" Para sahabat rnenjawab: "Tidak ada kotoran sedikitpun yang tertinggal di badan nya." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Demikian itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengan mengerjakan semua itu Allah akan meng hapuskan semua kesalahan."
1040. Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perumpamaan shalat lima waktu itu adalah seumpama sebuah sungai yang mengalir, banyak airnya yang ada di pintu seseorang di antara engkau semua. la mandi di situ setiap hari lima kali." (Riwayat Muslim)
1041. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahawasanya ada seorang lelaki yang memberikan ciuman pada seseorang wanita - lain, lalu ia mendatangi Nabi s.a.w. kemudian memberitahukannya akan halnya. Kemudian Allah Ta'ala menurunkan ayat-yang ertinya: "Dirikanlah shalat pada kedua hujung siang dan beberapa saat dari waktu malam. Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu dapat melenyapkan keburukan-keburukan." Orang tadi lalu berkata: "Adakah ayat itu untuk saya saja?" Beliau s.a.w. bersabda: "Untuk seluruh ummatku." (Muttafaq 'alaih)
1042. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Shalat lima waktu, Jum'at yang satu sampai Jum'at yang lain adalah sebagai penutup dosa selama waktu antara semuanya - yakni antara waktu yang satu dengan waktu yang berikutnya, selama tidak dikerjakan dosa-dosa yang besar." (Riwayat Muslim)
1043. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada seorang Muslim pun yang datang padanya shalat yang diwajibkan, lalu ia memperbaguskan wudhu'nya, kekhusyu'annya serta ruku'nya, melainkan shalat yang dilakukannya tadi akan menjadi penutup dosa-dosa yang dilakukan sebelum itu, selama tidak dikerjakan dosa besar. Yang sedemikian itu berlaku untuk setahun sepenuhnya." (Riwayat Muslim)
Keutamaan Shalat Shubuh Dan Ashar
1044. Dari Abu Musa r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang bersembahyang shalat bardain - yakni shalat Subuh dan shalat Asar, maka ia akan masuk syurga." (Muttafaq 'alaih)
1045. Dari Abu Zuhair iaitu Umarah bin Ruwaibah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tidak akan masuk neraka seseorang yang bersembahyang sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya," yakni shalat Subuh dan shalat Asar. (Riwayat Muslim)
1046. Dari Jundub bin Sufyan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang bersembahyang Subuh, maka ia adalah dalam tanggungan Allah - yakni mengenai keselamatan dirinya dan Iain-Iain. Maka perhatikanlah, hai anak Adam - yakni manusia, janganlah sampai Allah itu menuntut kepadamu sesuatu dari tanggungannya." (Riwayat Muslim)
Keterangan Hadis di atas harap dilihat dalam Hadis no. 388.
1047. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Berganti-gantilah untuk menyertai engkau semua beberapa malaikat di waktu malam dan beberapa malaikat di waktu siang. Mereka sama berkumpul dalam shalat Subuh dan shalat Asar. Kemudian naiklah malaikat yang bermalam denganmu semua itu, lalu Allah bertanya kepada mereka, padahal sebenarnya Allah adalah lebih Maha Mengetahui tentang hal-ihwal hamba-hamba-Nya, tanyaNya: "Bagaimanakah engkau semua meninggalkan hamba-hambaKu?" lalu para malaikat itu menjawab: "Kita meninggalkan mereka dan mereka sedang melakukan shalat dan sewaktu kita mendatangi mereka itu, juga di waktu mereka melakukan shalat." (Muttafaq 'alaih)
1048. Dari Jarir bin Abdullah al-Bajali r.a., katanya: "Kita semua ada di sisi Nabi s.a.w. Beliau s.a.w. lalu melihat bulan di malam bulan purnama - yakni tanggal empat belas bulan hijriyah, kemudian beliau bersabda: "Engkau semua akan dapat melihat Tuhanmu sebagaimana engkau semua melihat bulan ini, tidak akan memperoleh kesukaran engkau semua dalam melihatNya itu. Maka jikalau engkau semua dapati tidak akan dialahkan oleh shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah itu," maksudnya jangan sampai dialahkan oleh sesuatu hal sehingga tidak melakukan kedua shalat itu dan jelasnya ini adalah merupakan perintah wajib. (Muttafaq 'alaih)
Dalam suatu riwayat disebutkan: "Beliau s.a.w. lalu melihat ke bulan pada malam bulan purnama itu - yakni bulan tanggal empat belas."
