Tangan dan Kaki Bersaksi
Tangan adalah anggota tubuh yang paling kerap menjamah dosa dan menjadi alat pemuas angkara. Maka banyak ayat yang mengalamatkan perbuatan dosa manusia sebagai perbuatan tangan manusia. Seperti firman Allah Ta’ala, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura 42: 30) Allah juga mencela perbuatan Abu Lahab dengan kata-kata, “tabbat yadaa abi lahabiw watabba”, celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia.
Di antara mufasir menjelaskan bahwa tangan paling banyak melakukan dosa dibanding anggota badan yang lain. Dalam kontek kekinian, tangan bisa memukul, mengambil, mengunci, memencet remot TV, mengklik mouse untuk melihat tayangan internet, menulis kata-kata kotor. menandatangani sebagai kesaksian untuk kepalsuan dan masih banyak lagi.
Adapun kaki, iapun akan memberikan kesaksian bagi pemiliknya. Kemana saja ia telah mengantarkan majikannya, siapa saja yang telah ditendang dengan kakinya. Dan termasuk para wanita yang suka memamerkan bagian dari kaki yang merupakan aurat yang mesti dijaganya. Begitupun halnya dengan orang-orang yang telah melakukan perbuatan zina ketika di dunia, wal ‘iyadzu billah.
Karenanya, para ulama pendahulu kita sangat berhati-hati menggunakan anggota tubuhnya. Karena mereka tahu, kelak anggota tubuh bisa menjadi musuh yang akan menjatuhkan dirinya ketika menghadapi pengadilan akhirat. Maka sebagai penutup dari tulisan ini, mari kita simak kisah dari Urwah bin Zubeir yang dipaparkan dalam kitab “Shuwar min Hayaatit Tabi’in” karya Ra’fat Basya.
Bahwa sejenis penyakit telah menimpa kaki tabi’in mulia, Urwah bin Zubeir rahimahullah. Hingga mengharuskan sebelah kakinya diamputasi hingga betis agar tidak menjalar ke bagian tubuh yang lain. Dengan pisau penyayat daging dan gergaji pemotong tulang tabib melakukan aksinya. Sementara itu Urwah tak henti-hentinya mengucapkan, “Laa ilaaha Illallah Allahu Akbar “, sang tabib terus melakukan tugasnya dan Urwah juga terus bertakbir sampai selesai proses amputasi itu.
Setelah itu dituangkanlah minyak yang telah dipanaskan mendidih dan dioleskan di betis Urwah bin Zubair untuk menghentikan perdarahan dan menutup lukanya. Urwah sempat pingsan untuk beberapa lama. Maka Ketika Urwah tersadar dari pingsannya, beliau meminta potongan kakinya. Dibolak-baliknya sambil berkata, “Dia (Allah) yang membimbing aku untuk membawamu di tengah malam menuju masjid, Maha Mengetahui bahwa aku tak pernah menggunakanmu untuk hal-hal yang haram.”
Kemudian dibacanya syair Ma`an bin Aus Tak pernah kuingin tanganku menyentuh yang meragukan Tidak juga kakiku membawaku kepada kejahatan Pun juga telinga dan pandangan mataku Tidak pula menuntun ke arahnya pandangan dan akalku Semoga Allah menjaga seluruh anggota tubuh kita dari segala dosa, aamiin. (Abu Umar Abdillah)
Post a Comment