1049. Dari Buraidah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan shalat Asar, maka leburlah -yakni rosaklah - amal kelakuannya." (Riwayat Bukhari)
Keutamaan Berjalan Ke Masjid
1050. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau petang hari, maka Allah menyediakan untuknya suatu hidangan - yang lazim diberikan untuk tamu - di syurga, setiap kali ia pergi pagi atau petang hari itu." (Muttafaa'alaih)
1051. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
" Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah - yakni masjid - untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu darjat." (Riwayat Muslim)
1052. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Ada seorang dari golongan sahabat Anshar yang saya tidak mengetahui seseorang pun yang rumahnya lebih jauh letaknya dari rumah orang itu jikalau hendak ke masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat oleh sesuatu shalat - yakni setiap shalat fardhu ia mesti mengikuti berjamaah. Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki di waktu malam gelap gulita serta di waktu teriknya panas matahari." la menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada di dekat masjid, sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku."
Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untuk pahala kesemuanya itu - yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala." (Riwayat Muslim)
1053. Dari Jabir r.a., katanya: "Ada beberapa bidang tanah di sekitar masjid itu kosong, lalu keluarga Bani Salimah berkehendak akan berpindah di dekat masjid. Hal itu sampai terdengar oleh Nabi s.a.w., lalu beliau bersabda kepada mereka: "Ada berita yang sampai kepadaku bahawa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu bersabda lagi: "Hai keluarga Bani Salimah, bekas langkah-langkahmu - ke masjid itu - dicatat pahalanya untukmu semua. Maka itu tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, tentu dicatatlah bekas langkah-langkahmu semua itu." Mereka lalu berkata: "Kita tidak senang lagi untuk berpindah."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayat-kan yang semakna dengan Hadis di atas dari riwayat Anas.
1054. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia perihal pahalanya dalam shalat ialah yang terjauh di antara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala-daripada orang yang melakukan shalat itu - dengan munfarid -lalu ia tidur." (Muttafaq 'alaih)
1055. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan di waktu malam ke masjid-masjid bahawa mereka akan memperolehi cahaya yang sempurna besok pada hari kiamat." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)
1056. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan-nya dapat pula menaikkan beberapa darjat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulutlah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Iaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi - seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyak-nya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath, itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memper-banyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)
1057. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau engkau semua melihat seseorang membiasakan -pulang pergi - ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan -yakni bahawa orang itu benar-benar orang yang beriman. Allah Azza wa jalla berfirman: "Hanyasanya yang meramaikan masjid-masjidnya Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir."* sampai ke akhir ayat.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
* Kelengkapan isi ayat di atas, yang tercantum dalam surat al-Bara'ah atau at-Taubah, ayat 16, ertinya adalah sebagai berikut:
"Serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat, juga tidak takut melainkan kepada Allah. Maka mudah-mudahanlah mereka itu termasuk golongan orang-orang yang rnemperolehi petunjuk benar - dari Tuhan."
Keutamaan Menantikan Shalat
1058. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang-halangi ia untuk kembali ke tempat keluarga itu melainkan kerana menantikan shalat." (Muttafaq 'alaih)
1059. Dari Abu Hurairah r.a., pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Dan malaikat itu mendoakan kepada seseorang di antara engkau semua supaya mendapatkan kerahmatan, selama orang itu masih ada di dalam tempat shalatnya yang ia bersembahyang di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat itu mengucapkan: "Ya Allah, ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (Riwayat Bukhari)
1060. Dari Anas r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. mengakhirkan shalat Isya' pada suatu malam sampai ke pertengahan malam, kemudian beliau s.a.w. menghadap - kepada orang banyak - dengan wajahnya setelah selesai bersembahyang, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang-orang sudah bersembahyang dan mereka telah tidur dan engkau semua senantiasa dianggap dalam melakukan shalat, sejak engkau semua menantikan shalat itu." (Riwayat Bukhari)
Post a Comment